Chapter 26 ⚠️

23.4K 1.9K 319
                                    

Happy Reading

Warning: There is a kiss scene in this chapter

Jaehyun, dirinya tidak berhenti melirik jam didinding. Ia selalu menghela nafas gusar. Ia tidak ingin mengelak sekarang, Jaehyun merindukan Taeyong, ya pria manis itu. Ini selalu terjadi. Jaehyun benar-benar tidak tahu apa yang membuatnya selalu memikirkan bocah itu, seperti tidak ada hal lain saja yang bisa ia pikirkan. Jaehyun merasa lega karena Taeyong tidak benar-benar diculik, bagaimana jika itu terjadi sekarang? Tidak ada yang tahu kan, Jaehyun memiliki feeling yang tidak bagus.

Ia meraih ponselnya yang berada diatas nakas, ia mencoba menelepon seseorang dari ponselnya.

"Jemput Taeyong disekolahnya, sekarang. Tunggu sampai jam sekolah itu berakhir, jangan berani kalian meninggalkan tempat itu sebelum Taeyong pulang. Bawa dia ke restaurant dan tanya apa yang ingin ia makan lalu bawa ia kepadaku"

"Baik tuan, laksanakan"

Tut!

Jaehyun mematikan panggilan saat anak buahnya sudah menerima tugas darinya. Jaehyun sudah bisa merasa sedikit tenang sekarang, pikiran negatif tadi sudah lenyap entah kemana. Sekarang ia hanya perlu menunggu kedatangan Taeyong, mungkin dengan tidur waktu bisa berjalan dengan cepat.

"Tennie tidak mau menggendongku? Kelas kita di lantai 2 kau tahu" Taeyong mengerucutkan bibirnya, ia memperlihatkan tatapan memelasnya pada Ten berharap pria berdarah Thailand itu luluh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tennie tidak mau menggendongku? Kelas kita di lantai 2 kau tahu" Taeyong mengerucutkan bibirnya, ia memperlihatkan tatapan memelasnya pada Ten berharap pria berdarah Thailand itu luluh.

"Yak! Apa-apaan kau menatapku seperti itu?! Kau tidak lihat tubuhku kecil? Bahkan tubuhku lebih kecil darimu, kau mau aku mengalami patah tulang setelah menggendongmu?" Ten mendengus kesal. Taeyong mengeluh karena kakinya kembali terasa sakit, tidak mungkin ia menuruni tangga sambil menggendong Taeyong, ia tidak sekuat itu!. Bisa-bisa mereka berdua akan terjatuh bergelinding mengikuti arah tangga.

Bibir Taeyong melengkung kebawah. Ten benar, ia pasti akan kelelahan karena menggendongnya mengingat tubuh Taeyong dan Ten berbeda ukuran. Tidak banyak, hanya sedikit saja. Tapi tetap saja tubuh Taeyong lebih besar darinya.

"Tunggu disini"

Taeyong mengangguk, ia tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh pria berdarah Thailand itu. Ten berlari keluar kelas meninggalkan Taeyong, apa dia akan membiarkan Taeyong sendirian disini?

"HITAM!"

Mingyu yang sedang berjalan santai ingin menuruni tangga langsung menoleh, Ten tidak meneriaki namanya namun ia merasa saja bahwa dirinya lah yang disebut, mengingat itu adalah julukannya disekolah. Apakah semuan teman sekolahnya itu buta warna? Tidak bisa membedakan warna hitam dan warna coklat?

Only MINE! [Jaeyong] Slow RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang