Our Sun

By MissDarkEyes8

22.9K 2.4K 340

Bagaimana jika seorang Kageyama Tobio yang cuek pada sekitar menemukan seorang balita yang tengah menangis ta... More

OS-01
OS-02
OS-03
OS-04
OS-05
OS-06
OS-07
OS-09
Bukan Update
OS-10
OS-11
OS-12
OS-13
OS-14
OS-15
Special Chapter: Hari Kemerdekaan 🇮🇩
OS-16
OS-17
Special Chapter: Happy Eid Mubarok 🐮

OS-08

1.2K 134 21
By MissDarkEyes8

Part sebelumnya

"Yosh, mari kita pergi keluar." Daichi pun menggendong Hinata dan berjalan ke luar gym. Tak lupa dia juga mengunci pintu gym.

***

Daichi mengajak Hinata berkeliling ke sekitar luar sekolah. Kalau ditanya kok bisa keluar? Percayalah di Jepang tidak ada satpam sekolah. (Maaf kalau aku salah, tapi aku ngambil ini dari apa yang aku liat di anime ya. Mungkin kalau aslinya beda, jadi ini adalah fiksi. Tolong jangan di samakan dengan yang asli)

Gerbang sekolah juga terbuka, jadi baik guru maupun murid bebas keluar masuk tanpa pengawasan.

Oke, back to the topic.

Saat ini Daichi sedang mengajak Hinata melihat-lihat alam sekitar. Tentu saja Hinata yang memang kepribadiannya ceria sangat senang.

Dia bahkan melihat sekeliling dengan binaran di mata bulatnya itu. Terlihat sangat imut bagi siapapun yang melihatnya. Tak terkecuali Daichi.

Percayalah, Daichi sedari tadi menahan untuk tidak menggigit pipi tembam dengan rona merah itu. Dia benar-benar gemas melihat Hinata sekarang.

Hinata begitu antusias melihat sekeliling. Seperti ketika ada kupu-kupu yang terbang mendekatinya lalu hinggap di hidungnya, Hinata hanya diam mengamati kupu-kupu itu untuk beberapa waktu yang cukup lama.

Sampai akhirnya kupu-kupu itu terbang dan Hinata tertawa riang sambil berusaha menggapai kupu-kupu itu. Atau ketika ada seekor kucing yang berjalan di atas tembok seseorang, Hinata akan sangat fokus melihat kucing itu.

Ketika kucing itu mengeong, Hinata akan kembali tertawa dengan riangnya. Sungguh, Daichi baru pertama kali merasakan berjalan-jalan itu sangat menyenangkan.

Selain Hinata yang tidak rewel, jalan-jalan mereka terasa lebih ceria dan menyenangkan karena keantusiasan Hinata sang matahari kecil karasuno.

Merasa lelah Daichi mencari tempat duduk sekitar, tanpa terasa dia sudah berjalan lumayan jauh dari sekolah. Mungkin ini efek dari keceriaan Hinata.

Setelah menemukan tempat duduk yang letaknya berada di taman yang cukup ramai, Daichi bergegas kesana dan mengistirahatkan diri sejenak.

Daichi menaruh Hinata di pangkuannya. Hening. Tidak ada yang bersuara baik Hinata maupun Daichi. Daichi yang memang sudah lelah tidak terlalu memperdulikannha, karena dia pikir Hinata juga sudah lelah tertawa tadi.

Namun, tiba-tiba saja Hinata yang tadinya terdiam berceloteh, "Cama... cama... cama...." Daichi bingung, apa yang dicelotehkan Hinata?

Dia tidak paham bahasa bayi. Hinata terus saja bergerak-gerak seperti ingin menggapai sesuatu sambil terus berceloteh, "Cama... ou-cama... cama...." Daichi semakin bingung dibuatnya.

Karena penasaran Daichi mencoba untuk bertanya kepada Hinata, walaupun dia tidak yakin kalau dia akan paham dengan ucapan Hinata.

"Hinata? Kau mau apa?" tanya Daichi.

Jawaban Hinata tetap sama yaitu 'Ou-cama'. Hanya itu yang bisa Daichi tangkap. Daichi mecoba bertanha untuk kedua kalinya, "Kau ingin turun dan bermain disana?"

Mendengar itu Hinata bergerak lebih kuat, Daichi menangkap itu sebagai kebenaran dari ucapannya. Segera saja Daichi menurunkan Hinata.

Dengan gesit, Hinata berangkang menuju ke salah satu kaki seseorang yang sepertinya sedang mengobrol. Daichi hanya diam mengikuti dari belakang, memastikan bahwa Hinata aman.

Setelah sampai di bawah kaki orang itu, tiba-tiba saja Hinata memeluk kaki orang itu dengan celotehan yang sama. Bedanya nada kali ini terdengar lebih riang. Seperti sudah mendapatkan apa yang dia inginkan.

"Cama!! Ou-cama. Hehe," tawa Hinata.

"Eeh? Bayi? Kok bisa ada bayi disini? Bayi siapa ini? Atau jangan-jangan ini bayi milikmu Iwa-chan," tanya pemilik kaki itu bingung disertai candaan.

Sedangkan seseorang yang dipanggil Iwa-chan itu menggeram marah dan menggeplak kepala orang itu. Geplakanny tidak lah main-main sampai Daichi bisa mendengar suara 'plak' tadi. Sedangkan Hinata? Dia hanya melihat dan tertawa ketika orang itu kesakitan.

Daichi memperhatikan dengan seksama siapa pemilik kaki itu, karena jarak dari tempatnya dengan tempat kedua orang itu cukup jauh. Daichi mendekat. Dan terlihatlah dua orang dengan jaket hijau tosca putih bertuliskan aoba johsai.

Tak salah lagi, dia adalah Oikawa dan Iwaizumi. Oikawa adalah kapten sekaligus setter dari club volly aoba johsai sedangkan Iwaizumi adalah wing spiker club volly tersebut. Mereka juga salah satu rival karasuno.

Segera saja Daichi menghampiri Oikawa dan Iwaizumi yang sedang kebingungan. "Yo! Oikawa, Iwaizumi. Sudah lama tidak bertemu, bagaimana kabar kalian?" sapa Daichi.

Mereka berdua dengan serempak menoleh ke arah Daichi. "Yo, Daichi! Kami baik-baik saja, omong-omong sedang apa kau disini?" tanya Oikawa sedangkan Iwa hanya diam menatap saja.

"Aku sedang mengajak jalan-jalan Hinata," ucap Daichi.

"Chibi-chan/Hinata?" tanya mereka berdua serempak. Daichi mengangguk.

"Lalu, dimana dia?" tanya Oikawa.

"Itu yang sedang berada di gendonganmu," jawab Daichi santai.

"Ooh yang berada di gendonganku dia ini-" Perkataan Oikawa terhenti. Oikawa menoleh dengan cepat ke arah Daichi dengan pandangan bingung. Begitu pula dengan Iwaizumi.

"EHHHH???"

~~~

"Ooh, jadi chibi-chan ini berubah menjadi bayi begitu saja?" tanya Oikawa setelah mendengar cerita dari Daichi sambil mengajak main Hinata. Daichi mengangguk.

Yap, seperti yang kalian ketahui. Oikawa dengan sifat keponya menuntut penjelasan dari Daichi dengan begitu berisik.

Sampai akhirnya dia terkena tamparan lagi. Bukan. Bukan Daici yang menampar, sudah pasti Iwaizumi yang menampar.

Pemuda alis tebal itu sungguh kekurangan kesabaran ketika bersama Oikawa.

"Apa kalian sudah tau penyebab Hinata berubah menjadi bayi?" Kali ini Iwaizumi yang bertanya.

"Belum, kami juga bingung bagaimana bisa. Kami belum sempat mencari alasannya, karena kami kemarin masih terlalu shock dengan ke adaan Hinata, sampai-sampai lupa mencari penyebab mengapa hinata menjadi bayi," jelas Daichi.

Oikawa dan Iwaizumi mengangguk, mereka berpandangan satu sama lain lalu mengangguk bersamaan lagi. Daichi yang melihat itu tentunya bingung.

Sedangkan Hinata? Dia hanya terus memperhatikan ketiga orang dewasa di hadapannya dengan mata bulatnya. Ekspresinya sangatlah lucu.

(Abaikan kuping)

Oikawa, Iwaizumi, dan Daichi yang melihat itu mati-matian menahan untuk tidak menggigit pipi gembil Hinata.

Tapi tidak dengan Oikawa. "AAAAAA AKU TIDAK TAHAN LAGI. CHIBI-CHAN MENGAPA KAU BEGITU IMUT, HM?" ucap Oikawa dengan keras sambil menciumi gemas Hinata.

Hinata yang diperlakukan seperti itu bukannya menangis malah tertawa begitu riang. Menambah keimutan yang dimilikinya, dan membuat Oikawa semakin gemas.


Bukan hanya mereka bertiga saja yang gemas, orang-orang di sekitar mereka ikut gemas apalagi saat Hinata mengeluarkan tawa renyahnya.

"Yosh, aku dan Iwa akan ikut membantu mencari penyebab Hinata menjadi bayi," ucap Oikawa dan Iwaizumi memgangguk mengiyakan.

"Hontou? Arigato, kami sangat terbantu. Kalau begitu, aku dan Hinata akan kembali ke sekolah. Mereka pasti sudah menunggu," jawab Daichi.

"Hee? Tapi aku masih ingin bersama chibi-chan," ucap Oikawa sambil memeluk Hinata erat-erat.

"Demo, Suga akan marah jika aku pulang tidak membawa Hinata," jawab Daichi.

"D-demo... Iwa-channnn~" Lagi, sifat manja Oikawa kumat lagi.

Iwaizumi menghela napas, saat ini dia harus lah bertindak. Kasihan Daichi kalau Oikawa tetap membawa Hinata. Bisa-bisa Daichi habis oleh Suga.

"Shitty-kawa. Berikan Hinata kepada Daichi," ucap Iwa dengan tegas.

Oikawa yang mendengar nada suara Iwaizumi bergidik ngeri. Dia paham betul itu adalah perintah dan Iwa tidak akan segan-segan memukulnya apabila tidak melaksanakannya.

Dengan berat hati Oikawa memberikan Hinata kepada Daichi. Daichi pun menerimanya dengan senang hati. Dalam hatinya dia sangat berterima kasih kepasa Iwa.

Oikawa begitu lesu, padahal dia masih ingin bermain bersama Hinata dan mengajaknya ke seijoh. Melihat itu Iwa menjadi tidak tahan. Dia tidak suka melihat muka lesu Oikawa. Dikarenakan muka Oikawa seperti biasa saja sudah buruk, bertambah buruk saat Oikawa murung.

"Nanti kita izin kepada Suga terlebih dahulu," ucap Iwa singkat.

Oikawa yang mendengar itu menoleh begitu cepat ke arah Iwa, "Arigato, Iwa-chann~" ucap Oikawa riang seraya memeluk Iwaizumi.

Iwaizumi yang dipeluk Oikawa merasakan pipinya memanas. Segera saja dia memujul Oikawa untuk menutupinya.

Daichi hanya mengamati dalam diam, "Jhaa, aku pergi dulu. Sampai jumpa lagi Oikawa, Iwaizumi," ucap Daichi.

Oikawa dan Iwaizumi melambaikan tangannya membalas ucapan Daichi. Tapi, baru saja beberapa langkah Daichi berbalik menjauhi mereka suara tangisan bayi terdengar begitu keras.

***
Hai minna, gimana kabarnya? Makasih ya atas dukungannya. Maaf ya kalau aku lama updatenya, hehe. Kira-kira kalau aku tambah 5 lagi gimana? Jadi, aku bakal update kalau vote sudah mencapai 30. Setuju ga? Setuju lah ya, hehe. Sekali lagi makasih semua. Selamat membaca, maaf kalau ada typo dan lain-lain.

Jangan lupa vote, komen, and share. See youuu.

Bonus pict:

Continue Reading

You'll Also Like

256K 28K 94
Ini Hanya karya imajinasi author sendiri, ini adalah cerita tentang bagaimana kerandoman keluarga TNF saat sedang gabut atau saat sedang serius, and...
27.8K 3.2K 14
Cerita ini tidak bermaksud untuk mengubah cerita Naruto karya Mas Masashi. Ini murni hanya imajinasi saya sebagai penulis FF yang selalu mengimajinas...
15.7K 2K 64
menggambil beberapa cast mlc dan tboy, cerita mungkin diluar ekspektasi pembaca, hasil dari ngehalu🙂
643K 11.1K 21
Megan tidak menyadari bahwa rumah yang ia beli adalah rumah bekas pembunuhan beberapa tahun silam. Beberapa hari tinggal di rumah itu Megan tidak me...