GALARA [END] ✔️

بواسطة Diitar

330K 17.8K 5.5K

⚠️ JANGAN PLAGIAT! ••• Siapa yang tak mengenal Gara Elang Rajawali? Hampir semuanya mengetahui nama itu. Bahk... المزيد

01. Rosas Negras
02. Masalah nama
03. Ramalan Gilfa
04. Kecupan dari Gara
05. Dijodohkan?
06. Kamu, Lo!!
07. Fitting baju
08. Raganda menyerang
09. Si pengkhianat
10. Sah!
11. Ditolak terus
12. Di adu domba lagi
13. Gara celaka
14. Kertas kosong
15. Teka teki
16. Leon
17. Senyum misterius
18. Ngetes doang padahal
19. Singa betina marah
20. Hari bersejarah untuk Gilfa
21. Mencoba
22. Cukup menunggu
23. Ada apa dengan Leon?
24. Gak ada Leon gak seru
25. Mimpi dan penyesalan
26. Mengingat lagi
27. Malam yang terkutuk
28. Gara salah paham
29. Terumbar
30. Malam yang menyakitkan
31. Antara iya dan tidak
32. Ada apa dengan Gilfa?
33. Mengetahui, rencana, dan kebahagiaan
34. Anniversary dan tawuran
35. Sampai jumpa
36. Sebuah aib
37. Satu kesalahan yang berdampak
38. Memulai lagi dari awal
39. Thanks
40. Basi!
41. Seperti mati lampu
42. Gara mesum
43. Tidak sesuai ekspektasi
44. Pamit
45. Surat
46. Janji
47. Kembali, tapi bukan sekarang
48. Prom night dan pesan misterius
49. Penentu takdir
50. the end of everything
CERITA BARU

EXTRA CHAPTER

11.6K 269 46
بواسطة Diitar

Terima kasih untuk kalian yang setia baca GALARA sampai extra chapter🙏

Apresiasi dari kalian bikin aku semangat nulis. Dan aku gak akan pernah lupain kalian yang udah baca cerita ini, pokoknya terimakasih banyak🖤🖤🖤

“Kita satu, untuk selama-lamanya.”

—Gilfa Rayanna Prameswari

"Kita yang disatukan oleh keadaan, terhalang ego dan kesalahpahaman, hingga takdir memposisikan kita menjadi satu, seutuh-utuhnya.”

—Gara Elang Rajawali

“Apapun endingnya, terima kasih sudah menjadi salah satu orang yang berpengaruh dalam proses pendewasaan.”

—Galara

So happy reading<3

•••

Satu tahun sudah berlalu. Kini kehidupannya semakin cerah layaknya pelangi yang turun sehabis hujan.

Keadaan yang dulu dan sekarang jauh lebih berbeda. Semua pertikaian maupun permasalahan sudah jarang mereka temui lagi.

Yang ada. Untuk sekarang, tahun ini, mereka lebih memikirkan bagaimana cara mengatasi permasalahan dalam percintaan, contohnya seperti Jiwa yang masih adu konflik dengan Rain, Juki yang memperjuangkan cinta beda agamanya dengan Nara. Selebihnya, mereka tengah memikirkan permasalahan hidup.

Beban keluarga sering kali menjadi julukan untuk mereka. Ya, untuk para kaum rebahan setelah lulus sekolah pasti akan seperti itu 'kan? Menjadi pengangguran, bukannya tak ingin cari kerja tapi melamar pekerjaan di tahun sekarang itu berbeda dengan jaman dahulu.

Sebagian ada juga yang melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.

Sudah. Kita lewati saja permasalahan mereka, yang tak lain para mantan anggota inti Rosas Negras dan lainnya.

Kita kembali pada pembahasan yang pertama, tentang Gara dan keluarga.

Taman luas milik Gara sudah dihias sedemikian rupa. Dari dekorasi yang bertemakan safari dan aneka balon yang berwana Gray, dark green, light green, dan gold.

Meja panjang serta kursi sudah rapih terjajar ditengah-tengah. Hiasan lain seperti dedaunan plastik dan mainan jerapah menjadikan hiasan lebih menarik.

Para tamu undangan dari sahabat Gara dan Gilfa serta keluarga besar sudah hadir untuk memeriahkan acara ulang tahun yang pertama bagi anak Gara.

Gara dan Gilfa berjalan menuju tempat acara, tak lupa ditengah-tengah mereka terdapat bocah kecil yang memakai balutan baju yang senada seperti Mama dan Papanya.

"Selamat malam!" ucap Gara kepada semua orang yang telah hadir.

"Malam!"

"Astaga anak lo makin ganteng aja, Ga. Kayak gue sumpah dah!" ujar Juki tak lupa dengan cengiran khasnya.

"Iya sama gantengnya, bedanya lo versi tuanya," sambung Samuel sambil mendekat ke arah Gara. "Btw, selamat ulang tahun ponakannya Om," lanjutnya sembari memberikan paper bag yang sudah pasti isinya kado.

"Sam mulutnya harus di sekolahin lagi kayaknya ya? Dari dulu kalau ngomong langsung asal cetus aja, kan gue malu!"

"Ya elah, emang faktanya lo udah tua, mau gimana lagi?" balas Zian.

"Baru juga umur 19 gak tua lah itu!"

"Eh eh, lo semua hilangin deh kebiasaan buruknya. Ini kita lagi di acara ultah jangan berantem dulu bisa gak?" sentak Dewa.

"Ya ampun suhu!"

Keluarga kecil Gara menuju podium yang sudah dihias. Di hadapan mereka terdapat cake  ulang tahun yang tingginya sampai tiga tingkat. Ada juga beberapa cup cake, cotton candy, kue berbentuk hewan, souvernir dan hiasan-hiasan lain yang menghiasi meja putih tersebut.

"Selamat malam. Pertama-tama saya mengucapkan terima kasih banyak untuk kedatangan kalian di acara ini. Saya hanya ingin meminta doa dari kalian terkhususnya untuk anak saya, di usianya yang ke satu tahun, semoga Cio bisa jadi panutan untuk semua orang, menjadi anak yang Sholeh dan bisa menjadi kebanggaan orang tua maupun orang lain."

Lagu selamat ulang tahun terdengar, para tamu berdiri dan sama-sama menyanyikan lagu tersebut. Suasana malam ini begitu mengasyikkan dan terharu.

Melihat Lucio yang sedari tadi tersenyum dan tertawa membuat mereka hanyut ke dalam pesat ini. Lucio, anak laki-laki yang selalu ceria dan hiperaktif berhasil membuat orang lain menyukainya.

Ditambah dengan sebuah kalung liontin perak bertengger di lehernya sudah menjadi ciri khas bagi anak kecil itu. Hadiah pemberian Leon pada waktu itu akan menjadi hadiah yang paling penting bagi kehidupan Gara dan keluarga kecilnya.

Setelah acara selesai. Kini beberapa anggota keluarga dan teman-teman Gara berkumpul di ruang tengah.

Mereka menikmati acara berkumpulnya sebelum nanti sibuk dengan urusannya masing-masing.

"Kak Gilfa nanti Cio tidur sama Gavi, ya?"

"Kalau Cio nya gak nangis sih boleh aja."

"Pasti dia mau nanti aku sogok deh pakai robot-robotan."

"Iya terserah kamu aja deh. Kakak ke sana dulu ya?"

Gilfa menaruh nampan yang berisi minuman itu di meja. Lalu duduk di sebelah suaminya. Cio yang sadar dengan kedatangan Mamanya langsung merentangkan tangan, meminta untuk segera di gendong.

"Gil lo keibuan banget sih. Jadi pengen gue," ucap Rain.

Gilfa tersenyum untuk menanggapi. "Makannya lo cepet-cepet nikah biar rasain gimana punya anak."

"Gimana mau nikah kalau masih ada konflik mah!"

Seketika Rain cemberut. Mengingat dia dan Jiwa yang sedang tidak baik-baik saja. Awal permasalahannya akibat Rain yang diantar pulang oleh teman se-fakultasnya. Di sana Jiwa cemburu dan mendiamkan Rain hingga beberapa hari. Sampai sekarang hubungan mereka masih belum ada baiknya.

"Lo berdua udah pada besar nih. Coba dong atasi setiap masalah dengan baik-baik, jangan pake otot atau ego masing-masing. Kalau gitu terus, yang ada hubungan kalian hancur."

"Nah dengerin apa yang bapak Gara bilang. Dia juga dulu bego banget ya sia-siain si Gilfa sampai akhirnya kejadian itu bikin dia sadar. Gak nyangka anjir sumpah!! Kenapa bapak Gara bisa selanggeng ini."

"Karena gue emang udah sadar," ucap Gara. "Sadar sama semua perlakuan gue selama ini, tapi setelah dikasih kesempatan buat lebih baik lagi, gue coba dan akhirnya sampai titik ini gue bahagia."

"Akibat siapa dulu?" tanya Zian.

"Leon lah!" sambung Samuel pelan namun masih bisa di dengar oleh mereka.

Suasana menjadi hening. Sudah satu tahun setengah hidup mereka tak berarti tanpa adanya Leon. Namun, dari setiap kejadian dan masalah yang dulu-dulu, mereka mencoba untuk berdamai.

Intinya, mencoba untuk mendewasakan diri di setiap keadaan. Dan keuntungannya pun pasti akan ada feedback nya dengan orang lain.

"Sumpah gue manusia yang bodoh. Gue bisa bahagia tapi kalau inget dia  gue jadi sedih."

"Banyakin doa aja. Leon di atas sana pasti seneng lihat kita yang udah berubah. Kita yang lebih baik dari dulu."

"Leon bakalan tetap ada di hati kita masing-masing. Semua tingkah dan perlakuannya selama ini gak akan pernah kita lupain. Leon satu-satunya orang yang bisa bahagia walau hatinya terluka."

Suara tangis Cio terdengar keras sampai membangunkan Gilfa. Sedangkan Gara, lelaki itu tetap betah memeluk tubuh Gilfa begitu erat. Kepalanya pun masih tetap setia berada di ceruk leher Gilfa.

Gilfa mencoba untuk melepaskan pelukan itu, namun Gara semakin mengeratkan.

"Gara please bangun deh! Cio nangis tuh."

Gara terusik dari tidurnya. Bukannya bangun, malahan Gara semakin erat untuk memeluk Gilfa.

"Gara!" Gilfa mencoba sekali lagi melepaskan tangan Gara dari tubuhnya. "Gara lepasin dulu, Cio nangis."

Gara bergumam. Lalu membalikkan posisi tidurnya membelakangi Gilfa.

"Dari tadi kek!" Setelah lepas dari jeratan suaminya. Gilfa berlari ke kamar anaknya, hanya perlu beberapa detik Gilfa sudah ada di kamar anaknya.

Cup cup cup

"Anak Mama kenapa nangis, hm?"

"Cio lapar ya? Mandi dulu ya, habis itu Mama bikinin makan, oke!"

Selang beberapa menit untuk memandikan dan memakaikan baju. Gilfa membawa Cio masuk ke kamarnya, lalu menaruh anak laki-laki itu di dada suaminya. Cio pun langsung tertawa dan berceloteh.

"Cio sama Papa dulu ya?"

"Ma... ma... da... dada.."

Gilfa tersenyum melihat anaknya yang berceloteh.

Di dapur. Gilfa menyiapkan segala bahan makanan yang akan dibuat. Kebetulan juga Gara libur bekerja dan kuliah jadi ia ingin meminta pada Gara untuk berziarah ke makam Leon.

Mendengar nama Leon kemarin malam membuat Gilfa teringat lagi. Kebersamaan mereka dan canda mereka. Sungguh Gilfa ingin mengulang ke masa-masa dulu di mana masih ada Leon.

Tiba-tiba sebuah tangan besar memeluk Gilfa begitu erat. Dari harum shampoo nya Gilfa sudah tebak jika ini ulah suaminya.

"Pagi sayang."

"Pagi."

"Simpel banget jawabnya. Gak asik!"

"Asikin dong," ujar Gilfa sembari terkekeh.

"Awas tangannya, ganggu nih lagi masak."

"Biarin. Kangen aku."

"Kangen-kangen, setiap hari juga ketemu. Mana Cio?"

"Ada tuh lagi duduk." Gara semakin mengeratkan pelukannya tak lupa dengan jahil lelaki itu mengecup permukaan leher Gilfa yang terlihat.

"Ahh Gara awas!"

"Kok desah?"

"Siapa? Enggak ya! Awas ganggu banget deh!"

"Enggak!"

Gara semakin gencar menjahili Gilfa. Hingga satu cubitan keras ia hadiahkan pada tangan Gara.

"Aww Gil sakit!"

Gilfa berbalik untuk menatap Gara. "Makannya jangan suka jahil! Orang lagi masak juga malah ganggu."

"Jahat banget!"

Gara dan Gilfa sudah sampai di TPU. Tempat di mana manusia kembali pada Sang Maha Pencipta. Gilfa dan Gara berjalan berdampingan tak lupa di tangan mereka membawa keranjang yang sudah di isi oleh bunga mawar. Cio tidak di bawa karena akan merepotkan.

Ketika mereka sampai di tempat makam temannya. Langkah mereka terhenti untuk sesaat. Di pusara Leon terdapat seorang perempuan yang tengah menunduk menatap nisan Leon.

Entah siapa perempuan itu, Gilfa dan Gara belum pernah bertemu ataupun mengenal.

"Permisi," ucap Gilfa setelah berhadapan langsung dengan perempuan tersebut.

Perempuan itu mendongak. Alisnya mengkerut untuk beberapa saat. Lalu perempuan itu tersenyum dan berdiri. Terdapat jejak air mata di sana, mungkin saja perempuan itu sudah selesai menangis.

"Maaf."

"Tunggu, kamu siapa?"

Perempuan itu diam. Namun senyumnya tidak hilang sedikitpun dari bibirnya. Membuat Gara dan Gilfa semakin penasaran.

"Jenna."

"Hubungannya dengan Leon?"

Jenna menunduk dalam. Air matanya kembali lolos mengenai pipi mulusnya. "Pacarnya."

Sontak hal itu membuat Gilfa dan Gara diam. Pacar? Sejak kapan Leon memiliki pacar? Yang mereka tahu, Leon tidak memiliki pacar, atau bisa saja selama ini Leon tidak mengumbar-umbar tentang kekasihnya?

Udah sampai sini aja deh.

Yang mau tahu kelanjutan siapa Jenna kalian bisa baca cerita series Galara, yang berjudul ENTERTAINER.

Ramein ya guys insyaallah aku bakalan sering up kalau urusan sekolah udh selesai plus kalau gk sibuk

Mohon maaf jga kalau aku ada salah🙏 maaf jg ceritanya gak sesuai ekspektasi kalian, krn aku jg masih harus bnyk belajar lebih baik lagi. Dan gk semudah kupas kulit kacang buat bikin cerita sampai tamat kek gini

Pokoknya banyak terima kasih sama kalian semua🙏🖤🖤 tanpa kalian cerita ini gk akan pernah sampai tamat:))

Bye sampai ketemu lagi👋🤙

Btw, jaga kesehatan ya jangan sampai sakit🖤😍

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

19.2K 1.5K 13
[MPREG] [FLUFF] Isinya tingkah imut jisung yang masih toddler bersama kedua orang tuanya yang bekerja sebagai aktor. Cerita keluarga bahagia !
88K 7.5K 44
I will always be loyal to you futa Freen Marvel Engelbert & Rebecca loevarnost
NARAFA بواسطة Luell

قصص المراهقين

267K 13.3K 58
[SEGERA TERBIT] Ini kisah tentang Kanara, gadis berparas cantik dengan tingkah laku ajaibnya yang bisa membuat siapa saja geleng-geleng kepala. Ini j...
SAGARALUNA بواسطة Syfa Acha

قصص المراهقين

3.2M 159K 25
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...