MY BOSS, MY LOVES - END

our_heaven द्वारा

484K 47.7K 2.3K

Mengenai HUANG RENJUN yang terpaksa menggantikan posisi kembaranya yang tiada karena sebuah kecelakaan untuk... अधिक

01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20 🔞
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42🔞
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
Epilog
#Bonchap

31

5.9K 621 76
our_heaven द्वारा

suara motor melaju kencang terdengar sangat keras di malam yang sangat sepi.

kedua pengendara, yang mengendarai motor sportnya dengan kecepatan melebihi batas, tidak peduli dengan apapun.

kedua pengendara itu tiba tiba memelankan kecepatan motornya lalu membuka kaca helm yang mereka pakai.

"jeno, apa mereka sudah membawa mangsa bersama kawananya, untuk kita basmi?"

ya... kedua pengendara itu adalah jaemin dan jeno yang akan melakukan rencana yang mereka rancang dengan sangat matang.

"sudah. mereka juga sudah menyiapkan senjata kesayangan kita, untuk menebas para mangsa"

"ah baiklah, tapi aku mungkin ingin menembak dengan pistol kesayangan ku, apa mereka juga sudah menyiapkanya?"

"tentu saja, mereka menyiapkan semua senjata kesayangan kita"

"yasudah, kita harus cepat, sebelum injunie ku bangun dan tak mendapati ku di sampingnya"

"ah baiklah, aku juga takut pudu ku merindukanku"

jaemin dan jeno menurunkan kaca helm yang mereka pakai untuk menutupi wajah mereka dan kembali mengendarai motor dengan kecepatan tinggi yang melebihi batas.

mereka sangat tidak sabar, untuk menebas atau bahkan menembak mangsa mereka bersama kawananya.

mangsa yang sangat membuat mereka geram dan tidak bisa untuk dibiarkan, kim heejin.

jaemin dan jeno telah sampai di markas mereka yang berada di dekat hutan jauh dari pekarangan warga.

markas yang mereka gunakan untuk membunuh mangsa yang membuat geram atau bahkan hama yang mengganggu.

jaemin dan jeno turun dari motor dan melepas helm yang mereka pakai lalu masuk kedalam markas.

banyak anak buah yang menundukan kepala mereka menyambut kedua boss besar mereka.

jaemin dan jeno hanya berjalan dengan wajah datar dan dingin mereka, aura mereka sangat  mencekam sampai mereka masuk kedalam ruangan yang di khususkan hanya untuk membunuh.

jaemin dan jeno dapat melihat sosok perempuan yang terikat di kursi dengan mata tertutup dan kawananya yang juga diikat dibawahnya.

"jeno, kau urus kawananya. aku akan urus mangsa yang membuat ku geram" ucap jaemin pada jeno.

"baiklah, aku akan mengurus hama yang melukai pipi pudu ku, nanti aku juga akan mengurus mangsa itu" balas jeno berjalan mendekati lemari di sudut ruangan yang berisi seluruh senjata kesayangan nya.

sementara jaemin, ia berjalan mendekati mangsanya, kim heejin yang sudah membuatnya marah dengan kelakuanya yang sayangnya tidak bisa jaemin diamkan.

jaemin kini berada tepat di depan heejin. mangsa didepanya sibuk memberontak dan berteriak.

"lepas!, cepat lepaskan aku sialan!" teriak heejin memberontak

jaemin hanya menatapnya dingin dan datar. ia mengangkat tanganya.






Plak!






satu tamparan keras mengenai, pipi putih heejin, jaemin kini dapat melihat pipi heejin yang memerah akibat tamparan darinya.

"akh! siapa yang berani menamparku sialan!"

"aku yang menamparmu" ucap jaemin dengan suara yang turun beberapa oktaf

heejin terpaku saat mendengar suara yang mirip dengan jaemin, dalam hati heejin, ia tidak percaya jika yang menamparnya adalah jaemin. pasti hanya suaranya saja yang mirip dengan jaemin, pikir heejin dalam benaknya.

"kau pasti bukan jaemin oppa kan? tapi mengapa suara mu mirip dengan jaemin oppa?"

"heejin, kau salah. aku memang jaemin" ucap jaemin membuka ikatan yang menutup mata heejin

heejin membelakakan matanya tak percaya melihat jaemin menatapnya datar, ia benar benar tak percaya jiak jaemin yang menamparnya.

"terkejut?"

"b-ba... bagai... bagaimana b-bi... bisa?"

"hm? tentu saja bisa heejin, kau yang memulai dan aku hanya melayani mu jika kau ingin merasakan nafas mu terhenti"

"apa maksud oppa?"

"jangan memanggil ku oppa sialan! kau terlalu kotor untuk memanggil ku dengan sebutan itu"

"kenapa oppa seperti ini pada ku hiks..." ucap heejin yang kini mulai menangis

"cih, hentikan air mata mu itu, kau terlalu banyak drama"

"hiks... kenapa oppa melakukan ini pada ku! kenapa!" teriak heejin pada jaemin.






Plak!






"sudah ku bilang jangan memanggilku oppa sialan!" ucap jaemin kembali menampar heejin

"akh... hiks... sakit"

"ini belum seberapa, renjun bahkan lebih menderita dari ini!"

"kenapa! hiks... kenapa! oppa lebih memilih lelaki sialan itu!"

"diam! kau tak berhak menilai renjun dengan pandangan mu, dia bahkan lebih berharga dari mu"

jaemin menarik rambut heejin, membuat erangan dan ringisan juga tangisan dari heejin yang merasa sakit dengan perlakuan jaemin.

"akh! hiks... lepas" lirih heejin dengan tangisan"

"cih, bahkan renjun lebih banyak mengeluarkan air matanya yang berharga hanya karena kau, yang tidak berguna!" geram jaemin mengingat renjun yang menangis ketakutan karena pesan berisi ancaman

"kau seharusnya bersama ku! bukan bersama lelaki aneh itu!"






Bugh!






satu pukulan mendarat pada pipi heejin, tentu jaemin yang melakukanya.

"sudah ku bilang jangan menilai renjun dengan pandangan mu, bajingan!"

"apa! benar kan dia aneh! dia bahkan bisa hamil!" 

"dia bukan aneh! tapi dia memiliki anugrah yang tuhan berikan padanya, bukan seperti mu, anugrah dari tuhan yang sangat menyusahkan bahkan tidak berguna!"

jaemin berjalan menuju lemari di sudut ruangan, sama seperti jeno. ia mengambil pisau kecil namun tajam dari lemari di sebelah lemari milik jeno yang berisi senjata kesayanganya.

jaemin dan jeno memiliki lemari yang berisikan senjata senjata mereka sendiri. 

jaemin kembali berjalan mendekati heejin, jaemin dapat melihat wajah heejin yang ketakutan dan badanya yang bergetar.

jaemin tersenyum tipis, ia akhirnya dapat membalas perbuatan orang yang telah menyakiti renjunnya dengan lebih menyakitkan.

sementara di sisi jeno... ia masih memukul brutal orang suruhan heejin yang telah memukul pipi haechan.

dua orang suruhan heejin sudah tergeletak tak bernyawa akibat jeno yang menembak dan menusuk tepat pada jantung.

"bagaimana?" tanya jeno remeh

"cih, seperti ada yang menggelitik ku" ucap orang itu dengan wajahnya yang penuh lebam bahkan sudut bibirnya mengeluarkan darah.

"tenang saja, ini masih permulaan" ucap jeno dengan smriknya

jeno kembali memukul orang itu, pukulan, tendangan semua ia layangkan pada orang itu. jeno menginjak wajah orang itu dengan keras.

"akh!"

jeno dapat mendengar erangan kesakitan dari orang itu tapi jeno belum puas, jadi ia harus melakukan apapun sampai ia puas bukan?

"Hendery! bawakan aku pistol glock 42 dan katana!" perintah jeno pada orang kepercayaan nya yang menyaksikan apa yang ia lakukan dari jauh.

"baik tuan!" balas hendery mengambil apa yang di perintahkan oleh jeno

hendery berjalan mendekat pada jeno, ia memberikan katana pada jeno, dan ia menjauh sedikit dari jeno dengan pistol yang masih di tanganya.

hendery akan menunggu jeno, jika jeno meminta pistol yang ada di tanganya, hendery akan mendekat dan memberikanya pada jeno, tapi jeno meminta katana terlebih dahulu jadi ia harus menunggu jeno menggunakan kedua senjata yang jeno minta.

"sekarang, aku sudah memegang benda yang tajam yang bisa menebas kepalamu dalam waktu yang singkat" ucap jeno mengusap ketana nya

"apa yang ingin kau lakukan pada ku!"

"tidak banyak, aku hanya ingin membuat mu tak bernafas.  mudah bukan?"

"a-a... apa?!"

"kenapa terkejut begitu, kau harusnya sudah tau mengapa kau dan tuan mu itu di bawa ke sini bukan?"

"jangan membunuh ku!"

"hm? tadi kau sendiri bilang jika pukulan ku seperti menggelitik mu, jadi aku akan membuat gelitikan itu menjadi tebasan pada tubuh mu"

"ja-ja... jangan! akh!"

jeno menebas tangan kiri orang itu.

"ini untuk mu yang mengikuti perintah dari heejin"

"akh! jangan!"

jeno kembali menebas tangan kanan orang itu.

"ini untuk mu yang menendang perut hyung kesayangan ku"

"akh! aku mohon berhenti!"

jeno tak mendengarkan permintaan orang itu, ia tetap melakukan apa yang ingin dia lakukan.

"ada yang ingin kau katakan sebelum kepala mu terpisah dari tubuhmu?"

"aku mohon, jangan bunuh aku" lirih orang itu kesakitan

"kata kata itu tidak berguna untuku"

"terakhir... ini untuk mu yang sudah memukul pipi kekasih  yang sangat aku cintai melebihi apapun"

dan... jeno langsung menebas kepala orang itu.

jeno menatap tubuh orang itu yang sudah tak terbentuk, ia hanya memasang wajah datarnya.

bahkan wajah jeno sedikit terkena darah dari orang itu. dan tubuhnya... penuh dengan darah dari orang yang ia bunuh.

jeno melempar katananya, lalu berjalan mendekati jaemin yang tengah menyiksa heejin dengan menyayat tubuh heejin.

"bagaimana? apa hama kecil itu tersiksa?" tanya jeno datar pada jaemin yang sibuk menyanyat pipi heejin

"kau bisa lihat bukan? wajahnya yang penuh dengan sayatan dan ringisan juga tangisan yang dia keluarkan"

"tapi... aku kurang puas"

"aku juga, ayo lakukan bersama hingga kita puas"

"ah aku akan menembaknya nanti jadi kau saja dulu"

"kau bisa memukul atau menamparnya, ah iya suruh anak buah yang lain membawakan air"

"tentu"

jeno memperintahkan anak buahnya untuk membawakan satu ember berisi air, jeno tau apa yang jaemin inginkan.

sampai anak buahnya membawa apa yang jeno dan jaemin inginkan, jeno langsung saja menyiram satu ember air pada heejin. membuat suara pekikan dan teriakan heejin.

"akh! sa-sa.. sakit" ucap heejin merasaksn perih di seluruh tubuhnya

"aku mohon, lepaskan aku, aku janji tidak akan melakukan apapun pada renjun lagi" mohon heejin pasrah

jeno dan jaemin hanya diam menatap heejin yang terus mengerang kesakitan. bahkan mereka terkesan tak peduli.

"tidak semudah itu, apa yang renjun hyung rasakan, tak separah apa yang kau rasakan" ucap jeno

"ingin langsung membuatnya tak bernafas?" tanya jaemin

"boleh saja, aku juga malas berlama lama disini hanya untuk mengurus hama yang tak berguna" timpal jeno

"baiklah, aku akan mengambil pistol colt 1911 kesayangan ku dulu" ucap jaemin menjauh dari jeno dan heejin

sementara jaemin mengambil pistolnya, jeno sudah lebih dulu menggenggam pistol glock 42 di tanganya, ia hanya perlu memanggil hendery untuk memberikanya pistol yang ada di tangan hendery.

"bagaimana heejin? sudah merasa berada di neraka?" ucap jeno

"kenapa oppa juga sama!"

"ssttt, aku juga melakukan ini karena kau sendiri yang membuat ku dan jaemin melakukannya padamu"

"hanya untuk lelaki aneh sepertinya? cih, bahkan aku lebih baik darinya"

"hei... kau mungkin cantik, tapi kau tak secantik hyung ku, kau mungkin terlihat baik tapi nyatanya kau memiliki hati yang busuk"

"benar yang jeno katakan, kau memiliki hati yang busuk yang membuatmu tak bisa berpikir secara jernih dan membuat mu dikendalikan oleh ego dan kecemburuanmu" timpal jaemin mendekati heejin

heejin menatap jaemin dan jeno dengan amarahnya, dalam hatinya, ia seharusnya langsung saja membunuh renjun dan bayinya tanpa harus menerornya.

"sekarang sudah siap untuk tak bernafas lagi heejin?"

"aku mohon, lepaskan aku"

"tak ada kata lain? kata kata mu itu tak berguna untuk ku" ucap jeno jengah, semuanya hanya memohon untuk dilepaskan

"sudah, lebih baik kita langsung saja, aku tak mau membuat injunie ku khawatir. aku takut jika ia terbangun"

"ah baiklah"

"ucap kan selamat tinggal heejin"






Dor!






dua tembakan langsung mengenai jantung heejin. membuat heejin kini tak bernyawa.

jaemin dan jeno tersenyum senang, mereka sudah puas dan mereka sudah membunuh hama hama yang tak berguna.

jaemin dan jeno melempar pistol mereka lalu berjalan mendekati hendery.

"hendery, apa semua yang ku minta sudah siap?" tanya jaemin

"sudah tuan, mereka sudah menabrakan mobil ke pinggir jembatan"

"suruh beberapa anak buah membawa heejin, masukan tubuhnya kedalam mobil itu, lalu bakar mobil itu, pastikan mayatnya terbakar"

"baik tuan" ucap hendery

"dan... untuk tiga orang itu, jual organ mereka yang masih bisa di jual"

"baik tuan, ada lagi yang harus saya lakukan?"

"seperti biasa, bersihkan senjataku dan jeno, pastikan semuanya berjalan lancar tanpa ada yang curiga"

"baik tuan"

"baiklah aku dan jeno akan membersihkan diri"

hendery membungkukan tubuhnya, lalu ia memerintahkan anak buahnya untuk membawa heejin dan melakukan apa yang tuanya perintahkan.













--------













jaemin dan jeno sampai di mansion jaemin, mereka sudah membersihkan tubuh mereka di markas, di markas mereka memang seperti rumah yang luas pada umumnya, namun mereka gunakan untuk membunuh.

jaemin dan jeno dengan hati hati masuk kedalam kamar, mereka bernafas lega melihat renjun tidur dengan haechan di sampingnya. mereka berdua berjalan mendekat.

"jen, kau bawa haechan, kalian tidur saja di kamar sebelah" lirih jaemin tak mau membuat renjun terbangun

"baiklah"

jeno menggendong haechan dengan hati hati lalu keluar dari kamar jaemin.

jaemin berbaring di samping renjun, ia melihat jam di nakas menunjukan jika sekarang pukul 3:45 pagi.

jaemin memeluk tubuh renjun, mengecup kening renjun lalu memejamkan matanya.

"sekarang tidak ada lagi yang akan mencelakai mu, sayang. semua sudah aman, kau tak perlu takut. dan aku berharap kamu tak akan meninggalkan ku jika kau tau bahwa aku yang membunuh heejin, pelaku dari semua yang terjadi padamu" batin jaemin



































----------

maaf kalo typo

panjang banget ini

maaf kalo ga bagus ya

akhirnya hama hama meresahkan sudah hilang

पढ़ना जारी रखें

आपको ये भी पसंदे आएँगी

310K 23.7K 108
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
321K 26.6K 38
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
AMETHYST BOY AANS द्वारा

फैनफिक्शन

470K 47K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
194K 9.5K 31
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...