26 Oktober 2021.
HALLO PREN 👋
BII DATANG NIH, SENENG? :)
GIMANA KABAR HARI INI?
MANA NIH PASUKAN SIAP WAR!!! AYO SPAM TANDA 🔥🔥🔥
ABSEN PAKE JAM SAAT KALIAN BACA PART INI YA 👊
JANGAN LUPA SPAM VOTE DAN COMMENT DI PART INI! ⚠️⚠️⚠️
TEMBUS 12K COMMENT DALAM 24 JAM, BII SPIL SPOILER NOVEL!❤️
UDAH SIAP MENTALNYA BACA PART INI???????
OK LET’S GOOO
HAPPY READING!
_____________________
PART 30: MERASA TAK BERGUNA
Jangan pernah mengatakan lo baik-baik aja disaat mata lo aja gak bisa bohong buat nutupin lukanya!
***
Jakarta, 1 Februari.
“Gue nanti ambil jurusan apa ya kuliah?”
“Gimana kalau jurusan persantetan aja?” saran Gilang menimpali pertanyaan Ucup.
Ucup menunjukkan jempolnya ke arah Gilang. “Pinter. Ono memang selalu pinter-pinter tai babi.”
“Lo muji atau ngehina?” tanya Gilang membuat Ucup langsung tertawa dan meminta ampun.
Alip menatap Althar. “Lo masih ambil Univ di Indonesia Yo?”
Althar mengangguk menimpali pertanyaan Alip seraya fokus memainkan gamenya.
“Lo mau jadi Hacker atau mau jadi Badan Intelejent Negara Lip?” tanya Ucup pada Alip. Masalahnya cowok itu sangat menyukai hal-hal seperti itu.
“Gak tau bingung,” balas Alip mengetuk-ngetukkan pulpennya diatas meja menatap formulir didepannya dengan bingung.
Selanjutnya Gilang menyikut lengan Eza yang kini juga sibuk bermain game dengan Althar. “Za lo ambil manajement UGM atau mau kuliah diluar negeri?”
“Luar negeri,” jawab Eza tanpa menoleh.
“Gue ikut lo aja deh Za, biar bisa jagain lo dari cewek-cewek bule,” kata Gilang.
“Emang nilai lo cukup? Rapot merah semua juga mimpi kuliah diluar negeri,” Ucup menyadarkan Gilang membuat cowok itu langsung tertawa membenarkan. Lagian ia tidak pandai berbahasa inggris, ia tidak dapat membayangkan seberapa menderitanya dia kalau kuliah diluar negeri.
“Pokoknya gue harus satu kampus sama lo Cup!” ujar Gilang semangat lalu bertos ria dengan Ucup.
Disaat orang-orang sibuk mengisi formulir untuk melanjutkan studynya setelah lulus SMA nanti, Digta hanya diam menatap formulirnya dengan tatapan yang sama sekali sulit dimengerti.
Tak berselang lama cowok itu meraih pulpennya lalu mencoret kalimat ‘Kuliah’ dan membulatkan kalimat ‘Kerja’ sebagai pilihan yang diambilnya.
“Kerja?” Eza mengernyit pada Digta setelah menyelesaikan gamenya dan tak sengaja melihat formulir milik Digta yang duduk disebelahnya.
Digta mengangguk lalu membalikkan formulir miliknya seraya terus tersenyum.
“Gak mau lanjut kuliah?” tanya Althar sekarang menoleh. Cowok itu berencana melanjutkan pendidikan S1-nya di Universitas Indonesia Jurusan Manajement Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Digta menatap Althar. “Kalian dulu aja Yo, gue mau gap year."
(Gap year: Menunda satu tahun/lebih)
“Kenapa harus ditunda, ada masalah?” tanya Gilang ikut nimbrung bersama Alip.
“Kenapa wey kenapa? Siapa yang gap year?” Ucup ikut-ikutan duduk diatas meja menatap Digta.
“Gue Cup,” jawab Digta.
“Heh kenapa lo Ta! Lo bilang mau S1 sama-sama,” kata Ucup mengingat ucapan Digta saat kelas XI dulu.
Digta menggeleng. “Berubah pikiran, gue males mikir ah. Otak gue juga perlu istirahat kali 12 tahun sekolah mulu. Pengen kerja dulu aja,” ucap Digta cengar-cengir pada teman-temannya.
“Lo serius?” tanya Althar memastikkan dengan pilihan Digta.
Digta mengangguk menepuk bahu Althar. “Gue telat sedikit gapapa ya Yo, tenang aja nanti gue nyusul ko."
“Gue juga mau gap years ah, masa nanti gue udah jadi kaka tingkat, ce’es aing baru jadi Mahasiswa baru,” kata Gilang.
“Gue juga ah! Ayo kita semua gap years aja kompakan!” ujar Ucup semangat yang dihadiahi lemparan pulpen oleh Digta.
“Goblog! Orang mah pengen cepet kuliah ini malah ikut-ikutan,” kata Digta.
Cowok itu lalu menatap teman-temannya satu persatu. “Jangan ngikut gue! Lo semua harus cepet-cepet sukses. gue mau liat.”
“Tapi..”
Digta memotong Gilang yang hendak berbicara, “Lang, terlambat bukan berarti gak sama sekali. Nanti gue kuliah ko, bisa aja nanti kita se-kampus. Sekarang lo pada fokus aja mau ambil jurusan apa, nanti gue tanya-tanya jurusan mana yang paling gampang ke kalian baru gue masuk jurusan itu.”
“Alah sia aing jadi kelinci percobaan Ta,” eluh Gilang membuat Digta tertawa.
Althar yang melihat Digta langsung menghela napasnya, “Apapun keputusan lo, gue selalu dukung. Tapi inget, lo juga harus bisa kuliah Ta.”
Digta mengangkat jempolnya. “Sip! Ini baru sahabat gue.”
“Oh iya, perihal kepemimpinan Egryon selanjutnya,” tambah Digta teringat sesuatu.
“Tinggal 20 harian lagi nih. Kita mau lepas jabatan dimana? Markas aja?” tanyanya pada teman-temannya.
Althar menggangguk. “Yang penting sah dan serius, jangan buat acara jauh-jauh dulu kita antisipasi karena udah banyak ujian juga,” jawab Althar.
Kelimanya menganggukan kepalanya mengerti. Memang sudah waktunya mereka fokus pada masa depan.
Tak lama sebuah notifikasi muncul dilayar ponsel milik Eza.
Mine🐷
Jangan lupa jam 8 malem, Au tunggu di taman dekat rumah ya, Eza.
Eza langsung menatap Aurin yang duduk di bangku paling pojok juga tengah menampilkan cengiran ke arahnya.
Eza tersenyum tipis lalu akhirnya mengangguk sebagai balasan pesan dari Aurin.
***
Malam ini Eza mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Kemeja hitam, celana hitam dan jam tangan berwarna hitam juga kini sudah melingkar dipergelangan tangannya. Ini adalah kencannya yang pertama dengan Aurin setelah sekian lama berpacaran.
Cowok itu mengerem mobilnya ketika melihat lampu lalu lintas kini berubah menjadi warna merah. Eza bersandar pada kursinya seraya memandang sekitarnya, dibalik kaca mobilnya ia sudah menebak hujan akan segera turun karena malam ini tak ada bintang yang terlihat.
“Jangan hujan dulu,” pinta Eza mengetuk-ngetuk setir mobilnya.
Beberapa detik kemudian lampu lalu lintas berubah menjadi warna hijau, namun Eza tak langsung melajukan mobilnya ketika ekor matanya tak sengaja melihat seseorang yang ia kenali dengan penampilan yang tak biasa.
Jantungnya berdetak cepat, lalu tanpa pikir panjang, Eza langsung membanting setirnya untuk memutar kembali mobilnya menyusul orang itu.
***
Digta berjalan dengan lesu mencari tempat duduk yang nyaman setelah membeli nasi di warteg. Cowok itu masih seperti malam-malam sebelumnya. Menghabiskan waktu hanya dengan mencari angin, mungkin.
Cowok itu menselonjorkan kakinya yang pegal lalu membuka bungkus nasi yang ia beli barusan. Baru saja ia hendak mulai makan, tiba-tiba sebuah dering ponsel berhasil menghentikkan aktifitasnya.
Digta mengernyit, agak aneh karena Eza tumben-tumbenan meneleponnya.
“Hallo Za?” tanya Digta setelah sambungan telepon tersambung
“Ta.”
“Iya kenapa Za?”
“Lo dimana?”
“Di depan Rumah, kenapa?”
Jeda untuk beberapa saat, hingga..
“Ta, Maafin gue..” Terdengar suara Eza tiba-tiba berubah sendu.
“Za lo kenapa jing! Jangan bikin gue takut,” ucap Digta bingung dengan sikap Eza yang tidak seperti biasanya.
“Maafin gue Ta, gue bener-bener minta maaf..” sambung Eza terdengar sangat menyesal.
Digta diam, ia berpikir sepertinya ada sesuatu yang Eza tutupi.
“Za lo gapapa? Ada masalah ya Za? posisi lo dimana? Mau gue susul?” tanya Digta mendadak khawatir.
Namun tidak ada jawaban dari Eza, hal itu malah membuat Digta semakin bingung tak karuan. Digta yakin kalau ada yang tidak beres dengan sahabatnya itu.
“Za? lo dimana?” sambung Digta, cowok itu bahkan sudah berdiri dari duduknya.
“Lo dimana Za, biar gue susul lo ya.”
Eza masih diam..
Digta menghela napas kasar. “Za goblog! Gue panik nih, lo ada masalah? Lo kenapa Za ayo gue bantu,” kata Digta sudah tidak karuan.
Hening..
“Za lo dimana Anjing!”
“Dibelakang lo Ta,” kata Eza pelan.
Deg!
Digta mematung mendengar itu.
“Jangan berbalik kalau lo tetep gue gak mau tau Ta..”
“Za..” panggil Digta pelan.
“Ketemu lo malam ini buat gue kaya sahabat gak berguna sama sekali, gue ngerasa gagal lagi..”
“Dan bodohnya gue malah sempet nuduh lo mau rebut Aurin dari gue. Sebego itu gue mikir yang ngga-ngga ke lo Ta..” ujar Eza penuh penyesalan.
Digta menunduk merasakan sesak didadanya.
“Mau sampai kapan lo bohongin temen-temen lo sendiri?Lo anggep kita apa selama ini Ta? Bukannya kita semua keluarga?”
Cairan bening itu turun dari mata Digta begitu saja tanpa ia minta, cowok itu sesak semakin menjalar ke rongga dadanya.
“Apa artinya kehadiran gue, Althar, Gilang, Ucup bahkan Alip dimata lo kalau lo aja gak pernah cerita apa yang lo rasain!” sentak Eza marah.
“Bego lo Ta, pembohong!”
Digta mengepalkan tangannya kuat, lalu cowok itu memberanikan diri untuk mendongkak. Dengan gerakan pelan, Digta kini berbalik kebelakang, menatap sahabatnya yang benar ternyata kini sudah berdiri tak jauh dari tempatnya.
“Asal lo tau hati gue sekarang sakit banget Ta, gue gak bisa bayangin kalau yang lainnya tau..”
Setelah mengatakan itu Eza langsung menurunkan ponsel di telinganya menatap Digta dengan mata yang sudah memerah.
Eza meremas ponselnya sangat kuat.
Hatinya perih.
Sangat perih!
Digta, tengah mengenakkan kostum badut yang sangat lusuh dan tampak kotor ditemani sebungkus nasi tanpa lauk di dekat kolong jembatan seorang diri.
Maafin gue Ta, gue gak tau.
________Batas terquel-quel________
ALHAMDULILLAH:')
GIMANA PART INI PREN?🦋
ADA YANG MAU DI SAMPEIN KE AIM?
ADA YANG MAU DI SAMPEIN KE EZA?
ADA YANG MAU DI SAMPEIN KE IYO?
ADA YANG MAU DI SAMPEIN KE ALIP?
ADA YANG MAU DI SAMPEIN KE UCUP?
ADA YANG MAU DI SAMPEIN KE ONO?
ADA YANG MAU DI SAMPEIN KE AURIN?
ADA YANG MAU DI SAMPEIN KE BII? BII BAIK YA??
INI ALESAN KENAPA KAMU HARUS BELI NOVEL EZAQUEL!⚠️⚠️
INI MERCH EZAQUEL YANG AKAN PO TANGGAL 05 NOVEMBER 2021! ⚠️
JANGAN TAKUT BII GAK TAMATIN CERITA INI YA, EZAQUEL AKAN ENDING DI TANGGAL 02 NOVEMBER 2021! PUKUL 20:00 WIB💕
CATET WAKTUNYA YA, KARENA PART ENDING AKAN BII HAPUS DALAM HITUNGAN JAM⚠️
UDAH SIAP SPAM BUAT NEXT CHAPTER SELANJUTNYA????
AKU MAU LIAT ANTUSIAS KALIAN DENGAN CERITA INI DENGAN SPAM LOVE ❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
FOLLOW INSTAGRAM:
@SIhaasyaherman
@Official.egryon
@Officialryonix
@Aurinanjelika
@Ezaquelbrilliano_
@Althariomr
@Digtaibrhm
@Agustiranugroho
@Bastionogilangardana
@Ucupsemeriwingg
@Utararzvn
FOLLOW TIKTOK : @SihaAsyaherman
FOLLOW TWITTER: @Sihaasyaherman
LINK GRUP TELEGRAM KHUSUS PEMBACA DAN RP ADA DI BIO @OfficialEgryon
SEE YOU NEXT CHAP SEMUANYA 👋
TETAP JAGA KESEHATAN YA 💞
TINGGALKAN JEJAK TERAKHIR DI PART INI 🚑🚑🚑🚑🚑🚑