Refuser d'y Aller [KV]

By joyyby

32.5K 3.5K 127

Saling mencintai namun tak dapat bersatu karena keegoisan masing-masing pihak. Yang satu brengsek dan pandai... More

1. Menyebalkan
2. Kakak?
3. Hungry
4. Kecelakaan
5. Sial
6. Aku... Manis?
7. Pergi lagi?
8. Keanehan
9. Being protective
10. Gengsi tapi mau
11. Dokter tampan
12. Masa sih?
13. Date?
14. Tiba-tiba
15. Normal
16. Menarik
17. Jealous
18. Teori cinta segitiga
19. Kerja kelompok
20. Silent love
21. Fight
22. Taruhan
23. Racing
24. Hospital
25. The girl's
26. Akur?
28. Woke up
29. Perlakuan manis
30. Batal
31. Sahabat
32. Taken?
33. Curhat
34. Kiss
35. Date!
36. Resmi, tapi...
37. Only
38. Caught
39. Basket
40. Boss
41. The Incident
42. Possible
43. Yeri
44. Datang
45. Lari
46. Problem
47. Snow
48. Everyone's fear
49. The ending

27. Orang tua

451 61 5
By joyyby

Sepi.

Jungkook melangkah kedalam ruangan tersebut dengan langkah yang begitu pelan, seolah akan membangunkan yang sedang tertidur.

Kemana orang bodoh itu?

Mungkin saja Jimin sedang ada urusan, hari ini adalah hari Minggu. Tidak mungkin orang itu masuk kampus, memangnya ingin belajar dengan hantu?

Dia duduk disamping ranjang pasien yang sudah ditiduri oleh Taehyung selama empat hari. Jungkook benar-benar kaget ternyata kecelakaan itu berdampak koma.

Sebetulnya Jungkook sudah berbaik hati ingin membantu Jimin dalam persoalan ini, maksud untuk membuat kasus ini agar cepat selesai. Tapi Jimin dengan keras kepalanya menolak.

Cih.

"Masih belum mau bangun huh?" Jungkook bertanya pelan sambil mengelus-elus rambut Taehyung.

Bosan tak tahu ingin berbuat apa, pada akhirnya Jungkook memainkan ponselnya sambil menggenggam tangan Taehyung dengan lembut.

Ting!

Appa

Kau ada dimana?

Diluar.
(Dibaca)

Pulang.

Masih peduli denganku?
(Dibaca)

"Apalagi sih tua bangka ini?" Dia memaki karena pesan tak penting dari orang yang ia panggil 'Ayah' itu.

Tak peduli dengan apa yang Ayahnya katakan, dia melempar asal ponselnya. Untung tak terjatuh ke lantai.

Drtt... Drrttt

Melirik kearah ponselnya yang terdapat panggilan dari Ayahnya. Dengan kesal Jungkook mengangkat panggilan itu.

"Apa?!"

"Jaga bicaramu. Pulang sekarang, ada yang mau kubicarakan."

"Bicara sesuatu yang mengharuskan diriku mengikuti kehendak Ayah? Begitu?!"

Wajah Jungkook sudah memerah dengan tangan yang terkepal dengan kesal, tak peduli dengan nada suaranya yang begitu nyaring.

"Jangan membantah kalau tak mau menyesal."

Tut.

"Brengsek." Berdiri dari duduknya lalu melangkahkan kakinya berniat pergi dari situ.

Jungkook menghentikan langkahnya, dia menoleh kearah Taehyung lalu amarahnya hilang entah kemana.

Cup.

Dia mencium kening Taehyung, sekali lagi. Tanpa sepengetahuannya.

Jeon Jungkook namanya, pemuda yang pintar. Pintar dalam segala hal, menari, bernyanyi, olahraga, dan segala hal yang pernah ia temui. Begitu pula dalam berpikir, dia tidak bodoh untuk mengetahui apa yang dimaksud Ayahnya. Karena setiap kali ingin membicarakan sesuatu, hal itulah yang akan membuat hidup Jungkook menderita 10x lipat.

Pikiran yang kalut membuat dirinya sampai seperti ini. Apa yang dipikirkannya, apa yang dilakukannya, atau apa yang diputuskannya nanti. Semoga bukan hal yang buruk.

• • •

"Bagaimana?"

"Dia masih tertidur hyung, belum saatnya kita menjebak Kim Namjoon itu."

Pria bersurai abu-abu itu tertawa bersama dengan seseorang yang dia panggil 'hyung' itu.

"Tunggu saja, kita akan membuat orang itu hancur secara perlahan."

"Sepertinya membalas dendam merupakan hal yang wajib di hidupmu hyung." Pria itu menyindir sambil tertawa.

Menginjak puntung rokok yang sudah habis itu ke aspal sampai tak terbentuk, menatap langit malam yang tak nampak satu pun bintang.

"Tentu saja, Yugyeom. Dia sudah membuat perusahaanku hancur, akan lebih bagus jika aku menghancurkan dirinya sekaligus keluarganya."

Terdengar gelak tawa dari keduanya.

Setelah puas berbincang, salah satunya memutuskan panggilan itu. Pemuda yang bernama Yugyeom itu, lebih tepatnya seseorang yang menabrak Taehyung empat hari yang lalu.

Dia berjalan kearah mobilnya yang ada di parkiran rumah sakit itu. Tampak terheran melihat motor yang sama persis dengan milik lawannya dalam balapan sewaktu itu.

Jeon Jungkook?

Kebetulan sekali yang dimaksud oleh Yugyeom datang tanpa menyadari kehadirannya disitu, mengapa orang itu ada disini?

Memperhatikan Jungkook yang tampak terburu-buru membuat Yugyeom penasaran, namun otak pintar-- ralat. Otak liciknya itu bisa menebak dengan begitu tepat.

"Pasti bajingan itu disini karena Taehyung." Dia menyeringai lebar sambil mengikuti Jungkook yang sudah keluar dari area parkiran.

Membawa mobil dengan kecepatan tinggi hingga mampu mengejar Jungkook.

Keadaan jalan raya sedang sepi, sudah malam. Walaupun belum terlalu larut, tapi memang kawasan sekitar situ memang terkenal sepi. Tak jarang jika terjadi kecelakaan dikarenakan pengendara yang mengebut, berpikir hanya ada dirinya seorang.

Sedari tadi meskipun membawa motor dengan pikiran yang mengarah kemana-mana, Jungkook dapat menyadari mobil sport berwarna hitam itu memang membuntutinya.

Jungkook memelankan laju motornya hingga entah bagaimana caranya sudah berada disamping mobil itu persis.

Dia membuka kaca helmnya lalu memukul dengan keras jendela mobil itu.

"Kalau berani turun kau!" Teriakan Jungkook membuat Yugyeom kesal lalu menyenggol motor Jungkook.

Beruntung tak terlalu keras sehingga tak membuat Jungkook jatuh. Disaat motor Jungkook kehilangan keseimbangan, disitulah Yugyeom menggunakan kesempatan untuk kabur.

"Sialan." Jungkook mengumpat pelan.

Kesal rasanya. Jungkook tak tahu pemilik mobil itu siapa, kalau tahu bisa Jungkook hajar habis-habisan besok.

• • •

Sepasang suami istri itu menoleh ketika terdengar suara pintu yang terbuka. Tampak putra tunggal mereka masuk kedalam rumah lalu melengos begitu saja.

"Jungkook." Panggil Tuan Jeon dengan dingin.

Jungkook menghentikan langkahnya untuk menaiki anak tangga ketiga.

"Ada apa?" Balas Jungkook tak kalah dingin.

"Kemari. Kau punya otak yang bisa berpikir bahwa sebelumnya aku menyuruhmu datang kesini untuk membicarakan sesuatu, jangan pura-pura bodoh."

Akhirnya Jungkook memutuskan menghampiri keduanya lalu duduk di sofa yang berjarak lumayan jauh dari mereka berdua.

Sementara wanita yang berstatus sebagai Ibu Jungkook hanya dengan santai bermain handphone sambil melirik tajam ke anaknya itu.

"Cepat. Aku tak suka berbasa-basi."

Nyonya Jeon hanya tersenyum miring sambil melayangkan tatapannya yang begitu dingin. "Kau masih tinggal dirumah kedua orang tuamu kalau kau lupa."

Jungkook berdecih mendengar itu, "Aku juga akan segera pergi dari sini."

"Tidak sampai kau dijodohkan."

Beberapa kata yang mampu membuat Jungkook terdiam dengan berbagai emosi di dadanya. "Apa lagi yang kau inginkan?"

Tak merasa takut dengan aura anaknya yang begitu suram, Tuan Jeon hanya bersedekap dada sambil tertawa mengejek.

"Kau anakku. Sudah menjadi kewajibanmu mengikuti apa yang kami berdua mau."

Cukup.

Jungkook berdiri dari duduknya, "Jangan mengatur hidupku, dibanding orang tua kalian lebih pantas disebut orang asing dihidupku."

Kali ini kalimat Jungkook berhasil membuat Nyonya Jeon marah.

"Jungkook! Jangan kurang ajar kau." Nyonya Jeon menghampiri Jungkook.

"Apakah karena seksualitasmu yang menyimpang itu?!" Kembali, Jungkook kembali dihina oleh orang tuanya sendiri tentang seksualitasnya.

"Kalian... Kalian berdua tidak pernah mau mengerti tentangku." Jungkook mengangkat kepalanya yang sedari tadi menunduk dengan mata yang sudah merah berair.

Nyonya Jeon agaknya tampak luluh karena tatapan anak semata wayangnya itu, tapi emosi lebih mengambil alih pikirannya saat ini.

"Oleh sebab itu kau harus mengikuti perjodohan ini Jungkook, kami berdua jelas mau yang terbaik untukmu. Kalau kau tetap bersikeras dengan seksualitasmu itu, maka masa depanmu akan menjadi sangat buruk, nak." Jelas Nyonya Jeon sambil memegang tangan Jungkook.

Namun ditepis oleh Jungkook, ia kembali menatap nyalang Ibunya serta Ayahnya yang hanya duduk dengan santai sambil memperhatikannya.

"Tapi apa pernah kalian memahami ku? Bertanya apa yang kusukai? Mencoba mengerti apa yang ku alami selama ini? Tak pernah kan, kalian lebih sibuk dengan pekerjaan kalian itu sampai melupakan diriku yang masih membutuhkan kasih sayang kalian."

"Tapi nak--"

"Sayangnya aku tak membutuhkan itu lagi." Jungkook memotong ucapan Ibunya lalu berjalan ke arah pintu rumahnya, ingin keluar.

"Sibuk dengan pekerjaan? Itu semua agar dapat mencukupi hidupmu. Makanya jangan membuat kami malu dengan seksualitasmu yang menjijikan itu. Ikuti perjodohan ini agar kau bisa menikah dengan perempuan, yang jelas-jelas menghasilkan keturunan."

Mendengar Ayahnya berbicara seperti itu membuat Jungkook tak dapat menahan amarahnya lagi.

Jungkook mendekati Ayahnya lalu menarik kerah baju orang itu, "Biarkan aku menjadi manusia yang menjijikan, coret saja aku dari dalam nama keluarga kalian."

Nyonya Jeon menarik tangan Jungkook lalu menampar anaknya itu.

PLAK

"Dasar anak tak tahu diri." Maki Ibunya sendiri.

Tangan Jungkook memegangi pipinya yang malang, terkena tamparan dari Ibu kandungnya sendiri. "Memang, iya memang. Aku memang anak tak tahu diri, oleh sebab itu jangan anggap aku bagian dari keluarga ini, Eomma."

"Tidak akan, besok mereka akan datang kemari. Bersiaplah."

Tak mempedulikan hal itu, Jungkook pergi dari rumah itu. Rumah yang sama sekali tak terdapat kebahagiaan.

Katakan lah Jungkook itu bodoh, tak bisa menolak ucapannya kedua orang tuanya. Tapi dia bisa apa?

Terakhir kali Eunha yang terkena imbas karena kemurkaan Ayahnya. Jungkook menolak untuk mengurus perusahaan Ayahnya di usia 19 tahun, kemudian Eunha disekap selama beberapa hari sampai Jungkook sendiri yang menolongnya.

Entah darimana Ayahnya tahu kalau dia bersahabat dengan Eunha, meskipun hubungan keduanya benar-benar merenggang.

Tapi hanya satu.

Jungkook benar-benar tak mau kali ini yang akan terkena imbas adalah Taehyung, sama sekali tidak. Cukup dirinya saja yang menanggung masalah pribadinya, jangan sampai orang lain apalagi orang itu adalah Taehyung.

Tidak.

Apa yang bisa Jeon Jungkook sesali jika memang ini adalah jalan kehidupannya? Bahkan cinta yang seharusnya dipilih oleh dirinya sendiri malah diatur oleh kedua orang tuanya.

Apa itu orang tua?

Satu pertanyaan yang belum Jungkook temukan jawabannya dari dulu, definisi orang tua bagi Jungkook hanyalah tak lebih dari 'musuh'. Yang seharusnya orang tua itu menjadi sahabat dari anaknya sendiri, malah membuat tali permusuhan dengan darah daging mereka sendiri.

Ah lemahnya, mata Jungkook sekarang terasa panas bersiap untuk mengeluarkan air matanya.

09.45 PM KST

Dengan perasaan yang campur aduk, Jungkook tak sadar sudah sampai di depan ruang rawat Taehyung.

Masuk lalu menghampiri seseorang yang membuat hatinya tergila-gila. Mencium pelan sosok itu lalu menangis sepuasnya disitu.

Walaupun ia masih bingung, apakah Jungkook benar-benar mencintai Taehyung? Atau perasaan yang dia alami ini adalah perasaan yang hanya datang sekejap lalu pergi begitu saja?

Tangisannya terhenti kala tangan yang dia genggam bergerak dengan pelan. Menatap Taehyung yang tampak sedikit bergerak reflek membuatnya memencet tombol yang berada di dinding dekat ranjang Taehyung itu, guna memanggil dokter ataupun suster yang mendengar.

Beberapa saat dokter datang kemudian menyuruh dirinya keluar. Perasaan bahagia datang begitu mengetahui bahwa Taehyung sudah sadar, meskipun kembali tertidur.

Perasaan sedih serta emosi yang membara hilang begitu saja, entah sebesar apa dampak Taehyung bagi dirinya. Yang pasti Jungkook itu mencintai Taehyung.

Hanya satu yang Jungkook harapkan. Semoga saja apapun yang dia lakukan nantinya, tak akan menyakiti perasaan Taehyung.

Biarlah dirinya merasakan kesedihan yang begitu mendalam ini, asalkan Taehyung tak menjadi imbas dari semua permasalahannya.

Mungkin malam ini akan Jungkook habiskan lagi di club untuk sekedar menyewa jalang-jalang? Mabuk-mabukan? Atau lebih memilih untuk menemani sosok manis ini?

• • •

To Be Continued

🐰🐯

Continue Reading

You'll Also Like

3.5M 27.4K 47
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
114K 11.9K 30
Jeon Jungkook adalah siswa berandal yang hampir ditakuti seluruh siswa Seoul. Hingga keadaan berbalik setelah insiden itu. Tiba-tiba dia menjadi Ketu...
11.2K 1.4K 14
Jeon Jeongguk bertanya-tanya akan tingkah salah satu kekasihnya yang terlalu cuek. ©queen_na1
2K 240 5
[COMPLETE] berawal dari Taehyung yang terpilih sebagai salah satu peserta kelas nasional di Busan, mengenalkannya pada seseorang yang berhasil menari...