DIMENSI (HIATUS)

By il_meee

35.5K 3.7K 252

(hanya sedikit cuplikan tentang 'dirinya') Baru kali ini aku ditinggalkan karena dia telah bertemu dengan ora... More

PROLOG
BAB 1
bab 2
bab 3
bab 4
bab 5
bab 6
bab 7
bab 8
bab 9
bab 10
bab 11
bab 12
bab 13
bab 14
bab 15
bab 16
bab 17
bab 19
bab 20
bab 21
bab 22
bab 23
bab 24
bab 25
bab 26

bab 18

716 83 2
By il_meee

Bab 18

Typo berserakan

Happy reading ❤️❤️❤️

......

"Emang yah Sholeh bingsit bener. Awas aja kalo ketemu gue pites juga tuh ginjalnya."

"Kalau sekali lagi dia ngajak gituan gak bakal gue ladenin dah. Awas aja lu Sholeh gue tandain lu. Argghhh sumpah ya Sholeh bin iblis anak kambing. Ngomong nya bakal Dateng, eh ini gak."

"Dendam gue sama lu Sholeh. Awas aja lu. Sholeh taik kucing emang. Masa biarin cewek secantik gue nungguin dirinya yang buluqoq"

Rere terus menggerutu sepanjang perjalanan. Menyumpah serapahi Sholeh yang ingkar janji padanya. Sungguh Rere sudah dendam. Orang-orang yang melihat Rere menggerutu sendirian merasa iba padanya.

'kasihan ya mana masih muda lagi. Udah stres ya'

'iya Bu. Makannya kita harus jagain anak kita Bu. Jangan sampai stres seperti anak itu bu.'

Rere bertambah kesal mendengar omongan ibu-ibu tukang gosip disampingnya itu. Ingin membalas ucapannya tapi gak enak hati. 'Kan Rere anak baik,jadi harus diam aja gak boleh marah. Dosa soalnya. Rere maunya pahala kan bukan dosa'. Batin rere berusaha sabar mengabaikan ucapan ibu ibu tukang gosip disampingnya.

Rere terus menyusuri jalan trotoar menuju arah rumahnya. Mau menelfon dafa pun Rere tak yakin Dafa akan menerima nya. Toh ini kan waktu Dafa nongki-nongki bersama temannya. Dirinya juga terlalu malas naik taksi.aneh memang tapi mau gimana lagi ini Rere.

'serah gue dong. Apa lu pada? Mau gue ngesot kek,lari kek, jongkok kek. Itu hak gue lah? Apa ga terima? By one sini'

Oke skip

Menelusuri jalan layaknya orang yang tak punya rumah seperti itulah keadaan Rere sekarang. Menikmati angin sore yang berhembus, lalu-lalang pejalan kaki, kendaraan yang melintas jalan, menambah suasana ramai.

Jika benar ini dunia novel. Apa orang-orang disini hidup nyata? Atau hanya sebuah ilusi seorang penulis? Atau bisa jadi penulis yang mengatur dunia buatannya ini?

Sungguh Rere sering memikirkan nya. Tapi apapun pertanyaan nya satu pun takkan pernah ada yang bisa di jawab.

.....

Sesampainya di rumahnya, yang didapatinya hanya ruangan sepi layaknya tak berpenghuni. Dirinya juga tak terlalu akrab dengan art rumahnya. Satpam yang selalu berjaga di depan pun hanya menyapa untuk formalitas saja.

Terkadang hidup sendirian seperti ini membuat Rere kesepian. Memang benar kesepian itu hal yang menyenangkan. Tapi terlalu lama dalam kesendirian membuat Rere lelah tak ada tempat untuk bercerita sesukanya. Dirinya tak boleh begitu saja percaya pada tokoh tokoh-tokoh fiksi ini.

Rere rindu suasana panti yang ramai dengan tawa khas anak-anak seakan tak ada beban. Disini Rere hanya sendiri, meskipun Dafa bersama nya ,Rere tak yakin Dafa akan terus bersamanya. Bisa saja nanti penulis mengubah isi hati Dafa yang dulunya untuknya malah berpindah pada Luna.

Seingat Rere dia tak mempunyai dosa besar di kehidupan sebelumnya. Lalu kenapa dia bisa masuk ke dalam novel ini?

Ah sudahlah Rere pusing sekali sekarang. Lebih baik tidur saja

Bye dunia tipu-tipu.

......

"Jauhin Rere" tekan Dafa pada siswa dihadapannya.

"Kalo gue gak mau gimana?"

"Harus. Gue pacar nya. Walaupun Lo kakak kelas gue ga peduli"

"Lo tuh gak pantes buat rere."

"Lo yang gak pantes. Urus Sono bokap sinting Lo"

"Bacot Lo. Rere gak suka sama lo. Sadar dong"

"It's okay. Hati bisa berubah"

"Gue bilang jauhin Rere"

"Siapa Lo larang gue? Bapak gue aja bukan."

"Gue pacarnya"

"Mau Lo pacarnya kek, bapaknya kek, pembantunya kek. Bodo amat gak ada larangan tuh deketin Rere. Dia fine-fine aja tuh. Lo aja yang nyolot. Gue bilangin ya jaga tuh pacarlo. Bisa aja gue rebut."

"Bacot anjg"

"Lo yang anjg"

'bugh'

Dafa menorehkan pukulan keras di wajah lawan bicaranya.

'cuih'

Sholeh. Lawan bicara nya berdecih akibat serangan mendesak Dafa. Bibirnya bahkan robek mengeluarkan darah.

"Lo nyolot banget ya" ucap sholeh tenang seakan pukulan keras itu tak pernah ada.

'bugh'

Sholeh balas menghajar wajah Dafa dengan kepalan tangan nya yang keras.

Dafa yang tak siap hampir terjengkang jika tak menahan tubuhnya. Pipinya lebam pertanda kerasnya pukulan Sholeh tadi.

Dafa yang terlanjur emosi membalas pukulan Sholeh,begitu juga Sholeh. Tak mungkin ada yang melerai pertikaian antara mereka berdua. Bagaimana tidak? Mereka sekarang berada di belakang sekolah. Apalagi jam sudah menunjukkan pukul 17.00,tentu saja sekolah sepi.

Perkelahian mereka terus berlanjut, tak ada yang mau mengalah.

Melihat Sholeh yang lengah akan pukulannya. Tanpa aba-aba Dafa menendang kaki sholeh. Membuat posisi Sholeh yang tadinya berdiri terjatuh terjengkang di hadapan lutut Dafa.

Dafa memberi pukulan keras di wajah Sholeh. Sholeh yang tak sempat membalas hanya pasrah mendapat pukulan.

Melihat lawannya yang sudah tak mungkin melawan membuat Dafa menghentikan nya.

"Kalo Lo masih deketin Rere. Awas Lo. Sadar dong udah tua lo.modal urakan aja bangga cuihh. Sok-sokan ngelawan gue eh malah tepar gini. BANCI LO"

......

"Pagi yang indah harus diawali dengan menatap wajah tampan pacar saya." Ucap Rere yang melihat Dafa sudah sampai di depan gerbang rumahnya.

"Buka helmnya ganteng. Pagi-pagi gini enaknya liatin pangeran berkuda besi"

Dafa yang masih memakai helm full face nya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Rere yang selalu tak terduga.

"Gak usah re. Naik aja" ucap Dafa tak mau membuka helm full face nya,tak mau rere melihat memar di wajahnya.

"Yah padahal anak kita lagi ngidam daf" ucap Rere semabri mengelus perut datarnya seakan-akan disana ada bayinya dan Dafa.

"Apa sih re" ucap Dafa salah tingkah dibalik helm full face nya. Senyumnya mengembang seketika. Apakah Rere berniat menikah dengan nya? Ah memikirkan nya sungguh menyenangkan.

"Ciee salting abgnya. Yaudah berangkat aja yuk. Takutnya telat papa"

"Ish re jangan gitu" ucap Dafa yang tak bisa menyembunyikan salah tingkahnya.

"Iya deh pa gak lagi. Btw papa makin manis aja deh"

"Reee"

......

Dafa yang masih belum melepaskan helm full face nya membuat Rere heran. Biasanya kan pacar nya ini jika diparkiran akan langsung melepaskan nya. Lalu kenapa hari ini tidak? Apa wajah Dafa berubah jadi buruk rupa? Ngawur sekali anda re.

Memasuki kelas yang masih kosong. Rere langsung menghadapkan badannya ke arah Dafa yang disampingnya. Matanya memicing ke arah wajah Dafa.

"Buka helmnya daf"

"Gak re"

"Kenapa coba?"

"Gak ada re"

"Ish Dafa buka gak? Atau gue pindah tempat duduk nih?" Ancam Rere

Dafa yang mendengar ucapan Rere seketika membuka helm full face nya. Takkan membiarkan Rere pindah dari sampingnya. Sungguh definisi bucin yang sesungguhnya.

Rere kaget melihat banyaknya memar di wajah Dafa. Bukannya mengurangi kadar ketampanan nya tapi malah semakin menambah kadar ketampanan nya yang di atas rata-rata.

Dafa yang melihat raut binar Rere mengernyit kan dahi pertanda heran. Bukannya menanyakan kenapa wajahnya seperti ini. Tapi pernyataan Rere membuatnya tercengang.

"Daf Lo kok makin ganteng aja dapet memar gini"

Ah iya Dafa lupa gadisnya kan berbeda dari yang lain. Jadi tak heran Rere mengatakan itu padanya.

......

Jangan lupa vote dan komen guys

See you next chapter ❤️❤️❤️

Continue Reading

You'll Also Like

727K 1.8K 25
jalang pribadi pacar sendiri
37.2K 4.5K 14
Demian yang saat itu merasa putus asa karena ditinggal pergi sang Istri serta Putranya yang meninggal dalam kecelakaan akhirnya mengakhiri hidupnya d...
257K 9K 38
[ Sebelum baca, budayakan untuk follow author nya seng. Mana tau tertarik sama next story author nya 😘] ...
901K 7.3K 25
one-shot gay ⚠️⚠️⚠️ peringatan mungkin ada banyak adegan 🔞 anak anak d bawah umur harap jangan lihat penasaran sama cerita nya langsung saja d baca