MARRIAGE WITH ICE PRINCE -sun...

By adndhdst

21.1K 2.2K 237

[On going] Ketika sebuah kesalahpahaman, menyeret dua orang yang tak saling cinta. Terpaksa menikah dan ting... More

prolog❄
part:1❄
PART:2❄
PART:3❄
PART:4❄
PART:5❄
PART:6❄
PART:7❄
PART:8❄
PART:9❄
PART:11❄
PART:12❄
PART:13❄
PART:14❄
PART:15❄
PART:16❄
PART:17❄
PART:18❄
PART:19❄
PART:20❄
PART:21❄
Update!!
PART:22❄
PART:23❄

PART:10❄

797 102 6
By adndhdst


❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄

Perlahan-lahan, sunghoon menidurkan tubuh sora yang sudah tak sadarkan diri. Dibrankar UKS sekolah, lalu menarik selimut sampai batas pinggang sigadis.

Dokter UKS mendatangi sunghoon, yang tengah merapikan selimutnya. "dia kenapa?"tanya jung hoseok—nama dokter itu, yang tertera dinametagnya.

Dengan begitu, sunghoon menoleh. "dia pingsan."jawabnya.

Hoseok mendekat, laki-laki itu berdiri disisi brankar satu lagi. Hoseok memeriksa keadaan sora, juga mengecek suhu tubuh sora yang dikata sunghoon panas.

Dan, iya. Ternyata gadis ini juga demam, hoseok kembali menatap sunghoonapaia belum sarapan? Sampai pingsan seperti ini?"tanya hoseok.

Sunghoon menganggukan kepalanya, tanda mengiyakan ucapan laki-laki dihadapannya.

"pantas."hoseok mengangguk-anggukan kepalanya, mengerti.

"sebaiknya, kau membeli makanan dulu. Jadi saat gadis ini sadar, dia bisa mengisi perutnya yang kosong."hoseok kembali bersuara.

"baiklah, saya titip dia sebentar."sunghoon menyaut, lalu membungkuk kan badanya. Tanda terima kasih dan berlalu dari situ.

"iya, aku akan menjaga pacarmu. Tenang saja."

Sunghoon yang diambang pintu, langsung berhenti. Lalu menoleh kembali kebelakang, dapat ia lihat hoseok tersenyum jahil.

Sunghoon yang mendengarkan perkataan itu, hanya mampu tersenyum tipis, sangat tipis malahan. Hoseok yang melihatpun bingung, orang itu tersenyum atau tidak.

Sedangkan, dikelas 3-3. Choi seol-ah, cemas. Ia khawatir, kenapa sahabatnya belum datang juga. Ia menatap silih berganti bangku kosong disampingnya dan juga pintu masuk, secara bersama.

"kemana anak itu?"gumannya.

Ia kembali menatap papan tulis, karena guru yang masuk hari ini telah hadir. Dari lima menit yang lalu dan sudah mulai menjelaskan materi hari ini.

"sepertinya anak itu telat, lagi."gumannya, lagi.

"pasti, iya. Tidak mungkin, tidak. Jelas saja aku menelponnya tadi pagi, ia terkejut setengah mati saat melihat jam."

"kau berbicara pada siapa, choi seol-ah?"tanya mina, gadis yang duduk didepan seol-ah.

Mina bertanya, karena mendengar seol-ah berisik. "tidak, aku tidak berbicara pada siapa-siapa, heheheh."seol-ah menyengir, sambil menggaruk keningnya yang tak gatal itu.

Mina menganggukan kepalanya, "aa~begitu."lalu membalikan kembali badannya, menghadap depan.

"bu?!"seol-ah mengangkat tangannya, tinggi-tinggi. Ia memanggil guru yang tengah mengajar didepan kelasnya, sekarang.

"ya? Ada apa, choi seol-ah?"guru bermarga seo itu, menoleh. Saat ada yang memanggilnya.

"saya izin kekamar mandi sebentar, ya?"

"tapi.... Ah, ya, sudah. Kembalilah cepat, ya."guru seo kembali menatap papan tulis dan melanjutkan penjelasan materi yang tadi tertunda.

Seol-ah bangkit dari duduknya, sebenarnya gadis itu. Tidak ingin kekamar mandi, ia ingin menghubungi sahabatnya. Kemana sahabatnya itu sampai tidak hadir kesekolah.

Ia berjalan menyisiri lorong sekolah, lalu seol-ah menuruni tangga satu persatu. Untuk menuju lantai satu, gedung sekolah.

Seol-ah berhenti diujung tangga, satu anak tangga lagi. Ia berhasil menapaki lantai satu, gadis itu mengeluarkan ponselnya yang berada disaku.

Lalu mencari kontak sora, saat berhasil menemukannya. Seol-ah langsung menyambungkannya kepanggilan, menunggu beberapa detik.

Panggilan tak kunjung diterima, melainkan suara operator yang dari tadi memberitahu bahwa nomornya tidak aktif.

"ck! Kenapa tidak aktif?"seol-ah berdecak sebal, ia menatap ponselnya yang sudah tidak menempel ditelingannta.

❄❄❄❄❄❄

Sunghoon kembali dari kantin sekolah, ia baru saja membeli makanan untuk gadis yang kini tengah pingsan diUKS sekolah.

Ia berjalan menuju UKS, sedikit terburu-buru. Karena takutnya, sora sudah sadar dan ia belum sampai.

Dengan menenteng kantong plastik ditangan kanannya dan memasukan tangan satunya kekantong celana sekolahnya, sunghoon menatap lurus kedepan.

Koridor sekolah sudah sepi, karena jam pelajaran tengah berjalan. Jadi hanya satu atau dua murid saja yang nampak berkeliaran, ada yang kekamar mandi. Mungkin?

Ada juga yang keruangan guru, mungkin disuruh mengantar atau mengambil buku. Dan, saat melewati ruang guru. Sunghoon dikejutkan, dengan keluarnya jay dari ruang guru.

"sunghoon?"jay yang baru menutup pintu ruang guru, terkejut dengan keberadaan sunghoon.

Sunghoon otomatis menghentikan langkahnya, ia menatap sahabatnya didepannya.

"kukira kau tidak datang hari ini."

"kalau tidak datang, untuk apa aku disini."sunghoon mengedikan bahunya, dengan wajah acuh tak acuh.

Jay menghela, lalu matanya melirik kantung plastik yang berada ditangan sahabatnya itu.

"kantung apa itu?"tanya jay penasaran dengan mata melirik kantung plastik dan sunghoon bergantian.

Sunghoon tiba-tiba kaku, bagaimana cara bilangnya? "ah, ini...ini."sunghoon juga menatap kantung plastik ditangannya dan jay secara bergantian.

Sunghoon menghela nafasnya, "tadi aku telat dan diberi hukuman lari keliling lapangan...."sunghoon menjeda dengan jay yang setia mendengarkan, "dan ada siswi yang pingsan, kini ia di UKS. Aku disuruh membeli makan untuk siswi itu, karena ia belum sarapan."

"jadi itu isinya makanan?"

"hm."jawab sunghoon.

"memang siapa siswi itu?"tanya jay, yang mungkin penasaran.

Sunghoon menarik nafas, ia berusaha mengontrol dirinya. "kau ingat dua siswi yang pernah berbagi meja dengan kita?"

"eoh? Ah, aku ingat. Yang mana satu?"

"yang duduk disampingku."

"shin sora?"kata jay, seperti tak yakin. Wajahnya berubah khawatir, namun tak kentara.

Sunghoon menatap bingung jay, bagaimana laki-laki itu tau nama sora? Apa mereka saling mengenal? Tiba-tiba pertanyaan itu berkecamuk dikepala sunghoon. Tapi, pada akhirnya sunghoon menganggukan kepalanya.

"shin sora?"tiba-tiba ada seseorang yang menyambar.

Membuat dua laki-laki itu menoleh, menatap suara siapa itu. Choi seol-ah, ternyata gadis itu.

"aku tadi mendengar kalian menyebut nama 'shin sora', benar?"tanya seol-ah antara yakin dan tidak. Ia sebenarnya gugup diantara mereka berdua, ia jadi kurcaci saat bersama mereka.

Pasalnya dua laki-laki ini tinggi, bak tiang listrik. Seol-ah hanya sebatas bahu mereka, tingginya. Sunghoon dan jay menatap gadis itu, lalu menganggukan kepalanya.

"ia di UKS."itu sunghoon yang berbicara.

"benarkah?"seol-ah membulatkan matanya, terkejut.

"baiklah, terimakasih."seol-ah berlalu dari hadapan dua laki-laki tampan itu, berdiri didekat dua laki-laki tampan. Tidak baik untuk kesehatan jantung, juga ia pergi karena tak mendapat jawaban dari keduanya.

Dari pada mati kutu disitu, lebih baik ia ke UKS segera. Untuk menemui shin sora, yang katanya pingsan. Seol-ah jadi cemas.

Tapi, tanpa choi seol-ah sadar. Ia dibuntuti oleh dua laki-laki tampan itu, karena ia lebih peduli pada sahabatnya.

Berhenti didepan pintu, yang ditengah tertuliskan 'UKS'. Seol-ah menggeser pintunya, agar terbuka. Disitulah ia sadar, bahwa sunghoon dan jay mengikutinya.

Tapi, seol-ah berusaha tenang. Ia masuk perlahan kedalam, ia berjalan menuju sebuah tirai biru yang tertutup. Ia menggeret tirai itu dan tampaklah sahabatnya yang tengah duduk, dengan wajah pucatnya.

Seol-ah dapat melihat, bagaimana mata sahabatnya itu membulat sempurna. Saat menemukan dirinya datang dengan pengawal kiri dan kanan.

Maksudnya jay dan sunghoon, yang berada dikanan kiri seol-ah. Itulah mengapa, sora terkejut.

"kau kenapa shin sora?"tanya seol-ah ketika berdiri disamping brankar, ia menatap khawatir wajah sora.

Dibelakang seol-ah, sunghoon juga berjalan mendekat bersama jay. Laki-laki itu, menyerahkan kantung plastik yang dari tadi ditentengnya.

Sora yang disodorkan, menatap bingung. Seakan tau maksud dengan tatapan bingung itu, sunghoon berdehem.

Karena tak kunjung diterima, sunghoon menaruh diatas paha sora yang tertutup selimut.

"pak jung menyuruhku membelikanmu sarapan, agar kau bisa meminum obat penurun panas."jelas sunghoon dengan wajah datar.

"kau demam?" bukan! Itu bukan choi seol-ah yang bertanya. Melainkan jay park.

Pertanyaan itu, membuat tiga orang lainnya menatap jay. Secara bersamaan.

"ah, itu..."jay mengusap tengkuknya, gugup. Ia keceplosan bertanya.

Sora mengangguk samar, "iya."gadis itu menjawab pertanyaan jay.

Sunghoon menatap sora, "iya sudah, aku pergi."berlalu dari situ, setelah menatap sora dan seol-ah bergantian.

"terima kasih."ucap sora.

Sora mengikuti punggung sunghoon yang berjalan kearah pintu keluar.

"semoga cepat sembuh, shin sora."jay berucap dan mengikuti jejak sunghoon yang sudah keluar dari ruangan ini.

Setelah dua laki-laki itu, keluar dengan sempurna. Choi seol-ah menangkup mulutnya dengan kedua tangannya, matanya membulat.

"wah, daebak!"choi seol-ah menatap takjub, kearah sora.

Shin sora membenarkan duduknya, ia kaku tiba-tiba. Takut, jika nanti choi seol-ah—sahabatnya. Bertanya yang tidak-tidak.

"tolong ceritakan apa yang terjadi, sora-ya."seol-ah menarik kursi yang berada dibelakangnya, lalu mendudukan dirinya.

Sora menghela, dan benar saja. Sahabatnya pasti menuntut jawaban. Sora menggerling bola matanya, gusar. Takut jika kelepasan, saat menjawab.

Apalagi, sahabatnya ini punya pertanyaan yang spontan. Yang bisa saja keluar dari mulutnya, tanpa perkiraan.

Shin sora menarik nafas, lalu menghembuskan pelan. Ia menatap choi seol-ah, yang sudah menatapnya.

"bukannya ini waktunya pembelajaran berlangsung, ya?"tanya sora mengalihkan.

Seketika, choi seol-ah membulatkan matanya, lagi. Seol-ah lupa, "astaga!"gadis itu menepuk jidatnya.

"sebaiknya kau kembali saja, seol-ah."usul sora.

Tapi, gadis yang duduk disamping kanan brankar, menggeleng. "tidak. Aku membolos saja."

"eoh?! Tidak, membolos mana boleh. Ini pelajaran guru seo, kan? Dia sudah tau kau hadir juga, kan?"

Seol-ah mengangguk, tapi detik berikutnya ia menggeleng. "tak apa sora. Yang terpenting ceritakan apa yang terjadi pada mu, sampai seorang park sunghoon bisa membelikanmu makan, eoh?"ucapannya panjang.

Sora akhirnya menghela nafas, kasar. "soal park sunghoon membeliku makan, aku sama sekali tak tahu."

"benarkah?"tanya seol-ah, tak percaya.

"iya. Aku kan baru sadar dari pingsan, mana ku tau kalau dia membelikan kumakan."tutur sora manggut-manggut.

Seol-ah menatap mata sahabatnya itu, "jadi park sunghoon juga yang membawamu kesini?"

"itu aku juga tak tau. Mungkin."sora mengedikan bahunya tak acuh.

"tidak biasanya."cicit seol-ah, soalnya ini momen langkah.

Seorang park sunghoon, mau repot-repot menggendong seorang gadis membawanya ke UKS. Itu pikir choi seol-ah.

Mungkin kalau laki-laki lain, mungkin seol-ah biasa saja. Tapi, ini seorang park sunghoon. Iya, park sunghoon!!

Karena park sunghoon terkenal dengan sifat, super duper cuek dan bodoamat kesemua gadis yang ada sekolah ini. Dari gadis yang setenar shin yuna, sampai gadis biasa tidak ada yang bisa menembus lapisan es kasat mata.

Yang park sunghoon bangun, agar gadis manapun tak dapat mendekat dan memecahkannya. Tapi, dengan sora. Ia dengan mudah mencair?

"tidak biasa? Bagaimana?"tanya sora, bingung.

"tidak, tidak. Aku hanya heran. Apa membawamu kesini suruhan guru atau kemauan dia?"

Sora menegakan punggungnya, ia juga penasaran dengan hal itu. Sebenarnya. Tapi, sora belum sempat bertanya.

"sudah sadar?"seseorang muncul dari belakang punggung seol-ah. Jung hoseok, dokter di UKS ini. Suara yang berhasil memecahkan keheningan, hampir saja terjadi.

Sora mengangguk samar, ia menurunkan pandangannya. Menatap kantung plastik dipangkuannya, sora sampai lupa dengan benda ini.

"maaf saya lama kembali. Oh, iya itu makanannya?"tanya hoseok, berdiri disamping brankar sora. Tepat berhadapan dengan seol-ah, yang kini sudah bangkit dari duduknya.

Sora kembali mengangguk, "iya."

"dimakan dan nanti saya kasih obat penurun panas setelahnya."ucap hoseok dengan senyuman cerah, khasnya. Karena hoseok memang terkenal sebagai dokter sekolah yang ramah dan ceria.

"baik, pak."

"kalau begitu, aku kembali kekelas ya?"seol-ah menyerong kearah sora, yang kini mulai membuka dan mengeluarkan isi dikantung plastik.

"iya. Tapi, apa guru seo tidak marah?"

Seol-ah melihat jam dipergelangan tangannya, lalu kembali menatap sora "mungkin. Aku sudah menghilang selama lima belas menit lebih."

"aish! Kau ini. Ya sudah kembali sana."usir sora, dia sebenarnya paling anti pembolosan.

Meskipun ia tak begitu pandai, setidaknya ia tidak pernah buat ulah atau masalah. Ia berusaha berbuat baik, setidaknya dengan cara itu ia terlihat tidak buruk-buruk amat.

Cukup otaknya yang buruk, kelakuannya jangan. Itu prinsip gadis, itu. Tapi, sebenarnya sora ini anak pandai. Soranya saja yang malas mengasah kemampuan, maklum yang gadis itu selalu lakukan. Hanya rebahan, nonton drama kesukaanya, baca novel, dan itu siklus selalu berputar-putar disitu saja.

Palingan kalau sudah mau ada ulangan saja, baru sora menyambangi meja belajar yang selalu rapi. Karena tak terjamah oleh sang pemiliknya.

Kini sora menatap punggung sahabatnya yang mulai berlalu dan berjalan kearah pintu. Setelah punggung kecil itu hilang ditelan pintu, menghilang dari pandangannya.

Sora kembali berkutak dengan kantung plastiknya, ternyata isisnya roti isi dan susu pisang. Kesukaannya. Tanpa sadar, sora menarik kedua sudut bibirnya.

Membentuk lengkungan indah diwajahnya, yang kini masih pucat. Sora masih memandangi roti isi ditangannya, lalu melihat cincin yang tersemat indah dijari manisnya.

Dan, lengkungan itu bertambah lebar. Sepertinya ia tak akan melepas cincin ini, meski berada diluar kawasan apartemennya.

"ekhem!"deheman keras, seperti dibuat-buat oleh seorang. Menyadarkan sora, dari lamunan?

Ia menoleh ke meja, dimana terdapat hoseok duduk disana. Dengan memperhatikannya.

"jika kau tatap terus, roti isinya kapan habis?"hoseok terkekeh, diujung.

Lalu sora, tersenyum kaku. Ia menggigit roti itu, perlahan. Aneh, ia merasakan getaran. Getaran yang berasal dari salah satu organ dalamnya, saat menggigit roti isi ini.

Ia bingung, dari mana asal itu. Meski sora bingung, ia berusaha biasa saja.

❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄

Continue Reading

You'll Also Like

300K 26.5K 51
Tidak pandai buat deskripsi. Intinya ini cerita tentang Sunoo yang punya enam abang yang jahil. Tapi care banget, apalagi kalo si adek udah kenapa-ke...
326K 35.4K 71
⚠️BXB, MISGENDERING, MPREG⚠️ Kisah tentang Jungkook yang berteleportasi ke zaman Dinasti Versailles. Bagaimana kisahnya? Baca saja. Taekook : Top Tae...
YES, DADDY! By

Fanfiction

303K 1.8K 9
Tentang Ola dan Daddy Leon. Tentang hubungan mereka yang di luar batas wajar
AZURA By Semesta

Fanfiction

215K 10.4K 23
Menceritakan sebuah dua keluarga besar yang berkuasa dan bersatu yang dimana leluhur keluarga tersebut selalu mendapatkan anak laki-laki tanpa mendap...