Refuser d'y Aller [KV]

Autorstwa joyyby

32.5K 3.5K 127

Saling mencintai namun tak dapat bersatu karena keegoisan masing-masing pihak. Yang satu brengsek dan pandai... Więcej

1. Menyebalkan
2. Kakak?
3. Hungry
4. Kecelakaan
5. Sial
6. Aku... Manis?
7. Pergi lagi?
8. Keanehan
9. Being protective
10. Gengsi tapi mau
11. Dokter tampan
12. Masa sih?
13. Date?
14. Tiba-tiba
15. Normal
16. Menarik
17. Jealous
18. Teori cinta segitiga
19. Kerja kelompok
20. Silent love
21. Fight
22. Taruhan
23. Racing
24. Hospital
26. Akur?
27. Orang tua
28. Woke up
29. Perlakuan manis
30. Batal
31. Sahabat
32. Taken?
33. Curhat
34. Kiss
35. Date!
36. Resmi, tapi...
37. Only
38. Caught
39. Basket
40. Boss
41. The Incident
42. Possible
43. Yeri
44. Datang
45. Lari
46. Problem
47. Snow
48. Everyone's fear
49. The ending

25. The girl's

490 64 1
Autorstwa joyyby

Malam sudah berganti pagi, begitu pula Jimin yang tidak tidur sama sekali. Saat ini Taehyung sudah dipindahkan di ruang rawat inap yang sudah ia urus administrasinya, menatap sosok yang terbaring lemah itu dengan begitu intens.

"Kapan kau akan bangun..." Gumam Jimin pelan sambil menggenggam tangan Taehyung yang terasa sangat dingin.

Kanker...

Jimin menatap kearah Taehyung dengan tatapan sendu begitu lelah, "Kenapa kau sembunyikan hal ini dariku?"

Tapi tak apa, Jimin juga mengerti perasaan Taehyung. Pasti dia tak mau membuat dirinya khawatir dan merepotkannya, padahal Jimin tak pernah merasa sekali pun kerepotan akan hadirnya Taehyung. Namun begitulah adanya, Taehyung adalah orang yang begitu tertutup pada siapapun, tak memandang bulu apakah orang itu adalah orang terdekatnya atau bukan.

Ia mengelus-elus pipi Taehyung dengan pelan, mencondongkan tubuhnya lalu mencium kening yang tertidur. Tanpa sepengetahuannya.

"Tahukah kau seberapa besar aku mencintaimu?"

Pertanyaan konyol yang tentu saja tidak akan terjawab karena manusia yang diajak bicara saja sedang tertidur. Kalaupun Taehyung dalam posisi sadar, Jimin pun tak akan mampu untuk mengakuinya.

Melihat wajah pucat Taehyung membuatnya kembali teringat akan taruhan bodoh yang dia sepakati bersama Jungkook.

"Hah... Aku benar-benar brengsek." Ucapnya pada dirinya sendiri sambil mengusap kasar wajahnya.

Drrttt drrtt...

Namja bersurai pirang itu mengalihkan atensinya kearah ponsel Taehyung diatas nakas rumah sakit, guna melihat siapa yang menghubungi.

"Halo? Ada apa Hyungsik?" Rupanya Hyungsik yang menelepon.

"Jimin? Taehyung ada dimana? Tumben dia tidak mengabariku, kita ada kelas pagi sekarang."

Baru saja Jimin ingat, hari ini Taehyung punya kelas pagi. "Iya, Taehyung tak datang hari ini."

"Kenapa, apa yang terjadi?"

Jimin berdiri dari duduknya lalu berjalan kearah jendela ruangan rawat inap itu, menghela nafas berat lalu berbicara.

"Semalam Taehyung kecelakaan, lebih tepatnya korban tabrak lari."

"HUH?! KAU SERIUS??!!"

Sudah menjadi dugaan Jimin kalau Hyungsik akan kaget. Bagaimana tidak, siapa yang tidak terkejut kalau temannya kecelakaan? Kecuali kalau orang itu psikopat.

"Iya, tapi jangan khawatir. Aku tidak masuk hari ini karena menjaganya, kalau kau mau nanti kau bisa menjenguknya." Jelas Jimin tak mau membuat teman Taehyung itu khawatir.

"Syukurlah, tapi apa keadaannya baik-baik saja sekarang? Mungkin aku agak sore baru bisa menjenguknya, ada beberapa yang harus kukerjakan di kampus Jim."

Jimin berdehem sambil mengeluarkan vape yang berada di saku celananya.

"Baiklah, jaga dia Jim."

Tentu saja itu sudah menjadi kewajiban Jimin, "Sudah pasti."

Tut.

Menghisap vape itu lalu mengeluarkan asap yang mengepul, sambil sesekali melirik kearah Taehyung yang masih tetap berada diposisi yang sama.

Apa yang akan dia lakukan untuk taruhan itu? Bagaimana kalau dia kalah? Apa benar-benar dia akan secara total pergi dari kehidupan Taehyung?

Aku tidak bisa.

Jimin kembali menghisap botol cairan nikotin itu dengan pikiran yang kalut, disaat-saat seperti ini masih sempat saja dirinya memikirkan persoalan hatinya.

• • •

Ting!

Jungkook berjalan kearah ranjangnya untuk mengambil handphone yang berbunyi notifikasi tersebut.

Dia tersenyum kecil sambil mengetikkan beberapa kata lalu memakai kaos t-shirt hitam polos dengan jaket kulitnya.

Bersiap-siap untuk menemui seseorang.

Tak perlu menghitung jam, pemuda Jeon itu sudah sampai di cafe yang menjadi tempat untuk melaksanakan janjinya.

Terlihat seorang yeoja yang tampak anggun dengan balutan kemeja berwarna merah muda serta rambut yang panjang, menambah kesan feminim pada dirinya.

"Jungkook! Disini!" Tangannya melambai kearah Jungkook yang masih terlihat mencarinya.

Jungkook yang melihat itupun tersenyum kecil lalu duduk tepat didepan gadis itu, "Belum pesan makanan?"

Gadis itu menggeleng kecil yang dianggap Jungkook menggemaskan, tangan Jungkook terulur untuk mengacak-acak rambut gadis itu yang membuat sang pemilik merona.

"Maafkan aku karena lama."

Masih dengan rona merahnya, gadis itu menatap Jungkook sambil memegang kedua tangannya.

"Tidak perlu meminta maaf Jung."

Jungkook merasa kedua telinganya memerah karena itu, hanya bisa batuk dengan pelan sambil mengusap lehernya.

Dia tampak memperhatikan gadis itu sekali lagi, sungguh cantik pikirnya. Tapi rasanya begitu brengsek ketika dijadikan taruhan oleh teman-temannya.

"Kau begitu cantik Yeri. Bagaimana bisa teman-temanmu menjadikanmu bahan taruhan?" Tanya Jungkook yang sedikit emosi karena mengingat kejadian balapan itu.

Yeri menoleh kearah Jungkook lalu tersenyum, "Tak apa. Aku pun tak menyesal jika yang memenangkan diriku adalah pria seperti kau."

Jungkook terperangah melihat itu, apa dia bidadari?

Mereka berdua asik mengobrol sambil melempar candaan, kemudian tampak empat orang gadis yang baru saja datang ke cafe itu.

Salah satu dari mereka menyikut pelan kawannya, "Hei, bukankah itu Jungkook?"

Kemudian ketiganya menoleh dan mendapati anak pemilik kampus itu sedang bercanda bersama seorang gadis.

Salah satunya terlihat begitu emosi, berniat ingin menghampiri namun ditahan oleh temannya.

"Jangan Eunha, sudah kita duduk saja." Soo-young mencekal lengan Eunha kemudian mengajak ketiga temannya itu duduk agak jauh dari dua orang itu.

Mereka berempat memesan minuman namun tak lepas penglihatan dari kedua orang itu.

"Ck, mati saja lah Jeon brengsek itu." Umpat Eunha dengan kencang.

Soo-young mendengar itu langsung melotot kemudian mencubit tangan Eunha. "Hust! Jangan keras-keras."

Yewon yang memperhatikan hanya bisa mengelus pelan punggung Eunha.

"Sudahlah, sahabat kecilmu itu memang seperti itu. Kita kan bertujuan untuk hangout disini."

Joohyun mengangguk setuju, "Tapi aku heran, bukankah Jungkook terlihat dekat dengan Taehyung?"

"Yeah... Tapi entahlah, apa jangan-jangan dia itu player?" Yewon berasumsi, karena Jungkook memang terlihat seperti itu.

Sementara Soo-young hanya diam saja sedari tadi sambil memainkan ponselnya, Eunha hanya bisa mengumpat pelan dari tadi.

"Aku sudah cerita belum sih ke kalian?" Tanya Eunha tiba-tiba.

Ketiganya langsung mengarahkan perhatian mereka kepada Eunha, siap mendengarkan.

Eunha menarik nafas pelan lalu bersiap menceritakan apa yang dia alami beberapa minggu yang lalu.

"Jadi aku sempat ribut dengan si brengsek itu, karena aku marah mengetahuinya selama ini sering pergi ke club untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Padahal ada aku sebagai sahabatnya, lalu aku dia anggap apa?" Eunha masih kesal mengingatnya.

Soo-young tampak bingung, "Bukankah dia memang sering pergi ke club?"

Mendengar itu Eunha menoleh kearah Soo-young dengan raut wajah yang sama-sama bingung.

"Dari mana kau tahu?"

"Rumahku berada di dekat club yang sering didatanginya, kan kau tahu aku ini malas sekali untuk memasak. Jadi ya aku selalu keluar untuk pergi ke supermarket, dan aku sering melihat Jungkook berada di parkiran club setiap harinya."

Penjelasan Soo-young membuat Eunha memijit pelipisnya frustasi, "Benar-benar."

Yewon serta Joohyun yang menyimak kemudian saling bertatapan tak mengerti.

"Lalu apa yang terjadi?" Yewon penasaran dengan hal itu, gosip yang seperti ini begitu menarik baginya.

"Jadi ya itu! Aku marah-marah setelah dia selesai kelas, kami bertengkar di parkiran kemudian dia hampir ingin menamparku. Niatku sengaja mencium bibirnya supaya dia malu karena itulah yang aku lihat bersama para jalang yang sudah dia setubuhi, but I think it's really a fucking dumb to kiss him. Karena hubungan kami benar-benar merenggang oleh karena kejadian itu, pada akhirnya aku ditampar olehnya dan aku tidak sengaja menangis."

"Well, aku bukan wanita lemah yang mudah menangis. Tapi rasanya emosi sekali saat mengetahui seorang Jungkook ternyata seperti itu, cih." Lanjut Eunha sambil meminum kopinya.

Joohyun yang sudah serius dari awal menjadi sebal karena ucapan menyebalkan dari Eunha barusan, "Perempuan sinting, menangis saja sok-sok beralasan."

Helaan nafas terdengar dari Soo-young, mereka bertiga melihatnya dengan tatapan bingung.

"Ada apa?" Yewon bertanya.

"Kurasa Jungkook benar-benar seorang player. Maksudku, lihatlah!" Tunjuk Soo-young kearah Jungkook yang terlihat mencium pipi Yeri.

Jelas saja Eunha makin emosi, memalingkan wajah sedikit si Jeon itu sudah berbuat macam-macam.

Bukannya Eunha tak tahu hari dimana ia bertengkar saat itu Jungkook pergi ke taman kota untuk bertemu dengan Taehyung.

Yewon menahan tangan Eunha yang mencoba bangkit berniat melabrak kegiatan dua orang tak tahu diri itu. "Don't."

Eunha kembali duduk lalu menegak kopinya sampai habis, dia memalingkan wajahnya kearah lain. "Sialan."

"Lebih baik kita segera pergi dari sini." Usul Joohyun.

Yewon mengangguk lalu berdiri kearah kasir untuk membayar, sementara Jungkook yang duduk didekat situ terheran saat melihat gadis yang setahu dirinya adalah teman dari Eunha.

Lantas Jungkook mengedarkan pandangannya ke seluruh isi cafe dan mendapati Eunha serta ketiga temannya sedang bersiap-siap untuk pergi.

Eunha yang menyadari ditatap Jungkook hanya tersenyum miring, dia berjalan untuk menarik Yewon yang masih membayar. "Let's go girl. Tempat ini panas banyak setannya."

Kemudian mereka berempat keluar dari situ, Yeri yang melihat sedari tadi hanya tersenyum dalam diam sambil melanjutkan acara makannya.

• • •

To Be Continued

🐰🐯

Czytaj Dalej

To Też Polubisz

21.9K 1.5K 6
(Completed) Hanya Kumpulan cerita Jeon Jungkook dengan Kim Taehyung, baik itu Oneshoot or Twoshoot . . atau malah gagal one or two shoot nya 😁😁 Jun...
114K 11.9K 30
Jeon Jungkook adalah siswa berandal yang hampir ditakuti seluruh siswa Seoul. Hingga keadaan berbalik setelah insiden itu. Tiba-tiba dia menjadi Ketu...
17.1K 1.2K 9
Aku percaya, bahwa kesempatan yang datang lebih dari tiga kali adalah takdir yang merantai kita -Jeon Jungkook Yang kulakukan hanyalah menatap sekeli...
907K 85.2K 52
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...