ARGARA: Cold Husband [ END ]

By gitaaam

2.1M 64K 3.4K

[ SEBELUM BACA DIHARAPKAN UNTUK FOLLOW AKUN AKU TERLEBIH DAHULU ] Argara Delvin Wijaya, seorang remaja laki... More

ζ Chapter 1
ζ Chapter 2
ζ Chapter 3
ζ Chapter 4
ζ Chapter 5
ζ Chapter 6
ζ Chapter 7
ζ Chapter 8
ζ Chapter 9
ζ Chapter 10
ζ Chapter 11
ζ Chapter 12
ζ Chapter 13
ζ Chapter 14
ζ Chapter 15
ζ Chapter 16
ζ Chapter 17
ζ Chapter 18
ζ Chapter 19
ζ Chapter 20
ζ Chapter 21
ζ Chapter 22
ζ Chapter 23
ζ Chapter 24
ζ Chapter 25
ζ Chapter 26
ζ Chapter 27
ζ Chapter 28
ζ Chapter 29
ζ Chapter 30
ζ Chapter 31
ζ Chapter 32
ζ Chapter 33
ζ Chapter 34
ζ Chapter 35
ζ Chapter 36
ζ Chapter 37
ζ Chapter 38
ζ Chapter 39
ζ Chapter 40
ζ Chapter 41
ζ Chapter 42
ζ Chapter 43
ζ Chapter 45
ζ Chapter 46
ζ Chapter 47
ζ Chapter 48
ζ Chapter 49
ζ Chapter 50
ζ Chapter 51
ζ Chapter 52
ζ Chapter 53
ζ Chapter 54
ζ Chapter 55
ζ Chapter 56
ζ Chapter 57
ζ Chapter 58
ζ Chapter 59
ζ Chapter 60
ζ Chapter 61
ζ Chapter 62
EKSTRA CHAPTER: 1
EXTRA CHAPTER: 2

ζ Chapter 44

26.5K 892 50
By gitaaam

A: CH


[44] Manja

[ H A P P Y R E A D I N G ]

***

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam, eh udah pulang ternyata," kata Clarissa saat melihat Anara yang baru masuk.

"Iya Bun," Anara pun menyalimi tangan Clarissa. "Arga gimana Bun?"

"Baik kok, sekarang dia lagi tidur. Tapi sih tadi dia makan cuma sedikit," kata Clarissa.

"Masa' sih, Bun? Orang biasanya dia makan banyak kok," bingung Anara.

Clarissa mengibaskan tangannya. "Gatau deh Bunda. Mungkin dia kepengen disulang sama kamu, Ra."

Dengan canggung tekekeh canggung Anara pun membalas. "Ah, enggak mungkin lah Bun, haha."

"Ih, bisa aja loh Ra," balas Clarissa. "Apa jangan-jangan..." Clarissa memberi jeda membuat Anara penasaran.

"Jangan-jangan apa Bun?"

Clarissa menatap Anara dengan mata menyipit. "Jangan-jangan kamu lagi hamil ya?" tuduh Clarissa.

Sontak Anara menggeleng dengan cepat. "Nggak kok Bun."

Clarissa terkekeh melihat respon Anara. "Biasanya nih ya, kalau suami lagi manja gitu, pasti istrinya lagi hamil."

"Tapi aku kan gak hamil Bun," ucap Anara.

Clarissa mengangguk. "Iya, kamu aja masih sekolah. Tunggu selesai sekolah baru boleh hamil," ucap Clarissa.

Tampaknya Anara sudah terlihat risih dengan pembicaraan ini, sehingga dengan inisiatif Anara pun mengalihkan pembicaraan.

"Nara ke kamar dulu ya Bun, mau ganti baju," pamit Anara.

"Iya, istirahat aja dulu Ra."

Anara mengangguk dan berjalan ke arah kamarnya.

***

Tok! Tok! Tok!

"Masuk," sebuah suara dari dalam kamar menginterupsi.

Anara pun membuka pintu dan mendapati Argara yang duduk diam di atas ranjang. Ck, kasian.

"Ngapain?" Argara bertanya dengan pandangan ke sebuah nampan.

"Makan," balas Anara.

Argara menggeleng. "Gak. Tadi udah makan sama Bunda."

"Kata Bunda, tadi lo makannya cuma sedikit, karena bukan gue yang sulangi lo," kata Anara mengingat ucapan Clarissa tadi.

Mata Argara mendelik mendengar itu. "Pede banget lo."

"Udah, sekarang makan dulu, ngocehnya ntaran aja, aaaa...." Anara mendekatkan sondok ke mulut Argara.

Argara merapatkan mulutnya. "Gak! Gue udah kenyang!"

"Buruan makan, sedikit aja deh," bujuk Anara.

"Dikit aja ya," ucap Argara dengan suara pelan.

Anara mengangguk. "Iya Argaa, sedikit aja, aaaa..."

Akhirnya Argara menerima suapan dari Anara hingga berkali-kali.

"Udah ah, kenyang gue."

"Yaiyalah kenyang, orang lo-nya makan banyak gini. Laper apa rakus, Ga?" canda Anara. Argara merengut kesal mendengar itu.

"Siapa sih tadi yang ngomong mau makan sedikit aja, eh malah kebablasan sampai habis tuh makanan dipiring," Anara masih lanjut menggoda Argara.

"Bisa diem gak?!"

"Nih minum dulu, ntar seret pula' lo," Anara menyodorkan gelas ke Argara yang disambut bibir Argara.

"Nah, pinter banget bayi besar gue," Anara menepuk kepala Argara dengan bangga.

Anara bangkit dari duduknya sambil mengambil piring dan gelas kotor yang berada di atas meja.


"Bentar ya, gue mau nganter ini ke belakang dulu," pamit Anara sambil berjalan ke arah pintu.

"Gue mau tidur."

Langkah Anara terhenti mendengar itu, dan menoleh ke Argara dengan wajah bingung. "Terus?"

"Temenin gue tidur," ucap Argara langsung yang sangat berdampak bagi Anara yang sekarang menjadi gugup.

"H-ha? L-lawak lo ah, ha-ha-ha," Anara terkekeh garing untuk menghilangkan kegugupannya.

"Gue serius," ucap Argara dengan nada serta muka yang sama-sama datar.

Kalau sudah begini, Anara menjadi takut, dan tak bisa berbuat apa-apa.

"T-tapi, gue masih ada kerjaan di-dibelakang, nah iya di belakang!" Anara berusaha mencari alasan.

"Gue nge-gaji bik Ijah untuk bersih-bersih rumah," Argara memandang Anara.
"Jadi lo gak usah nyari alasan untuk ngelak lagi. Sekarang kesini," sambungnya dengan nada bicara yang tak bisa dibantah.

"Tapi gue mau nganter ini dulu, Ga."

"Ke.si.ni se.ka.ra.ng."

Kalau sudah begini, dengan kesal dan buru-buru Anara meletakkan nampan tersebut diatas meja dan berjalan mendekat ranjang.

"Udah sekarang lo tidur," bahkan nada bicara Anara jadi ketus.

"Lo juga tiduran," ucap Argara. "Disamping gue," lanjut Argara.

Mata Anara membola. "APA?! GILA LO?!" pekik Anara.

"Berisik! Tinggal tidur aja apa susah nya sih?!"

"Tapi gue gamau!" tolak Anara melipat tangannya didepan dada.

Mendengar itu muncul sebuah senyum smirk dibibir Argara. "Kalau lo gamau, gue tinggal bilang ke Bunda kalau menantu nya yang penurut ini ternyata punya sisi berontak."

"Kayak anak kecil lo tau gak! Mainnya aduan."

"Kan itu kalau lo gamau. Beda lagi kalau lo mau."

Dengan sedikit kasar Anara loncat ke atas kasur dan menidurkan dirinya disamping Argara.

"Puas lo?!"

Argara tersenyum. "Pinter."

Dengan pelan-pelan Argara juga menidurkan dirinya disamping Anara yang sedang memaki dirinya.

Dan dengan tak tau dirinya Argara malah mendekatkan dirinya ke Anara, membuat perempuan itu melotot dan menggeser lebar tubuhnya ke samping.

"Apaan sih, disamping lo masih lapang noh!" sentak Anara.

"SSG lah! Suka-suka gue!"

Sekarang Anara bingung degan sikap Argara yang sangat berbanding terbalik jika berada disekolah.

"Lo punya alter ego ya, Ga?"

"Mulut lo! Mana mungkin gue punya alter ego."

Anara memiringkan tubuhnya menghadap Argara. "Nih ya, abisnya sikap lo kalau disekolah sama dirumah tuh beda, 180° berubah total."

"Lo juga beda 90°. Kalau disekolah kayak pendiem gitu, sedangkan dirumah lo berubah jadi cerewet,"

"Gue kalem gini lo bilang cerewet?!" tanya Anara dengan histeris.

"Dih! Pede banget lo, kalem darimananya coba gue tanya, ha?"

"Y-ya kalem gitu lah," jawab Anara kehabisan kata-kata.

"Kalah kan lo," ledek Argara. "Udah deh terima aja kalau diri lo emang cerewet."

"Bodo ah! Gue mau tidur," Anara membelakangi Argara, membuat Argara semakin merapatkan tubuhnya ke Anara.

"Apasih Ga! Jangan ganggu bisa?!"

Argara memandangi kepala belakang Anara sebentar.
"Elusin kepala gue," pinta Argara, namun jadinya malah seperti perintah.

Anara dengan cepat membalikkan badannya menghadap Argara, membuat wajah mereka berhadapan dengan jarak yang cukup dekat bahkan kening keduanya bersentuhan.

Bertatapan beberapa detik sebelum Anara mendorong kening Argara agar menjauh.

"Modus ya lo?!"

"Bacot! Elusin sekarang!"

Tak ingin memparah suasana, akhirnya Anara menuruti keinginan Argara untuk mengelusi rambutnya.

"Nanti malem lo tidur disini lagi, gue mau dielus kayak gini lagi."





To be continued.....





Arga tuh sebenarnya mau dimanja sama Anara, cuma dia gengsi mau ngomongnya, jadinya malah kayak ngajak berantem mulu.
___________________________________

•Jangan lupa tinggalin jejak vote dan komen sesudah bacaa ℘

•Komen 'next' disini ➛

•See you in the next chapter ᥫ᭡

•Jangan lupa untuk follow akun instagram aku ya @gitaaam_wp untuk melihat sekilas tentang Argara & Anara sekawan, yang mau follback-an bisa dm

Continue Reading

You'll Also Like

308K 20.8K 40
[SEBELUM MEMBACA, SEBAIKNYA FOLLOW AKUN SAYA DULU. Terimakasih ] Ini cerita pertama, masih banyak kesalahan karena belum direvisi. Enjoy ya guys! ___...
219K 8.4K 28
. . . . . . SEQUEL DARI CUTE COUPLE!! Ada bab yg gk urut! Update hari Senin,Selasa,Rabu, Kamis,Jumat, Sabtu,Minggu. Jadi setiap hari update, insyaall...
3.5M 179K 27
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...
1.4M 73.5K 65
Diklaim seseorang? Bagaimana rasanya? Itulah yang dialami Diva. Ya, Divara Arrabella Adena, seorang gadis periang, pintar, dan juga memiliki wajah ca...