The New Story - That Time I G...

By jnscrtm

17.9K 874 241

DISCLAIMER: THIS TRANSLATION IS WRITTEN UNDER THE PERMISSION OF THE ORIGINAL AUTHOR. PENAFIAN: PENERJEMAHAN I... More

PRAKATA PENERJEMAH
INFORMASI
Prolog - Kisah Baru Dimulai
Bab 1 - Dimulainya Perjalanan Baru
Bab 2 - Bawahan Pertama
Bab 3 - Peraturan, Nama, dan Perasaan
Bab 4 - Kencan
Bab 5 - Malam
Kisah Tambahan - PERHATIAN
Bab 6 - Pagi
Bab 7 - Dua Raja Agung
Bab 8 - Perang Langit dan Bumi
Bab 9 - Lahirnya Sang Penerus
KISAH TAMBAHAN - Kekuatan Rimuru
Bab 10 - Saudara dan Partner... atau Lebih?
Bab 11 - Dia yang Ditetapkan atau yang Ditakdirkan?
Bab 12 - Benih Perasaan Baru
Bab 13 - Penghakiman Takdir
Bab 14 - Kecemburuan | Saudara vs Saudara
Bab 15 - Sebuah Pertanyaan yang Akan Mengubah Kisah
Bab 16 - "Hal-hal" yang Sangat Tak Terduga
Bab 17 - Hari Ketika Segalanya Berubah
TRANSLATOR-KUN'S ANNOUNCEMENT (BUKAN HIATUS)
Bab 19 - Mekarnya Dua Hati ~ ♥️ Rimuru ♥️

Bab 18 - Kemurkaan Dia yang Mengendalikan "Segalanya"

697 24 30
By jnscrtm

Aku {Kirikachan01} minta maaf karena hiatus yang lama. Aku kewalahan oleh hal-hal yang datang silih berganti dalam sebulan terakhir ini...

Tapi mari lupakan itu dan memulai bab ini (bagian pertama), ya?

--------------------

(Sudut Pandang Rimuru)

"Tidak adil! Tidak adil! Master tidak adil!!!" Ciel terus memukuliku dengan tinjunya. Wajahnya terlukis merah karena kemarahannya, kesal karena aku bermain-main dengannya. Tapi aku hanya tertawa kecil melihatnya menjadi seperti itu. Itu sangat imut.

Itu salahku, sih... (terkekeh)

Setelah pembicaraanku dengan Veldora, aku bertukar tempat dengan Shizu-san yang sedang menenangkan Ciel selagi memeluknya. Aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan, tapi saat aku mendatangi Ciel, dia telah menjadi dirinya yang biasanya. Aku sungguh senang melihatnya kembali. Setelah beberapa pembicaraan dengan Ciel, meminta maaf pada satu sama lain karena kami berdua merasa bertanggung jawab atas kejadian yang patut disayangkan ini, kemudian kami membicarakan tentang akar masalah ini dan aku memberinya beberapa saran tentangnya.

Ciel masih belum terlalu mengerti apa yang dia rasakan... atau lebih tepatnya belum benar-benar mempercayai dan meyakininya...

Jadi, kupikir aku bisa membantunya dengan suatu cara...

...

Bagaimana denganku, tanyamu?

...

Ah—

A-aku mungkiiin... dalam kondisi yang hampir sama dengan Ciel...

I-itulah kenapa aku mengelak dari pertanyaannya dengan memberitahunya kalau aku akan menyampaikan perasaanku setelah dia melakukannya terlebih dulu...

Supayaaa... aku bisa punya waktu untuk mencari tahu sendiri, sama seperti Ciel... (tertawa gugup)

...

Ya, menyedihkan.... Aku tahu.... Aku di sini untuk membantu Ciel, tetapi aku juga bingung dengan diriku sendiri....

Apa yang salah denganku...?

...

(Menghela nafas) Pokoknya, lupakan itu untuk sekarang...

...

...

...

"Mudah, Ciel. Kamu tidak perlu sekesal itu, oke?" Setelah satu menit memukuliku terus-terusan dengan imut menggunakan tinjunya, aku mencoba menghentikannya dengan memberikannya senyuman terbaikku.

Dan... tidak terlalu ampuh. Dia masih marah apdaku dengan wajah marah yang merah dan rengutan di mulutnya. Dia menatapku dengan intens dengan wajah seperti itu yang membuat sedikit berkeringat. Ciel betul-betul menakutkan saat dia marah. Akan tetapi, aku mencoba tetap berdiri dan tetap tersenyum padanya.

Dan aku berutung. Setelah beberapa waktu dia mundur dari pertengkaran kecil kami yang perlahan berkurang dengan menghela nafas panjang. Aku juga melakukan hal yang sama, tapi hanya dalam pikiranku. Ciel kemudian menatapku dengan matanya sementara wajahnya masih menghadap tanah. Aku memberinya senyumanku sekali lagi dan...

"Sini~" Aku membuka kedua lenganku untuknya, menyuruhnya untuk datang mendekatiku.

Mata Ciel melembut dan merah muda samar muncul di pipinya selagi dia perlahan berjalan menuju sisiku. Kedua lengannya melewati tubuhku, melingkari pinggangku, dan kepalanya perlahan bersandar di pundakku, menemukan kenyamanannya. Aku memeluk balik dengan satu tangan di punggungnya dan aku menyandarkan pipiku di atas kepalanya.

"Aku pasti akan memberitahumu tentangnya ketika waktunya tiba. Jadi, sekarang kau hanya perlu mengkhawatirkan {perasaan} milikmu, oke, Ciel?" Dengan suara membisik, aku memintanya untuk hanya fokus pada dirinya sendiri dan tidak mengkhawatirkan hal lain. Dia juga akan berbicara denganku mengenai itu ketika dia ingin, sama seperti yang sudah kuminta sebelumnya.

"Baik, Master.... Tapi, saya tidak tahu akan berapa lama nantinya." Dengan suara yang sedikit bermasalah, dia khawatir tentang waktu yang akan dia butuhkan untuk mencari tahu hal ini.

C-Ciel, aku tidak tahu kau sadar akan ini atau tidak... tapi aku juga perlu waktu....

"Aku tak masalah dengan itu, sih. Jadi, ambillah waktu sebanyak yang kau butuhkan, Ciel." Aku memberitahunya bahwa aku tidak terlalu peduli dengan waktu yang dia butuhkan karena aku juga membutuhkannya. Dan itu bukan berarti kami sedang terburu-buru untuk sesuatu. Kami secara harfiah memiliki semua waktu di dunia-dunia.

Mendengarnya, Ciel meletakkan sebuah senyuman di wajahnya dan sedikit mengangguk selagi masih di pundakku. Mendapat respons positif darinya membuatku senang. Aku tanpa sadar menutup mataku dan memeluknya lebih erat. Hingga aku mendengar beberapa suara gemeretuk di sekitar kami, yang membuatku membuka mataku lagi. Di sana di depan kami, aku bisa melihat Shuna dan Shion berjalan perlahan menuju kami, dengan Benimaru, Hakurou, Gobta, and Rigur mengikuti mereka dari belakang, dan Ranga, Raiga di sampingku, bersembunyi di belakang pepohonan. Mereka semua sepertinya meninggalkan pos mereka karena sudah tengah siang.

"Hmm? Apa yang sedang kalian lakukan?" tanyaku pada orang-orang licik itu dengan penasaran yang menarik perhatian Ciel juga.

Setelah menyadari kalau kami sudah memperhatikan keberadaan mereka di sekitar kami, itu membuat mereka sedikit terkejut dan berhenti di posisi mereka. Aku tidak tahu apa yang sedang mereka lakukan, tapi Ciel kelihatannya menyadari niat mereka dengan mudah dan memberi mereka anggukan kecil dan senyum samar.

Melihat senyuman itu, mata kedua gadis berambut ungu dan merah muda di depan kami, perlahan tapi pasti, aliran air mulai mengaliri pipi mereka. Dan dengan emosi mereka yang bergelora, tubuh mereka mulai bergerak lagi, bergegas menuju kami tanpa persetujuan dari pikiran mereka.

""Rimuru-sama, Ciel-sama!"" Shuna dan Shion bergegas pada Ciel dan langsung meringkuk ke dadanya, menutupi wajah-wajah mereka yang berlinang air mata. Namun demikian, suara tangis mereka masih bisa didengar oleh semua orang.

"Shuna? Shion?"

Mereka mengejutkan Ciel dan dia langsung menarik tangannya dari pinggangku. Dia tidak menduga hal seperti ini akan terjadi sejak awal.

"K-kami m-mohon maaf atas apa yang telah terjadi hari kemarin." Shion, sambil mencoba menahan air mata di matanya, memohon maaf pada kami tentang apa yang terjadi kemarin.

"K-kami menyerah pada rasa keingintahuan kami walau tidak menyadari situasinya. Mohon maafkan kami...." Masih berlinang air mata, Shuna juga memohon maaf pada kami. Meski mereka bukanlah yang menanyakan pertanyaan itu, sepertinya mereka masih merasakan semacam rasa bersalah dikarenakan mereka juga ada dalam kejadian.

Namun, melihat mereka menangis karena kami, membuatku sadar kembali...

Seberapa banyak kami bisa membuat mereka mengkhawatirkan bahwa hal yang sangat kecil sekalipun jika itu tentang kami...

...

Kami lebih baik tidak lagi menyebabkan sesuatu seperti ini. Itu menghancurkan hatiku melihat mereka jadi seperti ini.

...

"Kalian berdua..." Ciel masih dalam keadaan bingung. Tapi, setelah mendengar apa yang mereka katakan, itu membuatnya juga menyadari apa yang telah kami sebabkan pada mereka. Senyum hangat mulai terlukis di wajahnya sementara kedua tangannya dengan lembut menjangkau punggung mereka berdua yang sedang meringkuk padanya. Ciel memberi mereka pelukan hangat, mencoba menenangkan mereka.

"Kami juga merasa bertanggung jawab tentang apa yang terjadi, tapi ayo lupakan saja hal-hal bodoh itu, oke? Kami sudah kembali ke normal. Jadi, berhentilah menangis, Shuna, Shion~" bisik Ciel dengan suara lembutnya ke telinga mereka, mencoba menenangkan mereka, yang hanya membuat mereka berdua lebih menangis. Ciel terkejut dengan itu, tapi dia segera memeluk mereka dengan lebih erat, terus menghibur teman-temannya.

Melihat pemandangan yang agak hangat {EN: wholesome} ini, membuatku sedikit mengangkat pojok bibirku.

Selagi Shuna dan Shion masih menangis di pelukan Ciel, dua bola berbulu abu-abu gelap datang dari persembunyian mereka di belakang pohon, mendekati kami dengan bersemangat seperti yang selalu mereka lakukan. Kedua serigala berbulu empuk ini menjilati wajahku dengan energi penuh, bahagia melihat {dua} master mereka tercinta kembali ke normal lagi. Aku hanya membiarkan mereka melakukannya sampai mereka puas. Kemudian, sementara serigala-serigala kami masih menjilatiku...

"Rimuru-sama, dan Ciel-sama benar-benar membuat kami semua khawatir. Benar-benar susah melihat kedua master kami merasa tidak terlalu baik secara emosional." Oni merah {berumur} muda yang mengikuti saudarinya dan {teman} sesama Oni sebelumnya, berkomentar sambil duduk di sampingku, setelah dia meminta baik Gobta dan Rigur untuk menyampaikan berita kembalinya kami ke seluruh kota, yang sekarang sedang menyebar dengan liarnya, aku percaya.

"Benar sekali, Tuan Muda. Karena beberapa alasan, kami semua juga merasakan rasa gelisah yang Rimuru-sama dan Ciel-sama rasakan yang membuat semua orang khawatir. Tapi kami benar-benar senang melihat Anda berdua kembali normal, Rimuru-sama." Lelaki tua putih duduk di samping Benimaru dengan senyum lembutnya yang biasanya terarah padaku.

Dia mengomentari kejadian yang mereka juga bisa menerima apa yang master mereka rasakan atau masalah yang dimiliki. Ini dikarenakan [Soul Corridor] ditingkatkan yang {dengannya} kami semua saling berbagi, membuat kami semua terhubung. Emosi-emosi yang aku dan Ciel rasakan, mereka akan mampu merasakannya. Akan tetapi, hal ini jarang terjadi; hanya dalam kasus khusus seperti ini.

Tapi ini menambah lebih banyak alasan bagi kami untuk mencegah sesuatu seperti ini terjadi lagi.... Aku tidak mau mereka menjadi terlalu khawatir atas master mereka....

Setelah Benimaru dan Hakurou duduk di sampingku, Ranga dan Raiga berhenti menjilati wajahku. Mereka sekarang mengubah ukuran tubuh mereka yang sebesar serigala besar ke ukuran anjing. Betapa manjanya anjing-anjing yang kami punya. Mereka terlihat imut seperti ini, sih. Dan bisa dipahami kenapa mereka bertingkah seperti ini sekarang. Jadi, aku mengelus mereka seperti yang mereka inginkan.

"Ya, kami minta maaf menarik kalian pula ke dalam masalah kami. Waktu itu, k-kami hanya... tidak tahu apa yang harus dilakukan." Masih mengelus anjing-anjingku, ekspresi menyesal di wajahku, dan suara yang penuh sukar keluar dariku. Mendengar dan melihatku seperti ini, Benimaru dan Hakurou tidak mengatakan apa pun. Mereka hanya membuat senyum samar menghibur di wajah mereka.

Beberapa detik berlalu, dan suara tangis kedua Oni muda tak dapat didengar lagi. Partnerku telah berhasil menenangkan mereka. Sekarang, mereka bertiga hanya duduk diam di sampingku. Di depan kami hanyalah lapangan kosong dengan hanya satu yang menghuninya, yaitu sinar matahari cerah yang menggantung di langit biru yang indah. Semua orang sudah beranjak ke bawah tutup bayangan dedaunan yang disediakan oleh pepohonan hutan yang mengitari lapangan, menikmati makan siang mereka dengan bahagia setelah mengetahui master mereka baik-baik kembali.

Aliran angin lembut semilir menerpa dedaunan hijau dari pohon maple di atas kami, menciptakan harmoni pada telinga kami. Tapi, harmoni biasa yang bisa selalu kami dengar setiap hari, benar-benar melekat pada satu orang tertentu. Matanya mengembara ke dedaunan dari pohon maple hijau di atasnya, sementara sebuah ekspresi melankolis terbentuk di wajah keriputnya. Selagi matanya masih terpikat oleh pohon maple di atasnya, mulutnya membuka, keluar darinya suara {orang} yang tua. Dan kata-kata yang dia lemparkan entah dari mana padaku dan gadis di sampingku, benar-benar tak terduga bagi kami berdua.

...

"Cinta itu indah namun rumit dan rapuh."

...

"Benar begitu, Rimuru-sama, Ciel-sama?" Wajah melankolisnya berganti ke ekspresi orang tua lembutnya yang biasanya yang sekarang menghadap kami secara langsung. Tapi pertanyaan yang dia berikan pada kami mampu membekukan pikiranku sebentar, dan kedua mataku jadi lebar terbuka dengan alis terangkat.

Huh? Apa...?

Kenapa kau menanyakan pertanyaan itu padaku dan Ciel?

Karena pohon maple ini? Apa kau mengingat kisah masa lalumu karena itu?

Jika iya... kenapa kau menarik kami ke dalam momen nostalgiamu pula?

...

Kau bertanya pada orang yang salah!

Jangan menarik aku dan Ciel ke dalam diri melankolismu juga!!!

...

Sementara aku mengeluhkan apa yang dia tanyakan pada kami dalam pikiranku, semua mata di sekitar kami jatuh pada aku dan Ciel, menunggu jawaban kami untuk pertanyaan omong kosong ini. Dan sama sepertiku, Ciel juga jadi membeku, menghadapi pertanyaan ini dari lelaki tua itu. Dan demikian, meski aliran waktu terasa seperti berhenti untuk kami berdua, sepuluh detik kesunyian canggung tanpa suara apa pun yang bisa didengar telah berlalu di dunia. Kemudian, sepatah kecil pikiran rasional akhirnya kembali ke pikiranku.

Ah, sial... aku harus menjawabnya....

"K-kupikir..." Suara gugup datang dariku, sementara mataku berputar ke mana pun mereka bisa pergi, dan sekarang aku merasa wajah penuh sukarku terbakar karena mencoba menjawab pertanyaan itu dengan satu-satunya hal yang mungkin bisa kupikirkan.

"..." Ciel di sampingku tetap bungkam, tapi kami semua bisa melihat kalau dia sedang bermain dengan jarinya sambil menghadap ke bawah. Dia mencoba sebisa mungkin untuk menenangkan dirinya, tapi tidak bekerja terlalu lancar, ditandai dengan wajahnya yang seperti buah bit {saking merahnya}.

Melihat kami berdua merespons seperti ini karena satu pertanyaan tunggal yang menyebutkan satu perasaan tertentu yang mengganggu kami akhir-akhir ini, ekspresi penuh pertanyaan terbentuk di wajah Hakurou. Tapi itu langsung berubah dengan dia sedikit terkekeh menyadari apa yang sudah dia lakukan pada kami berdua. Dan orang lain di sekitar kami, Shuna, Shion, Benimaru, Ranga, dan Raiga juga terkekeh mengikuti si lelaki tua, mungkin merasa lucu bagaimana kami bereaksi seperti ini, malu dan tidak ada hal yang lain.

Mendengar mereka hanya terkekeh, aku tidak tahu apa yang harus dilakukan, jadi aku hanya memasang senyum masam di wajahku sembari memandangi mereka semua. Ciel, sih, dia menjadi lebih malu karena mereka dan tidak bisa menahannya lagi.

Dia langsung mendekat padaku, menyembunyikan wajahnya yang sekarang terbakar padaku, merapat ke pundak dan leherku. Aku terkejut awalnya tapi langsung berubah ketika aku melihatnya dekat-dekat. Ekspresiku melembut melihat Ciel yang imut di sampingku, dan aku tidak bisa menahan untuk mengelus belakang kepalanya. Dan karena ini pula, orang-orang di sekitar kami yang terkekeh sebelumnya, sekarang hanya memasang muka hangat memandangi kami seperti ini.

Setelah beberapa waktu, Ciel sudah tenang, tapi dia masih menyandarkan kepalanya di pundakku selagi mengelusi anjing-anjing yang juga masih meletakkan kepala mereka di pangkuanku. Tapi, tak lama setelah semua ini, satu orang tertentu dengan rambut biru helap yang sudah pergi sedari kemarin, muncul berlutut dari udara tipis di depan kami.

"Rimuru-sama, Ciel-sama, saya mohon maaf mengganggu waktu Anda berdua, namun saya memiliki hal penting untuk dilaporkan." Intel kami, Souei datang kembali untuk melapor, yang sepertinya bukan hasil dari misinya. Keempat skuatnya yang lain juga tidak terlihat di mana pun, mungkin melanjutkan misi asli mereka.

"Apa itu, Souei?" Aku mengizinkannya berbicara mengenai pekerjaannya, sementara CIel masih bermain-main dengan para anjing tapi aku tahu dia juga memiliki sebagian besar perhatiannya pada Souei.

"Baik, saya menemukan sekelompok lizardman yang mendekati kota kita yang sepertinya utusan ataupun semacam itu." Souei memulai laporannya yang merupakan sesuatu yang tak kuduga akan terjadi. Sesuatu sangat aneh....

Kenapa 'dia' muncul sekarang? Bukannya terlalu cepat?

'Orang itu' harusnya belum muncul sekarang, atau muncul sama sekali di waktu-waktu ini.

...

Jika dia betul muncul sekarang, aku hanya bisa mengira bahwa para orc telah maju ke tanah rawa, dan mereka terdeteksi oleh para lizardman. Sebagai hasilnya, ketua para lizardman akan langsung memerintahkannya dalam misi untuk mencari bantuan yang akan membutuhkan beberapa hari.

Akan tetapi, apabila prediksi kami tepat, yang berarti pergerakan para Orc lebih cepat dari yang sebenarnya terjadi, dan dengan asumsi bahwa ketua para lizardman juga menyadari ini, akan ada satu kemungkinan kalau sang ketua tidak memerintahkannya karena itu akan menurunkan kekuatan perang mereka. Mereka lebih baik hanya bertahan, bersiap sendiri untuk pertempuran yang dekat tanpa bantuan orang lain. Itulah kenapa dia harusnya tidak muncul sama sekali di sekitar waktu ini.

Tapi meski begitu, dia masih muncul. Jika itu benar-benar karena misi dari ketua, mustahil untuk mengumpulkan bantuan-bantuan itu secepat ini. Dan jika dia, karena beberapa alasan, langsung pergi ke kota kami segera, akan masih membutuhkan sekitar seminggu untuk perjalanan antara rumah mereka, tanah rawa di Danau Sisu, ke kota kami menggunakan kadal tunggangan mereka.

Dan meski begitu, dia masih muncul tak memedulikan semua keanehan... sama seperti bagaimana aku bertemu dengannya untuk pertama kali di dunia lama....

Aku sudah memiliki rencana cadangan untuk bagaimana menangani ini kali ini, karena perubahan-perubahan yang kami buat akan mengacaukan beberapa kejadian yang terjadi terakhir kali di dunia ini.

Tapi rencana cadangan itu sepertinya tak terpakai melihat masalah tak terduga ini...

...

Bagaimanapun, tidak mungkin dia muncul tanpa semacam hal-hal mencurigakan terjadi di belakang layar....

...

Jadi pertanyaannya...

'Kenapa' dan 'bagaimana' si 'idiot' itu muncul sekarang?

...

"Lebih jauh, sedari kemarin saya menemukan seseorang yang mencurigakan, mengamati kita di wilayah luar kota. Dia mengenakan pakaian badut dan sebuah topeng asimetris, cocok dengan penampilan badut yang menyerang desa kami sebelumnya." Souei memberikan laporan yang sangat mengejutkanku.

Eh!? Badut itu bergerak juga, tidak kabur seperti yang kukira....

Badut ini bertemu Veldora dalam wujud naganya secara langsung sebelumnya, ketika menyerang Desa Ogre. Sama seperti di masa lalu, semua orang di sini berpikir kalau Veldora sudah menghilang sebulan yang lalu. Tapi badut itu bertemu Makhluk Mitos itu entah dari mana di tempat dan waktu yang dia tidak pernah duga. Aku percaya siapa pun akan pipis di celana jika mereka bertemu makhluk semacam itu, dan kemudian kabur secepat yang mereka bisa.

Terutama badut itu, dia punya indra {perasa} bahaya yang hebat. Jika dia menghadapi seseorang yang jauh lebih kuat darinya, seperti Storm Dragon yang legendaris itu yang akan merusak wilayah-wilayah sesukanya untuk bersenang-senang, dia kemungkinan besar akan memilih untuk lari, membuang misinya, apalagi kalau tujuannya tidak setara dengan risiko kehilangan nyawanya sendiri.

Akan tetapi dia tidak lari kali ini. Aku tidak tahu dia punya sisi berani...

...

Nah... aku meragukannya. Tak mungkin dia jadi tidak takut seperti itu....

Mengetahui badut itu, dia pasti membasahi celananya, dan kabur tepat saat Veldora hilang dari pandangannya...

...

Jadi... mungkin sesuatu yang tidak kupikirkan terjadi lagi?

...

"Syukurlah, saya mampu mengganggu apa yang sedang dia lakukan. Namun, saya tidak dapat menangkapnya ataupun melakukan investigasi lebih jauh padanya. Dia selalu mampu lolos dari saya. Saya mohon maaf atas ketidakkompetenan saya, Rimuru-sama, Ciel-sama." Lebih banyak laporan datang dari Souei. Dia sukses mencegah apa pun yang badut itu lakukan. Itu sudah sangat diharapkan dari mata-mata kami. Tapi, dia merasa sangat bersalah karena dia tidak bisa menangkapnya, ditunjukkan oleh ekspresi penuh penyesalan di wajahnya saat ini.

"Tidak, tidak, Souei. Tak apa. Kau tidak perlu menangkapnya. Justru, kau sudah melakukan kerja bagus, mencegah kebocoran informasi ke musuh." Aku mencoba menghibur si Oni muda. Kebocoran informasilah yang perlu kami cegah. Kami tidak ingin itu terjadi sama sekali. Dan demikian, Souei sudah melakukan kerja bagus di situ.

Kami ingin kontrol penuh atas aliran informasi dan menggunakannya untuk keuntungan penuh kami. Ada banyak jenis kekuatan di dunia ini. Beberapa adalah sekutu kami atau calon sekutu kami, dan yang lain adalah musuh-musuh yang perlu kami tangani "dengan baik". Dan kami di sini, perlu memutuskan informasi apa tentang kami, yang setiap dari mereka perlu ketahui atau tidak ketahui sama sekali.

Ini adalah salah satu cara untuk bermain politik dan perang. Dengannya, kau bisa mendapatkan apa yang kau inginkan dengan mudah....

Itulah apa yang kupelajari dari pengalaman masa laluku....

"Saya terhormat dengan kata-kata baik Anda, Rimuru-sama." Dengan senyum samar tipikalnya, dia memberiku anggukan. Dengan begitu, laporan Souei telah selesai.

Setelah ini, mataku mengembara ke kejauhan, ke busa putih yang menggantung di lapisan langit yang biru. Menyelam dalam ke dalam pikiranku, merenungkan apa yang sebenarnya terjadi.

...

Tidak ada satu pun dari ini yang harusnya terjadi seperti ini....

Semua prediksiku sudah meleset jauh....

...

Aku sudah memutuskan setelah sampai di dunia ini untuk tidak melakukan hal yang sama dengan yang kulakukan di masa lalu. Benar, alasan terbesarku datang ke dunia ini adalah untuk Ciel dan kabur dari tugasku, tapi aku masih sangat peduli dengan teman-teman dan rakyatku yang kuanggap sebagai keluargaku di sini. Aku ingin yang terbaik dari yang terbaik untuk mereka yang aku tidak benar-benar bisa berikan di Dunia Lama sebelumnya.

Ada banyak kekurangan yang tidak bisa kutebus kembali. Tapi, aku tidak menyesalinya, apalagi menolaknya karena aku sudah melakukan yang terbaik sebelumnya. Itu adalah yang terbaik yang bisa kulakukan saat itu. Akan tetapi, aku telap bertetap hati untuk melakukan yang lebih baik lagi di Dunia Baru ini, tidak mengulangi satu pun dari kesalahanku di masa lalu, dan memilih jalan terbaik yang perlu kami tempuh sehingga kami bisa sampai ke tempat yang kami impikan.

Itulah kenapa aku membuat rencana sebelum waktunya dengan bantuan Ciel di sisiku... rencana untuk menangani beberapa masalah yang akan sampai pada akhirnya...

...

Sayangnya, aku dan Ciel sudah sampai pada kesepakatan untuk membatasi penggunaan kekuatan kami sebanyak mungkin, hanya dalam hal mengatur hasil dari semua kejadian seperti yang kami inginkan. Itu termasuk Ciel yang hampir sepenuhnya membatasi hasil dari [Multi-dimensional Perception], dan bahwa menonaktifkan kombinasi [Soul Manipulation] dan [Voice of the World]. Persetujuan-persetujuan itu sebenarnya sudah efektif sejak dahulu kala di Dunia Lama.

Di tahun-tahun setelah Perang Besar Tenma, Ciel selalu mengisi waktunya bereksperimen dengan semua kekuatan kami... hampir selalu dengan aku mengetahui apa yang dia sebenarnya lakukan....

Eksperimen-eksperimen itu menghasilkan banyak penemuan, yang beberapa kuizinkan untuk digunakan, yang lain tidak... dan contoh nyatanya adalah dua hal itu....

Dengan itu, Ciel bisa dengan mudah mengetahui semua hal yang terjadi, di setiap sudut dan celah di dunia di mana kami berada, termasuk setiap satu orang yang "berpikir" di dalam pikiran mereka dalam detik kapan pun. Tapi, ketika aku memikirkannya, bagi kami untuk mengetahui semuanya, dan menggunakannya untuk tujuan kami... rasanya salah. Aku tahu itu sangatlah berguna dan bisa digunakan dalam banyak hal. Tapi tetap saja, rasanya salah....

Maksudku... menjadi hampir maha tahu atau apalah itu disebutnya, sepenuhnya tidak, tidak bagus, tidak menyenangkan, dan aku bisa dengan percaya diri mengatakan jika kami masih melanjutkan dengan itu, kami "tidak hidup".

Aku di sini mengalami hal-hal baru setiap harinya, tanpa tahu apa yang akan datang setelahnya.... Hanya melakukan apa yang perlu kulakukan setelah mengetahui hal-hal mendasar dengan cara normal...

Itulah bagaimana kau menjalani hidupmu.

...

Tidak masalah jika kau seorang makhluk lebih rendah tanpa kecerdasan seperti binatang dan tumbuhan, atau bahkan makhluk bertingkat paling tinggi yang mungkin dengan kekuatan besar di telapak tanganmu....

Setiap orang hidup dengan cara yang sama....

...

Hidup adalah tentang mengalami hal-hal tanpa memedulikan kekuatan apa pun yang kau punya....

Dan jika kami tahu apa yang terjadi di sisi lain dunia ini, apa tang orang lain pikirkan...

Apa yang akan terjadi selanjutnya...

...

Kau tidak bisa menyebutnya pengalaman...

...

Dan aku ingin Ciel, dan kami berdua hidup seperti itu....

Mengambil makna 'Ketidaktahuan adalah kebahagiaan' ke 'hidup kami yang lebih luas'....

...

...

Itulah alasan kami hanya bisa memprediksi apa yang orang lain sedang lakukan, apa yang mereka mungkin akan pilih untuk dilakukan, jalan apa yang harus mereka lalui...

Dan dengan pertimbangan itu, kami perlu membatasinyaa....

Membatasi apa yang mereka bisa lakukan, membatasi pilihan yang tersedia untuk mereka, dan menciptakan satu-satunya jalan yang harus mereka seberangi...

Dengan demikian, kami akan mendapatkan hasil yang kami inginkan.

...

Dan itulah hal yang sama dengan yang kulakukan untuk gangguan ini yang terjadi di hutan karena suatu 'orang lemah' mencoba menyentuh apa yang dia seharusnya tidak sentuh...

...

Aku sudah membuat keputusanku untuk menandai eksistensi pertamaku di Dunia Baru ini dengan cara masuk yang hebat, selagi mengajak teman-teman dan rakyatku ke sisiku sesegera mungkin sementara itu. Pergerakan pertama kami akan hampir seluruhnya terlihat untuk si 'lemah' itu dan teman-temannya. Aku ingin memastikan dengan pergerakan yang awal ini, dia tidak akan berani mengacau denganku lagi. Aku tidak mau itu terjadi lagi. Aku benci konflik yang tak perlu. Aku ingin mereka meninggalkan kami sendiri. Jika tidak, mereka akan membayar banyak untuk itu... dan aku akan memastikan itu terjadi.

Ciel menyetujui keputusanku, dan untuk banyak hal di masa depan yang terhubung dengan kejadian ini, terutama mengenai teman-teman kami...

Dia bilang tidak masalah dengan itu. Kami bisa mencoba hal baru untuk menggantinya... dan demikian, kami melanjutkan....

Langkah pertama yang kuperintahkan untuk jadi sempurna adalah untuk membuat saudaraku itu menyelamatkan suku Ogre. Sehingga, kami bisa membunuh tiga burung dengan satu batu {maksudnya tiga hal dicapai dengan satu tindakan}, yang aku yakin kamu semua pasti sudah menyadarinya. Aku ingin menghalau pihak lain tanpa kami menunggu mereka bergerak terlebih dulu. Perkembangan kota juga telah sangat bagus. Militer kami juga jauh lebih kuat dari masa lalu. Jadi dengan pasti, kami bisa mengatasi perubahan-perubahan ini.

Memperhitungkan fakta-fakta itu, tidak seperti apa yang mereka duga di awal, sekarang seorang musuh tak dikenal muncul, berani mengganggu percobaan mereka menggapai tujuan tertinggi mereka. Dengan kejadian tak terduga terjadi pada mereka, akan ada 2 pilihan tersedia untuk mereka pilih: melanjutkan dengan laju yang sekarang seolah tak ada yang terjadi, atau mempercepat pergerakan mereka sebelum kami bisa mengganggu mereka lagi. Selain itu, akan ada sebuah risiko kami akan menghalangi mereka lagi dan bahkan menggagalkan percobaan mereka sepenuhnya.

Juga, ada pula opsi ketiga yang sebenarnya bisa mereka ambil. Jika mereka percaya dengan kekuatan mereka yang sekarang atau termakan oleh arogansi mereka, mereka bisa memilih untuk menyingkirkan kami sepanjang jalan, atau secepat yang mereka bisa. Jika mereka memilih opsi itu, mereka bisa mempercepat progres mereka menuju tujuan mereka, karena itulah bagaimana percobaan ini dimainkan, bukan? Lebih banyak "mangsa" bagi mereka untuk "dilahap" lebih baik. Dan dengan cara yang sama, semakin kuat mangsa-mangsa itu, juga akan jadi jauh lebih baik.

Demikian, dengan semua itu, sekarang kami hanya perlu tuas untuk memastikan mereka memilih opsi yang kami mau. Tuas itu adalah Veldora. Berita menghilangnay dia akan menyebar ke atasan di sisi lain melalui badut ini. Setiap orang di dunia ini tahu naga itu selalu merusak wilayah-wilayah sesukanya, tapi dia tidak pernah membolehkan wilayahnya sendiri dirusak kekuatan asing.

Dengan begitu, satu-satunya opsi masuk akal bagi mereka adalah untuk membiarkannya saja. Mereka akan tahu bahwa mereka tidak bisa melanjutkan apa yang sedang mereka lakukan. Setiap hal yang mereka lakukan akan jadi sia-sia di hadapan Storm Dragon. Akan tertapi, mereka tidak bisa hanya melakukannya seperti itu. Mereka sudah masuk terlalu dalam ke dalam ini. Kau bisa berargumen bahwa atasan mereka tidak akan pernah dibawa ke cahaya {maksudnya publik}, dan ya, aku setuju... kurang lebih. Akan tetapi, apa yang sebenarnya kami lakukan dengan bantuan Veldora bukanlah mencoba menghentikan apa yang sedang mereka lakukan, namun justru memancing mereka dengan lebih banyak hal-hal "menarik" untuk dilakukan....

Hal-hal menarik itu adalah, alasan bagaimana Veldora keluar dari penjaranya?

Pasti ada alasan untuk itu. Naga itu baru saja menghilang tanpa jejak sebulan yang lalu, sekarang dia tiba-tiba muncul entah dari mana, itulah apa yang akan mereka pikirkan. Dan jika dia mencoba bergerak lebih cepat, mereka bisa lebih mengganggu hutan lagi dari sebelumnya. Dengan melakukan seperti itu, mereka mungkin punya kesempatan untuk mengungkap apa pun alasan di balik munculnya Veldora kembali. 'Si lemah' itu tidak akan membiarkan hal-hal menarik ini pergi begitu saja tanpa menyaksikannya.... Akan tetapi, itu akan membawanya ke kehancurannya....

...

Setidaknya itulah apa yang kami pikir akan terjadi. Itulah kenapa Ciel menghitung bahwa bentrokan akan terjadi hanya dalam beberapa hari dari sekarang....

Jika semuanya berjalan lancar, itu saja....

...

Tapi melihat laporan Souei sebelumnya, aku pikir sepertinya tidak selancar itu....

Pertama-tama, si idiot itu muncul hanya seperti bagaimana dia muncul terakhir kali. Itu harusnya mustahil, tapi masih saja terjadi karena alasan yang tak diketahui. Yang kedua adalah badut itu juga memata-matai kami meski tahu itu berbahaya. Dia belum mengetahui kami pastinya, tapi dia tahu kalau kami punya Storm Dragon di pihak kami. Ikut campur secara langsung dengan faksi semacam itu bisa membuat siapa pun mati. Dan lagi, dia masih berani melakukannya....

Apa maksudnya ini...?

Apakah itu karena apa yang 'si lemah' ataupun 'si lelaki pelamun' lakukan..? Kemungkinan besar, iya....

Tentu saja, aku ingin mereka mengambil umpannya, tapi bukan seperti ini.... Itu terlalu ceroboh....

...

Bagaimanapun juga, itulah apa yang terjadi saat ini.

Mereka memilih menyelidiki kami secara langsung dan segera....

...

Apa mereka benar-benar sepenasaran itu tentang kami? Sampai-sampai mengirim salah satu dari mereka untuk mendapat informasi yang mereka inginkan....

Mungkin....

Maksudku, badut itu pasti memberitahu "jenis" dan "bos"-nya tetang apa yang terjadi dengan segera. Meski Veldora tidak melepaskan aura apa pun karena pakaiannya, tidak mungkin mereka tidak mempercayai apa yang keluarga mereka sendiri katakan. Dan jika itu terjadi, mereka bisa dibilang akan memindahkan semua perhatian mereka pada kami, sama seperti yang kami inginkan, tapi dalam skala yang lebih besar dari yang kukira.

Atau setidaknya, mereka mengirim badut itu untuk mengecek ulang apa yang sebenarnya terjadi di hutan, sama seperti laporan Souei sebelumnya. Setelah mereka mengonfirmasi kecurigaan mereka dengan menemukan keberadaan kota kami yang tidak bisa dimasuki bagaimanapun juga karena barrier yang mengelilinginya.

Terlepas dari keterbatasan itu, sekarang mereka telah menemukan sebuah kekuatan tak dikenal, mampu membuat kota rumit dengan para monster sebagai warga mereka di tengah hutan. Dan yang paling buruk adalah, mereka {kekuatan tak dikenal} kemungkinan besar adalah penyebab kebangkitan Veldora. Dengan begitu, sekarang mereka memiliki kekuatan Storm Dragon di pihak mereka, bersedia untuk melakukan perbuatan mereka.

Kekuatan-kekuatan seperti ini tidak bisa ditinggalkan sendirian tanpa pengaturan tepat yang disiapkan. Itu akan jadi kode merah bagi mereka, atau bahkan semua orang di dunia. Kami telah muncul entah dari mana, dengan sifat dan tujuan yang belum ditentukan oleh kekuatan-kekuatan lain. Karena alasan ini, mereka pasti akan memilih untuk menyelidiki kami secepat mungkin, dengan apa pun yang mereka miliki saat ini. Mendapatkan informasi tentang kami akan jadi prioritas atas mereka, demi memutuskan apa yang perlu mereka lakukan mengenai kami di masa depan.

(menghela nafas)...

Betapa berantakannya yang sudah kubuat? Tapi, inilah yang awalnya kuinginkan, bukan?

Memancing mereka, membawa ketertarikan mereka pada kami...

...

Itu sedikit lebih rumit dari yang kukira, sih....

Tapi kupikir tak masalah...

...

Tetap saja, kami perlu konfirmasi, bukan hanya spekulasi sebelum kami membuat pergerakan kami...

...

...

Aku sudah sampai pada kesimpulan itu, tapi aku masih belum yakin apa yang harus kami lakukan tentang ini. Ciel masih menyandarkan kepalanya di pundakku. Dia pastinya sedang memikirkan hal yang sama denganku, dan sekarang mungkin menunggu keputusanku. Semua orang di sekitar kami juga memasang muka penuh pertimbangan dalam masalah ini, kecuali satu orang yang kemungkinan besar mendapat ide untuk hancurkan saja mereka langsung {alias Shion}, tapi mari kita abaikan dia.

Aku juga masih belum menemukan apa motif dibalik kedatangan si "idiot" itu. Dalam kemungkinan apa pun yang bisa kupikirkan, tidak mungkin dia bisa muncul sekarang. Itu terlalu tiba-tiba. Kecuali satu skenario yang mungkin terjadi di belakang tirai, akan tetapi, aku perlu lebih banyak detail untuk mempercayai apa yang terjadi.

Benar-benar sulit tanpa satu potong informasi itu. Kami perlu entah bagaimana mendapatkannya sekarang....

Sehingga, aku bisa mengonfirmasi spekulasiku dan memilih apa yang perlu kami lakukan...

...

"Rimuru-sama, Ciel-sama, saya baru saja mendapatkan laporan dari skuat saya. Mereka telah melihat gerombolan orc maju menuju ke Danau Sisu dengan kecepatan abnormal. Perkiraan jumlah adalah 200.000 dan mereka dapat sampai kurang dari satu pekan dari hari ini." Tiba-tiba Souei memberi kami laporan lain dari skuatnya yang dia tinggalkan. {Yaitu} informasi tentang pergerakan para orc itu sendiri.

Sekarang, itulah informasi yang kubutuhkan....

"Begitu. Laporan itu adalah apa yang kita butuhkan. Sampaikan terima kasihku pada skuatmu, Souei." Aku mengucapkan terima kasihku pada Souei dan sesama anggota skuatnya. Mereka benar-benar telah melakukan pekerjaan dengan sangat baik meski ini adalah pekerjaan paling pertama yang mereka terima. Kuharap mereka bisa berlanjut seperti ini.

"Saya sudah melakukannya, Rimuru-sama." Souei memberiku anggukan dan mengirim terima kasihku melalui sebuah pesan ke skuatnya. Dengan informasi itu yang mereka berikan pada kami, sekarang aku yakin akan kondisi pihak lain yang sedang kami hadapi, ditambah apa yang sebetulnya terjadi pada para lizardman itu.

Sama seperti yang Souei bilang sebelumnya, dia telah berhasil menghalangi apa pun yang badut itu lakukan di sekitar kota kami. Target utama badut itu kemungkinan besar adalah siapa pun yang memimpin kota kami, karena pastinya, merekalah yang memiliki kekuatan paling besar, dan barangkali mereka yang melepaskan Storm Dragon yang Perkasa.

Aku benar-benar minta maaf sudah menggunakan 'nama besarmu' selama ini, Veldora... tapi kali ini demi kebaikan semua orang....

Dan itu bukan berarti kau sadar apa yang sebetulnya sudah kami lakukan, bukan...?

Pokoknya, karena apa yang Souei lakukan dan barrier yang mengitari kota yang mencegah badut itu dari menyusup, dia tidak bisa mendapat apa yang dia cari. Dengan demikian, satu-satunya hal yang secara teori bisa dia lakukan sekarang adalah membuat targetnya menampakkan diri mereka. Dengan kata lain, meninggalkan kota supaya dia bisa mengidentifikasi mereka. Untungnya buat dia, dia punya kandidat yang tepat untuk pekerjaan itu.

Melalui majin "tingat tinggi" atau apalah, dia punya kontak dengan lizardman yang satu itu. Kemudian, dengan beberapa persuasi darinya dan mungkin teman-temannya juga, serta mungkin menawarkan beberapa bayaran yang bisa mereka dapatkan, dia bisa mendapatkan lizardman itu sebagai umpan untuk misinya sendiri. Untuk bagaimana mereka bisa datang ke sini dengan sangat cepat, badut itu cukup menggunakan semacam sihir untuk menyelesaikannya. Dan demikian, dengan bagaimana kelihatannya saat ini, lizardman itu, "si idiot" itu mungkin sudah jatuh {dalam jebakan} lagi seperti di masa lalu.

(menghela nafas) Si idiot itu masih dengan mudah dimanipulasi orang lain....

Dia masih termakan oleh kesombongannya, dan tidak menyadari bahwa dunia lebih besar dari yang dia pikir....

Dia lebih baik menyadarinya lebih awal setelah ini....

Selagi semua ini terjadi, mereka juga memutuskan untuk membuat umpan yang lebih besar dengan harapan kami akan menggigitnya. Mengorbankan ratusan ribu nyawa yang mana mereka anggap hanya sebagai pion untuk dipermainkan dan untuk mendapatkan apa pun hal yang mereka inginkan dengan bantuan mereka {para orc}. Tujuan asli mereka telah menjadi usang sekarang, sesuatu yang lebih menarik namun juga berbahaya di saat yang bersamaan telah muncul. Mereka perlu menanganinya secepat mungkin. Jika tidak, mereka akan mengambil risiko membuat segalanya pergi ke selatan {maksudnya berantakan}.

Akan tetapi, mereka tidak menyadari, mereka telah jatuh ke dalam sebuah lubang yang mereka tak bisa lolos darinya....

Mereka selalu dan selalu, suka bermain dengan api, tak peduli sebesar apa api itu....

...

Api itu bisa membakarmu menjadi debu, kau tahu... seperti 'sebelumnya'...

Atau bahkan jauh lebih buruk kali ini... (menyeringai jahat)

...

Setelah semua brainstorming itu, dengan jariku aku menyodok pipi tembam Ciel. Dia mengangkat kepalanya dari bahuku karena itu, memandangiku dengan sedikit memiringkan kepalanya dan memberiku "hmm?". Melihat pemandangan itu, belakang kepalaku tak bisa menahan untuk berpikir betapa imutnya tingkah Ciel saat ini.

Tidak, tidak... ini bukan waktunya, Rimuru....

Aku memberi Ciel anggukan kecil sebagai isyarat. Dia langsung memberi anggukan pula dan tersenyum padaku setelahnya, menandakan kalau dia paham apa yang ingin kulakukan. Dia mungkin sudah melihat semua ini datang sedari awal. Itulah kenapa dia mengatakan kami akan berbentrokan dengan para orc hanya dalam beberapa hari. Bahkan tanpa secara langsung tahu apa yang sisi lain sebenarnya lakukan, Ciel masih dengan mudah mengira-ngira apa itu mungkin jadinya, dengan memperhitungkan semua kemungkinan dan banyak faktor-faktor lain. Dia akan tahu hasil apa dengan kesempatan paling besar untuk terjadi.

Aku tidak terkejut, sih. Dialah yang menyandang gelar 'God of Wisdom' bagaimanapun juga....

Aku tidak sebanding dengan Manas jni....

Meski, aku masih benar-benar bangga pada diriku sendiri mencari tahu semuanya sendiri.... (senyum puas)

...

"Apa yang semestinya kita lakukan mengenai ini, Rimuru-sama, Ciel-sama?" Sementara masih merasa bangga dalam kepalaku, Benimaru di sisi lain bertanya pada kami apa yang perlu kami lakukan selanjutnya, mengharapkan perintah kami untuk mereka.

"Apakah kita akan menghajar pada lizadman itu, badut itu, dan kemudian para orc itu?" Dan gadis ini dengan ponytail hanya berpikir "segalanya akan baik-baik saja, kita hanya perlu menghajar mereka", seperti biasa. Aku menghela nafas melihatnya bersemangat melakukan beberapa aksi, tapi sayang sekali....

"Benimaru, kita hanya akan melanjutkan aktivitas kita yang sekarang. Tak perlu tergesa-gesa. Dan tidak Shion, jangan serang mereka." Aku menjawab pertanyaan mereka. Benimaru menerimanya dengan baik, namun Shion terlihat tidak puas dengan jawabanku dengan "ehhhh?" panjang yang dia keluarkan.

(menghela nafas) pokoknya....

Kami hanya akan perlu mengikuti arus untuk sekarang. Masih belum waktunya kami membuat pergerakan kami terhadap mereka.....

Dan untuk si utusan, mari...

"Untuk para lizardman itu, kami berdua akan menemui mereka sendiri." Mari sambut saja mereka dengan baik seperti sebelumnya {di Dunia Lama} dan melihat apa yang mereka inginkan dari kami kali ini. Itu tidak akan melukai kami, dan itu bukanlah hal besar memberi informasi visual mengenai kemunculan kami pada orang-orang itu.

Itu sepenuhnya tak masalah, tapi...

"Tapi, Rimuru-sama, saya pikir lebih baik bagi kami saja yang menemui mereka, dan menanyakan apa yang mereka inginkan. Rimuru-sama dan Ciel-sama tak perlu menemui mereka secara langsung." Aku sudah melihat itu datang. Keputusanku untuk yang satu ini masih belum terlalu menyenangkan bagi mereka. Shuna menyarankan bahwa lebih baik bagi mereka untuk bertemu dengan para lizardman itu daripada kami. Tapi itu bisa jadi "penuh darah" jika itu mereka, terutama dengan orang-orang yang cinta pertarungan itu.

Aku tidak menginginkan itu, dan lebih baik bagi mereka untuk hanya melanjutkan pelatihan mereka kali ini, karena mereka belum familiar dengan kekuatan baru mereka....

Ditambah lagi, tenggat waktu benar-benar dekat....

"Tak apa, Shuna. Kami hanya ingin menemui mereka. Mereka yang akan berbicara dengan mereka adalah Rigurd dan ayahmu." Aku mencoba meyakinkan Shuna dan yang lainnya. Aku hanya ingin melihat orang-orang itu, tidak lebih tidak kurang. Dan kupikir mereka berdua sudah cukup untuk kali ini. Ciel juga setuju denganku. Dia sudah memerintahkan baik Ranga maupun Raiga untuk memberitahu calon menteri kami tentang pekerjaan ini.

Semuanya akan baik-baik saja, 'kan? Pastinya. Aku bisa mengatakannya dengan penuh kepercayaan diri...

"Jika itulah yang Rimuru-sama dan Ciel-sama inginkan, mohon izinkan kami untuk mengikuti, sehingga kami bisa melindungi Anda berdua." Shion membantah sekali lagi dengan alasan keamanan kali ini.

"Badut itu yang dibicarakan Souei mungkin masih berkeliaran di sekitar kota. Target utamanya bisa jadi adalah Para Pemimpin kota ini. Kami perlu untuk sepenuhnya menjaga master kami tetap aman." Benimaru juga meyetujui ide Shion.

Mereka benar-benar mewaspadai badut itu, rupanya. Itu adalah reaksi alami untuk mereka. Badut itu adalah dia yang mencoba menyerang desa mereka terakhir kali, jadi tentu saja mereka melihatnya sebagai ancaman potensial. Meski mereka tahu betapa kuatnya kami, itu tetaplah bukan alasan untuk membuang tugas mereka untuk melindungi master mereka....

Tapi apa yang mungkin bisa berjalan salah....

Aku tahu badut itu akan hadir kali ini tidak seperti di masa lalu, tapi bukan berarti dia akan melakukan sesuatu secara langsung pada kami....

Itu bakal jadi hal yang sangat bodoh untuk dilakukan... dan dia tidak sebodoh itu. Yang paling pintar di antara badut-badut itu, malahan.

Tapi, jika kalian semua masih mengkhawatirkan kami....

"Tak perlu melakukan apa pun tentang badut itu. Tak apa. Souei akan terus mengawasinya," kataku sambil melemparkan senyumku yang biasanya pada mereka. Ciel memberikan anggukan kecil pada Souei di depan kami, dan dia langsung menghilang, mungkin mulai menyurvei area.

"T-tapi, Rimuru-sama. Itu masihlah terlalu berbahaya...." Shuna masih belum teryakinkan olehku. Yang lain juga terlihat sama. Mereka semua memandangiku dengan mata mereka penuh kekhawatiran.

Aku senang melihat kalian semua mengkhawatirkan kami, tapi bukankah itu terlalu berlebihan?

Aku benar-benar menghargainya, namun kami akan....

"Itu sepenuhnya aman. Ranga dan Raiga juga akan pergi dengan kami. Kalian semua terlalu khawatir." Aku masih belum mundur dari keputusanku. Bahkan dengan Rigurd dan Akamaru sebagai negosiator kami, para lizardman itu mungkin masih tidak akan pergi jika mereka tidak melihat pemimpin-pemimpin yang asli. Aku juag ingin melihat apa yang badut itu lakukan secara langsung.

Tidak ada yang perlu dikhawatirkan tentang sekedar ini....

Setelah mengatakan itu, kekhawatiran mereka atas kami sudah berkurang, tapi aku masih bisa melihat itu masih hadir dalam mata mereka. Tapi bagaimanapun, aku berganti ke wujud slimeku dan melompat ke Ciel. Dia menangkapku dan menahanku dengan kedua tangannya, kemudian dia bangun dari duduk di tanah.

"Benimaru, Shion, Hakurou, Shuna, kalian semua bisa melanjutkan pekerjaan kalian," katanya pada semua Oni di sekitar kami. Mereka agak enggan untuk menyetujuinya, tapi akhirnya mereka menyerah dengan helaan nafas dan memberi Ciel anggukan. Melihat itu, Ciel memberi mereka senyuman kecil dan dia pergi, meninggalkan tempat.

"Bye~ Kami akan langsung kembali~" Selagi masih berada di lengan Ciel, aku melambaikan tangan slime mungilku ke keempat Oni itu. Kami kemudian pergi ke tempat yang dimaksudkan. Empat yang lain mungkin sudah menunggu kami di sana. Tempatnya akan berada di luar gerbang kota yang tidak terpengaruh oleh barrier.

...

Demikian, tak lama lagi aku akan menjalani kembali satu dari banyak kejadian yang terjadi sebelumnya di Dunia Lama. Itu hanyalah kejadian kecil sebelumnya, dan kali ini juga. Akan tetapi, hal-hal fundamental mengenai mengapa dan bagaimana ini terjadi sangatlah berbeda dengan sebelumnya. Dan aku tahu segalanya akan baik-baik saja. Ini bukanlah hal besar. Ciel juga berdiri tepat di sampingku kali ini.

Dan aku tidak akan membiarkan siapa pun melakukan satu hal buruk pun pada Ciel dan teman-temanku....

Siapa pun yang berani mengacau dengan mereka... Aku... AKU AKAN—

Ah—apa-apaan yang sedang kupikirkan...? Mari lupakan saja itu....

...

Dan, ngomong-ngomong...

Ciel, apa yang sedang kau lakukan saat ini...?

Kenapa kau menggosokkan pipimu padaku, ke slime-ku...?

Apa kau bermain dengan slime-ku...?

...

(terkekeh) Kurasa, kau tidak lebih baik dari gadis-gadis itu, huh?

Bermain dengan slime-ku jika punya kesempatan melakukannya....

(terkekeh) Kau sangat imut....

***

Kami berada di jalan yang memimpin ke jalur masuk kota kami. Aku dalam wujud slimeku, dipegang oleh gadis yang suka bermain dengan gumpalan kenyal lembut, yaitu aku. Aku sudah sangat jarang menggunakan wujud ini sekarang, karena... ya... gadis ini, Ciel. Maksudku, aku tidak bisa melakukan banyak hal yang biasanya kulakukan dengan Ciel saat aku dalam wujud slime-ku, seperti, kau tahulah....

Memegang tangannya yang halus, menikmati rasa masakannya, memberinya elusan kepala favoritnya, membiarkannya bersandar pada tubuhku, menyandarkan kepalaku ke pangkuannya yang lembut, merasakan kehangatannya dengan memeluknya, tidur di sisinya setiap malam, dan masih banyak lagi....

Tidak ada laki-laki di Seluruh Dunia-dunia yang akan membiarkan kesempatan-kesempatan itu, jika mereka punya, jadi sia-sia....

Dan aku punya kesempatan-kesempatan itu, sehingga aku tidak akan menyia-nyiakannya....

Ugh... kedengarannya sangat salah. Biar aku ulangi...

...

A-aku selalu mengikuti aliran situasi, melakukan apa yang hatiku inginkan aku untuk lakukan.

Ciel sendiri juga ingin melakukan hal-hal itu juga....

...

Dan yang paling penting, tidak ada yang salah denganku melakukan bermacam hal-hal itu dengan Ciel....

Ciel adalah 'Wanitaku'... maksudku 'Gadisku'... maksudku... 'Partnerku'....

Ya, itu benar. Ciel adalah Partnerku... ha-ha-ha....

Lupakan saja apa yang barusan kukatakan, ya...?

...

(menghela nafas) Omong-omong....

Aku sekarang dalam wujud slime-ku. Karena, kenapa tidak? Skali-kali dalam wujud yang empuk dan nyaman ini. Itu menyenangkan dan tidak pernah melukaiku. Terutama, jika ada gadis cantik memegangimu ke mana pun kau kami ingin pergi, dan dia dengan imutnya bermain denganmu, yang selalu seperti itu sejak aku mendapat tubuh ini sejak pertama kali, hanya kali ini dengan gadis berbeda yang selalu hidup di dalam jiwaku hingga sebulan yang lalu.

Juga, mungkin aku bisa menipu "para tamu" kami yang akan kami temui secara singkat, sama seperti Dunia Lama. Meski, ada kemungkinan aku akan direndahkan lagi, karena diri tak berbahaya, monster tingkat paling rendah yang kupunya. Siapa pun yang tidak mengenalku akan dengan mudah tertipu, dan berpikir bahwa orang-orang kuat di sekitarku adalah gila atau semacam itu karena mengambil aku sebagai master dan pemimpin mereka. Tapi aku tidak mempermasalahkannya. Aku tidak pernah masalah dengan orang yang meremehkanku, sepanjang tidak menyebabkan masalah untukku.

Meski, aku tidak bisa mengatakan yang sama untuk teman-temanku di sekitar kami. Mereka akan sangat marah dan siap membantai siapa pun yang berani meremehkanku. Aku berbicara tentang orang-orang itu yang ingin menggantikan tempatku tadi, dan juga gadis ini yang mungkin sedang memegangiku juga, mungkin kalau dia punya izin untuk melakukannya. Untungnya, mereka yang kubawa denganku kali ini orang-orang berwatak baik {dalam hal kesabaran}. Satu-satunya hal yang perlu kulakukan adalah mengingatkan mereka untuk tidak melakukan sesuatu yang bisa menyebabkan masalah.

Kuharap tidak ada masalah yang muncul nantinya, sehingga kami bisa kembali ke apa yang kami lakukan dengan lebih cepat....

Berjalan dari tempat pelatihan hingga ke gerbang kota tidak membutuhkan terlalu banyak waktu. Ketika aku dan Ciel sampai di sana, kami bisa melihat baik Rigurd dan Akamaru sudah menunggu kami, bersama dengan para serigala yang masih dalam ukuran kecil mereka, Ranga dan Raiga di samping mereka.

"Rimuru-sama!!! Ciel-sama!!!" Begitu mata mereka mendarat pada kami, satu orang tertentu yang terlihat jauh lebih laki, yang paling laki malahan.

Akan tetapi, sifat yang dia miliki, hanya berlaku pada penampilannya... sang Goblin King itu, Rigurd....

"S-saya benar-benar bahagia melihat baik Tuanku maupun Nonaku bertindak seperti biasanya." Begitu Rigurd berdiri tegap di hadapan kami, dalam percobaan menyambut kembalinya masternya. Ada satu bagian dari wajah teguhnya yang mengkhianati sisanya, yaitu matanya yang telah berubah menjadi sebuah sungai yang mengalir ke bawah sekarang.

"Keseluruhan kota telah muram dalam abu-abu, khawatir mengenai kesejahteraan master mereka." Pria lain yang berdiri di sampingnya, sang Ogre King, Akamaru, benar-benar berlawanan dengan rekannya. Berdiri tegap dengan dirinya yang berkepala dingin, melaporkan apa yang terjadi pada para warga kami di kota.

"Yah, kami benar-benar minta maaf tentang itu sebelumnya. Kami akan memastikan hal yang sama takkan terjadi lagi." Aku mengucapkan maafku pada mereka, dan mereka tidak menyuarakan apa pun tentang itu. Mereka hanya bahagia melihat kami menjadi diri kami sehari-hari lagi. Itulah satu-satunya hal yang berarti untuk mereka.

Sepanjang master mereka bahagia, itu akan menjadi hadiah terbesar bagi mereka....

...

"Para orc telah membuat pergerakan namun kita punya tamu-tamu lain dengan tujuan tak diketahui mendekati kota kami sekarang. Kalian berdua akan menghadapi mereka." Setelah semuanya tenang, Ciel menyampaikan apa yang kedua orang ini perlu lakukan untuk urusan yang akan datang menunggu kami.

""Dimerngerti, Ciel-sama."" Mereka langsung menyetujuinya. Para serigala kami di sisi lain hanya diam di dalam bayangan kami, bersiaga dan hanya akan mengambil tindakan jika kami memberi mereka perintah.

Rencana kami menghadapi percobaan ini adalah hanya di sana, melihat apa yang terjadi, di belakang tanpa melakukan apa pun. Rigurd dan Akamaru akan mengadakan pembicaraan dengan si idiot itu, Ranga dan Raiga akan mengambil tindakan, mengusir para lizardman menjauh, jika dia melakukan hal bodoh lagi seperti di masa lalu.

Atau mungkin Gobta, jika dia datang entah dari mana lagi, meski aku ragu kejadian komikal yng sama akan terjadi kali ini. Terakhir kali aku melihatnya, dia berlarian kembali ke tempat pelatihan dengan Rigur setelah menyebarkan berita tentang kami. Mereka hanya memberi kami sedikit "hai" dan meninggalkan kami.

Orang terakhir yang akan bersama kami adalah Souei. Dia akan memonitor dari kejauhan, dan terus mengamati badut itu, yang kemungkinan besar akan muncul sehingga dia bisa mengekstraksi beberapa informasi mengenai target aslinya... kami. Kami tidak memerintahkan untuk menangkap dia atau apa, tapi Souei sangat jelas akan mengejar targetnya jika dia mencoba kabur/

Aku dan Ciel hanya akan di situ, tidak melakukan apa pun, kemudian satu-satunya penemuan yang badut itu akan temukan adalah kemunculan kami... tidak kurang....

Jadi, mari kita lihat apa yang akan dia lakukan, dan si idiot itu juga kali ini....

...

...

...

Hanya dalam beberapa menit menunggu, pelaku bersama dengan anak buahnya akhirnya muncul. Puluhan ksatria Lizardman melayangkan kadal tunggangan mereka, mendarat ke arah kami, membuat sebuah cara masuk yang agung dengan sorakan mereka yang biasanya, menggema ke keseluruhan hutan, secara khusus disiapkan untuk kemunculan "Pemimpin Perkasa" mereka... Gabiru.

Orang itu muncul di tengah barisan para lizardman dengan kadal tunggangannya, mendekat ke arah kami hingga paling depan, dan dia dengan dramatis melompat ke udara, kemudian kadal itu dengan sisik hijau mendarat dengan "cara yang keren" dengan banyak cahaya panggung buatan terfokus padanya, dan....

"Aku Gabiru sang Lizardman. Aku akan mengambil keseluruhan kota ini sebagai milikku, dan kalian semua akan melayaniku.... Pertimbangkan ini sebagai sebuah kehormatan besar!" Prajurit Lizardman sombong yang terkenal itu berdeklarasi dengan "agung" tanpa keraguan dengan kedua tangannya ke langit membentuk "V" dan kepalanya diangkat hanya memperlihatkan rahang bawah dan lehernya, mungkin untuk "menegaskan dominansinya" pada "makhluk-makhluk rendahan" di hadapannya.

(T.N., Gabiru gak tahu diri sumpah. Padahal kota dihuni hampir 600 Kijin dan 7 Oni, tapi mau diambil dia katanya)

"""Gabiru! Gabiru! Gabiru!""" Para Lizardman yang lain di sekitarnya menyanyikan "hal" biasa mereka dengan lantang dalam satu suara, sementara tiga kawan dekat Gabiru menggunakan perisai mereka untuk memantulkan cahaya matahari untuk menambahkan efek dramatis.

(terkekeh) Betapa pemandangan yang membuat nostalgia....

Aku agak merindukannya, tapi masih merasa jijik di saat yang sama...

...

Tapi ada apa dengan 'mengambil keseluruhan kota ini sebagai milikku'? Aku tak pernah ingat dia mengatakan itu dulu....

...

"Saya mohon maaf, tuan. Tapi meminta tiba-tiba untuk menyerahkan diri pada Anda dan memberikan kota kami, agaknya terlalu berlebihan, dan bolehkah saya bertanya mengapa kami harus—" Si Goblin di depannya dengan sopan berbicara pada si Gabiru itu, tapi dipotong pendek.

"Apakah aku perlu mengatakannya? Babi menjijikkan berjumlah besar telah mengerumuni hutan. Tidak butuh waktu lama sebelum kota ini terpengaruh juga," kata Gabiru dengan nada mengejek, "membocorkan" berita yang kami semua sudah sadari. Tapi, dengan begitu, aku yakin bahwa suku Lizardman telah menyadari para orc sekarang. Akan tetapi, mereka mungkin berada dalam situasi bingung saat ini karena prajurit terbaik mereka tidak ada di mana pun.

Kuharap mereka baik-baik saja untuk sementara waktu, dan kami perlu menugaskan seseorang untuk mengamankan mereka segera....

Aku tidak mau ada korban di pihak Lizardman seperti yang terakhir kali....

"Dan aku di sini datang untuk melindungi keseluruhan hutan termasuk kota ini. Aku akan memimpin kalian semua di bawah naunganku untuk mengusir para orc itu menjauh dari hutan dan membawa kemenangan bagi kita semua!" Gabiru membuat pose berlebihan lain setelah membuat klaim yang besar. Yang lainnya terkagum dengannya, sehingga mereka berseru "Gabiru-sama keren!", "tepat sekali", dan banyak hal lain sembari bertepuk tangan.

Ehm... Gabiru, aku tahu kau punya kepemimpinan yang hebat.... Kau {di Dunia Lama} adalah salah satu dari tiga jenderal militerku bagaimanapun juga....

Akan tetapi, kau mengacaukan situasi saat ini. Kau masih perlu banyak hal untuk dipelajari.

"Oh, iya... jangan sombong hanya karena kalian bisa membuat sekedar para direwolf di bawah kendali kalian. Aku bertaruh para direwolf itu sudah menyesali mengambil goblin lemah sebagai master mereka. Gahahaha." Gabiru lanjut dengan mengolok-olok kami dengan masalah para direwolf, yang entah bagaimana dia menyadarinya. Terakhir kali dia hanya menginginkan dia yang "menjinakkan" mereka sebagai penasihat utamanya, tapi sepertinya bukan seperti itu saat ini.

"Jika aku, Lizardman perkasa ini bernama Gabiru menjadi master mereka, aku akan memastikan membawa mereka semua ke tempat yang pantas mereka terima. Karena Pemimpin Agung seperti aku, pasti akan memenuhi visinya!" lanjut Gabiru dengan pernyataan besar lain. Para lizardman lain hanya melihatnya dengan mata berbinar seolah {dia} semacam pahlawan atau apa.

Tapi di pihak kami, Rigurd dan Akamaru hanya memasang senyum kecut di wajah mereka, jelas kesal tapi mereka menahannya. Ranga dan Raiga, sih, aku bisa mendengar mereka menggeram di dalam bayangan kami. Dan Ciel melempar tatapan dingin yang bisa dengan jelas kukatakan bisa membekukan siapa pun yang melihatnya, tapi Gabiru yang menjadi target tatapannya tidak menyadarinya sama sekali. Kekeras-kepalaannya melindunginya.

Juga, Gabiru itu dengan buruknya jauh lebih percaya diri dari sebelumnya....

Aku tidak pernah ingat dia seperti ini di masa lalu. Aku tahu kami tidak mengintimidasinya cukup seperti terakhir kali, karena kami hanya membawa Rigurd yang kelihatan kuat tapi tidak cukup menakutkan, dan Akamaru yang terlihat seperti seorang pekerja gajian paruh baya, agak mirip dengan diriku yang dulu, dengan hanya dua tanduk kecil hitam sebagai perbedaannya. Tapi tetap saja...

Hal macam apa yang badut itu katakan padanya kali ini...? Lebih banyak tawaran, lebih banyak keuntungan, lebih banyak bantuan daripada sekedar mengambil alih sukunya...?

Badut itu pasti yang membuatnya seperti ini....

Karena Gabiru jelas kedengaran sangat arogan sekarang....

Dan aku tahu si badut itu telah menonton ini membuka {maksudnya terjadi} selama ini. Dia terus menonton kami berempat di sini dari kejauhan dengan gelisah yang membuatnya mengabaikan sekitarnya. Si badut itu bahkan tidak menyadari "sang bayangan kami" telah mengintai di sekitarnya sejak sangat awal.

Sisihkan itu. Mungkin dia masih tidak yakin siapa target aslinya untuk sekarang, karena aku dan Ciel tidak memancarkan aura apa pun. Kami berdua hanya terlihat seperti "orang tak penting" berdiri di belakang sang Hobgoblin dan Oni yang terlihat lebih menjanjikan. Meski aku bertaruh dia punya kecurigaan tentang satu-satunya gadis di antara kami....

'Kenapa gadis itu memegangi gumpalan lendir?' mungkin seperti itu... (terkekeh)

Pokoknya, mari abaikan saja dia untuk sekarang....

"Tapi, tuan, kami telah memiliki para pemimpin yang mana kami bersumpah setia pada mereka. Kami hanya akan mengikuti mereka melalui jalan apa pun yang mereka pilih untuk ditempuh." Kali ini, Akamaru-lah yang berbicara. Dia mengatakan mereka sudah memiliki master dan tidak bisa mengikuti Gabiru terlepas dari apa pun yang dia katakan.

"Oho? Kukira salah satu dari kalian adalah si pemimpin, tapi ternyata hanya sekedar bawahan. Betapa kurang ajar... tapi aku memaafkan perlakuan kasar ini yang telah kalian perbuat, hanya jika kalian membawa para pemimpin yang kalian bicarakan," kata Gabiru dengan nada arogan. Dia benar-benar sudah dipenuhi kepercayaan diri dan tidak bisa diajak bernegosiasi. Aku pikir aku perlu mempertimbangkan membuangnya setelah ini.

Tapi mari lihat, dia ingin para pemimpin yang asli muncul....

Jika kami melangkah, badut itu akan mendapatkan apa yang untuknya dia datang. Tapi aku pikir tak apa. Itu bukan berarti mereka bisa melakukan apa pun terhadap kami secara langsung. Dan setelah semua hal-hal orc ini selesai, kami akan langsung membuat pergerakan kami dengan mereka sebagai target utama kami. Itu akan membuat mereka tak mampu lagi menyebabkan lebih banyak masalah pada kami, dan mengajarkan oposisi potensial kami tidaklah sama.

Jadi, mari tunjukkan saja pada mereka....

Rigurd dan Akamaru melirik baik aku dan Ciel. Melihat bahwa aku mengangguk dengan wujud slime-ku, mereka langsung memahaminya, dan demikian, Ciel denganku di tangannya berjalan ke depan. Kemudian....

"Izinkan kami memperkenalkan Anda pada Master Kami, Rimuru-sama!" Rigurd sedikit menggerung dan memperkenalkanku pada Gabiru.

"Dan Nona yang juga kami anggap sebagai Master Kami, Ciel-sama!" Akamaru mengikuti jejak Rigurd dan memperkenalkan Ciel.

Dia {Ciel} tidak bergerak dan hanya memasang muka datarnya sekarang. Dia sepertinya sudah muak dengan semua ini setelah mendengar hinaan konstan kepada Masternya.

"Huh!? Seekor slime itu pemimpin kalian? Pfft... Gahahaha." Gabiru yang mendapat apa yang dia inginkan, hanya melepas satu ronde tawa diikuti oleh bawahannya di belakangnya.

Aku mengerti reaksi semacam ini dari bermil-mil jauhnya akan datang dari kadal ini. Tapi, badut yang sedang menonton kami terkejut dengan pemberitahuan ini. Setelah pulih, dia memasang wajah penuh keraguan sekarang, meragukan kalau kami benar-benar memberitahukan kebenarannya sekarang. Jika tidak, dia harusnya hanya menyerahkan segalanya pada jenisnya dengan rencana lain.

Sayang sekali, inilah kebenarannya, 'Sky Pirate Friend"-ku....

"(tertawa) Lucu sekali. Seekor slime kecil yang picik adalah Pemimpin kalian. Kalian buta atau apa? Tapi seperti yang kuharapkan dari Goblin lemah untuk mengambil monster lemah lain sebagai master mereka." Sekarang karena Gabiru tahu sang pemimpin dari para "Goblin" ini, adalah aku, seekor slime, dia semakin mengolok-olok dan menghinaku.

Aku terbiasa dengan hal semacam ini berdekade-dekade yang lalu, jadii aku tidak terlalu memberinya banyak perhatian... tapi yang lain....

Aura berkobar bisa terasa di sekitarku. Rigurd dan Akamaru sudah tidak memancarkan aura keramahan lagi. Para serigala kami siap keluar kapan pun sekarang dan mengeluarkan semua kemurkaan mereka. Ciel, di sisi berlawanan, hanya tersenyum lembut, tapi aku tahu tidak ada senyuman di mata merah yang dia punya, seperti yang Shuna selalu punya tapi lebih menakutkan. Dia memandangi Gabiru seolah seperti semacam hama yang perlu dibakar saat ini di sini dan sekarang sebelum dia jadi lebih besar.

(Menghela nafas) Kau memannen apa yang kau tanam, Gabiru...

Tapi karena aku murah hati, aku akan membantu keluar dari situasi ini tanpa banyak luka....

Biar kupanggilkan Ranga dan Raiga untuk kalian———

"Akan tetapi, apa yang seorang gadis cantik lakukan di sini? Kenapa tidak aku lepaskan saja slime lemah itu dari tanganmu yang elegan, dan datang denganku saja."

(T.N., oh shi—)

Sebelum aku mampu memanggil para serigalaku, pikiranku terhenti oleh beberapa kata yang masuk ke dalam telingaku dari Lizardman itu.

Apa yang barusan di katakan...?

'Gadis cantik'...? 'Datang denganku saja'...?

"Aku akan menjadi master dari hutan ini sebagai tangan kanan Tuan Gelmud. Dan kau terlihat cukup cantik untuk berada di sisi Gabiru yang Agung ini, bukankah kau berpikir demikian?" Gabiru berjalan mendekati kami dengan wajah genit yang dimilikinya, membicarakan omong kosong tanpa satu pun petunjuk rasa malu, menyerah ke pikirannya tak tenang... tanpa menyadari apa yang sudah dia tarik....

...

KAU!!!!!

***

{(Sudut Pandang Orang Ketiga)}

"Lepaskan saja lendir menjijikkan itu dan datanglah padaku... Aku akan menjadikanmu sebagai pengan—" Sebelum Gabiru bisa mengatakan kata terakhir yang ingin dia ucapkan, dia tiba-tiba terhenti.

Tidak, itu kurang tepat untuk mengatakan "hanya" Gabiru yang terhenti. Karena tidak hanya Gabiru, tapi "Segalanya". Dalam satu momen tunggal, tepat sebelum satu "kata" tertentu terucap oleh Lizardman bodoh itu, segalanya telah berhenti, bahkan Bumi sekalipun tidak berani untuk mempertahankan perputarannya terhadap dirinya sendiri dan matahari. Jam juga jatuh dalam rasa takut, tak mampu mendetakkan detiknya.

"Ruang dan Waktu" telah membatu dalam segala cara, benar-benar ketakutan untuk menjalankan tugas mereka, membuat segalanya di bawah kuasa mereka membatu juga, terlepas dari betapa banyak kekuatan yang mereka punya. Mereka tak bisa melakukan apa pun, apalagi menggerakkan jari mereka. Bahkan menggerakkan satu atom pun dalam sel-sel mereka adalah realita sangat jauh yang tak bisa dicapai tak peduli apa yang mereka lakukan.

Satu-satunya hal yang bisa mereka lakukan adalah menjaga pikiran mereka baik-baik dan tetap berjalan. Akan tetapi, itu juga sangat terbatas karena keseluruhan jiwa mereka telah jatuh dalam jurang {abyss} yang mereka takkan pernah berharap untuk lolos darinya. Mereka semua tidak merasakan apa pun kecuali keputusasaan atas satu-satunya hal yang mereka dipaksa menelannya ke dalam seluruh keberadaan mereka... "RASA TAKUT".

Jurang tersebut tidak memberikan apa pun kecuali rasa takut nyata yang mereka tak pernah berharap untuk merasakannya....

Sekarang mereka terikat {ditakdirkan} untuk merasakannya dengan seluruh keberadaan mereka....

Akan tetapi, rasa takut itu ternyata membedakan siapa yang harus merasakannya. Mereka yang telah "diberkati" tidaklah jatuh terlalu dalam ke dalam jurang. Berlawanan dengan mereka "yang beruntung", akan ada mereka "yang tak beruntung" yang telah ditetapkan jatuh ke dalam bagian terdalam jurang... ketiadaan {nothingness} dari kekosongan {voids}....

Mereka yang telah ditetapkan adalah mereka yang menyebabkan bencana ini. Mereka yang telah menyebabkan "Maharaja dari Segalanya" untuk melepaskan segala hal yang sebelumnya selalu dia segel, menciptakan Tugu berwarna hitam seperti kekosongan {void} yang terbuat dari semua kekuatannya terlepas dari seluruh tubuhnya, seperti sebuah Gunung Berapi Purba meletuskan apa yang telah ia simpan selama triliunan tahun ke langit biru yang cerah, merobek-robeknya tanpa keraguan.

...

Seharusnya itu adalah hari riang yang cerah tanpa satu pun ketidakberesan terjadi....

Akan tetapi itu telah menjadi sebuah Kejadian Global yang Mengerikan, yang semua makhluk di seluruh dunia harus hadapi bersama....

...

Karena apa pun yang bisa berjalan salah, akan berjalan salah....

...

Seseorang memilih menjadi yang terbodoh di antara yang terbodoh...

Melakukan sebuah dosa tak termaafkan tanpa menyadari...

...

...

...

Melewati Batas Yang Tak Pernah Dimaksudkan Untuk Dilewati....

***

{(Kembali ke Sudut Pandang Rimuru)}

Aku kehilangan pikiranku saat ini. Diri wajarku telah lama hilang, terbakar menjadi abu. Emosi memuncak keluar satu demi satu hingga melahap keseluruhan diriku, membuat keberadaanku menyerah pada emosi tertinggi tak tertandingi yang pernah kurasakan di keseluruhan hidupku.

Aku telah dilahap Kemurkaanku....

Aku membiarkan murkaku melepaskan semua pembatasku. Kekuatan yang telah kutahan hingga sekarang, telah dibebaskan untuk melakukan apa pun yang mereka mau, tidak dilapisi dengan apa pun melainkan semua "niat membunuh" yang pernah kukumpulkan, terarah ke para orang bodoh yang berani menyentuh sisik terbalikku.

Aku tak peduli lagi apa yang akan terjadi...

Seseorang sudah mencoba melewati batas...

...

Tak dapat dimaafkan... tak dapat dimaafkan... TAK DAPAT DIMAAFKAN!!!

...

Langit telah berubah menjadi hitam dan merah karena aura hitam pekatku keluar dari tubuhku, membuat permukaan akan menjadi gelap seperti malam dengan satu-satunya cahaya yang tampak adalah cahaya merah darah yang bocor dari langit. Segalanya terlihat seolah membeku di tempat mereka, tak dapat bergerak tanpa aku mengizinkan mereka. Tapi aku tidak lagi memedulikan semua itu. Semua fokusku telah terarah pada satu target tunggal, bersama dengan dia yang membawa mereka ke sini sejak awal.

Inilah apa yang kau dapat setelah menginginkan 'dia yang kumiliki'....

Tapi kau tidak sendirian, 'kan? Kau juga dibawa ke sini oleh orang lain....

Orang itu harus bertanggung jawab pula...

...

Aku mengangkat salah satu tanganku ke depan, menampakkan telapak tanganku. Ruang yang telah berlutut di depan master mereka dalam keadaan ini, langsung mengambil tindakan di bawah keinginanku, secara instan membawa si pelaku tepat di hadapanku, dalam keadaan yang sama dengan Gabiru di sampingnya. Dia tidak punya waktu untuk terkejut dengan apa yang terjadi, karena topeng badut asimetris yang dia kenakan tidak bisa menyembunyikan seberapa besar rasa takut yang dia cium.

"Dan kau juga. Kau adalah si badut yang membawa kadal ini ke sini, 'kan? Apa kau benar-benar berpikir kau bisa bermain-main denganku tanpa disadari semudah itu, huh?" Masih mengambil langkah perlahan menuju mereka, dengan bermain-main kukatakannya pada si badut.

Dia berpikir dia bisa melakukan sebuah misi pengintaian dengan cepat dan mudah dengan bantuan para lizardman ini sebagai umpan. Dengan mereka, dia bisa mendapat informasi tentang targetnya, kemudian meloloskan dari secepat yang dia bisa tanpa ketahuan. Atau setidaknya, dia berharap targetnya akan membiarkan dirinya bebas mempertimbangkan kalau dia tidak memiliki kepercayaan diri sebanyak itu dalam skill sembunyinya jika yang di hadapannya harusnya adalah target tingkat tinggi.

Akan tetapi, itu bukanlah apa yang terjadi di akhir, karena dia yang seharusnya membantunya dalam misinya sendiri, mengacaukannya sepenuhnya. Meski itu bukanlah salah orang itu, dia {si badut} tidak bisa menyalahkannya {si kadal}, ketika apa kenyataannya dia sendirilah yang membawa orang semacam itu ke sini sejak awal. Dia hanya bisa menyesali keputusannya mengambil dia sebelumnya.

Satu-satunya yang bisa dia salahkan saat ini adalah jenisnya yang memintanya melakukan tugas ini, dan sekarang dia hanya dengan nyaman menunggu kepulangannya. Dia ingin melepaskan semua kemarahannya padanya, jika dalam kesempatan paling tipis dia bisa kembali tanpa takdirnya di akhiri di sini bukan oleh siapa pun melainkan aku.

Tapi aku tidak memedulikan semua itu. Semua yang kuinginkan hanyalah melepas semua rasa marahku....

"Kau benar-benar sangat lucu... seperti seorang badut bermuka tebal semacam dirimu, bukan begitu? Lap-la-ce~~ (terkekeh)." Aku tertawa dengan mengancam seperti yang belum pernah kulakukan sebelumnya, menekankan lebih banyak teror pada dua orang ini, membawa mereka bahkan lebih dalam kekosongan.

"Kupikir, setelah kalian selesai dengan apa pun hal yang kalian inginkan dari kami... aku akan membiarkan kalian berdua pergi tanpa aku memberikan goresan apa pun pada keberadaan kalian." Suara mengerikan dapat didengar keluar dariku, membekukan siapa pun yang mendengarnya, termasuk "beberapa orang" dan "banyak lagi lainnya" yang telah berlarian ke sini untuk beberapa alasan yang aku tak pedulikan untuk dicari tahu.

Pada saat ini, aku telah berdiri di hadapan dua orang ini yang kedua tangan mereka dan lutut mereka dipaksa terbaring di tanah di bawah mereka, sementara wajah mereka terpenuhi dengan rasa takut atas akan jadi bagaimana nasib mereka setelah ini, dipaksa untuk menatap wajah yang akan menghakimi mereka setelah dosa yang telah mereka perbuat.

Aku di sisi lain masih marah tanpa akhir. Aku ingin membebaskan semua marah dan murka, dan aku tidak peduli dengan bagaimana aku akan melakukannya. Sebagai konsekuensi, sebagai jawaban untuk keinginanku, di kedua sisi tubuhku, sesuatu mulai mengambil bentuk selagi membentuk dua tugu baru yang bergabung denganku, menciptakan sebuah tugu hitam yang bahkan lebih besar dan lebih mengerikan, menjatuhkan dunia dalam keberadaannya.

Pedang-pedangku telah datang untuk mewujudkan keinginanku.

Dua [Sword of End] yang identik terbang bebas di sampingku, siap untuk mengambil tindakan apa pun yang masternya inginkan kapan pun. Tidak ada yang bisa menghentikan mereka, dan tidak ada yang bisa menghentikanku dari apa yang kuinginkan. Melihat pedang-pedangku datang, semua orang dalam kehadiranku wajah mereka berubah menjadi putih, mengetahui apa yang akan terjadi tak lama lagi.

Akan tetapi, mereka dengan wajah paling putih penuh dengan rasa takut paling tinggi adalah dua orang tepat di depanku, sumber kemurkaanku, Gabiru dan Laplace. Mereka terlihat seakan ingin memohon ampunan sekeras yang mereka bisa padaku, tapi mereka tak bisa melakukannya. Bahkan jika mereka bisa, tidak banyak harapan untuk meredakan diriku. Pada akhirnya, mereka hanya menyerahkan nasib mereka padaku, dan melihatnya, aku tidak bisa menahan mengangkat kedua pojok bibirku, memperlihatkan senyum "tulus"-ku terhadap kedua jiwa malang ini....

"Tapi seperitnya itu... m-u-s-t-a-h-i-l... sekarang~ tidakkah kalian setuju~~~?" Nada mengerikan keluar dari mulutku, dan di saat yang bersamaan, senyumku telah hilang tanpa jejak.

Dalam sekejap, kemarahan, kemurkaan, kegusaran melahapku sepenuhnya, mendorongku ke dalam aksi untuk melepaskan semua itu. Dengan kedua tanganku, aku meraih leher dari kadal dan badut di depanku, hampir mencekik mereka. Aku mengangkat mereka berdua tinggi di udara tanpa mereka membuat perlawanan apa pun. Semua auraku sekarang hanya terfokus pada dua orang ini, hampir membuat mereka mati lemas.

Kemudian, aku mengeluarkan semua kemarahanku, mengguncang bumi dengannya, dan menghasilkan Void Thunder yang tak terhitung jumlahnya dari langit hitam-merah. Keseluruhan Dunia Cardinal bergetar di bawah suara kemurkaanku....

...

"JANGAN MAIN-MAIN DENGANKU!!! AKU BISA MEMBUNUH KALIAN SEMUA DALAM SEKEJAP JIKA AKU MENGINGINKANNYA!!!!!"

"DAN CIEL ADALAH WANITAKU!!! TIDAK ADA SATU PUN YANG BOLEH MEMILIKINYA KECUALI AKU DAN HANYA AKU!!!!!"

...

Pedang-pedangku segera terbang, menembus target kemarahanku, tepat di tempat di mana jiwa mereka harusnya tersimpan. Dalam kilatan cahaya, dua {pedang} itu terbang beberapa meter dariku, mendarat tepat di depan gerombolan lizardman.

Mereka sekarang telah merasakan makna sejati dari Neraka. Mereka hanya bisa berteriak dan berteriak dari rasa sakit yang mereka tak pernah mimpikan untuk mereka rasakan di keseluruhan hidup mereka atau bahkan kehidupan mereka yang selanjutnya... rasa sakit tertinggi yang makhluk mana pun bisa tahan {maskudnya tidak langsung mati} yang hanya bisa diberikan oleh [Sword of End].

Pedang-pedangku telah menusuk tubuh mereka... sangat dalam, hanya di bawah beberapa milimeter dari jiwa mereka...

Mencegah mereka dari hancur secara keseluruhan... namun membawa takdir mereka paling dekat menjadi 'lebih mati dari mati'... untuk sekali...

...

"Pergi dari pandanganku! Sebelum aku menggenggam keseluruhan keberadaan dan jiwa kalian, supaya aku bisa MENYIKSANYA SELAMA-LAMANYA!!!" teriakku pada dua orang ini tanpa memedulikan kondisi mereka. Dengan perkataanku, dua orang ini bersama dengan para lizardman lain mulai berlari menjauh langsung ke dalam hutan, mengabaikan rasa sakit yang mereka rasakan, berharap bahwa tidak ada lagi hal mengerikan terjadi atas mereka lagi.

Di saat yang sama, pedang-pedangku menghilang dan semua auraku langsung terserap kembali ke dalam tubuhku. Tugu hitam yang menghubungkan Bumi dan Langit sudah menghilang, sehingga bayangan biru cerah kembali untuk menyelimuti langit. Ruang dan Waktu juga telah kembali melaksanakan tugas mereka. Dengan melakukan demikian, segalanya bisa bergerak dengan normal sekarang.

Akan tetapi, aku masih merasakan beberapa kemarahan dalam diriku, mengingat apa yang si idiot itu ingin lakukan pada dia yang merupakan milikku....

Aku tidak akan pernah membiarkan itu terjadi. Siapa pun yang berani untuk bahkan memiliki keinginan tertipis pun untuk hal semacam itu... harusnya hilang saja menjadi tiada....

...

Kedua orang itu beruntung karena mereka adalah teman-temanku {di Dunia Lama}.

Jika tidak, aku pasti sudah menempatkan mereka dalam NERAKA TAK TERHINGGA....

...

Dengan pikiran semacam itu, aku kembali ke tempat tadinya aku berada. Di sana aku bisa melihat semua bawahan langsungku, para serigala dan semua warga menungguku di atas lutut mereka, bersama dengan Shizu-san dan Veldora berdiri di samping mereka. Mereka sepertinya berlari untuk mengecek aku, tapi langsung membeku tepat di saat mereka melihatku dalam kemurkaan besar. Akan tetapi, mereka sekarang bisa bergerak dengan normal lagi... kecuali satu....

Ciel masih sepenuhnya membatu, berdiri diam di paling depan. Bahkan ketika aku telah kembali ke depannya, dia masih tak bergerak. Aku ingin melakukan sesuatu tentangnya, menenangkannya atau apalah. Tapi sebelum aku bisa melakukan apa pun.

"Kami memohon maaf atas ketidak-kompetenan kami, Rimuru-sama. Kami seharusnya mengusir mereka secara langsung, namun kami—" Rigurd mewakili mereka semua mencoba meminta maaf karena beberapa alasan, akan tetapi aku memotongnya....

"Tidak, itu bukan {salah kalian}. Aku hanya terbawa perasaan. Ketidaksabaran adalah sedikit kebiasaan burukku, dan akulah yang memutuskannya sebel—" Aku mencoba mengatakan sesuatu, tidak menginginkan para bawahanku dan rakyatku untuk merasa bertanggung jawab atas apa pun yang terjadi sebelumnya. Tapi, ketika aku mencoba mengatakan kata terakhir... pikiranku tiba-tiba seperti disambar petir.

Akulah yang memutuskannya sebelumnya....

Akulah yang membuat semua keputusan itu....

Keputusan aku dan Ciel menghadiri pertemuan pertama ini dengan Gabiru dan Laplace, meski seharusnya tak masalah jika kami tidak {melakukannya}. Keputusan untuk menggunakan pengaruh Veldora dalam keseluruhan percobaan ini sehingga kami bisa mengambil sikap kuat di dunia ini, membuat pihak lain bergerak lebih terburu-buru dari yang mereka niatkan. Keputusan untuk tidak melakukan hal yang sama dengan yang kulakukan di Dunia Lama, supaya kami bisa menciptakan tempat yang bahkan lebih baik untuk teman-teman dan rakyat kami.

Semua itu adalah keputusanku. Sejak awal hingga akhir adalah semuanya keputusanku....

Ciel hanya membantuku dengan segala yang dia punya untuk mencapai apa yang kuinginkan, memperhitungkan segala hal dan merekomendasikanku jalan terbaik apa untuk kami pilih. Akan tetapi, tidak mungkin, dalam segala cara yang mungkin, dia bisa memprediksi kalau sesuatu yang akan memicuku jatuh dalam kemurkaan akan terjadi sebelumnya. Sesuatu semacam itu akan berada dalam kemungkinan paling kecil, atau bahkan tidak ada dalam perhitungan....

Yang paling tak diharapkan di antara yang paling tak diharapkan....

...

Dengan semua itu dikatakan...

Bukankah semua ini, aku yang tak terlahap oleh apa pun melainkan kemarahanku... apakah semua itu karena keputusanku sendiri?

Itu semua karena salahk—

...

"T-tapi, Rimuru-sama, itu bukanlah salah An—" Aku bisa mendengar suara Akamaru memasuki telingaku ketika aku mulai menyadari penyebab dari semua hal ini, mencapai sebuah kesimpulan yang membuatku merasa marah sekali lagi, bukan karena apa yang kedua orang bodoh itu telah lakukan... tapi pada apa yang telah kulakukan....

"Lupakan saja itu! Ciel, ayo!" Dalam kemarahan, aku memotong apa yang Akamaru ingin sampaikan, dan aku langsung mengambil tangan Ciel, meninggalkan semua teman dan rakyat kami di belakang. Aku mulai berjalan seperti seekor ayam tanpa kepala, menarik Ciel di belakangku ke tempat mana pun di mana kami akan berakhir.........

(T.N., aku nggak tahu apa maksudnya tapi here we are)

--------------------

Ini hanya bagian pertama, sayangnya. Kuharap kalian menyukainya, sih....

Untuk bagian kedua... aku tidak ingin mengatakan apa pun tentang itu....

Dan aku ingin mengucapkan semua rasa terima kasihku pada semua pembaca ceritaku. Aku benar-benar menghargai kalian yang berada di sini....

Serta, aku minta maaf membuat kalian menunggu terlalu lama untuk bab ini.... Sudah sebulan lebih, bukan?

Kuharap kalian masih akan tetap bersamaku, dalam perjalanan ini dengan Rimuru dan Ciel...

Bye bye....

(TRANSLATOR'S NOTES)

Yahaa, gak nyangka aku bakal bisa nerjemahin semua ini dalam rentang 14 jam (termasuk waktu istirahat, sekolah online, sholat, tidur siang, dll.)

Continue Reading

You'll Also Like

155K 25K 46
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
2.4K 34 1
Asahina Asahi, seorang yang bereinkarnasi ke dunia Kembar lima, mendapati lingkaran teleportasi di bawa kakinya, beserra kembar lima yang saat itu ad...
48.5K 4.5K 71
berkisah tentang seorang anak SMA yang tampan dan jenius bernama namikaze naruto yang berusia 17 tahun, ia tinggal di pinggiran kota tokyo di sebuah...
7.6K 1.1K 7
Pacaran dengan Shiba Yuzuha, kakak dari sang wakil kapten divisi kedua Touman? Bagaimana, ya rasanya? Kanojo : Pacar (Perempuan) [Tokyo Revengers! S...