EZAQUEL [SUDAH TERBIT]

By Sihhaaa04

5.1M 976K 646K

CERITA MASIH LENGKAP ✅ COMING SOON SERIES MD ENTERTAINMENT ✅ [EGRYON PART II | BISA DIBACA TERPISAH DENGAN CE... More

PEMANASAN
PROLOG
PART 1. PERISAI SMA EXSA DIRGANTARA
PART 2. AWAL YANG GILA
PART 3. KEHILANGAN KETENANGAN
PART 4. SUGIONO SOK KEREN
PART 5. MENEROPONG MASA DEPAN
PART 6. AURIN SALAH CARI LAWAN
PART 7. DISKUSI
PART 8. WEEKEND
PART 9. RINDU
PART 10. KEMBALINYA SANG PUTRI TIDUR
PART 11. HENING
PART 12. AU MINTA MAAF EZA
PART 13. SI CEROBOH
PART 14. WALT EGRYON'S ATTACK STRATEGY
PART 15. EZA SI CUEK BEBEK
PART 16. BERDEBAR
PART 17. SEMAKIN TAK TERKENDALI
PART 18. GEJOLAK RASA
PART 19. FAILED
PART 21. SEMBUNYI-SEMBUNYI
PART 22. JEALOUS
PART 23. INCIDENT
PART 24. ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL
PART 25. SESEORANG YANG TERLUKA
PART 26. SAHABAT TIDAK PERNAH INGKAR
DI PILIH-PILIH!
PART 27. KEJUTAN UNTUK AURIN
PART 28. MUTIARA YANG BERHARGA
PART 29. OBAT KEKHAWATIRAN
PART 30. MERASA TAK BERGUNA
PART 31. PEDIH
PART 32. SEMAKIN KHAWATIR
PART 33. PERASAAN BURUK
PART 34. SINYAL BAHAYA EGRYON
PART 35. LAGI-LAGI DIHANCURKAN
PART 36. RASA SAKIT
PART 37. TUGASNYA SUDAH SELESAI (END)
SIAP-SIAP!!!
AYO PELUK QUEL!
EZAQUEL PO LAGI!
24 - 28 JUNI 2022
PRE-ORDER EZAQUEL NEW COVER

PART 20. PERMEN KAPAS

108K 25.6K 30.3K
By Sihhaaa04

05 Oktober 2021

GAES I’M BACK! 👋

ADAKAH READERS COWOK DISINI?

CUNG YANG SENENG BII MUNCUL MULU!☝️

ABSEN PAKE 1 EMOT BEBAS PREN💅

APA KALIAN READERS JALUR TIKTOK?

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK DENGAN SPAM COMMENT DAN VOTE YA PREN, TUH KLIK BINTANG DIPALING POJOK⭐

PREN SIAP-SIAP OMG ⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️

Let’s go!

HAPPY READING
________________________

PART 20: PERMEN KAPAS

Tidak ada alasan untuk menyerah. Meski penuh ranjau sekalipun, saya ingin melewatinya. Kenapa? karena saya yakin kebahagian tengah menunggu saya diujung sana.

Aurin Anjelika Ayudia

***

Hari ke sembilan, tanpa pembicaraan.

Saat ini seperti ada sekat pembatas tak terlihat antara Aurin dan Eza semenjak pembicaraan mereka terakhir kali. Entah karena ego atau apa, keduanya hanya saling menahan diri dan saling menyakiti perasaan masing-masing.

Seperti Aurin saat ini, gadis itu setiap malam tak pernah absen untuk melihat nama Eza di ponselnya di aplikasi WhatsApp hanya untuk sekedar melihat apakah laki-laki itu tengah online atau tidak, begitupun dengan sosial media lainnya yang Eza miliki. Aurin tak pernah absen untuk men-stalkingnya.

“Online si, tapi percuma bukan buat gue,” ujar Aurin menatap layar ponselnya sembari berbaring telentang diatas kasur bergambar Elsa prozen dan Anna yang tengah berpelukan.

“Haduuhh,” Aurin menghela napas lalu berguling kesamping, memeluk guling dengan erat.

Selain tidak pernah berinteraksi lagi dengan Eza, Aurin juga merasa ada yang aneh dengan Eza dan teman-temannya akhir-akhir ini. Tapi entahlah, ia tak ingin ikut campur masalah Egryon.

Tak lama ponselnya berdering, dengan malas Aurin meraih ponselnya yang sempat tadi ia lempar pelan lalu membaca satu pesan dari seseorang yang berhasil membuat dirinya spontan duduk dengan tegak.

Ezaquel: Keluar.

Aurin mengucek matanya beberapa kali, memastikan bahwa penglihatannya tidak mungkin salah.

Detik selanjutnya Aurin beranjak dari kasurnya lalu berjalan ke arah jendela. Gadis dengan rambut yang dicepol itu melebarkan matanya kaget ketika melihat kehadiran Eza yang memang sudah ada didepan rumahnya dengan mengenakan pakaian serba hitam,

“Baru kali ini ada maling, ngomong dulu suruh keluar,” ujar Aurin menggaruk hidungnya gatal.

Bagaimana tidak seperti maling, hoodie hitam, celan jeans hitam, topi hitam semuanya melekat pada cowok jangkung yang menyebalkan itu. Ditambah saat ini juga sudah pukul delapan malam lewat 30 menit. Cocok untuk ngerampok.

“Dia mau ngapain?” tanya Aurin mengerutkan keningnya sembari menatap Eza lekat-lekat.

Untuk beberapa saat gadis itu tidak beranjak sama sekali, hanya memantau Eza dari kejauhan, hingga..

Ting!

Ezaquel: Mau sampai kapan cuma liatin gue?

Aurin melongo, ia tertangkap. Dengan cepat Aurin menutup tirainya lalu berjalan keluar dengan kecepatan kilat. Ia juga sempat izin ke orangtuanya yang tengah menonton TV diruang keluarga untuk keluar sebentar.

“Ada apa?” tanya Aurin yang kini sudah berhadapan dengan Eza.

Eza diam, hanya menatap dalam Aurin. Dua kata itu berhasil membuat hatinya tersentil setelah beberapa hari tak saling berinteraksi.

Aurin mengibaskan tangannya didepan wajah Eza yang tampak melamun. “Ada apa Eza?” tanya Aurin lagi.

Bukannya menjawab laki-laki itu malah melepas hoodie hitamnya menyisakan kaos pendek polos berwarna putih yang melekat pada tubuhnya.

“Pake.” perintah Eza pada Aurin.

Aurin mengerjap. “Gue cuma dirumah kenapa harus pake hoodie? Kan gak kemana-mana.”

“Mama mau ketemu.”

“Ketemu gue? Sekarang?”

Eza berdehem.

“Ko gak bilang dulu? Biasanya juga suka chat dulu kalau ada apa-apa,” kata Aurin seraya memakai hoodie kebesaran milik Eza ke tubuhnya.

Eza mengedikkan bahunya acuh lalu berjalan masuk kedalam  rumah Aurin. “Tunggu, gue izin dulu.”

Aurin mengangguk mengiyakan, tak berselang lama ia melihat Eza sudah keluar lagi dari rumahnya dan mengajak Aurin untuk segera bergegas pergi.

Selama perjalan keduanya hanya diam tanpa suara. Tak dapat dipungkiri bahwa ada sepercik perasaan senang dihati Aurin. Tapi lagi-lagi ia hanya bisa tersenyum getir, Eza tak mungkin bisa ia miliki. Sedari tadi Aurin hanya memakai topengnya lagi untuk terlihat biasa-biasa saja padahal hatinya tengah meronta dengan perasaan yang campur aduk.

Kening Aurin mengernyit. “Kok.?”

Eza menoleh pada Aurin yang menatapnya bingung. “Cari angin, bentar,” ujarnya datar.

“Disini?” Aurin turun dari motor Eza.

“Iya.”

Jantung Aurin langsung berdetak tak karuan lagi. Eza semakin membuat dirinya tak karuan dengan mengajaknya ke taman hiburan yang lumayan ramai oleh pengunjung malam ini.

“Lo mau ketemuan sama Salma disini?” tanya Aurin tak ingin kege’eran seraya mengikuti langkah Eza.

Eza menaikkan sebelah alisnya bertanya pada Aurin, “Kenapa Salma?”

“Ya lo kan pacarnya Eza, gimana si,” jawab Aurin cengar-cengir. Padahal sakit.

Eza menghela napas.

“Gosip,” jawabnya masih menatap ke depan.

Aurin langsung menghentikkan langkahnya membuat Eza juga langsung berhenti.

“Jadi kalian gak pacaran? Terus hubungan kalian apa?” tanya Aurin beruntun tanpa sadar.

“Temen,” jawab Eza santai.

“Temen doang? Bukan mantan?” tanya Aurin mengorek informasi semakin jauh.

Eza menggeleng tanpa beban. “Cuma partner lomba.”

Aurin mengerjap. “Udah? Lo gak ada perasaan gitu sama dia? secara dia kan cantik, pinter, im..”

“Gak,” potong Eza tegas.

“Terus lo sukanya sama siapa?” Aurin ingin sekali menjahit bibirnya tapi ia sadar itu akan sangat sakit. Tindakannya tidak terkontrol sekarang, tapi ia sangat penasaran. Sumpah, ia tidak bohong.

Eza langsung menatap Aurin. “Lo.”

1 detik

2 detik

3 detik

“HAHAHAHAHAHAHA,” Aurin langsung tertawa garing lalu memukul bahu Eza salah tingkah.

“Gak lucu lo Za, jangan pikir gue bakal baper nanti dibuat jatoh lagi, sakit.”

“Jadi kemarin beneran baper?” Eza menaikkan sebelah alisnya.

Skakmat!

Aurin langsung bertepuk tangan tidak jelas sambil terus tertawa salah tingkah, jantungnya berdisko jedag jedug oyy jedag jedug oyy seperti lagu eaakk.

“Sekarang pipi lo merah,” ujar Eza tanpa dosa semakin membuat Aurin ingin menghilang saja.

EZA SIALAN!

Aurin sudah seperti Aim saat ini. Ia memegang kedua pipinya yang ia yakin sudah merah seperti tomat. Gadis itu lalu mengalihkan pandangannya pada banyak wahana yang menyenangkan tanpa mengatakan apa-apa lagi. Ia malu.

“Main aja, biasanya juga kaya anak kecil,” kata Eza mengerti dengan tatapan berbinar Aurin.

Aurin menggeleng. “Nanti kemaleman, mama Susan pasti udah nunggu.”

“Dia tidur.”

“Hah?” Aurin menganga.

“Kata papa udah tidur, kapan-kapan aja ketemunya.” Eza berjalan mendahului Aurin.

Sebenarnya laki-laki itu berbohong pada Aurin, Ia juga akan meminta maaf pada sang Mama karena membawa namanya hanya untuk sekedar menyelesaikan urusannya dengan Aurin malam ini.

Tindakan Eza malam ini juga tidak lepas dari peran buaya milik Egryon, Bastiono Gilang Ardana.

Gilang yang akhir-akhir ini melihat Eza uring-uringan karena selain masalah Egryon yang menimpa mereka, ia juga langsung bertanya pada sahabatnya itu ada apa? dan pada akhirnya Eza bercerita semuanya.

Sekitar 2 jam Eza diceramahi habis-habian oleh Gilang, hingga pada akhirnya ia mendapatkan pencerahan dari Gilang yang notabenya sudah berpengalaman tentang perempuan. Idenya untuk mengajak Aurin ke taman hiburan malam ini juga adalah ide laki-laki itu.

Thanks Ono.

Setelah lama berkeliling dan mengikuti setiap langkah Aurin yang benar-benar seperti anak kecil itu akhirnya mereka berdua duduk beristirahat disamping gerobak penjual permen kapas dengan berbagai bentuk lucu.

“Gimana kabar lo?” tanya Eza menatap Aurin yang kini sudah melahap permen kapas ditangannya dengan lahap seperti orang yang baru menemukan makanan manis itu.

"Hah?” tanya Aurin tidak fokus saking asyiknya.

“Gak jadi.”

Aurin mengangguk seperti anak kecil lalu menyodorkan secuil permen kapas ke mulut Eza. “Man.."

Aurin mengerjap, ia kehilangan kata-katanya. Jantungnya kembali berdetak sangat kuat hingga terasa sakit saat ini. Eza baru saja melahap permen kapas ditangannya dengan bibir laki-laki itu yang sedikit menyentuh jarinya hingga membuat dirinya seakan tersengat listrik.

Aurin meneguk ludahnya kasar ketika kembali menatap bibir Eza lalu turun pada jakut laki-laki itu yang kini naik turun.

Sugiono, jantung gue please!

“Siapa orang yang lo suka?” tanya Eza tiba-tiba.

Aurin tersentak, ia segera memukul kepalanya pelan untuk menyadarkan dirinya dari pesona si Elsah prozen yang membuat dirinya ketar-ketir seperti readers.

“Apa Za?” tanya Aurin.

Fokus Aurin!

“Siapa orang yang lo suka?” tanya Eza lagi seraya meneguk minumannya santai. Ia tengah mengendalikan diri.

“Gak tau.” Aurin menggeleng.

“Kemarin lo bilang suka sama seseorang? Siapa?”

Malam ini Eza yang biasanya tidak berbicara banyak dan ikut campur masalah orang lain, untuk pertama kalinya ia mendadak berubah jadi orang yang sangat kepo.

"Oh itu." Aurin mengangguk-anggukkan kepalanya baru mengerti.

“Gue gak yakin, cuma ada satu yang bikin gue terkesan sampe sekarang,” jawab Aurin jujur. Pikirannya bukan tentang Eza, tapi orang lain.

Eza diam mendengarkan gadis itu yang mulai bercerita.

6 tahun silam. Solo, Jawa Tengah.

Aurin terbangun ketika mendengar suara adzan Ashar berkumandang. Kepalanya terasa seperti dihantam martil berkali-kali. Ia baru saja bangun dari mode tidurnya.

Aurin juga bermimpi seseorang menghampirinya dan mengelus puncak kepalanya. Entah kenapa mimpi itu terasa nyata namun juga tampak samar.

Gadis itu perlahan duduk bersandar pada ranjang menatap sayu punggung wanita yang tengah menyapu membelakangi tubuhnya.

Tak lama Umuniah menoleh, “Aurin, alhamdulilah Ya Allah” ujarnya terus mengucap rasa syukur seraya memeluk tubuh Aurin erat. Wanita itu cukup khawatir karena gadis ini baru saja bangun setelah 6 hari tertidur. Tidur yang sangat panjang.

Aurin mengerjap bingung.

“Mau minum? kamu laper ya Au, bunda udah masak loh, tungguin ya nak,” ujar Umuniah lalu beranjak dari kamar Aurin untuk membawakan makanan.

Aurin hanya mengangguk lalu kembali merebahkan tubuhnya untuk tidur menyamping menatap dinding. Tangannnya bergerak menarik sebuah gambar yang tampak sangat asing dan baru pertama kali ia lihat tertempel didinding kamarnya dengan tulisan..

Saat semua orang menatapmu remeh. Kamu hanya perlu bercermin. Lihatlah seberapa berharganya kamu. Jangan pernah roboh untuk hal-hal yang tidak perlu. Kamu istimewa, dan akan tetap seperti itu.

Dan untuk pertama kalinya Aurin menangis dalam diam hanya karena kalimat yang mampu menjadi penopang hidupnya sampai saat ini.

“Dia baik banget ya Za? kaya pahlawan,” tanya Aurin tersenyum pilu yang kini sudah menangis dihadapan Eza setelah menceritakan semuanya.

Eza masih diam, memperhatikan.

Aurin menghapus air matanya dengan punggung tangannya. “Gue gak tau dia siapa Za, bunda juga gak ngasih tau gue sampai sekarang si pembuat gambar itu sebenarnya siapa."

"Tapi jujur gue cuma pengen ketemu dia dan nyampein sesuatu," tambah Aurin.

“Apa?” tanya Eza, setelah sekian lama terdiam.

Aurin menatap dalam mata Eza seraya membayangkan orang baik itu ada dihadapannya saat ini. “Makasih, terimakasih banyak.”

“Berkat lo gue masih hidup sampai sekarang, gue yang tadinya gak punya mimpi, sekarang berhasil punya mimpi. Banyak hal yang pengen gue lakuin dimasa depan meski gue tau, gue banyak kekurangan.”

“Tapi berkat lo gue juga sadar bahwa setiap orang itu istimewa, bukan cuma gue tapi semua insan didunia. Hanya saja, Tuhan memang punya caranya sendiri untuk menunjukkan kasih sayangnya pada setiap umatnya.”

“Tuhan juga kasih kekuatan ke gue lewat lo, jadi terimakasih. Terimakasih banyak orang baik.” Aurin sangat tulus mengatakan itu semua.

Tangan Eza terulur menghapus air mata Aurin yang semakin deras keluar dari pelupuk matanya.

“Sama-sama Aurin Anjelika Ayudia.”

Aurin membisu, tubuhnya semakin gemetar hebat mendengar ucapan Eza barusan. jangan bilang..?

Detik selanjutnya laki-laki itu sudah membawa tubuh Aurin kedalam dekapannya. Memeluk tubuh mungil ini dengan rasa bangga dan kasih sayang yang sudah lama ingin ia salurkan.

Ya, orang yang diceritakan Aurin adalah Ezaquel Brilliano Khalis Aryuda.

Laki-laki yang saat itu berkunjung dengan orangtuanya ke Solo untuk menyapa Umuniah dan Yoga disaat Aurin tengah berada di mode tidurnya enam tahun yang lalu, pertemuan pertamanya dengan Aurin.

“Gue bangga karena lo berhasil bertahan.” Eza mengelus kepala Aurin pelan.

Tangis Aurin semakin menjadi, gadis itu menyembunyikan wajahnya diceruk leher Eza semakin dalam. Ia tidak pernah menyangka orang itu adalah laki-laki yang bersamanya selama hampir 4 bulan belakangan ini.

Aurin melepas pelukannya dengan mata yang sudah sembab lalu menatap Eza meminta penjelasan.

“Jadi lo udah kenal gue dari pas gue dateng ke Jakarta, di stasiun?” tanyanya dengan hidung memerah.

Eza menggeleng, lalu mengacak rambut Aurin gemas. “Lo lupa saat itu lo cosplay jadi orang gila?”

Eh iya juga, pikir Aurin.

“Terus sejak kapan lo ngenalin gue?”

“Saat pertama kali lo masuk kelas.”

Aurin mengangguk, pantas saja Eza langsung tampak terkejut saat ia memperkenalkan diri saat itu.

Tangan Eza bergerak mengelap ingus Aurin tanpa rasa jijik karena gadis itu terus saja menarik ingusnya selepas habis puas menangis sedari tadi.

“Jijik Eza, gue udah kaya anak kecil di mata lo.” Aurin menarik tangan Eza lalu menghapus jejak ingusnya ditangan Eza membuat laki-laki itu diam-diam tersenyum tipis.

“Mata gue pasti bengkak banget, ayo pulang gue malu,” ajak Aurin beranjak lalu menarik  pelan kaos Eza untuk segera pergi dari taman hiburan ini.

“Coba liat,” ujar Eza membuat Aurin langsung berhenti melangkah lalu mendongkak ke arahnya menunjukkan wajahnya yang terlihat menggemaskan.

“Bengkak kaya bakpao,” kata Aurin mendengus.

Eza menggeleng. “Cantik.”

Aurin langsung mematung, detak jantungnya sudah ingin meledak-ledak lagi mendengar perkataan Eza yang kini sudah membuatnya kesusahan bernapas.

“Aurin,” suara deep Eza terdengar seraya menatap lekat mata coklat indah gadis itu.

Aurin hanya mengerjap sebagai respon.

Want to be my girlfriend?”

______Batas terquel-quel_____

HAHAHAH 😭😭

GIMANA PART INI PREN?⚠️⚠️

JANTUNG AMAN?⚠️⚠️

ADA YANG MAU DISAMPEIN KE QUEL?

ADA YANG MAU DISAMPEIN KE AURIN?

ADA YANG MAU DISAMPEIN KE BII?

ADA YANG MAU BERTERIMAKASIH KE GILANG?

UDAH SIAP SPAM BUAT NEXT CHAPTER SELANJUTNYA?

AKU MAU LIAT ANTUSIAS KALIAN DENGAN CERITA INI DENGAN SPAM LOVE ❤️❤️❤️❤️

TEMBUS 12K COMMENT BII UPDATE BESOK BIAR SI QUEL GAK DIGANTUNG PREN! SPAM CEPET! 🤣🤣🤣

FOLLOW INSTAGRAM:
@SIhaasyaherman
@Official.egryon
@Officialryonix
@Aurinanjelika
@Ezaquelbrilliano_
@Althariomr
@Digtaibrhm
@Agustiranugroho
@Bastionogilangardana
@Ucupsemeriwingg

FOLLOW TIKTOK : @SihaAsyaherman

Jangan lupa untuk ikut mempromosikan cerita ini ke social media kalian kalau kalian suka ya pren ⚠️

SEE YOU NEXT CHAP SEMUANYA 👋

SEHAT-SEHAT ORANG BAIK🌼

TINGGALKAN JEJAK TERAKHIR DISINI PREN 🚑

Continue Reading

You'll Also Like

412K 14.8K 30
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
3.3M 273K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
1.1M 107K 57
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
309K 23K 34
Namanya Camelia Anjani. Seorang mahasiswi fakultas psikologi yang sedang giat-giatnya menyelesaikan tugas akhir dalam masa perkuliahan. Siapa sangka...