Refuser d'y Aller [KV]

By joyyby

32.5K 3.5K 127

Saling mencintai namun tak dapat bersatu karena keegoisan masing-masing pihak. Yang satu brengsek dan pandai... More

1. Menyebalkan
2. Kakak?
3. Hungry
4. Kecelakaan
5. Sial
6. Aku... Manis?
7. Pergi lagi?
8. Keanehan
9. Being protective
10. Gengsi tapi mau
11. Dokter tampan
12. Masa sih?
13. Date?
14. Tiba-tiba
15. Normal
17. Jealous
18. Teori cinta segitiga
19. Kerja kelompok
20. Silent love
21. Fight
22. Taruhan
23. Racing
24. Hospital
25. The girl's
26. Akur?
27. Orang tua
28. Woke up
29. Perlakuan manis
30. Batal
31. Sahabat
32. Taken?
33. Curhat
34. Kiss
35. Date!
36. Resmi, tapi...
37. Only
38. Caught
39. Basket
40. Boss
41. The Incident
42. Possible
43. Yeri
44. Datang
45. Lari
46. Problem
47. Snow
48. Everyone's fear
49. The ending

16. Menarik

541 77 0
By joyyby

Jimin memberhentikan motornya di pinggir jalan yang tentu membuat Taehyung keheranan.

"Kenapa berhenti Jim?"

Jimin membuka helm lalu mengucapkan beberapa kata yang mampu membuat Taehyung berbinar gembira.

"Mau kesana?" Tanyanya sambil menunjuk ke arah pasar malam yang sedang ramai di seberang jalan.

Taehyung sontak turun dari motor lalu tersenyum senang, betapa pengertian sekali sahabatnya ini.

"Aku juga tadi melihat kearah situ Jim! Baru saja mau mengajakmu tapi kau sudah mengatakannya duluan, kau benar-benar peka!" Cerocos Taehyung lalu memeluk Jimin meskipun kepalanya terbentur dengan helm Jimin.

"Aw!"

Jimin hanya tertawa melihat kelakuan Taehyung, siapa suruh tidak mau memakai helm.

"Sakit ya? Yasudah ayo kita kesana." Ajak Jimin lalu memarkirkan motornya begitu saja.

Tangan Jimin ditarik oleh Taehyung sampai ke tempat ramai itu. Aroma makanan ringan yang mampu membuat siapapun tergoda, termasuk Taehyung.

"Jim beli itu ya!" Tunjuknya kearah permen gulali berwarna-warni.

"Jangan Tae, gigimu rusak makan manis-manis terus. Kau sudah manis tak perlu makan begituan lagi."

Taehyung salah tingkah dibuatnya.

"Apa-apaan kau Park." Cicitnya sambil menyikut perut Jimin pelan.

"Memang benar kan?" Tanya Jimin sambil melihat kearah wajah Taehyung yang memerah.

"Apa lihat-lihat?!"

Jimin tertawa mendengarnya, ia sangat menggemaskan kalau seperti itu.

"Apa kau malu? Tapi kan kau memang manis-- Aw!!" Teriak Jimin yang kakinya diinjak oleh Taehyung.

Taehyung segera pergi meninggalkan Jimin lalu pergi kearah toko gulali tadi.

"Noona, aku mau yang warna putih itu!"

Gadis yang berjualan itu langsung memekik gemas.

"Aw kiyowo! Siapa namamu sayang? Kenapa kau imut sekali?" Pekik gadis itu senang sambil mencubit pipi Taehyung.

"Noonaaaa!!"

Jimin yang melihat itu langsung melepaskan tangan gadis itu dari pipi Taehyung yang sekarang sudah memerah.

"Hentikan, dia kan hanya mau beli." Ucap Jimin sebal.

"Oh kau pacarnya? Yaampun posesif sekali, aku gemas habisnya melihat pacarmu."

"Noona aku bukan pacarnya! Dan aku mau beli yang itu ish." Jelas Taehyung jengkel sambil cemberut.

Gadis yang berjualan permen warna-warni itu kebingungan. Apakah namja yang satu ini katarak? Begitu lah pikirnya.

"Aku kira kau pacarnya. Dan untukmu manis, beli berapapun aku kasih gratis." Ucap yeoja itu tersenyum manis.

Hal itu membuat Taehyung senang sekali, ia meminta tiga sekaligus tanpa malu.

"Sumpah, kau membuatku malu." Sungut Jimin yang sekarang meminum cola sambil menunggu Taehyung.

"Diam kau jelek. Mumpung gratis, kan irit juga untuk dompetmu." Balas Taehyung jutek.

Saat ini juga Jimin ingin melemparkan kaleng cola yang ia pegang, dasar menyebalkan.

"Terimakasih noona!"

Mata bulat Taehyung menelisik kesana-kemari mencari tempat duduk untuk makan, akhirnya ia menangkap sebuah bangku taman yang kosong segera pula ia menarik lagi sahabatnya kesitu.

"Giliran orang lain saja kau ramah sekali, ketika bersama denganku astaga seperti--Aduh!"

Lagi-lagi bokongnya yang tak bersalah terkena tendangan dari Taehyung, salah bokongnya apa?

"Seperti apa? Kubilang kau ini diam saja kok susah." Sinis Taehyung sambil duduk di bangku yang ia temukan tadi.

"Ya Tuhan, kenapa ya. Nasibku malang terus ketika bersama dengan orang ini." Adu Jimin dramatis pada angin.

"Ah harusnya kurekam tadi ucapanmu, lalu kusebar di grup chat kampus. Lalu kau akan direkrut untuk menjadi tokoh figuran di drama."

"Hei kau jahat sekali. Tentu saja aku akan jadi tokoh pria utamanya." Ucap Jimin bangga, begini pun dia ini tampan.

"Terserah kau deh Jim."

Hening setelah perdebatan kecil tadi, Jimin memperhatikan lahapnya Taehyung memakan makanan manis itu.

Maksudnya, apa ia tidak sakit gigi? Jimin merasa ngilu melihatnya, namun pandangan matanya diarahkan kearah bibir Taehyung yang belepotan.

Tanpa sadar tangannya mengusap pelan bibir itu, yang mendapat tatapan kaget sekaligus bingung dari sang empunya.

Keduanya terdiam diposisi yang masih sama, hanya saling mengerjap satu sama lain di kerumunan orang yang berlalu lalang.

Yang satu hanya terdiam sambil lanjut mengunyah, yang satu lagi entah apa yang dipikirkannya.

Kenapa jantungku berdebar lagi?

"Kalian?" Ucap seseorang yang mengalihkan atensi Jimin dan Taehyung.

"Mingyu?" Tanya Taehyung lalu menghampiri Mingyu.

"Iya, kau sedang apa? Date bersama dia?"

Taehyung melotot garang lalu menatap Jimin sebal, mengapa orang-orang mengira mereka berdua berpacaran?

"Tidak! Kita sahabat tidak lebih."

"Benarkah? Siapa tahu Jimin ada perasaan lebih, kasihan dia terkena friendzone. Itu sangat kejam Taehyung, dan lagi--"

"Hei! Dasar hitam tidak tahu diri!" Teriak seorang namja dari jauh yang menatap sebal kearah Mingyu.

"Bodoh, jalan cepat sedikit. Lihat makanan langsung tergoda kau."

"Aku tidak-- Oh Taehyung? Dan kau?" Atensinya teralihkan saat melihat Taehyung disitu, bersama... Jimin.

"Hai Jungkook." Sapa Taehyung dengan riang.

Jimin menatap tidak suka kearah Taehyung, apa jangan-jangan Taehyung suka dengan Jungkook?

Tidak boleh.

"Iya aku sedang bersamanya. Kau sendiri sedang apa disini?" Sapa Jimin mencoba ramah namun terdengar sinis.

Jungkook tahu Jimin pasti sensi kalau ada dirinya.

Wah sepertinya orang ini tidak suka jika aku berdekatan dengan Taehyung.

"Hanya berjalan-jalan, kebetulan sekali kita bertemu. Halo juga Taehyung." Ucapnya tak kalah sinis pada Jimin lalu berubah menjadi manis diakhir.

"Taehyung kita kesana saja, hawa disini tidak enak sekali." Ajak Mingyu lalu menarik tangan Taehyung pergi ke tempat lempar dart.

Taehyung hanya mengikuti ajakan Mingyu sambil menatap kearah Jimin dan Jungkook yang entah membicarakan apa.

"Hei seenaknya membawa Taehyung!" Teriak Jimin lalu berusaha mengejar mereka.

Namun bahunya ditahan oleh Jungkook, "What's up?"

"Tak usah basa-basi." Sarkas Jimin.

"Whoa... Calm dude. Tapi serius kau ada masalah apa denganku?" Tanya Jungkook dengan nada dingin.

Jimin berdecak sambil tersenyum miring mendengarnya. "Karena aku tak suka denganmu, dan jangan pernah dekati Taehyung."

Sementara Jungkook hanya menyeringai mendengarnya.

"Benarkah? Memangnya kau siapanya? Dan kalau aku makin mendekatinya bagaimana?" Tantang Jungkook santai sambil bersedekap dada.

"Lewati aku dulu." Jawab Jimin sarkas lalu meninggalkan Jungkook.

"Menarik."

• • •

"Hati-hati, awas saja kalau kau ngebut-ngebut lalu meneleponku untuk datang mengobatimu ke rumahmu. Itu tak akan pernah terjadi Jim!"

Jimin mengernyit heran, apa-apaan itu?

"Mengobati? Kecelakaan maksudmu?! Tega sekali kau menyumpahi diriku, sudah diantar baik-baik, dibelikan ini itu, dasar Taehyung pabbo tak tahu diri!"

Taehyung hanya tertawa pelan mendengarnya, ia sangat suka membuat pemuda Park itu naik darah. Rasanya Taehyung akan bahagia sekali kalau satu atau dua tahun lagi Jimin akan nampak kerutan pada wajahnya karena marah-marah terus.

"Kenapa kau tertawa?"

"Tidak." Jawab Taehyung pelan lalu tersenyum pada Jimin.

Jimin hanya menghela nafas, sebetulnya ia masih kesal dengan si brengsek sialan itu.

"Tae, hati-hati dengan Jungkook. Jangan dekat-dekat dengannya."

"Huh? Kenapa memangnya Jim?"

"Tidak." Jawab Jimin menghindari pertanyaan.

Masa iya aku harus bilang bahwa aku menyuruh dia menjauhi Jungkook adalah karena aku tidak suka? KONYOL KAU PARK!

"Hati-hati Jim, kau sahabatku." Ucapnya sebentar sambil mengelus tangan Jimin.

Ucapan Taehyung menyadarkan Jimin yang tengah bergelut dengan pikirannya sendiri.

"Uhm ya? Baiklah." Jawab Jimin ragu, ia tak sepenuhnya mengerti perkataan Taehyung.

Terkadang jalan pemikiran Taehyung terlalu rumit untuk dipahami, ia terlalu abu-abu untuk dimengerti.

Setelah itu Taehyung berlari masuk kedalam apartemennya. Ada apa sebenarnya?

Aku tak tahu kau kenapa.

Jimin merasa aneh dengan kata-kata Taehyung tadi, tapi entahlah. Ia mengendikkan bahunya acuh lalu menancapkan gas motornya untuk pulang.

Lain halnya dengan Taehyung yang sudah terengah-engah karena berlari menaiki tangga untuk sampai di kamar apartemennya.

"Sial..." Umpatnya sambil mengusap pelan hidungnya yang mengeluarkan cairan kental berwarna merah.

Setelah cukup tenang ia menekan password kamarnya yang ia setel sebagai beberapa digit angka yang mudah diingat.

Ia merasa tubuhnya benar-benar lemas sekarang. Kepalanya juga terasa berat sekali, ia tak bisa terus-terusan seperti ini. Taehyung harus mencari solusi untuk dirinya sendiri.

"Apa aku coba kemo?" Tanyanya pada dirinya sendiri sambil memandang langit-langit kamar yang masih gelap tak ada penerangan.

Ia bangkit untuk menghidupkan lampu lalu segera membersihkan dirinya. Pikirannya melayang entah kemana, ia masih bingung memikirkan masalah ini.

Baru saja ingin melangkahkan kaki ke kamar mandi, kepalanya benar-benar terasa sakit sekali. Pandangannya terasa buram dan berputar-putar.

Ia terduduk di lantai yang dingin sambil memijat kepalanya sendiri.

Aku tak punya obat sama sekali.

Tangannya meraih tas yang tak jauh didepannya, segera mengambil benda pipih yang berteknologi canggih itu untuk menghubungi seseorang

Seseorang yang ia rasa akan menjadi teman perjuangannya mulai sekarang.

Dokter Yoongi, ia sempat meminta nomor orang itu barangkali ia ditimpa kejadian seperti sekarang.

"Halo?"

"Halo..." Jawabnya lemas.

"Ada apa? Apakah ada masalah?"

"Kepalaku, ughh... Sakit sekali Kak. Tolong..."

"Kau ada dimana? Apa kau sedang dirumah? Bisa tolong kirim alamatnya padaku?"

Tanya orang tersebut tersirat nada kekhawatiran.

"Di apartemen... Apartemen Gangnam Kak."

"Baiklah tunggu aku--"

"000123..."

"Password?"

"Ya." Jawab Taehyung dengan suara yang masih tersisa, rasanya ia akan pingsan disini.

Terdengar suara telepon diputuskan dari seberang sana, sementara namja yang satu ini sudah hilang kesadarannya.

• • •

To Be Continued

🐰🐯

Continue Reading

You'll Also Like

21.9K 1.5K 6
(Completed) Hanya Kumpulan cerita Jeon Jungkook dengan Kim Taehyung, baik itu Oneshoot or Twoshoot . . atau malah gagal one or two shoot nya 😁😁 Jun...
52.1K 3.3K 21
[KookV | Gs] . -This past haunts me.... constantly- Tae -No one ever can understand how much it hurts- Jk "I am raging sea trapped inside of a raindr...
2.1M 9.8K 17
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞 Alden Maheswara. Seorang siswa...
3.5M 27.4K 47
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...