Refuser d'y Aller [KV]

By joyyby

32.2K 3.5K 127

Saling mencintai namun tak dapat bersatu karena keegoisan masing-masing pihak. Yang satu brengsek dan pandai... More

1. Menyebalkan
2. Kakak?
3. Hungry
4. Kecelakaan
5. Sial
6. Aku... Manis?
7. Pergi lagi?
8. Keanehan
9. Being protective
10. Gengsi tapi mau
11. Dokter tampan
12. Masa sih?
13. Date?
14. Tiba-tiba
16. Menarik
17. Jealous
18. Teori cinta segitiga
19. Kerja kelompok
20. Silent love
21. Fight
22. Taruhan
23. Racing
24. Hospital
25. The girl's
26. Akur?
27. Orang tua
28. Woke up
29. Perlakuan manis
30. Batal
31. Sahabat
32. Taken?
33. Curhat
34. Kiss
35. Date!
36. Resmi, tapi...
37. Only
38. Caught
39. Basket
40. Boss
41. The Incident
42. Possible
43. Yeri
44. Datang
45. Lari
46. Problem
47. Snow
48. Everyone's fear
49. The ending

15. Normal

597 84 0
By joyyby

Hari-hari berjalan seperti biasa, benar-benar sangat normal. Rahasia pun masih ditutup rapih oleh Taehyung, tak apa. Berbohong demi kebaikan tak apa bukan?

Kebalikan untuk pemuda yang bernama Jungkook, baginya hari-harinya sangatlah tidak normal. Entahlah, rasanya ada yang kosong saja.

Kenapa bisa begitu?

"Jung!"

Jungkook menoleh kearah kawan seperjuangannya. Iya, seperjuangan dalam melakukan kenakalan diluaran sana.

Mingyu menghampiri Jungkook yang melihat kearahnya menunggu penjelasan.

"Tidak, hanya ingin memanggil." Kekeh Mingyu diakhir kalimatnya.

"I swear, hidupmu benar-benar ingin berakhir ya?" Kesal Jungkook. Kenapa sih manusia yang satu ini menyebalkan sekali?

"Habisnya kau tampak melamun memikirkan sesuatu. Aku takut kau diguna-gunai seperti di film."

Pletak

"Aw! Brengsek kau." Umpat Mingyu setelah mendapat pukulan sayang di kepalanya.

"Kenapa ya aku bisa berteman denganmu?" Sinis Jungkook sambil mengusap rambutnya kebelakang.

Tentu saja mendapat pekikan dari gadis-gadis yang lewat. Fyi, itu adalah pemandangan yang biasa.

"Ck. Apasih bagusmu Jeon? Lebih juga tampan diriku. Gadis-gadis itu menderita katarak sepertinya."

"Jelek, tak usah iri."

"Bangsat." Umpat Mingyu untuk yang kesekian kali sambil menendang bokong Jungkook.

Disisi lain juga tampak dua sahabat yang terbilang... Err, dekat? Maksudnya, terkadang orang-orang salah mengartikan hubungan persahabatan antara Jimin dan Taehyung.

"Tae, pelan-pelan makan rotinya!" Ucap Jimin yang membawakan tas Taehyung, tentunya disuruh oleh pemilik tas itu.

"Twapi ini enakh Jimh!!" Ucap Taehyung semangat sambil mengunyah rotinya.

"Haha, dasar anak kecil." Kekeh Jimin sambil mengusap bibir Taehyung yang belepotan.

"Aku bukan anak kecil, kau yang kecil dasar cebol!" Sungut Taehyung sambil memajukan bibirnya.

Jungkook yang memang lewat didepan mereka berdua diam-diam mengepalkan tangannya melihat itu, entah mengapa hatinya panas melihat adegan itu.

"Wow, serasi sekali kalian." Ceplos Mingyu yang lewat didepan Jimin dan juga Taehyung.

Jimin hanya tertawa menanggapi ucapan Mingyu tadi, tapi tiba-tiba ia kesal melihat Jungkook ada disitu. Kejadian tabrakan knalpot di lampu merah tak bisa ia lupakan begitu saja.

"Ayo Tae." Ajak Jimin lalu menarik tangan Taehyung yang masih mengunyah tanpa melihat ke sekeliling.

"Apa sih Jim!" Teriak Taehyung saat ditarik, seketika itu juga maniknya melihat Jungkook yang sedang menatap kearahnya.

"Hai Jungkook!" Sapa Taehyung yang mulai menjauh karena ditarik oleh kawannya itu.

Jungkook tersenyum kecil menanggapinya.

Sementara Mingyu hanya celingak-celinguk menoleh bergantian kearah Jungkook dan juga Taehyung.

"Kau..."

Jungkook menoleh mendengar suara Mingyu yang menyebalkan itu.

"Apa?!"

"Kok kau sewot?!" Omel Mingyu yang malah ditinggal Jungkook.

"Hei tunggu! Aku nebeng."

"Dasar miskin."

"Aku sering bantu isi bensin bodoh."

Jungkook diam saja tidak menanggapi, kalau ditanggapi akan lama urusannya. Mingyu itu tipe orang yang paling menyebalkan sejagat raya.

"Hei hei tunggu."

"Apalagi!" Jungkook sudah muak sekarang, kenapa berbicara tanggung-tanggung begitu?!

"Jujur ya Jung. Aku akan dukung apapun keputusanmu, karena aku ini sahabatmu. Tapi ingat Jeon, kau harus tahu kalau dia sudah punya seseorang. Walaupun sepertinya masih belum terlambat, tak apa jika kau senggol sedikit." Apa? Jungkook tak paham apa yang dikatakan si dekil ini.

"Apa yang kau bicarakan?"

"Ck, mengaku saja lah. Kau suka kan dengan Taehyung?" Ucap Mingyu jengah, terkadang si Jeon Jungkook ini mesti dikasari dulu baru paham.

Jungkook tersedak ludahnya sendiri. Suka?

"Bercanda kau! Cepat naik kalau tidak kutinggal." Final Jungkook yang masih agak kaget bercampur kesal mendengar spekulasi temannya ini.

"Iya, iya! Intinya aku tak mau tahu, kalau urusan hatimu kau harus cerita padaku."

Jungkook lagi-lagi diam, sebenarnya ia tak bisa sepenuhnya menyangkal perkataan Mingyu barusan.

• • •

"Bagaimana pun juga dia adikmu, kau harusnya--"

"Ah shh, sakit! Pelan sedikit." Ringis Namjoon ketika diobati wajahnya yang babak belur karena bertengkar lagi.

"Salah siapa! Kau sembarangan memukul orang untuk melampiaskan emosimu, lalu dibalas oleh orang-orang yang tak kau kenal kan? Rasakan." Celoteh Hoseok panjang lebar sambil dengan sengaja menekan-nekan luka Namjoon.

"Ya tapi kan-- shh pelan!"

Hoseok menghela nafas lalu membereskan kapas-kapas yang berserakan bekas untuk dia mengobati keparat yang keras kepala ini.

"Selesai. Pulang dan kabari adikmu."

"Kau tidak mengerti Seok. Taehyung pasti akan sedih dan tertekan, aku tidak bisa ada disampingnya sebagai Kakaknya karena pekerjaan sialan ini."

"Kau mau tak mau harus melakukannya. Bagaimana kalau nanti dia tahu bukan dari mulutmu? Kau mau dia membencimu karena kecewa sudah dibohongi oleh kakaknya sendiri?"

Namjoon terdiam. Kata-kata Hoseok tak sepenuhnya salah, namun ia tak mampu memberitahu Taehyung mengenai hal ini.

"Entahlah, beri aku waktu."

Helaan nafas kembali terdengar dari keduanya, Hoseok memilih mengambil tasnya lalu segera pergi meskipun sempat berhenti untuk mengucapkan beberapa kata.

"Soal sedih itu masalah belakangan Joon, hanya saja jangan menyesal ketika ia membencimu. Dan jangan datang kepadaku jika keadaanmu babak belur!"

Namjoon tidak menjawab kalimat Hoseok barusan, hanya diam menatap pemandangan langit sore di Ilsan melalui jendela dalam diam.

Sejujurnya ia sudah cukup merasa stress memikirkan masalah ini, ia khawatir tak bisa mengirimkan uang kepada Taehyung bulan ini. Bagaimana jika Taehyung tidak bisa membayar uang kuliahnya?

"Huft... Aku butuh kopi." Ucapnya lalu melenggang keluar dari ruangan kerjanya untuk mencari secangkir minuman penghilang kantuk itu.

Lain halnya dengan dua anak adam yang sedang bermain PS di rumah salah satunya.

"ARGHH! Curang kau Tae!!"

"Hahaha! Traktir aku cepat! Dasar cupu, main begini saja tak bisa." Ledek Taehyung bangga karena mobil balapnya berhasil melewati garis finish duluan.

"Aku tidak cupu bodoh!" Omel Jimin tak terima.

Mereka sedang bermain PS di rumah Jimin dan mereka sepakat untuk taruhan. Taruhannya adalah, yang kalah akan mentraktir makan apapun yang menang.

"Sudahlah Jim, aku lagi tak ada uang. Kau ini pelit sekali kepadaku eoh?" Ucap Taehyung pura-pura melas.

Sebenarnya ia tak sepenuhnya bohong, hanya saja ia suka jika mengorek isi dompet Jimin.

"Kau ini selalu saja mengeruk uangku. Di kampus, di manapun selalu begitu." Kesal Jimin yang dibalas tinjuan kecil dilengannya.

"Ya maaf, habisnya sahabatku ini jadi tambah berkali-kali lipat ketampanannya. Oh lihatlah wajah tampanmu itu saat sedang membelikanku sesuatu! What a gentle man."

Terkutuklah mulut Taehyung dengan segala rayuan manis dimulutnya. Meskipun Jimin tahu ia memang begitu ketika ada maunya saja, namun entah mengapa Jimin berdebar mendengarnya.

Seperti ada rasa panas mengalir di seluruh tubuhnya disertai perut yang menggelitikinya sampai ke dadanya, jangan lupakan juga telinganya yang terasa panas.

"Kenapa Jim? Jadi tidak?" Tanya Taehyung sambil membereskan kekacauan yang terjadi di kamar Jimin.

Jangan salah mengartikan, mereka tadi perang-perangan bantal dan juga melempar keripik kesana kemari, akan sangat tak tahu diri jika Taehyung membiarkan semuanya kotor. Ia sangat suka kebersihan, meskipun ia memang tak tahu diri kalau di rumah Jimin.

"O-oh jadi. Beli apa saja yang kau mau." Ucap Jimin tergagap sambil mengusap tengkuknya.

"Tuhkan gentle man! Ayo cepat Jim aku lapar."

"Kau memang suka sekali menghabiskan uangku! Dasar alien." Ucap Jimin membalas disertai kekehan kecil.

Taehyung berlari menuruni tangga rumah Jimin dengan semangat, tak sadar jika ia hampir jatuh.

Dengan sigap Jimin menangkap tubuh Taehyung yang hampir tergelincir tadi, memang bocah yang satu ini kadar kecerobohannya tak main-main. Ditinggal sedikit saja bisa-bisa ia tersandung kakinya sendiri.

"Akhh-- eh?"

Sempat terjadi kontak mata antara keduanya, namun Jimin memutuskan lebih dulu. Desiran aneh lagi-lagi ia rasakan di dadanya.

"Hati-hati bodoh." Ucapnya begitu saja lalu cepat-cepat turun dari tangga.

Jimin yakin 101% dirinya ini normal, penyuka wanita berdada besar serta berisi. Tidak mungkin ia suka kan terhadap sahabatnya sendiri?

Taehyung merasa aneh dengan sikap Jimin barusan, baru saja akan mengomentari kalau bukan pertanyaan Jimin yang membuat dirinya terdiam.

"Setelah kau pingsan waktu itu, tak terjadi apa-apa kan?" Tanya Jimin yang sudah turun dari tangga.

"Uhm, ya. Iya, tak ada apa-apa Jim." Jawab Taehyung ragu-ragu.

"Kau sudah ke rumah sakit?"

"B-buat apa? Aku tidak sakit kok!"

Jimin menghela nafas, "Hanya untuk mengecek tentang keadaanmu lah! Aku tahu kau sering kesakitan akhir-akhir ini, aku tahu gelagatmu ketika sedang pusing atau tidak enak badan. Lagi pula manusia mana yang acuh dengan keadaan dirinya sendiri?"

"Tidak ada Jim, aku pusing karena tugas saja kau tak perlu khawatir."

"Baiklah aku mempercayaimu, kalau ada sesuatu bilang jangan kau tutupi. Aku mengenalmu sejak lama, jadi jangan coba-coba untuk menyembunyikan sesuatu dariku Tae." Jelas Jimin.

"I-iya."

Sejak pembicaraan barusan Taehyung masih terdiam di anak tangga yang hampir membuat dirinya terjatuh. Jimin yang melihat itu hanya bisa menghela nafas.

"Ayo, jadi tidak?" Ajak Jimin sabar.

"Iya ayo Jim." Ucap Taehyung yang mengekor Jimin sampai keluar rumah.

Jim apa yang harus kulakukan? Aku tak mau membohongimu, namun aku belum bisa memberitahumu.

Lagi-lagi Taehyung kembali berperang antara hati dan logikanya.

Hatinya berkata agar tidak memberitahu sekarang sampai dirinya benar-benar siap, terdengar egois namun memang begitu yang ia rasakan, ia tak mau membuat orang lain khawatir hanya karena keadaan dirinya yang seperti ini. Yang mempunyai masalah bukan hanya dirinya, pasti Jimin juga punya atau bahkan bisa lebih berat dari dirinya.

Sementara logikanya menolak keras keputusan naif itu. Logikanya berkata agar ia beritahu sekarang, tak ada yang dirugikan di permasalahan ini. Akan lebih rumit jika Jimin tahu dengan sendirinya, banyak yang akan hancur. Persahabatan, kepercayaan dan masih banyak lagi yang akan susah untuk diperbaiki.

"Pakai." Jimin menyerahkan helm yang biasa Taehyung pakai.

"Kenapa harus pakai Jim? Memangnya kita mau pergi jauh?" Tanya Taehyung yang tetap menerima helm itu.

"Seperti tidak tahu kelakuanmu saja. Kau akan mengajakku ketempat yang kau inginkan dan yang pasti itu semua tidak dekat dari sini."

Taehyung tertawa mendengarnya, suara Jimin nampak seperti orang yang benar-benar bosan sekali.

"Tapi aku kan sahabatmu Jim, masa kau tidak mau menuruti keinginanku yang manis ini?" Kata Taehyung sambil menunjuk-nunjuk pipinya sendiri.

Jimin gemas melihatnya hanya bisa mengusap-usap rambut Taehyung pelan.

"Oleh sebab itu jangan pernah menyembunyikan sesuatu dariku. Kau itu berharga untukku Tae, aku akan sangat kecewa bila hal itu terjadi."

Melihat Jimin tersenyum tulus seperti itu membuat Taehyung merasa menjadi orang yang paling jahat sedunia. Ia benar-benar merasa jahat sudah membohongi sahabatnya.

"Aku usahakan Jim, dan ini kita jadi tidak! Kenapa jadi dark begini topiknya!" Kekeh Taehyung sambil mencubit perut Jimin pelan.

"Aw sakit! Yasudah naik cepat." Ucap Jimin sambil memakaikan helm untuk Taehyung.

Mata Taehyung menelisik iris mata Jimin yang berwarna cokelat terang, sangat berbanding terbalik dengan mulut cerewetnya itu.

Aku akan usahakan Jim, untukmu.

• • •

To Be Continued

🐰🐯

Continue Reading

You'll Also Like

55.3K 4.3K 7
KookV Jeon Jungkook Kim Taehyung Park Jimin Other cast : - Other pair : MinV, V!uke
47.6K 5.5K 18
-Jeongguk temukan jantungnya yang berdebar saat dia tatap foto mungil seorang anak lelaki. Dia pernah jumpai Kim Taehyung dalam raut canggung selama...
276K 29K 38
[COMPLETE] Bagi kebanyakan orang, Jungkook adalah seorang pria tak waras namun lain halnya dengan Taehyung yang justru jatuh hati dengan pria itu. Ka...
114K 11.8K 30
Jeon Jungkook adalah siswa berandal yang hampir ditakuti seluruh siswa Seoul. Hingga keadaan berbalik setelah insiden itu. Tiba-tiba dia menjadi Ketu...