A: CH
[38] Kecelakaan
[ H A P P Y R E A D I N G ]
***
Cup...
Mata Anara semakin tertutup rapat karena bibir Argara yang mengecup bibir nya.
Setalah dirasa bibir Argara sudah menjauh, barulah Anara membuka matanya dengan perlahan.
Bisa Anara lihat Argara yang tersenyum tipis sambil menatap matanya.
Buru-buru Anara bangkit dari atas tubuh Argara dan mengambil bantal.
Bugh! Bugh!
"KURANG AJAR YA LO HA!!! PELECEHAN INI NAMANYAA!!" teriak Anara yang masih memukuli Argara dengan bantal.
"Aduh! Sorry sorry!" Argara berusaha menangkis pukulan Anara, dan berhasil!
Anara pun terhenti sambil menormalkan nafasnya. "Hahh..."
"Ngapain sih pakek pukul-pukul segala?" tanya Argara.
Anara menoleh dengan tajam. "Mesum lo!"
Anara ingin memukul Argara kembali, namun dengan cepat Argara tahan. "Eitss! Mau apa lo?"
"Lepas!" ketus Anara.
Argara pun melepaskan tangan Anara dengan was-was. "Lagian kita juga udah sah dimata agama dan hukum, jadi santai aja kali. Lagian juga tuh ya seharusnya kita udah ngelakuin yang lebih dari tadi, itung-itung nambah pahala," ucap Argara menaik turunkan alisnya sambil memperpendek jarak diantara keduanya.
Anara menatap Argara dengan was-was. "Mau apa lo?!" seru Anara.
"Mau nambah pahala, yuk!" jawab Argara dengan smirk.
"AAAAAAAAAAA!! MESUMMM!!!" Anara langsung loncat dari tempat tidur dan berlari keluar kamar.
Argara terkekeh melihat reaksi Anara yang menurutnya terlalu berlebihan itu.
***
Diruang tamu, Anara sibuk menonton televisi sambil ngemil.
Saat sedang fokus menonton, Anara menoleh ke samping saat mendapati seseorang duduk disampingnya.
Buru-buru Anara mengambil cemilannya dan segera pergi, namun ada yang menahannya membuat Anara menahan nafas.
"Ngapain sih ngehindar mulu?" tanya Argara.
"Lo mesum, jadi gue harus waspada," jawab Anara ketus.
"Mesum sama istri sendiri gak masalah kali," Argara berucap dengan santai. "Apa jangan-jangan itu first kiss lo lagi?" tanya Argara.
"Iya! Kenapa rupanya?!" ketus Anara dengan wajah cemberut.
Argara berusaha untuk menahan tawa nya saat melihat wajah cemberut istrinya itu.
"Ketawa lo?!" sentak Anara. "Terus kalo itu first kiss gue lo mau apa?! Lo mau pamer gitu kalo lo sebelumnya udah pernah kissing, ha?!"
Dengan cepat Argara menarik tangan Anara yang membuat Anara jatuh disofa samping nya.
"Santai aja kali ngomongnya," Argara mengusap wajah Anara menggunakan tangannya. "Itu juga ciuman pertama gue, jadi gak usah suudzon gitu sama suami, dosa."
Anara yang mendengar itu pun makin cemberut sambil menyilang kan tangannya didepan dada.
"Lagi dateng bulan ya? Perasaan marah-marah mulu," Argara mencolek dagu Anara bermaksud untuk menggoda.
"IHH! Ngapain colek-colek!" Anara pun mengusap dagu nya yang dicolek oleh Argara.
"Kan, beneran dateng bulan nih," ucap Argara.
"Kalo iya memangnya kenapa?! Masalah buat lo?!" mendengar itu Argara menggeleng.
"Udahlah! Gue mau masak dulu! Ngomong sama lo nguras tenaga gue!" Anara pun bangkit menuju ke dapur.
Argara pun memperhatikan Anara yang berjalan ke dapur. Tapi setelah dilihat-lihat, ada yang aneh.
"Eh!" panggil Argara.
Anara berdecak, dengan malas Anara pun menoleh ke belakang. "Apaaa?"
"Itu," tunjuk Argara ke tubuh Anara.
"Apaa?! Ngomong yang jelas dong!"
Dengan hati-hati, Argara pun menjawab. "Itu, belakang lo, ada darah..."
Anara pun menjulurkan tangannya ke belakang, saat dirasakannya, Anara pun menoleh ke Argara yang masih memperhatikan nya.
"Ini semua tuh gara-gara lo! Coba aja lo gak narik gue tiba-tiba, pasti gak bakalan bocor gini kan!" kesal Anara, pasalnya dia sangat malas untuk mengganti pembalut.
Argara yang terkena amukan Anara pun dengan pasrah mengangguk. "Iya, iya, gue salah."
Dengan malas Anara pun berjalan ke arah kamarnya untuk bersih-bersih.
"GUE KELUAR YA! MAU MAIN-MAIN SAMA YANG LAIN! LO GAK USAH MASAK YANG BANYAK, GUE MAKAN DILUAR!"
Anara yang akan memasuki kamar mandi seketika teringat sesuatu. Anara pun menuruni tangga dan menemui Argara yang sedang memakai sepatu.
"Argara! Tunggu!" Anara segera mendekat ke Argara.
"Apa?"
"Emm..." Anara bingung bagaiman bicaranya.
"Apa sih?" tanya Argara sekali lagi.
Anara menatap Argara dengan ragu-ragu. "Itu, bisa singgahi ke minimarket gak?" tanya Anara.
Mendengar itu Argara mengernyit. "Hah? Ngapain?"
"Beliin pembalut," jawab Anara dengan suara kecil.
"HAH?! Gilak lo?!" heboh Argara.
"Ish! Tolongg..." Anara memelas. "Stok dilemari udah tinggal sedikit, jadi gue mau stok, biar gak ribet beli ke warung," jelas Anara.
"Gak ah! Gamau gue."
Melihat Argara yang hendak memegang pintu, Anara pun langsung menahan tangan Argara.
"Kok gitu sihh, istri sendiri minta tolong tuh seharusnya suami mau bantu nolongin," kata Anara. "Ya, ya ,yaa," mohon Anara.
Raut muka Argara langsung berubah seolah mengejek. "Ohh, jadi lo udah anggep gue suami," Argara mengangguk-an kepalanya.
"Oke istri, gue beliin kebutuhan lo," sambung Argara sambil menepuk kepala Anara.
Mendengar itu Anara menjadi sedikit malu dan ada getaran kecil di dadanya. "Beneran kan? Gak bohong?"
Argara mengangguk keras. "Iya istri."
"Yaudah, gih sana pergi," usir Anara membukakan pintu untuk Argara.
"Dih! Giliran tadi aja nganggep gue suami, giliran diajak nyari pahala lo gamau," Argara pun mengungkit.
"Tunggu lulus baru gue mau," jawab Anara.
Argara menoleh. "Lulus SMA?" tanya Argara sedikit antusias.
Anara tersenyum begitu manis. "LULUS KULIAH!" Anara berteriak sambil berlari menuju kamarnya.
Sedangkan Argara hanya bisa mengelus dada. Argara pun akhirnya pergi untuk main-main bersama yang lain.
***
Hari sudah malam, selesai makan Anara memutuskan untuk menonton televisi sambil menunggu Argara pulang.
Sudah hampir jam 10.30 WIB, namun batang hidung Argara juga tak terlihat sama sekali.
Anara pun memutuskan untuk menghubungi Argara. Tapi handphone Argara sepertinya tidak aktif.
Mencoba sekali lagi, namun hasilnya tetap sama, Argara tak mengangkat panggilan.
"Kemana sih nih anak? Gatau apa gue dirumah nungguin dia pulang," keluh Anara.
"Pasti seru banget mainnya, sampek-sampek gak inget pulang," sambung Anara bergumam.
"Apa gue tidur duluan aja ya?" Anara bertanya kepada diriny sendiri.
"Tidur aja lah, nungguin anak lajang pulang pasti lama, juga pastinya si Argara keluyuran ntah kemana-kemana pasti ni."
Anara pun memutuskan untuk tidur duluan. Namun, saat akan menaiki tangga, Anara mendengar ada yang mengetuk pintu.
Tok! Tok! Tok!
Anara menoleh ke arah pintu. "Siapa sih?" bingung Anara. "Gak mungkin kan Argara, kalo Argara pastinya udah langsung masuk, ngapain juga pakek ngetok pintu segala."
Meskipun begitu, Anara tetap berjalan ke arah pintu.
TOKTOKTOK!!!
Suara ketukan itu pun semakin brutal.
"SABAR WOI!" seru Anara.
"Loh? Zafran?" Anara terkejut mengetahui yang mengetuk pintunya adalah Zafran yang sedang ngos-ngosan dengan tubuh membungkuk.
"Ngapain ya?" tanya Anara bingung. "Kalo mau nyari Arga, Arga nya belum pulang daritadi," kata Anara memberitahu.
Zafran menggeleng keras sambil melambaikan tangannya. "B—bukan!"
"Tarik nafas dulu Zaf, baru ngomong." saran Anara menyengir.
Barulah Zafran mulai mengatur nafasnya. Setelah dirasa sudah pas nafasnya, Zafran pun berdiri tegak.
"Arga kecelakaan Ra!" akhirnya Zafran berhasil meloloskan tiga kalimat tersebut.
Anara pun menatap Zafran tak percaya. "Dih! Masa' sih? Ngaco deh lo, orang tadi sore aja dia bilang bakal balik setelah singgah ke minimarket kok!" bantah Anara.
Zafran mengehela nafas dengan kasar. "Nih ya gue jelasin. Gue tadi sama yang lain lagi duduk-duduk dimarkas, terus ada yang dateng ngasih tau ke Arga kalau Leo musuhnya Arga ngajak tanding balapan! Arga pun dengan senang hati nerima itu tantangan, jadi kita-kita langsung cuss ke arena! Kita gak tau pasti apa yang udah direncanain sama si Leo bangsat itu sampek-sampek Argara kecelakaan gituu!" jelas Zafran.
Anara yang mendengar penjelasan Zafran pun percaya dan khawatir, tanpa sadar satu air matang berhasil lolos.
"Rumah sakit mana?!" tanya Anara tak sabaran.
"Rumah sakit Kita Bersama," jawab Zafran.
"Zaf, tolong anterin gue kesanaa," ucap Anara dengan nada memohon.
"Gue kesini memang mau jemput lo, udah buruan!" ucap Zafran.
Anara pun berlari masuk kedalam rumah, dan mengambil barang nya yang peting seperti dompet dan handphone.
"Yang ngebut Zaf!" suruh Anara sambil mengusap air matanya yang sesekali menetes.
Zafran pun langsung tancap gas dengan tancap membelah jalanan.
To be continued.....
•
•
•
•
•
Waduhh Arga kecelakaan nih, gimana ya kabar Arga selanjutnya.
Semoga Arga nya baik-baik ajaa ya bestiee!!
Dan juga semoga Argara tidak mokad, mwehehe...
______________________________________
Jangan lupa tinggalin jejak vote dan komen sesudah bacaa ℘
Komen 'next' disini ➛
See you in the next chapter ᥫ᭡
Jangan lupa untuk follow akun instagram aku ya @gitaaam_wp untuk melihat sekilas tentang Argara & Anara sekawan, yang mau follback-an bisa dm