MY BOSS, MY LOVES - END

By our_heaven

484K 47.7K 2.3K

Mengenai HUANG RENJUN yang terpaksa menggantikan posisi kembaranya yang tiada karena sebuah kecelakaan untuk... More

01
02
03
04
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20 ๐Ÿ”ž
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42๐Ÿ”ž
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
Epilog
#Bonchap

05

14.3K 1.6K 154
By our_heaven


Jaemin baru saja sampai di cafe yang dimaksud oleh kekasihnya, kim heejin yang menemuinya tadi di kantor.

Sebenarnya berkencan dengan heejin bukanlah kemauannya tapi kemauan dari orangtuanya yang ntah beralasan apa. Selama berkencan dengan heejin, jaemin hanya selalu bersikap baik pada wanita itu. Dan jangan salah kalau jaemin hanya menganggapnya seorang adik tidak lebih. Bahkan jaemin juga tidak yakin menjadikannya sebagai istri, karena banyak sifat yang masih belum bisa di pastikan oleh seorang Na Jaemin.

"Apa oppa membuatmu lama menunggu?"  Ucap jaemin sembari membuka kursi dan duduk di hadapan gadis itu.

"Tidak oppa. Aku baru saja sampai." Ucap heejin tersenyum.

"Lalu kenapa kau ingin bertemu denganku?" Selidik jaemin, karena biasanya kekasihnya itu tidak pernah meminta bertemu dengannya sama sekali. Dan dia akui berkencan dengan mahasiswi sangat melelahkan. Tapi dia bisa apa? Kalau itu keinginan orangtuanya maka dia tidak bisa menolaknya. Anggap saja jaemin adalah anak yang penurut.

"Aku hanya ingin bertemu dengan oppa. Apa oppa tau? Jeno oppa selalu mengajak haechan oppa berkencan ke tempat-tempat indah. Aku juga ingin." Ucap heejin dengan sangat antusias.

"Dan kau juga tau, kalau aku sangat sibuk. Hingga tidak bisa menuruti permintaanmu itu." Ucap jaemin yang langsung datar seketika.

"Aku tidak mengerti oppa. Apa kau segitu tidak memiliki perasaan padaku? Atau apa?" Kesal heejin.

"Bukan seperti itu. Tapi, perasaanku masih sama. Aku masih menganggapmu hanya sebatas adik saja." Ucap jaemin ketus.

"Adik? Kenapa? Apa karena pemuda cantik yang kau sukai itu?" Ucap heejin kesal.

"Ya. Dan aku menyesal tidak berkenalan dengannya." Ucap jaemin mengingat kenangannya saat dia bertemu dengan pemuda cantik itu secara tidak langsung dalam acara amal saat dia masih seorang mahasiswa.

"Kau keterlaluan oppa." Ucap heejin kesal lalu pergi meninggalkan jaemin sendirian. Jaemin tidak terlalu ambil pusing karena dia malah asyik dengan pikirannya sendiri.







Drrt...Drrt...drtt..







"Hallo?"

"Presdir Na, saya sudah mendapatkan informasi kenapa Huang Renjun menggantikan kembarannya untuk bekerja di perusahaan."

"Katakan."

"Karena Huang Renjun terpaksa melakukannya. Itu adalah amanat terakhir Huang Rendi padanya. Lebih dari itu saya tidak tau apapun lagi."

"Apa benar Huang Renjun adalah tamatan dari universitas seoul?"

"Iya Presdir Na. Dia tamat lebih dulu dari sang kembaran yang memang sering sakit-sakitan. Dia adalah orang yang mencukupi kebutuhan keluarganya sejak lama karena sang kembaran yang memiliki imunitas tubuh sangat lemah memaksanya untuk bekerja lebih keras."

"Apa kau juga sudah mencaritahu soal mengenai siapa yang saya temui saat acara amal pada saat saya masih mahasiswa itu?

"Iya Presdir. Dan itu adalah Huang Renjun."

Jaemin? Dia sangat kaget. Tentu saja, karena selama ini orang yang menetap dalam hatinya adalah asisten pribadinya sendiri. Pantas saja dia memiliki sisi lain dari hatinya untuk asisten barunya itu.

"Bagaimana dengan ayahnya?"

"Ayahnya telah meninggalkannya dan ibunya karena wanita lain saat renjun dan Rendi berumur 10 tahun. Dan sejak saat itu Rendi mulai sakit-sakitan dan renjun akan selalu mencari uang."

"Baiklah. Terimakasih. Dan tolong awasi kekasihku, Kim heejin. Karena aku curiga padanya."

"Baik Presdir."



























__________

















Renjun dan haechan berada didalam mobil milik wakil ceo itu dan diapun masih saja menatap haechan.

"Kau ada pertanyaan kan?" Ucap haechan.

"Itu. Kapan kau mulai berkencan dengan Presdir Lee?" Ucap renjun ragu-ragu.

"Aku dan jeno sudah berkencan sejak kami SMA. Sudah lama sekali." Ucap haechan tersenyum.

"Wah, kapan rencananya kalian akan menikah?" Ucap renjun antusias.

"Mungkin nanti setelah sih aneh Na Jaemin itu menemukan orang yang dia cintai." Ucap haechan.

"Bukannya Presdir Na sudah memiliki kekasih. Tadi aku sudah bertemu dengannya." Ucap renjun bingung.

"Kekasih. Karena permintaan orangtuanya. Dia hanya menganggapnya adik saja. Dan kami berdua tau kalau dia menyukai orang lain. Tapi, ntah dimana orang itu sekarang." Ucap haechan merasa kasihan dengan nasib dari sahabat kekasihnya itu.

"Aaa, memangnya Presdir Lee dan Presdir Na sudah sejak kapan saling mengenal?" Ucap renjun.

"Lama sekali. Sedari mereka berada di bangku taman kanak-kanak. Makanya kalaupun ada orang yang akan mengerti atasan kita itu maka orang itu adalah kekasihku. Bahkan dia akan lebih memilih menemani sahabatnya di banding kekasihnya ini jika jaemin memiliki masalah." Ucap haechan dengan nada bicara yang dibuat kesal.

"Aaa pantas saja." Ucap renjun mengangguk tanda dia mengerti.

"Kau sangat menggemaskan tau." Ucap haechan mencubit pipi chubby renjun sekilas lalu kembali menyetir.



























Sesampainya di kantor, renjun dan haechanpun berpisah karena renjun harus kembali keruangannya yang satu ruangan dengan jaemin.

Saat dia masuk, diapun melihat jaemin yang sudah duduk di kursi kebanggaannya, lalu diapun duduk di kursinya tanpa menyadari tatapan dari jaemin yang sangat sulit untuk diartikan.






Drrt...Drrt...drtt..






"Hallo?"

"..."

"Apa?! Bagaimana keadaan ibu saya?" Kaget renjun hingga dia berdiri dari kursinya.

"...."

"Baik saya akan segera kesana" Ucap renjun lalu mematikan ponselnya dan menyeka air matanya lalu menghampiri jaemin sembari terus berdoa untuk keselamatan ibunya karena demi apapun yang dia miliki sekarang hanya ibunya.

"Maaf Presdir. Apa bisa saya izin. Ibu saya sedang berada di rumah sakit." Ucap renjun dengan airmata yang berlinangan pada mata bak rubah itu.

"Ibumu masuk rumah sakit?" Ucap jaemin kaget.

"Iya Presdir." Ucap renjun menunduk karena mau berapa lama pun dia menahan airmatanya untuk tidak jatuh. Tetap saja airmatanya itu tetap jatuh.

"Ayo." Ucap jaemin berdiri dari kursinya.

"Ne?" Bingung renjun lalu mengangkat kepalanya dan melihat jaemin yang berdiri.

"Ibumu membutuhkanmu bukan. Ayo. Saya akan ikut denganmu." Ucap jaemin.

"Tapi presdir?" Ucap renjun tidak yakin karena dia tidak ingin menjadi bahan gosip pada banyak karyawan.

"Ayo." Ucap jaemin lalu menggenggam tangan renjun dan menariknya bahkan semua karyawan benar-benar sangat kaget dengan kejadian itu. Karena atasan mereka sangat jarang melakukan hal seperti itu di kantor.




Sesampainya di rumah sakit, renjunpun berjalan mondar-mandir karena sangat takut ibunya kenapa-napa. Bahkan dokter saja belum keluar dari tadi. Renjun terus memohon agar ibunya baik-baik saja dan sehat kembali. Dia benar-benar tidak bisa hidup tanpa ibunya. Cukup kembarannya saja jangan ibunya. Jaemin masih disana tapi dia juga tidak tau bisa melakukan apa saat ini.

Tak lama setelah itu, dokter keluar dan renjun langsung mendekat.

"Bagaimana keadaan ibu saya dok?" Ucap renjun sangat cemas.

"Nyonya Huang kondisi jantungnya sangat memburuk. Saya harap kau segera mengurus administrasi agar nyonya Huang bisa dioperasi." Ucap dokter itu dan renjun merasakan dunianya runtuh seketika dan kakinya melemas seketika hingga dia hampir terjatuh kalau saja jaemin tidak menahan tubuh mungil itu sesegera mungkin.

"Saya akan melakukannya dok. Tapi, tolong selamatkan ibu saya." Ucap renjun sembari menangis.

"Saya akan melakukan yang terbaik. Permisi." Ucap dokter itu lalu pergi. Dan tangis renjun pecah begitu saja. Tangis kepedihan yang ntah kenapa membuat jaemin merasakan rasa sakitnya itu. Lalu diapun membawa renjun kedalam dekapan hangatnya.

"Ibu aku mohon bertahanlah. Aku mohon. Rendi jangan bawa ibu. Aku mohon hikss...hikss...hikss.."

"Ssstt... Tidak ada yang akan pergi meninggalkanmu. Tenanglah, keluarkan saja semuanya. Setelah itu kembalilah optimis." Ucap jaemin sembari mengelus punggung renjun. Dan renjun hanya menangis didalam dekapan atasannya itu tanpa memikirkan apapun sama sekali. Karena demi apapun, dia tidak ingin ditinggalkan oleh ibunya sama sekali. Hanya ibu yang dia miliki dan dia akan berusaha yang terbaik untuk ibunya itu.










-------------



maaf kalo ada typo

Continue Reading

You'll Also Like

91.1K 17.5K 187
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...
232K 34.9K 63
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
438K 4.6K 85
โ€ขBerisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre โ€ขwoozi Harem โ€ขmostly soonhoon โ€ขopen request High Rank ๐Ÿ…: โ€ข1#hoshiseventeen_8/7/2...
68.9K 6.9K 20
Romance story๐Ÿค Ada moment ada cerita GxG