My Hero

By AlitaGladys

25.7K 2.2K 97

"Sabarlah sedikit Jin hyung, biarkan Taehyung lebih terbuka padamu, dia pasti bisa melewati semua ini." . . ... More

01. Struggle
02. Mistakes
03. New Mate
04. Panic Attack
05. Falling
06. Forgiven
07. Effort
08. Scar
09. Hidden
10. Healing
11. Dreaming
12. Fear
13. Dumped
14. Change
15. Solving
16. Past
17. Fact
18. Bestie
19. Give back
20. Healing (2)
21. My Hero
Promo
Special Chapter 01
Special Chapter 03
Special Chapter 04
Special Chapter 05
Special Chapter 06
Special Chapter 07
Promo (2)
Promo (3)
Promo (4)
Promo JIN0412

Special Chapter 02

635 68 7
By AlitaGladys

Setelah puas melepas rindu dengan Seokjin, mereka semua berkumpul di ruang tengah kamar hotel yang di sewa Seokjin. Sejak dirinya pindah ke Amerika untuk operasi ginjal satu tahun lalu, baru kali ini mereka bisa berkumpul lagi. Waktu yang cukup panjang mereka lewati tanpas Seokjin.

"Kau bohong, kenapa baru sekarang bisa kembali ke Korea," si bontot yang paling vocal memprotes. Dia pikir perpisahan dengan kakaknya itu tidak akan selama itu.

"Aku masih dalam perawatan Jungkook-ah," ujar Seokjin yang duduk di paling tengah, siap mendengar ocehan semua adik-adiknya. Dia tersenyum geli melihat wajah kesal adik kecil yang dia sangat rindukan itu. Jungkook adalah tipikal anak yang cuek dan seperlunya kalau seseorang menghubunginya melalui chat namun sangat berisik di real life.

"Hyung, apa masih sering sakit?" tanya Taehyung, melihat ke arah bawah perut Seokjin,

"Tidak, hanya masih perlu kontrol beberapa bulan sekali," jawab Seokjin menenangkan. Dia bisa melihat raut kekhawatiran di wajah Taehyung.

"Kau sengaja karena cewemu di sana kan hyung?" tebak Jimin yang tiduran di karpet dengan kepalanya di pangkuan Hoseok. Tangannya sibuk bermain game kesukaannya.

Hoseok terkikik mendengar ucapan Jimin,

"Cewe yang mana sih?" saut Seokjin tak mengerti,

"Cewe yang kau pajang fotonya di sosmed kemarin itu," saut Jungkook,

Seokjin tertawa, "Dia temanku selama di L.A,"

"Ah kan hyung sudah berani pacaran sekarang," ledek Jimin,

"Aku tidak tahu," Taehyung tampak bingung,

"Kau tidak perlu tahu, kami hanya berteman tenang saja," bisik Seokjin kepada Taehyung.

Taehyung tersenyum menatap Seokjin. Dia bersyukur, kalau kakaknya sekarang sudah lebih sehat, dan kehidupan Seokjin di Amerika juga sepertinya berjalan dengan baik. Dia sempat cemas kalau kakaknya itu masih belum bisa melupakan sahabatnya, Ken.

"Tae?" panggil Seokjin, karena tiba-tiba dia memerhatikan Taehyung yang melamun.

"Ah iya hyung?"

Seokjin tersenyum, "Kalian menginap kan nanti?"

Taehyung mengangguk, memang dia tidak merencanakan akan menginap karena setahu dia Seokjin akan pulang ke rumah lamanya dan bahkan Taehyung dan Jungkook sudah mempersiapkan kedatangan kakaknya itu, tapi dia tidak akan menolak menghabiskan malam bersama kakak sepupunya di hotel ini.

Makne line akhirnya menginap di kamar Seokjin dan hanya Hoseok yang pamit pulang karena harus kembali ke rumah sakit.

Jungkook sudah terlelap di ruang tengah dengan selimut tebal menyelimutinya, sementara Jimin tengah sibuk di depan laptopnya.

Tengah malam Seokjin bangun dan mendapati Jimin masih terjaga dengan tugas dari kampusnya. Jimin dan Taehyung sekarang adalah mahasiswa tingkat dua namun berbeda jurusan.

"Belum tidur?" tanya Seokjin, dia terbangun karena haus,

"Sebentar lagi, aku baru saja selesai," ujar Jimin, mematikan layar laptopnya, dan mengerakan lehernya yang kaku.

"Tae sudah tidur?" tanya Jimin,

Seokjin mengulurkan sebuah gelas air hangat untuk Jimin, "Gomawo hyung,"

"Iya dia tidur setelah menyentuh bantal, dia sepertinya lelah sekali," ujar Seokjin,

Hanya mereka berdua yang tidur di kamar. Awalnya Seokjin mengajak mereka berempat tidur bersama di ruang tengah, tapi tak ada yang setuju, khawatir Seokjin kedinginan dan sakit.

"Taehyung tidak bisa tidur sejak hyung bilang kalau mau kembali ke Korea,"

"Ah benarkah?"

Jimin mengangguk lalu tersenyum,

"Bagaimana kabar kalian selama satu tahun ini?" tanya Seokjin, duduk dekat dengan Jimin yang sudah menyilangkan kedua kakinya di sofa.

"Ternyata kuliah itu melelahkan," gerutu Jimin,

"Nilaimu lumayan kan?"

Jimin mengeleng, "Tae jarang belajar tapi nilai kita sama, payah sekali kan aku,"

Seokjin tersenyum,

"Apa Taehyung baik-baik saja selama aku tidak ada?" tanya Seokjin, ekspresinya tiba-tiba lebih serius.

Jimin jadi mengerti arah pembicaraan mereka,

"Dia sedikit kesulitan saat masuk kuliah, hyung tahu dia dengan orang baru masih sedikit menjaga jarak. Dia jadi lebih diam, dan aku mulai mencemaskannya, tapi dia sudah melakukan yang terbaik. Hyung tahu dia sangat senang hari ini,"

Seokjin mengangguk kecil, dia memang mendengar semua kabar adiknya dari teman-temannya selama ini, tapi dia hanya memastikan keadaan adiknya benar-benar baik. Dia selalu mencemaskan Taehyung selama di Amerika.

"Terima kasih Jimin, kau telah menjaga adikku sampai sekarang,"

"Tidak hyung, kalau orang pikir aku yang selama ini menjaga Taehyung, tapi justru Taehyung yang menjagaku. Bahkan dia memberikanku keluarga yang baik seperti hyung, Jungkook dan hyung lainnya, bahkan teman seperti Jackson contohnya," aku Jimin.

"Ah, bagaimana kabar anak itu?" Seokjin jadi ingat sahabat Taehyung saat di SMA.

"Kita beda kampus, tapi masih sering mengabari, dia juga ingin datang ke sini tapi dia ada acara di kampus, dan hanya menitip salam untukmu hyung,"

Seokjin mengangguk mengerti,

Pintu kamar Seokjin terbuka, dan nampak wajah Taehyung yang mengantuk keluar dari kamar itu.

"Hyung," panggilnya setengah matanya terpejam,

"Kau terbangun?" tanya Seokjin,

"Hyung tidak ada, jadi aku terbangun," kata Taehyung,

"Aku akan kembali, kau segeralah tidur Jimin. Hyung akan masuk kamar ya. Selamat istirahat,"

Jimin mengiyakan, dia membereskan semua buku dan bersiap untuk tidur.

Sementara di kamar, Seokjin sudah kembali ke tempat tidur dengan Taehyung di sampingnya.

"Tae," Seokjin memanggil Taehyung yang sepertinya gelisah,

"Ya hyung?"

"Kau belum bisa tidur?" Seokjin memperhatikan,

"Hehehe, iya,"

"Kau masih insomnia,"

"Sedikit,"

"Kenapa kau jadi pendiam?"

"Aku tidak," Taehyung menjawab setengah-setengah, membuat Seokjin memiringkan tubuhnya menghadap adiknya.

"Kau bisa ceritakan semua yang kau rasakan sekarang pada hyung,"

Taehyung menatapnya, tapi dia masih diam,

Seokjin menyapukan rambut panjang ikal Taehyung yang menutupi wajahnya,

"Ah, adikku berubah jadi tampan sekali," puji Seokjin,

Dan memang apa yang dia katakan sangat benar, Taehyung tumbuh menjadi laki-laki super tampan sekarang, bahunya melebar dan pemilik senyum kotak ini semakin mempesona di mata Seokjin.

"Hyung tidak berubah, kau tetap sama seperti satu tahun yang lalu, orang akan pikir kau adalah keturunan vampire," balas Taehyung terkikik,

Seokjin akhirnya melihat tawa Taehyung, membuat perasaannya melega.

"Apa kau akan baik-baik saja kalau hyung pergi lagi?"

Pertanyaan Seokjin membuat senyum Taehyung menghilang begitu saja,

"Kenapa? Hyung tidak akan kembali ke Korea dan tetap di Amerika?"

Seokjin mengangguk,

"Kenapa?" wajah Taehyung tampak kecewa,

Dia sudah menunggu kakaknya kembali satu tahun ini dengan sabar, dia masih ingat janji Seokjin akan kembali lagi dan berkumpul dengannya serta sahabat-sahabat yang lain.

"Kau tau, keadaan hyung sudah tidak sama lagi," Seokjin menatap Taehyung sendu,

"Bukankah operasinya berhasil?"

"Iya, tapi, aku tidak tahu berapa lama ginjal ini akan bertahan dan membantuku hidup,"

"Tidak," kata Taehyung tiba-tiba bangun,

"Taehyung," panggil Seokjin, dia akan menduga reaksi adiknya pasti akan marah. Tapi dia tetap tidak bisa menahan diri, padahal ini malam pertama mereka berkumpul. Hanya saja Seokjin takut kalau tidak cepat-cepat dia memberitahu adiknya, dia akan semakin kecewa. Dia bahkan sudah siap dengan kemarahan Taehyung padanya.

"Kau janji akan sembuh,"

"Aku sudah berusaha, tapi aku tidak bisa menjanjikannya. Aku sudah tidak sama lagi," Seokjin juga duduk sekarang,

"Apanya yang berbeda? Hyung tetap hyung untukku,"

"Aku tidak sekuat dulu. Aku harus bolak balik ke rumah sakit, dan aku tidak bisa selalu bisa kau andalkan,"

"Aku tidak mau apapun, aku hanya ingin hyung ada di sini," kata Taehyung, dia menatap Seokjin, tatapannya tajam dan dingin.

Seokjin tampak ketakutan, dia tidak pernah melihat Taehyung seemosional ini. Dia juga sangat merindukan kebersamaannya dengan adiknya. Namun keadaan fisiknya tidak memungkinkan, dia takut merepotkan adik-adiknya jika terus bersama mereka.

"Hyung takut kalau tetap bersamamu kau akan terbebani harus mengurusku," kata Seokjin, dia tidak bisa menutupi kesedihannya.

"Kau berbohong padaku? Kau bohong juga pada yang lain?"

"Aku hanya mencoba realistis Tae, aku bahkan tidak yakin bisa bekerja lagi di perusahaanku, karena itu-"

"Hyung ingin menyerah lagi?" tanya Taehyung tak percaya,

Seokjin mengangguk,

"Kenapa?"

"Aku tidak bisa,"

"Kau pikir apa yang kami mau darimu?" Taehyung tidak bisa menahan emosinya sekarang. Dia benar-benar marah pada Seokjin sekarang. Dia kecewa.

"Tae, maaf," katanya, ada kabut di mata Seokjin sekarang,

"Aku akan tidur hyung," ucap Taehyung, dia kembali menjatuhkan tubuhnya ke kasur, dengan memunggungi Seokjin,

"Miane Taehyung-ah,"

Continue Reading

You'll Also Like

5.5K 538 8
Mereka berbeda, namun tetap bersahabat. Yoongi terluka begitu juga dengan Taehyung. Taehyung akan datang saat musim panas. Sedangkan Yoongi akan data...
323K 29.7K 81
Takdir kita Tuhan yang tulis, jadi mari jalani hidup seperti seharusnya.
94.9K 8.8K 40
(sebelum baca ff ini disarankan untuk baca ff yang judulnya VICTOR, karena bakalan flash back kesana😊) "Aku adalah aku...." Bagaimana rasanya jika k...
12.2K 1.6K 24
End🐯 . . . Taehyung ingin seorang ayah. Tapi kata ibu, "Adek...ibu segalanya kan bagi adek? Lalu kenapa adek perlu seorang ayah? Ibu juga ayahkan b...