FIGURAN

_agsdp द्वारा

90.6K 1.9K 94

Ini semua tentang sang figuran yang di tarik seorang pangeran tak dikenal untuk menjadi pemeran utama di ceri... अधिक

ANNYEONGHASEYOOO!!
PROLOG
CHAPTER 1
CHAPTER 2
CHAPTER 3

CHAPTER 4

3.5K 288 13
_agsdp द्वारा

"Bareng gue aja." Guntur muncul dengan ransel yang sudah bertengger di salah satu bahunya, siap untuk pulang secepatnya.

"Jarak rumah Lo sama Dira kan ibarat Indonesia-Arab, yakin Lo mau nganterin?" tanya Awan heran. Aneh, gak biasa banget. Sejak kapan Guntur tawar-tawarin orang buat nebeng.

"Gue mau ke rumah Lucas, ambil laptop." Terang Guntur menjelaskan.

Awan mengangguk mengerti, walaupun masih aneh dirasa. "Emang Dira mau pulang sama lo?" tanya Awan beralih menatap Dira dengan ketidak yakinan.

"Bareng Guntur? Gimana? Mau?" tanya Manda menawari. Ia tidak mungkin memaksa Dira untuk pulang dengan Guntur.

"Lo naik apa?" tanya Dira pada Guntur.

"Motor," jawab Guntur lugas.

"Oke," Dira setuju. Awan menatap Dira dengan pelototan sinisnya, "Dia bawa motor bebek loh. Yakin Lo mau?"

"Mau motor bebek mau motor jerapah apa bedanya? Motor ya motor." Cetus Dira menjawab pertanyaan Awan.

Guntur memainkan lidah dalam mulutnya sembari menahan senyum melihat ekspresi Awan yang terkena serangan ke-ketusan Dira.

"Yaudah kalo gitu hati-hati. Anterin sampe rumah, jangan di apa-apain tur." Ucap Manda mewanti-wanti Guntur.

"Bukanya kebalik? Aku malah takut Guntur yang di apa apain." Gumam Awan membenarkan ucapan kekasihnya.

Dira memutar bola matanya malas mendengar gumaman Awan yang begitu tak bermutu itu.

"Yok, Dir." Ajak Guntur, langsung di ikuti Dira dengan tenang.

Setelah perginya Guntur dan Dira. Manda memelototi Awan dengan tatapan tak sukanya. "Kamu jangan suka godain Dira deh, tau sendiri kalo dia sensitif. Masih aja manas-manasin kayak kompor. Tadi juga, kamu kayaknya sinis banget waktu Dira tanya Guntur naik apa. Dira tuh cuman mau di anter pake motor, dia anti naik mobil orang lain. Jangan nganggep dia nanya gitu karna dia pilih-pilih, kayak cewek lain. Jangan terlalu gak suka sama Dira, aku gak suka kamu seolah ngerendahin dia Mulu." Omel Manda panjang lebar.

"Ngebela Dira banget ya kamu?" balas Awan spontan.

Mendengar balasan itu membuat mood Manda seketika buruk. "Ya iyalah, dia sahabat aku. Sebelum kenal kamu aku udah kenal dia duluan. Kamu gak suka?" sewot Manda.

Awan meneguk ludahnya ketar ketir, sepertinya ia salah menjawab. "Ya maaf yang, ya jangan salahin aku gitu dong. Maaf~"

••••

Kini Guntur dan Dira sedang berada dalam perjalanan pulang, membelah keramain di jalanan dengan motor bebek kesayangan Guntur. Siapa lagi kalau bukan Sibir a.k.a Si Biru.

Ngomong-ngomong, ini pertama kalinya Dira di bonceng cowok selain Ayah dan kakaknya.

Padahal Dira tak terlalu dekat dengan Guntur. Kenapa ia mau-mau saja di bonceng? Bukankah biasanya Dira akan menolak? Ia saja jarang sekali bercakap dengan Guntur, meskipun setiap hari mereka bertemu.

Kelihatannya di antara teman-teman Awan, hanya Bowo satu-satunya orang yang sering berbicara dengan dirinya. Yah, mungkin karena Bowo cerewet.

Guntur adalah satu-satunya orang pendiam di antara mereka, mungkin bukan pendiam tapi lebih ke tipe orang yang kalo gak penting gak bakal buka suara.

Yah, Dira tak peduli juga dengan itu. Hanya saja, first imperssion Guntur cukup berkesan di mata Dira. Satu karena Guntur tampan, satunya lagi karena tatapan-nya yang sangat tajam dan dalam. Memangnya siapa yang tidak suka dengan pria tampan?

"Dir," dari balik helm retronya Guntur memanggil Dira.

"Dira!" Ulang Guntur merasa tak mendapat jawaban dari Dira.

"Hah?" Beo Dira terlarut dengan lamunannya.

"Gue laper, mampir bentar ya." Ucapnya sambil membelokan motornya ke angkringan pinggir jalan begitu saja tanpa persetujuan Dira.

"Bentar aja ya, laper banget gue." Ujar Guntur membujuk, ia tau Dira pasti akan protes.

Wajah Dira memasam, apa-apaan Guntur? Seenaknya saja. Tapi yasudahlah, yang punya motor mah bebas.

Dira tetap diam sampai mereka berdua turun dari motor dan memasuki angkringan.

"Buk, es teh dua ya." Guntur langsung memesan dua es teh, dan langsung mencomot dua bungkusan bertuliskan Nasi oseng hati. Dua nasi tersebut tentu saja untuknya sendiri. Tau sendiri kan, satu porsi nasi di angkringan itu hanya untuk dua suapan

"Kenapa mesenin gue es teh?" Celetuk Dira membuat Guntur kaget.

"Oh? Mau yang lainnya?"

Dira menggeleng kecil, "Gapapa itu aja." Ujarnya sembari mendudukkan dirinya.

Guntur menganggukan kepalanya santai, ia sama sekali tak merasa bersalah.

Saat Guntur menjulurkan tangannya untuk mengambil sate jeroan, pandangannya beralih ke Dira yang sudah mengambil dua bungkusan nasi yang sama dengannya.

Guntur menatap Dira sedikit dengan sedikit senyum yang di tahannya. Rasanya lucu saja, ia kira Dira tidak akan ikut makan, dan hanya menemaninya. Ternyata gadis itu sudi juga makan dengannya di angkringan pinggir jalan seperti ini.

"Lo doyan?" tanya Guntur reflek saat Dira sedang membuka bungkusan tersebut.

"Harus banget gue gak doyan?" Ucap nya seraya menggabungkan dua nasi itu jadi satu.

Guntur tersenyum kagum. "Iya juga, haha." Ucapnya di iringi kekehan kecil.

Dira mengambil dua mendoan dan satu sate kulit. "Makan Lo banyak juga ya, biasanya cewek makan cuman satu butir nasi doang." Ucap Guntur mengingat adik dan para sepupunya yang porsi makannya sangat sedikit.

"Tenang aja gue bayar sendiri," ucap Dira langsung melahap nasinya dengan menggunakan tangan.

Guntur tertawa melihat Dira yang sama sekali tidak jaim. Ia makan seolah tak peduli walaupun ada yang ilfil karena melihat cara makannya yang bar-bar itu.

Tak mau terlalu lama memperdulikan Dira, Guntur mulai mengurusi makanannya sendiri yang bahkan belum ia sentuh.

Makan malam di angkringan mengalir begitu saja. Sembari makan sesekali Guntur mengajak Dira mengobrol. Yah walaupun responnya tak jauh dari perkiraan Guntur. Apa lagi kalo enggak datar?

"Pesenin es teh lagi dong," ucap Dira memerintah Guntur.

Guntur melakukan perintah Dira. Sedangkan gadis itu masih saja sibuk memilih tusukan sate untuk di bawa pulang.

"Duh! Uang gue kurang. Gue pinjem dulu ya," ucap Dira tanpa dosa. Ia baru sadar bahwa uangnya hanya tersisa 20 ribu rupiah.

"Katanya mau bayar sendiri," cibir Guntur menggoda.

Dira berdecak membuat Guntur tertawa. "Iya-iya gue bayarin."

"Lo bungkus segitu mau Lo makan sendiri?" tanya Guntur.

"Menurut el?" Bukanya menjawab, Dira malah membalas Guntur dengan pertanyaan baru.

"Menurut gue bakal Lo kasih ke kucing," tutur Guntur asal.

"Itu tau,"

Guntur melongo, "Hah? Beneran Lo? Tuh kucing gak bakal muntah di kasih sebanyak itu?"

Dira memutar bola matanya malas, "Ya enggak lah. Yakali gue kasih kucing, kucing aja gak punya!" Sentak Dira gemas.

"Gimana sih? Yang jelas dong!"

"Gue males jelasin, yaudah gue iyain aja."

"Aduh neng cantik, habis makan jangan marah-marah. Kasian mas nya melas," ujar sang ibu angkringan.

Guntur melongo tak percaya dengan apa yang barusan ia dengar. Apa ia baru saja di katai melas?

Dira yang melihat ekspresi syok Guntur, diam-diam menyunggingkan sudut bibirnya.

"Kalo mau ketawa, ketawa aja! Gak perlu di tahan." Kesal Guntur memergoki senyuman kecil Dira.

Guntur beralih pada si ibu angkringan. "Muka cakep begini dikatain melas, buk? Astaga keterlaluan kalo ini."

"Dih gue baru tau Lo bisa sok kecakepan," cletuk Dira sembari menatap Guntur dengan tatapan tak percaya.

"Gue baru tau ternyata Lo bisa senyum juga." Balas Guntur tak mau kalah.

"Udahlah pulang, bayar sana!" perintah Dira mengakhiri topik tak berguna ini.

"Es nya gimana? Masih utuh gini," ujar Guntur mengomeli Dira.

"Bungkus kan bisa,"

"Kenapa dari awal gak minta bungkus aja?"

"Lupa!"

Guntur menggeleng pasrah. Entah kenapa Guntur merasa bahwa Dira mirip sekali dengan adiknya.

Tapi tunggu dulu! Siapa sangka ia bisa berdebat sepanjang ini dengan seorang Wahyu Adira?

To be continue...

TERIMAKASIH, AUTHOR UCAPKAN SELAMA HARI RAYA IDUL FITRI🎉
MINAL AIDZIN WAL FAIZIN🙏🏻
Maafin kekurangannya author, maafin karena author suka bohong tentang jadwal update

Maaf juga karena males update
Sekian terimakasih, sampai jumpa di capther berikutnyaaa😚😚😘♥️

Jangan lupa Vote dan komennya kaka🌟🌟🌟

पढ़ना जारी रखें

आपको ये भी पसंदे आएँगी

170K 14.8K 106
bertahan walau sekujur tubuh penuh luka. senyum ku, selalu ku persembahkan untuknya. untuk dia yang berjuang untuk diri ku tanpa memperdulikan sebera...
1.7M 68.4K 43
"Setiap pertemuan pasti ada perpisahan." Tapi apa setelah perpisahan akan ada pertemuan kembali? ***** Ini cerita cinta. Namun bukan cerita yang bera...
595K 10.7K 19
suka suka saya.
464K 42.3K 95
Takdir kita Tuhan yang tulis, jadi mari jalani hidup seperti seharusnya.