Refuser d'y Aller [KV]

By joyyby

32.6K 3.5K 127

Saling mencintai namun tak dapat bersatu karena keegoisan masing-masing pihak. Yang satu brengsek dan pandai... More

1. Menyebalkan
2. Kakak?
3. Hungry
4. Kecelakaan
6. Aku... Manis?
7. Pergi lagi?
8. Keanehan
9. Being protective
10. Gengsi tapi mau
11. Dokter tampan
12. Masa sih?
13. Date?
14. Tiba-tiba
15. Normal
16. Menarik
17. Jealous
18. Teori cinta segitiga
19. Kerja kelompok
20. Silent love
21. Fight
22. Taruhan
23. Racing
24. Hospital
25. The girl's
26. Akur?
27. Orang tua
28. Woke up
29. Perlakuan manis
30. Batal
31. Sahabat
32. Taken?
33. Curhat
34. Kiss
35. Date!
36. Resmi, tapi...
37. Only
38. Caught
39. Basket
40. Boss
41. The Incident
42. Possible
43. Yeri
44. Datang
45. Lari
46. Problem
47. Snow
48. Everyone's fear
49. The ending

5. Sial

1.1K 124 1
By joyyby

Sosok itu tampak menggeliat diatas kasur saat mendengar bunyi alarm yang memekkikan telinga.

Tangannya berusaha meraih handphone yang berbunyi nyaring itu diatas nakas tanpa melihatnya, lalu memencet asal agar suara mengganggu itu tidak terdengar lagi.

Saat sudah tidak terdengar suara itu lagi, dia lanjut masuk kealam mimpinya. Sebelum dia tersadar lalu melirik jam yang ada di dinding kamarnya.

07.20 AM

Ah, sial. Terlambat lagi, pikirnya.

• • •

"Hei! Dasar tidak sopan!!" Teriak seorang lelaki tua yang ditabrak begitu saja didekat halte oleh seorang pemuda.

Taehyung meringis pelan, duh kenapa sial sekali nasibnya ini. Semalam sudah kejatuhan sial bertemu kelinci berandal itu, menemani dia masuk rumah sakit, terlambat tidur pula.

"Maaf paman!" Teriaknya kencang dan dengan terburu-buru menaiki rute bis yang mengarah ke kampusnya.

Sedikit perasaan lega saat berhasil menduduki bangku kosong, membiarkan orang lain berdesakkan karena tidak mendapat tempat duduk. Taehyung mengendikkan bahu tidak peduli, oh ayolah. Egois untuk diri sendiri itu diperlukan disaat-saat seperti ini.

Mengambil handphone yang ada didalam tasnya, hanya berniat mengecek. Toh juga tidak ada pesan yang masuk, teman Taehyung pun bisa dihitung dengan jari.

Sekedar menggeser-geser beranda atau ke aplikasi media sosial lalu keluar lagi. Benar-benar membosankan.

Ting!

Tertera nomor tak dikenal yang mengirimkan pesan kepadanya.

Unknown
+8227*******

Simpan nomorku.

Siapa kau?
(Dibaca)

Semalam kau meminta nomorku untuk memastikan aku baik-baik saja.

Oh, kau.
(Dibaca)

Buru-buru ia mematikan handphonenya dan mendesis kesal karena orang itu. Semalam kan dia menyusahkan dirinya, sampai membuat dia terlambat seperti ini.

Ting!

Ada apa lagi sih? Kenapa orang itu mengirim pesan terus. Menganggu saja.

Ting!

Taehyung benar-benar kesal sekarang. Ia langsung mengecek siapa itu, dan ternyata Jimin lah yang mengirimkannya pesan.

Jimin

Tae, kau berangkat sendiri?

Maaf tidak bisa mengantar.

Iya Jim, jangan khawatirkan aku.
(Dibaca)

Iya hati-hati kau.

Berisik sekali kau Park. Btw kau tidak ada kelas kan pagi ini?
(Dibaca)

Tidak. Jangan merindukanku.

Mengapa semua orang menyebalkan sekali sih? Kelihatannya orang-orang pikir Taehyung ini mudah jatuh cinta ya? Pakai embel-embel rindu segala! Lagi pula yang mengatakan rindu atau kata-kata menjijikkan lainnya itu pasti temannya, dan itu sesama lelaki.

Huft, mustahil sekali kalau wanita yang mengatakannya. Taehyung saja malu untuk berteman dengan wanita, justru banyak juga gadis-gadis yang ada di kampusnya malah minder berdekatan dengan Taehyung.

Taehyung itu manis sekali, bahkan yeoja pun ketika bersebelahan dengan dirinya merasa tidak ada apa-apanya. Tapi Taehyung merasa biasa saja, dia tahu dirinya menarik, tapi dia tidak bangga akan hal itu.

Tidak sedikit juga banyak namja di kampusnya yang tertarik kepada Taehyung, bahkan mengungkapkan perasaannya kepada Taehyung dengan gamblang.

Oh hell, Taehyung masih lurus bro. Tidak mungkin hanya karena dia manis dan bersikap feminim yang membuat dia menjadi gay. Big no!

Taehyung menatap toko buku yang ada di jalanan, itu toko buku favoritnya. Dia selalu membeli buku-buku pelajaran atau bahkan novel yang ia gemari disitu.

Ngomong-ngomong bicara soal toko buku, toko buku itu terletak sekitar 400m setelah kampusnya. Agak jauh sih untuk jalan kaki, tapi kan--

Hei tunggu, berarti dari tadi dia sudah melewati kampus?

Buru-buru tersadar akan lamunan bodohnya, dia segera meminta untuk berhenti lalu segera membayar ke supir bis itu. Lalu berlari dengan terbirit-birit menuju kampus yang sudah dilewatinya.

Kebiasaan Taehyung dari kecil.

Kalau sudah melamun dia lupa segalanya. Pasti kalau sadar akan lamunan mesti terjadi hal yang menyebalkan dulu baru sadar. Selalu begitu.

Ah sudahlah.

• • •

"Kenapa kau? Wajahmu masam sekali Tae." Hyungsik yang sedari tadi menemani Taehyung untuk makan di kantin kampus pun membuka suara. Lagi pula tak biasanya temannya ini seperti ini, ada masalah mungkin.

Taehyung hanya diam sambil menyeruput vanilla milkshake yang menjadi kesukaannya sejak kecil.

Sebenarnya ada apa dengan dirinya? Tak mungkin kan hanya karena tidak ada Jimin dia menjadi bosan seperti ini. Bahkan sehari saja dia berharap tidak direcoki oleh Jimin dan suara cemprengnya itu.

Bukan itu juga.

Masa iya karena berandal jadi-jadian itu? Kurang kerjaan sekali Taehyung sampai memikirkannya. Memangnya dia siapa sampai harus masuk ke pikiran Taehyung pagi ini, menyebalkan sekali.

Ah, iya dia baru ingat. Pasti Kakaknya itu masih berada di Seoul sekarang, mungkin. Ntahlah, tumben juga dia memikirkan Namjoon. Apa telepon saja ya? Ah tidak. Pasti jawabannya sedang sibuk atau alasan kerja lainnya.

"Oi!"

Merasa terusik akan teriakan seseorang, Taehyung hanya menatap malas kearah Hyungsik yang memerah mukanya.

"Apa?"

"Kau dengar ceritaku tidak sih?! Dasar tukang melamun. Kau pasti memikirkan hal-hal yang tidak penting sampai aku pun diacuhkan." Sinis Hyungsik kesal.

Taehyung pun tak tahu kenapa ia hobi melamun, tapi yang pasti hal-hal tidak penting yang dikatakan Hyungsik itu terdengar menyebalkan.

"Aku memikirkan hidupku tahu! Dan asal kau tahu, hidupku jauh lebih penting dibanding cerita tidak jelasmu tadi."

"Hidupmu, hidupmu. Terserah kau saja lah." Hyungsik tidak minat untuk berdebat. Tak akan ada ujungnya jika lawan bicaranya itu teman keras kepalanya ini.

Drrtt drtt... Drrtt drtt...

Oh siapa lagi ini, awas saja jika yang menelpon Taehyung sekarang adalah orang yang tidak penting.

Namjoon Hyung

Langsung saja Taehyung menggeser ikon telepon berwarna hijau untuk menghubungkan saluran teleponnya.

"Yeoboseyo Kak?" Tanya Taehyung pelan.

"Jam pulangmu kapan berakhir Tae?" Terdengar sahutan tajam dari seberang sana.

"Eh? Uhm... J-jam 11 aku pulang kak, ada apa?" Tanya Taehyung berusaha menghilangkan rasa gugup. Lagi pula kenapa tiba-tiba menanyakan jam pulang? Tidak mungkin kan kalau Kakaknya ini ingin--

"Tunggu di kampusmu. Aku akan menjemputmu, dan jangan kemana-mana."

Tuh kan. Sudahlah, nasib Taehyung itu sial terus. Apa yang mau diharapkan?

Terdengar helaan nafas pasrah dari Taehyung.

"Iya kak."

"Bagus." Dan terdengar bunyi sambungan putus dari sana. Oh rupanya dimatikan secara sepihak oleh Kakaknya tadi.

Hyungsik yang melihatnya hanya bertanya. "Apa itu Kak Namjoon?"

"Hm." Balas Taehyung singkat. Ah, kacau lagi hari menyenangkannya. Walaupun sejak tadi pagi sudah tidak ada damai-damainya sama sekali.

Taehyung segera menyeruput minumannya lagi lalu mengambil tas hendak bangun dan berpamitan ingin ke kelas kepada Hyungsik.

"Hei tunggu, kita kan sekelas bodoh!" Teriak Hyungsik saat Taehyung sudah mulai menjauh. Kenapa tidak bersama saja? Duh, dasar.

Tanpa Taehyung sadari ada dua orang mahasiswa yang lebih tua darinya sedang menatap kearah Taehyung.

"Oh jadi dia orangnya?" Tanya seseorang berkulit putih dan mempunyai surai abu-abu, tampak memakai tindik di telinganya.

Temannya yang berperawakan lebih tinggi dan bersurai cokelat itu hanya tersenyum simpul.

"Ya, kau benar." Jawabnya singkat tanpa melepaskan pandangan dari arah Taehyung yang sudah berjalan jauh menaiki tangga.

"Menarik."

• • •

To Be Continued

🐰🐯

Continue Reading

You'll Also Like

1.3K 146 5
Taehyung sangat membenci malam, atau lebih tepatnya takut pada malam. Dia tidak bisa melihat langit malam. Setiap malam tiba, dadanya selalu sesak da...
1M 154K 50
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...
112K 10.8K 11
[COMPLETED] ⚠️WARNING⚠️ Karya ini dilindungi undang-undang hak cipta Republik Indonesia (Undang-Undang Hak Cipta Republik Indonesia no. 19 tahun 2002...
3.8M 55.9K 32
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...