LI(E)AR | 00 Line ✓

De ALO-EVERA

478K 151K 101K

Bohong? Itu biasa terjadi. Tapi, kalau pembohongnya banyak? Wah, itu sih beda lagi. Mai multe

Prolog
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Epilog
Penjelasan

22

9.2K 3.3K 2K
De ALO-EVERA

Stay safe semua, mari berdoa supaya berita teror sama perang gak bener T_T

Semangat yang minggu depan pts, kita sama :D
























Jasad Chani dan Jisung dibawa ke rumah sakit dalam waktu bersamaan. Orang tua keduanya tak mengijinkan teman-temannya ikut kesana. Daripada pulang dan tidak ada kerjaan, mereka memilih berkumpul untuk membahas masalah lebih lanjut. Tempat yang mereka tentukan untuk berkumpul adalah rumah Jeno.

Ada Jeno, Haechan, Soobin, Sanha, Yangyang, Jihoon, Yunseong, dan Seunghwan.

Yunseong dan Seunghwan diajak Jeno. Katanya agar mereka bisa berbagi info, walaupun awalnya mereka tidak mau sih...

Mengetahui kalau Jisung dibunuh, yang lain syok bukan main, apalagi Jihoon. Jisung yang paling mencurigakan dan selalu sewot kenapa bisa meninggal?

"Mereka berdua siapa?" Tanya Jihoon, tampaknya dia tidak suka.

"Temen gue, temennya Eric dan Renjun juga," jawab Jeno. "Yang lempeng namanya Yunseong, yang satunya lagi namanya Seunghwan."

"Seunghwan itu temen gue juga," ucap Yangyang menambahkan.

"Kenapa lo ajak kesini, Jen?" Tanya Jihoon lagi.

"Mereka bilang mau bantu. Yunseong kerja sama bareng gue buat selesaiin masalah dan Seunghwan saksi mata kecelakaan Felix."

"Hah?! Yang bener?!"

Seunghwan mengangguk membenarkan. "Gue ada di lokasi pas kejadian tabrak lari itu terjadi. Gue dan temen gue juga ketemu sama temen kalian yang namanya Hyunjin."

"Kok Hyunjin gak bilang pernah ketemu sama lo?"

Seunghwan diam saja. Mungkin saja karena dia keceplosan bilang Hyunjin pembunuh makanya Hyunjin tidak mau bilang. Tapi memang benar kok, Hyunjin kan yang membunuh Seungmin.

"Maaf nyela obrolan kalian. Yang lain gak ada kabar?" Tanya Soobin. "Firasat gue gak enak, yang lain udah dikasih tau kan?"

"Yoshi lagi ngurusin Shotaro katanya. Ck, bilang aja mau kabur dari masalah mobil," dumel Jihoon.

"Sunwoo? Eric?"

"Sunwoo emang gak ada kabar sejak pagi. Kalau Eric gue kurang tau. Tadi dia bilang otw ke rumah Jisung, tapi gak dateng-dateng," jelas Jeno.

"Renjun?"

"Dia lagi ngurusin orang berantem, kayaknya," jawab Yunseong datar.

"Terus ngapain kita kumpul?" Tanya Yangyang tidak mengerti. "Kita cuma sekedar kenalan sama dua orang baru ini atau mau bahas yang lain?"

"Yang, kita mau bahas masalah yang terjadi lah, ya kali mau debus," celetuk Haechan malah bercanda.

"Debus itu siapanya gabus?!" Sahut Sanha ikutan bercanda.

"Bapak lo! Tahan dulu bercandanya!" Seru Jihoon membuat keduanya bungkam.

"Di kepala kalian, pelakunya siapa?" Seunghwan bertanya mendadak, entah apa maksudnya. "Temen kalian satu persatu meninggal, jelas itu ulah salah satu dari kalian."

Jihoon mencibir. "Belum tentu, siapa tau orang luar. Kayak kalian ini contohnya."

"Tuduh terossss," kata si Haechan, kompor kamu, Chan. "Gue malah mikir pelakunya itu lo. Lo kan benci banget sama Jisung."

"Ya terus? Lo pikir cuma gue doang yang benci sama Jisung? Ada banyak. Apa karena gue yang tunjukin secara terang-terangan makanya lo nuduh gue?"

"Lo itu marah-marah mulu, kan aneh."

"Daripada lo, bercanda mulu gak tau waktu."

"Malu woi malu! Ada orang baru malah beratem," lerai Soobin yang duduk di tengah-tengah keduanya.

"Suka-suka gue. Ada masalah?"

"Ya ampun, Hoon. Sabar dong, kalau pake emosi kapan ketemu solusinya?"

"Sampai gue ketemu jodoh," jawab Jihoon ngawur.

Disini banyak yang berharap jadi jodohmu, Jihoon. Sayangnya kamu memupuskan harapan mereka yhaaaa, gak.

Sanha iyain aja apa kata Jihoon, siapa tau Jihoon bertemu dengan jodohnya dalam waktu dekat supaya tidak emosian lagi. Soalnya Sanha pusing mendengar suara keras Jihoon, pendengarannya itu berbeda dengan yang lain. Efek penyakit sepertinya.

Sepertinya...

"Mau beli rikeju gak? Gue laper nih," tawar Haechan. Itu lho, makanan berupa ayam kentaki yang dibaluri saus pedas sampai menutupi kulitnya. Yang ada tambahan keju dan minuman lava~

Walaupun pedas, rasanya enak, kejunya apa lagi. Kalau beli rikeju, biasanya aku beli yang level 3 atau 4, level 5 gak berani. Minumannya sih yang pink, enak banget beuh~ beli deh, tapi yang gak suka atau gak kuat pedas jangan memaksakan diri untuk beli ya, cari aman aja.

Kok jadi promosi?

"Chan, kok lo santai banget sih? Emang lapernya gak bisa ditahan?"

"Eh Jihoon, rasa lapar itu manusiawi. Gue ini suka makan, jadi maaf aja nih, kalau laper gue harus makan disituasi apapun."

"Makan terus, diet napa diet," kata Sanha.

"Udah kurus ngapain diet? Diet itu gak enak cuy, untung gue gak gampang gemuk."

"Fokus! Ayo balik ke topik, jangan melenceng!" Seru Jeno menengahi agar pembahasan tidak berguna tersebut tidak berlanjut. "Seunghwan sama Yunseong punya informasi penting buat kita, apa kalian gak mau bagi informasi juga?"

"Yakin mau begitu, Jen? Bukannya malah bahaya ya... kita gak tau pelakunya ada disini atau engga. Siapa tau emang lagi bareng kita atau nguping dari luar rumah lo," ucap Yangyang khawatir.

"Iya juga sih... tapi kalau dipendem terus lo semua bakal mati tanpa jujur. Mati kayak gitu gak baik."

"Lo gak berharap kita mati kan, Jeno?" Sanha menyipitkan mata karena curiga. "Perkataan lo itu aneh, lagipula informasi apa yang kita tau? Gak ada."

Mendengar perkataan Sanha, Jihoon tersenyum miring diam-diam. Sanha, Sanha, kamu itu tidak peka.

"Terserah. Chan, lo telpon Hyunjin. Bin, lo telpon Sunwoo. Gue bakal telpon Eric. Suruh mereka kesini sekarang."

Yunseong menepuk pundak Jeno dan membiarkan tangannya disana, dia melihat sesuatu di pintu. "Jen..."

"Apa?" Tanya Jeno melihat gelagat aneh Yunseong.

"Liat itu."

Tak hanya Jeno, teman-temannya yang lain melihat apa yang ia lihat di pintu.

Disana ada Eric. Yang mengejutkan adalah kondisinya! Ada luka memanjang di lengan kanan, luka goresan di wajah, darah di kepala bagian kanan sampai telinga, darah di mulut dan alirannya sampai ke leher, pakaian robek seperti terkena sesuatu yang tajam, serta kaki yang pincang.

"Ric, lo kenapa?!" Soobin yang pertama kali menghampiri Eric, bertanya apa penyebab temannya seperti itu. "Astaga, kenapa bisa begini?! Kenapa lo gak ke rumah sakit?!"

Sambil menahan pening di kepala dan sakit di kaki, Eric menjawab. "Ada hal penting yang harus gue kasih tau. Gue kesini dianter sama polisi, gue kesini buat ingetin kalian dan kasih tau kalian tentang pelakunya."

"L-lo tau?!"

"Gue baru tau salah satunya, pelakunya dalam pengejaran polisi. Gue sengaja gak ke rumah sakit supaya kalian bisa jaga diri, gue takut pelaku yang lain bunuh kalian disini."

"Siapa pelakunya?"

Eric melirik seseorang sekilas, memastikan apakah orang itu mendengarnya atau tidak.

"Hwang Hyunjin, dia salah satunya. Selain bunuh Seungmin, dia yang kasih saran ke pelaku yang lain buat bunuh Jaemin. Jaemin itu tau sesuatu, Bin. Dia tau siapa pelakunya."































































Yonghee bersenandung ria seraya mengayunkan plastik berisi es cendol dan martabak telur. Dia baru saja sampai di rumah, sekarang menuju dapur untuk meletakannya sebentar sebelum dimakan.

Setelah meletakkannya di meja makan, dia langsung pergi ke kamar dan membuka laptop. Seperti biasa, dia memeriksa apakah ada informasi baru atau tidak. Habis itu nonton film deh, rencananya dia mau nonton film Last Shift. Sebenarnya kurang greget nonton film horor di siang hari, tapi dia tidak sabar.

"Hmm? Apaan nih?"

Ada notif masuk dari aplikasi temannya upin dan ipin. Email.

Email=Mail.

Dua singgit dua singgit dua singgit~

Email tersebut berupa foto, Yonghee segera mengunduhnya karena di bawah foto tersebut nama pengirimnya, foto tersebut dikirim oleh Eric. Isi pesannya.... nitip?

"Tumben banget kirim foto lewat email, emailnya juga beda," gumamnya heran.

Begitu foto dibuka, Yonghee speechless.

Kalian tahu tidak? Isi foto tersebut adalah foto laki-laki berdiri memegang gunting di depan mayat seseorang. Latarnya malam hari dan di jalan raya.

Yonghee membaca lagi pesan tambahan dari Eric.

Nitip sebentar, foto ini dikirim sama orang tapi gak tau siapa. Kalau cari aman, hapus dalam satu jam ke depan. Jangan sampai ketauan.

Berikutnya, Yonghee memindahkan foto tersebut ke folder tersembunyinya.

"Eric, Eric, lo percaya banget ya sama gue sampai gue yang dijadiin tempat titipan foto penting kayak gini."

Setelah selesai, dia membuka aplikasi chat berwarna hijau, kemudian mengirim pesan kepada orang yang baru-baru ini mengobrol dengannya di aplikasi tersebut.

Beres|
Lo hati-hati, dia|
punya sesuatu 
yang berbahaya 

Continuă lectura

O să-ți placă și

38.2K 2.3K 11
Cover by Pinterest* ∆ bukan BXB jadi jangan salah lapak∆ ∆brothership∆ ∆cerita pertama saya∆ ∆banyak typo! ∆ ∆no plagiat! no copy paste∆ ∆hasil pemik...
ELARA (TERBIT) De Called me Kana

Polițiste / Thriller

6.2M 481K 57
Menceritakan tentang gadis SMA yang dijodohkan dengan CEO muda, dia adalah Queenza Xiarra Narvadez dan Erlan Davilan Lergan. Bagaimana jadinya jika...
558K 85K 74
Cocok untuk kamu peminat cerita dengan genre #misteri dan penuh #tekateki, juga berbalut #action serta #scifi yang dilatarbelakangi #balasdendam. Kas...
[i] 1024 | Treasure ✔ De luvvaa

Polițiste / Thriller

91.1K 21.7K 27
❝ Kalau ketemu satu sama lain, jangan lupa saling bunuh ya? ❞