Pandora's Dating Agency: Yoon...

By ZeeDooRi

60.8K 3K 3.8K

⚠️ 21+ 🔞🌚 Underage jangan baca ⚠️ LeeHana adalah perempuan dengan impian yang sederhana, membawa keluargany... More

Prolog
Note (Wajib baca)
1. Dora I
2. Dora II
3. Yoongi 0
4. Yoongi I
5. Yoongi II
6. Yoongi III
7. Yoongi IV
8. Yoongi V
9. Yoongi VI
10. Yoongi VII
11. Yoongi VIII
12. Yoongi IX
13. Yoongi X
14. Yoongi XI
15. yoongi XII
16. Yoongi XIII
17. Yoongi XIV
18. Yoongi XV
19. Yoongi XVI
21. Yoongi XVIII
22. Yoongi XVIX
23. Yoongi XX
24. Yoongi XXI
25. yoongi XXII
26. Yoongi XXIII
27. Yoongi XXIV
28. Yoongi XXV
29. Yoongi XXVI
30. Yoongi XXVII
31. Yoongi XXVIII
32. Yoongi XXIX
33. Yoongi XXX
34. Yoongi XXXI
35. Yoongi XXXII
36. Yoongi XXXIII
37. Yoongi XXXIV
38. Yoongi XXXV
39. Yoongi XXXVI
40. Yoongi XXXVII
41. Yoongi XXXVIII
42. Yoongi XXXIX
43. Yoongi XXXX
44. Yoongi XXXXI
45. Yoongi XXXXII
46. Yoongi XXXXIII
47. Yoongi XXXXIV
48. Yoongi XXXXV
49. Yoongi XXXXVI
50. Yoongi XXXXVII
51. yoongi XXXXVIII
52. Yoongi - XXXXIX
53. yoongi - XXXXX
54. yoongi XXXXXI
55. Yoongi - XXXXXII
56. Yoongi XXXXXIII
57. Yoongi XXXXXIV
58. Yoongi XXXXXV
59. Yoongi XXXXXVI
60. Yoongi XXXXXVII
61. Yoongi XXXXXVIII
62. Yoongi XXXXXIX
63. Yoongi XXXXXX
64. Yoongi XXXXXXI
65. Yoongi XXXXXXII
66. Yoongi XXXXXXIII
67. Yoongi XXXXXXIV
68.Yoongi XXXXXXV
69. Yoongi XXXXXXVI
70. Yoongi - XXXXXXVII
71. Yoongi XXXXXXVIII
72. Yoongi XXXXXXIX
73. Yoongi XXXXXXX
Seoho: Epilogue
Baca Juga
Vote Member

20. Yoongi XVII

897 41 21
By ZeeDooRi

There's something about Jimin.

Tentu saja dia menarik, tampan dan gayanya menyenangkan. Tetapi, sesuatu tentangnya sungguh memabukkan.

Apakah itu ciumannya yang begitu lembut, atau lidahnya yang bermain di dalam mulutku dengan sangat lincah. Ataukah tangannya yang merengkuh tubuhku kuat, dengan jemarinya yang membelai kulitku dengan begitu mesra.

Aku tidak bisa mendeskripsikannya. Yang bisa kulakukan hanyalah membalas ciumannya, merengkuh balik tubuhnya, mengisyaratkan agar ia lebih mendekat lagi padaku.

Aku bersandar di dinding di sudut nightclub yang gelap. Mataku terpejam rapat, merasakan getaran suara musik merambat dari dinding ke kulitku, membuatku rambut halus di tubuhku berdiri.

Udara pekat oleh asap rokok. Berbau sedikit apak oleh keringat manusia yang sibuk berdansa. Dan hiruk-pikuk oleh berbagai percakapan.

"Kau, benar-benar tidak harus pulang ke seseorang malam ini?" Jimin mendesah. Ia meremas bokongku.

"Siapa maksudmu?" Aku menjawabnya dengan bingung.

"Yang tadi kau telepon." Kini bibir Jimin menjamah leherku. Lidahnya menggesek kasar. Sentuhannya membuat kakiku makin merapat, seiring dengan rasa menggelitik di antara kedua bilang pahaku.

"Sudah kubilang dia hanya teman."

"Jangan bohong."

"Apa yang kau ingin dengar sebenarnya?"

Jimin memagut bibirku lagi. "Kalau dia pacarmu." Ia menggigit bibirku pelan. "Eungh...sungguh menggairahkan membayangkan kekasih seseorang memilih buat menghabiskan malam denganku daripada bersama pacarnya." Ia tertawa melengking.

Aku tersenyum. Ternyata Jimin tipe yang seperti ini. Cassanova. Yang senang mengalahkan pria lain dengan merebut wanita mereka.

Kedua tanganku membingkai wajahnya. "KimYoongi adalah pacarku." Aku berbisik.

Jimin langsung tertawa terbahak-bahak. "Bohong. Tidak mungkin kau pacaran dengan kakakku."

"Coba saja telepon. Aku tahu dia sekarang sedang menungguku. Mungkin tiduran di tempat tidur berseprai hitam itu sambil bertanya-tanya apa yang sedang dilakukan oleh 9 perempuan di night club?" Aku menantangnya.

Jimin terdiam. Mulutnya ternganga, berusaha mencari jawaban untuk membalasku.

"Tidak perlu jadi pacarnya untuk mengenal kebiasaanya." Aku menowel hidung Jimin. "Bagaimana kalau malam ini kau anggap saja aku ini pacar kakakmu yang memilih untuk menghabiskan malam denganmu?"

Aku meremas selangkangannya. "Lebih menggairahkan bukan? Lagipula sebenarnya aku bisa bayar $50.000 mu itu. Karena tiap bulan Direktur Kim beri aku 250juta won."

Seringai nakal perlahan muncul di wajah Jimin. "Aku suka kau." Tangannya merayap ke balik rok mini yang kukenakan. Menekan dan meremas.

"Aheung..." Aku merintih, menyandarkan kepalaku di bahunya. Jimin kembali membenamkan wajahnya di leherku. Kali ini ia menghisap. Pelan agar tidak meninggalkan bekas, tetapi cukup kencang untuk membuat tubuhku gemetar karena kenikmatannya.

"Kau basah." Suaranya teredam oleh leherku, getaran bibirnya saat ia berkata membuat bulu kudukku meremang. "Ketempatku, mau?"

Kedua tanganku memeluk lehernya. Aku menatapnya penuh arti. "Ayo."

---🔹🏺🔹---

Yoongi berbaring miring di sofa apartemennya sambil memegang segelas whiskey. Matanya nanar menatap televisi yang menyiarkan satu film Hollywood.

Ia sudah menunggu-nunggu kapan ada waktu luang untuk bisa menonton film yang sudah rilis beberapa bulan lalu ini. Akhirnya, ia memiliki kesempatan untuk menonton. Tetapi ia tidak bisa berkonsentrasi. Sesuatu mengganggu pikirannya.

Ia bangkit, duduk. Pendaran cahaya dari dinding kaca di satu sisi ruang duduknya membuatnya memalingkan wajah. Pemandangan sungai Han terpampang jelas di depan wajahnya.

Hana sangat suka pemandangan ini. Tiap kali ia menginap di apartemen Yoongi, ia sering menyelinap saat Yoongi sudah tertidur, lalu duduk di depan dinding kaca itu sambil minum bir dingin. Seringkali sambil chatting atau bertelepon dengan orang itu.

Yoongi tidak pernah bermaksud memata-matai, tapi ia betul-betul tipe orang yang mudah terbangun. Sedangkan Hana tipe yang sedikit tergesa-gesa. Guncangan kasur saat Hana melompat turun selalu membuatnya terbangun.

Ia akan diam tidak bergerak di bawah selimut, mendengar kulkas dibuka lalu ditutup kembali. Mendengar suara ceklik tutup kaleng, kadang diimbuhi pekikan kecil apabila ada minuman yang memuncrat.

Lalu hening sejenak.

Lalu suara lembut Hana akan terdengar berbisik "Halo? Kau sedang apa? Belum tidur?"

Kadang Yoongi tidak akan bisa menahan dirinya untuk berjalan keluar dengan berjingkat. Bagaikan kucing tidak membuat suara sedikitpun.

Ia akan berdiri bersandar di dinding dekat pintu kamarnya yang tertutupi bayangan. Kedua tangan terlipat di dada, pandangannya bebas memperhatikan sosok gadis itu.

Menatap gadis berambut sedada itu dari kejauhan. Menatap bibirnya yang menyunggingkan tawa lebar dan matanya yang membentuk eye smile yang cantik. Kadang ia cemberut, kali lain ia tersipu.

Yoongi akan bertanya-tanya pada dirinya sendiri apa yang sebenarnya ia lakukan. Ia tidak pernah seperti ini sebelumnya. Perempuan bukanlah hal yang sulit ia dapatkan. Di detik ia meninggalkan Hana, ada puluhan perempuan yang akan memohon untuk dipilih menggantikannya.

"Haaaaaaah...hahhh...hahhh." Yoongi tiba-tiba menarik napas dalam-dalam. Lamunannya terlalu intens, ia sampai lupa bernapas.

Diusapnya wajahnya dengan kalut. Dituangkannya whiskey membanjiri tenggorokannya, panas membakar.

Hana mengubahnya. Yoongi yang biasa, bisa merasakan api kemarahan yang terus berkobar dalam dadanya. Teriakan, makian, kekerasan, itu semua sudah menjadi sifat dasarnya. Dan semakin menjadi saat ia menjadi pemimpin di perusahaannya, dimana semua orang adalah kacung yang akan menundukkan wajah dihadapan murkanya.

Tapi tidak dengan Hana. Senyum tidak pernah hilang dari wajahnya. Bahkan apabila Yoongi melontarkan segala hinaan yang ada di dunia ke wajah perempuan itu, Hana hanya akan menjawab pelan "Baik, Direktur Kim."

Setelahnya, beberapa menit kemudian, Yoongi akan melihatnya bercanda-canda dengan staf, menari-nari kecil sambil bersenandung di depan mesin kopi, atau berjalan dengan gerakan melompat-lompat kecil seperti bayi kelinci.

Dia selalu menyebut dirinya matahari. Dan sekeras apapun Yoongi menyanggahnya, kenyataannya Hana selalu bubbly dan ceria.

Saat mereka bersama seakan air dingin kedamaian menyiram api emosinya. Memadamkannya buat sesaat.

Yoongi kecanduan. Ketenangan jiwa yang Hana bawa, lebih memabukkan daripada drugs terkuat di dunia. Ia ingin Hana selalu ada dalam genggamannya. Ia menjadi posesif. Tidak, ia tidak jatuh cinta. Cintanya hanya buat satu orang.

Yoongi berdiri di depan dinding kacanya. Memandang langit Seoul yang kemerahan oleh polusi cahaya.

Dikeluarkannya ponselnya. Ia tidak pernah mengganti nomernya semenjak SMA. Selalu berharap gadis dari masa lalunya itu akan meneleponnya. Ia pasti akan meneleponnya. Yoongi sudah memiliki segalanya yang gadis itu inginkan. Bahkan kalau ia ingin lebih sekalipun, Yoongi yakin ia akan bisa memberikannya.

Tapi, telepon itu tidak pernah datang.

Yoongi menjerit kaget ketika ponsel di tangannya tiba-tiba berdering. Segala sumpah serapah mengalir dari mulutnya, susah payah ia berusaha menenangkan jantungnya yang nyaris copot.

Dilihatnya nama penelepon. Manajer Song. Dengan cepat kemarahan terpantik di dalam kepalanya. Ada yang salah.

"Ya?" Diangkatnya telepon itu tanpa salam.

"Direktur Kim, Hana hilang!" Suara Manajer Song terdengar panik.

"Bagaimana bisa hilang? Kau ini ikut ke TrinkaTrinka buat mengawasi dia, bukan buat joged-joget seperti flamingo!" Yoongi berteriak.

"Saya tidak tahu Direktur Kim. Sungguh. Saya mengawasi jalan masuk ke private room terus. Tapi sepertinya ia menyelinap waktu saya ke toilet."

"JADI BAGAIMANA KAU BISA TAHU DIA HILANG, GOBLOK?" Yoongi tidak bisa lagi menahan emosinya.

"Member Sea Me dan Jaemida pergi ke bar lain, Direktur Kim. Tapi Hana sudah tidak bersama mereka." Direktur Song diam sebentar, menunggu tanggapan Yoongi. Setelah yakin tidak ada balasan ia melanjutkan. "Ng, direktur Kim, ngomong-ngomong, adik-adikmu ternyata bergabung dengan pesta mereka di private room."

"Siapa, Taehyung?"

"Awalnya si kembar semuanya datang. Tapi waktu mereka pergi, cuma ada Taehyung dan Jungkook."

"Jadi maksudmu Hana menghilang bersama Jimin?" Yoongi meradang.

"Sepertinya begitu, Direktur Kim."

"OTAK UDANG!!! SEKARANG CEPAT KAU..."

Teriakan Yoongi terpotong oleh sebuah pesan yang masuk. Ia langsung membuka pesan itu. Sangat pendek, dan menusuk tepat ke hatinya.

"Seoul, 00.27KST. KimJimin. Apartemen The Soul Forest Trimage."

Yoongi menutup wajahnya, tangannya mencakar wajahnya. Itu aturannya sendiri. Maksimal 4 pria lain sebulan. Beri laporan, siapa dan dimana.

Sekitar seminggu lalu pesan serupa juga Yoongi terima. "Seoul, 21.37KST. KimSeokjin. Mondrian Seoul Hotel."

Ia merasa sesak. Semua aturannya, yang ia buat untuk mengontrol sugar babynya, kali ini justru berbalik ke dirinya sendiri.

"Direktur Kim? Halo, Direktur Kim?" Suara Manajer Song terdengar khawatir memanggil-manggil.

"Manajer Song..." Yoongi menyahut pelan, berusaha agar napasnya yang tertatih tidak ketara. "Kau pulang saja. Tidak apa-apa kalau Hana bersama Jimin. Nanti aku kesana."

"Kau yakin, Direktur Kim? Saya bisa menyusul Hana ke tempat tinggal adik Anda."

"Tidak usah. Kau pulang saja."

Yoongi memutuskan sambungan telepon tanpa menunggu jawaban. Giginya gemeretak menahan marah. Ia berdiri termanggu, menatap ponselnya.

"BANGSAT!!! DASAR JALANG!" Ia berteriak sambil melemparkan gelas whiskeynya kencang-kencang. Gelas kristal itu menghilang ditelan kegelapan apartemennya, lalu terdengar suara keras hantaman disusul suara kaca pecah bersahutan. "FUCK YOU, LEEHANA! YOU HEAR ME? FUCK YOU!"

Yoongi terengah-engah. Kausnya basah oleh whiskey. Suara barang jatuh dan pecah bergema di apartemennya yang lapang, menimbulkan efek suara yang mencekam.

Yoongi menggigiti kukunya. Dengusan napas terasa panas lolos diantara giginya. Dibukanya kontak di ponselnya. Ditatapnya sejenak sebelum akhirnya ia menekan tombol untuk menelepon.

Nada dering terdengar beberapa kali. Yoongi berdiri dengan gelisah, berkacak pinggang. "Halo?" Suara seorang perempuan menyahut.

"Nona PhanDora? Ini KimYoongi."

---🔹🏺🔹---

Jimin mengelus punggungku dengan begitu lembut, perlahan bibirnya menyentuh kulitku. Mengecup dengan sentuhan yang begitu halus, nyaris romantis.

"Yoongi hyung yang melakukan ini padamu?" Ia berbisik di telingaku. Hembusan napasnya menimbulkan rasa geli yang membuatku bergetar

Aku berbaring menelungkup dengan bantal mengganjal perutku. Kakiku terbuka lebar. Jimin menekuk sedikit pinggulnya, memasukiku lebih dalam.

"Ehmmm..." Aku menggigit bibirku. Jimin ternyata sangat halus di ranjang. Sangat romantis. Tangannya tidak henti mengelus tubuhku, bibirnya tidak henti menciumi, dan ia selalu berbicara dengan sangat lembut. Sangat berbeda dengan gayanya yang nakal dan agresif di nightclub tadi.

"Sakitkah?" Ia bertanya lagi. Mengecup satu bagian di punggungku yang bahkan terasa sedikit nyeri saat tersentuh bibirnya.

"Aku...hhh...sudah biasa."

"Kau suka diperlakukan begini...mhh...dipukuli oleh Yoongi Hyung, hah?" Jimin terkekeh. "Ternyata kau kinky juga ya diam-diam."

Ia menggigit bahuku perlahan, nyaris seperti cubitan manja. "Aku main pelan begini, kau bosan donk?" Ia berbisik di telingaku. Gigitannya naik dari bahu, ke leher, ke telingaku.

Aku mengangkat tubuhku sedikit. Berputar ke belakang agar aku bisa mencium Jimin. "You're good."

Jimin memagut bibirku. "Tenang. Ini baru foreplay, kok." Ia melepaskan diri lalu berbaring. Menarik tanganku agar aku naik ke atas tubuhnya. "Nanti kalau aku sudah sungguhan, kau bernapas saja tidak akan bisa." Ia tertawa manja.

Aku langsung memasukkan kejantanannya ke dalam tubuhku. "Aaah...aheung..." Aku mendesah. "Yeah. Can't wait..."

"Sekarang, kita buat kau panas dulu." Ia mencengkeram pinggulku kuat. Dengan mudah membanting tubuhku ke pinggulnya berulang-ulang.

Jemariku mulai memainkan area klitoris. Menggesek berputar hingga terasa sedikit perih. Tanganku yang satunya mulai bermain di dadaku, meremas, mencubit. Melakukan apapun yang tangan Jimin tidak lakukan padaku.

"Aaah...yes, sweetie...touch yourself." Jimin menyelipkan tangannya ke belahan pantatku. Perlahan membelai lubang analku. " You look good baby...yesss..." Ia mendengus.

Gairahku perlahan menaik. "Ehmh..." Aku mengernyit dan menggigiti bibirku, berusaha menunda kenikmatan ini lebih lama. Kakiku mengatup, menjepit Jimin lebih keras.

Ah, sial. Kejantanannya makin terasa menggesek dinding tubuhku. Menghunjam menghunjam menghunjam, makin lama makin cepat, makin dalam.

"I'm...cumming..." Aku terengah.

Jimin memegang tanganku kencang, lalu ia mengangkat pinggulnya begitu mendadak. "Aaak..." Aku tersentak. Jimin menyodok begitu dalam, membuat gelombang yang begitu lambat terkumpul sedikit demi sedikit tiba-tiba meledak. "Aaargh...aaahhh..."

Mulutku terbuka lebar, dadaku membusung. Selangkanganku terasa basah, dan dindingnya berkedut memijat batang Jimin.

Aku memejamkan mataku, diantara sadar dan tidak. Saat itu dua tangan terulur meremas dadaku. Pemilik tangan itu menyingkirkan rambutku dari punggung ke dadaku lalu mulai menciumiku leher belakangku.

"Jahat." Suara itu terdengar mencicit. "Kalian asyik sendiri, aku tidak diajak."

Kedua tanganku meraih ke belakang, menarik wajahnya mendekat ke wajahku. Ia langsung menempelkan bibirnya ke bibirku, lidahnya menjilati bibirku pelan-pelan, lalu diselipkannya masuk.

Tangannya turun menggantikanku, mengelus kewanitaanku. Telapak tangannya kasar, menambah sensasi menggelitik disana. Gerakannya membuat puncakku semakain intens. Aku melenguh di dalam mulutnya, menuntaskan orgasmeku dalam pelukannya.

"Jungkook, lama sekali. Kami bosan menunggumu." Aku merajuk.

Jungkook tertawa. Menarikku dengan mudah dari atas tubuh Jimin lalu mendudukanku di atas pangkuannya.

Kakiku memeluk pinggangnya erat, pinggulku bergerak sendiri menggesekkan pangkal pahaku ke celana jeans nya yang kasar.

Jimin bergabung, mulai menjilati leher belakangku menggantikan Jungkook.

"Aaangh!" Aku mendongak, menyandarkan kepalaku di bahu Jimin. Membiarkan Jimin memainkan payudaraku dan Jungkook mengulumnya keras.

"Dia menyenangkan." Jungkook tertawa.

Jimin ikut tertawa. "Siap buat pesta yang sesungguhnya, Hana?"

---💠💠💠---

Next update: Mohon ditunggu. I'll try my best to give you new update next week.

Ah, Yoongi beneran baper tapi denial. Setuju nggak sih?

Semoga suka sama chapter ini. Aku mau mohon maaf sekali lagi buat kalian yang menunggu seminggu buat update ini. I'll work harder 🙇🏻‍♀️

Ohiya, sejak beberapa episode belakangan aku nambahin soundtrack lho buat chapternya. Karena aku ini pecinta lirik, jadi biasanya liriknya nyambung sama isi ceritanya. Mudah-mudahan kalian suka juga ya soundtrack pilihan aku.

Jangan lupa vote dan komen ya. I'd love to hear from all of you, bikin aku semangat menulis terus.

💜 Thank you for reading 💜

---💠💠💠---

AU ini terinspirasi edit oleh filtermyg (Twitter)

Continue Reading

You'll Also Like

1.3M 61.7K 68
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...
2M 18.9K 25
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
9.2K 1.7K 40
Suzy tak percaya cinta. Selama ini ia hanya bermain-main dengan para pria, ia tak pernah benar-benar serius menjalin hubungan. Ia sering menandai par...
16.7M 725K 42
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...