LI(E)AR | 00 Line ✓

Por ALO-EVERA

478K 151K 101K

Bohong? Itu biasa terjadi. Tapi, kalau pembohongnya banyak? Wah, itu sih beda lagi. Mais

Prolog
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Epilog
Penjelasan

18

9.6K 3.5K 2.3K
Por ALO-EVERA

Clue : orang yang ngawasin Eric sama Sunwoo itu 'pernah ada, tetapi tidak ada'

Spoiler : di chapter ini bakal ada yang die






Woobin bersiul menikmati perjalanan paginya. Hari ini, dia berjalan pagi karena sudah lama tidak berolahraga. Keliling taman sebentar tidak menjadi masalah, bahkan bisa lebih jauh lagi... kalau mau sih.

Tadinya Jungmo mau ikut, namun dia terjebak macet. Wajar saja sih, tuan muda pasti naik mobil, rumahnya paling jauh pula. Karena Jungmo terlambat, Woobin jalan pagi sendirian, kalau Jungmo datang tinggal bilang sudah jalan. Pasti habis itu langsung ke tempat makan terdekat, ditraktir Jungmo tentunya.

Pagi-pagi begini enaknya makan apa ya? Di dekat sini ada warung bubur dan satu kafe, nama kafenya Vyxjw. Unik juga namanya, pantas saja selalu ramai. Dia jadi penasaran rasa makanan di kafe tersebut.

Tapi dia yakin Jungmo akan mengajaknya makan ke restoran bintang lima, Jungmo kan lagi ngidam steak, lebih tepatnya Japanese Wagyu Steaks.

Rasa steak gimana sih? Aku mau beli tapi kalau jalan-jalan pasti makannya ayam mulu. Pecinta ayam hadir!

Kalau bukan ayam pasti nasi goreng, di antara kedua itu deh pokoknya.

Sekarang pukul 09.00. Kok jalan paginya siang banget? Itu karena dia kesiangan, tapi karena lagi ada niat ya sudah gas.

Tenggorokannya kering, Woobin berhenti sejenak di bawah pohon rindang untuk minum. Dia membawa minum sendiri, mengurangi penggunaan plastik ceunah.

Yo bagus, mengko bumi iso sehat.

Taman ini tidak terlalu ramai, mungkin karena hari Kamis. Woobin mah bodo amat, lagi masa libur kuliah.

Di antara semua orang yang ada di taman, ada satu yang menarik perhatiannya. Laki-laki berwajah mirip seperti otter terlihat cemas di bangku taman sana. Sepertinya orang itu mengalami masalah serius sampai terlihat frustasi.

Karena Woobin orangnya kepoan langsung saja kesana diam-diam, dia bersembunyi di pohon lain yang dirasa aman posisinya. Tidak akan ketahuan maksudnya.

"Kenapa orang-orang itu ada disini? Mereka diutus sama siapa? Masa iya mereka tau gue ada disini, bahaya."

Dari gerak-geriknya, orang itu benar-benar cemas. Woobin tidak tahu apa yang terjadi pada orang itu, tapi jiwa keponya cukup besar untuk mendengar sampai akhir.

"Jangan sampai mereka tau siapa gue, seenggaknya gue aman karena mereka cuma tau nama."

Sambil memeriksa ponselnya, orang itu mengusak rambutnya. "Andai aja gue gak lari dari masalah, semuanya gak bakal rusak kayak gini..."

Orang itu membicarakan apa sih? Woobin sama sekali tidak mengerti. Apa otaknya terlalu lambat untuk mencerna?

Ah sudahlah, lebih baik dia menunggu Jungmo di dekat penjual permen kapas di pinggir jalan. Disini tidak mendapat info apapun, yang ada menambah beban pikiran.

"Lo ngapain disini? Gak baik nguping sembarangan."

Badan Woobin membeku, sontak saja dia berbalik ke belakang, dimana pemuda berkacamata bulat menatapnya datar.

"Gue gak nguping, cuma lagi istirahat aja."

Renjun mengendikkan bahunya. "Nguping ataupun enggak, gue tau gak sekali dua kali lo lakuin itu."

"Jangan asal ngomong."

"Terserah." Renjun berjalan melewati Woobin begitu saja. Tunggu, kenapa dia menghampiri orang yang mirip otter itu?!

"Shotaro, ada yang nguping tuh."

Woobin panik. "Mampus..."



























































































Yoshi itu suka minum kopi di pagi hari di teras rumahnya. Sambil minum kopi, dia melihat jalan depan rumahnya yang selalu dilewati kucing jalanan. Saat ada kucing lewat, Yoshi memanggil kucing tersebut dan memberinya makan. Yoshi juga membiarkan kucing jalanan yang lewat tinggal di rumahnya─bila si kucing mau.

Dia kan jarang di rumah, jadi Jihoon yang mengurus kucing-kucing tersebut. Beberapa bulan belakangan, Yoshi memilih tinggal di rumahnya selagi masalah teman-temannya belum selesai.

Kemana dia? Kepo xixixi.

Karena Yoshi orangnya soptie, kucing jalanan yang merusak tanaman hias di rumahnya tidak dimarahi. Berbeda dengan Jihoon yang langsung misuh-misuh karena bunga kesayangan ibunya ditabrak kucing sampai mleyot. Tidak sampai dipukul atau ditendang kok, Jihoon mana tega melakukan itu. Kucing kan hewan lucu, seperti aku, gak.

Sambil memperhatikan anak kucing di dekat kakinya, Yoshi memikirkan teman-temannya. Tumben sekali tidak ada kabar sama sekali, mereka semua pada kemana? Kalau Jihoon ada di rumahnya, tuh orangnya lagi menjemur jaket yang baru saja dicuci.

Kalau diajak jalan Jihoon tidak pernah mengeluh soal jaket, jaket dia banyak, bermacam-macam jenis pun ada. Tapi warnanya hanya satu, yaitu hitam.

"Daripada ngeliatin gue begitu, mending lo bantuin gue potong rumput habis ini!" Seru Jihoon sambil menyibak jaketnya agar cepat kering.

"Lagi gak mood, Ji. Sorry ya, kalau besok gue mau!"

Jihoon mendengus. "Suara lo kurang kenceng, Yosh. Teriak ngapa teriak!"

Sabar, Yoshi, masih pagi harus sabar. Awali harimu dengan menyenangkan, masa iya pagi-pagi harus adu mulut dengan Jihoon? Tidak akan ada habisnya.

"Jihoon!"

"Apaan?!"

"Ada kabar tentang Yoonbin?"

"Gak ada!"

"JIHOON! UNANG GENSOR!"

"IYA, OMAK!"

Yoshi terkekeh geli, sudah biasa ia mendengar Ibu Jihoon menegur anaknya dengan cara berteriak seperti itu.

Dia jadi rindu ibunya, kira-kira apa kabar ya?

"Yoshi, ayok jalan!" Ajak Jihoon seraya membuka pagar rumahnya.

"Tumben gak pake jaket," celetuk Yoshi sambil mengunci pintu, lalu menghampiri Jihoon.

"Ya ilah, cuma deket sini mah gak perlu pake. Sesekali kaosan doang. Tumben lo gak pake baju andalan lo?"

"Kotor, Ji. Kalau mau nyuciin sih gak apa-apa."

"Sialan lo, ogah."

Baju andalan Yoshi yang dimaksud Jihoon adalah jaket bomber hitam dengan logo petir, kaos hitam bertuliskan bahasa Jepang yang tidak Jihoon mengerti, dan celana ripped jeans.

Kata legend pun keluar. Ganteng njir.

"Omong-omong, lo lagi banyak pikiran, ya?" Tanya Yoshi tiba-tiba.

Hal itu membuat Jihoon diam. Apa yang terjadi di rumah Yoshi kemarin masih teringat jelas di kepala. Dia ingin bertanya, tapi dia takut Yoshi menganggapnya berhalusinasi.

Bodo amat, dia tanya saja. Daripada penasaran dan menganggu pikirannya.

"Yosh, di ruangan yang lo larang masuk ada apaan?"

Yoshi berhenti berjalan, menoleh cepat ke Jihoon. Tidak ada senyuman di wajahnya, raut wajahnya sulit ditebak. Jihoon jadi takut.

"Ngapain masuk kesana?"

Jihoon terkejut, padahal dia belum bilang loh, kok Yoshi tahu?!

"Sebelum Junkyu meninggal, dia sempet nyebut nama lo, itu berdasarkan kesaksian warga setempat. Gue masuk ke rumah lo karena gue sedikit curiga, gue masuk ke ruangan itu karena ruangan itu yang paling mencurigakan," jelas Jihoon.

"Terus menurut lo sopan masuk ke rumah orang tanpa izin?"

Jihoon merinding, kenapa Yoshi jadi seram begini sih? Salah sendiri masuk ke rumah orang sembarangan.

"Lo liat apa?" Tanya Yoshi mendekatkan posisinya.

Tanpa sadar Jihoon mundur perlahan. "G-gak liat apa-apa."

"Gue tau lo bohong."

"Ada tangan tahan gue supaya gak pergi!"

Yoshi berhenti, Jihoon diam. Duh, kenapa keceplosan sih?!

Tiba-tiba, Yoshi tertawa menyeramkan. "Lo udah tau ya..."

Sial, Jihoon menyesal mengajak Yoshi jalan pagi.

Ting!

Pesan masuk di ponsel Jihoon membuat Yoshi tertawa, pemuda itu mengisyaratkan untuk segera membuka pesannya.

Jihoon mengangguk kaku, dengan cepat membuka password ponselnya, lalu membuka aplikasi Garis berwarna hijau putih dan membuka pesannya.




Yangyang
|Ji...
|Chani ditemuin tewas
  di depan rumahnya
|lagi-lagi tabrak lari




Kedua mata Jihoon membola.




Hah?! Kok bisa?!|

Yangyang
|gue dapet kabar dari
  Hyunjin. Katanya dia
  liat Chani debat sama
  orang, habis itu ada
  mobil lewat dan tabrak
  Chani

Ketabrak doang kok|
bisa mati?!|

Yangyang
|di bagian depan mobil
  yang tabrak Chani ada
  besi tajem, Ji
|perut Chani ketusuk
  sampe pinggangnya
|Cepet dateng, Soobin
  sama Sanha udah disini




"Kenapa?" Tanya Yoshi penasaran

"Chani meninggal, tabrak lari."

Drrt!

Ponsel Yoshi bergetar, tanda ada panggilan masuk. Jihoon yang kepo mengintip sedikit, yang menelpon adalah Renjun.

"Lo punya nomornya Renjun?"

"Iya? Kenapa?" Balas Yoshi heran lalu mengangkat panggilan. "Halo? Ada apa?"

"Lo dimana?!"

"Err... lagi jalan aja di sekitar rumah, kenapa emangnya? Kok ada suara ribut?"

"Shotaro berantem sama Woobin! Dia gak berhenti dan gak nurut sama gue. Cepet dateng! Woobin bisa mati kalau dipukulin terus sama Shotaro, Yoshi!"

Continuar a ler

Também vai Gostar

640K 156K 28
perché series [1] : bae jinyoung [hr : #1 in paranormal 27/1/18] tentang bae jinyoung yang dapat melihat sesuatu yang tak terlihat. +lowercase, semi...
973K 199K 29
❝This whisper has lost many lives.❞
184K 27.7K 21
Semakin kamu tahu, semakin kamu dekat dengan kematian. Starting by K-Idol 99 line's #181 - Mystery / Thriller : 30 Jan 2018 #46 - Mystery / Thriller...
The Phone 2 | TXT ✓ Por MAYA

Mistério / Suspense

784K 189K 25
❝Telepon asing itu datang lagi.❞