ARTERI (A1- ARKA)

By kejoraaworld

12.8K 2K 1.4K

[Jaeden Martell FanFiction] Kehidupan SMA menyenangkan Caleya Stephanie Faraish sirna setelah cowok bernama... More

Prolog
Fase Satu
Fase Dua
Fase Tiga
Fase Empat
Fase Lima
Fase Enam
Fase Tujuh
Fase Delapan
Fase Sembilan
Fase Sepuluh
Fase Sebelas
Fase Duabelas
Fase Tigabelas
Fase Empatbelas
Fase Limabelas
Fase Enambelas
Fase Tujuhbelas
Fase Delapanbelas
Fase Sembilanbelas
Fase Duapuluh
Fase Duapuluhsatu
Fase Duapuluhdua
Fase Duapuluhtiga
Fase Duapuluhempat
Fase Duapuluhlima
Fase Duapuluhenam
Fase Duapuluhtujuh
Fase Duapuluhdelapan
Fase Duapuluhsembilan
Fase Tigapuluh
Fase Tigapuluhsatu
Fase Tigapuluhdua
Fase Tigapuluhtiga
Fase Tigapuluhempat
Fase Tigapuluhlima
Fase Tigapuluhenam
Fase Tigapuluh delapan
Fase Tigapuluhsembilan
Fase Empatpuluh
Fase Empatpuluh satu
Fase Empatpuluh dua
Fase Empatpuluh tiga
Fase Empatpuluh empat
Fase Empatpuluh lima
Fase Empatpuluh enam
Fase Empatpuluh tujuh
Fase empatpuluh delapan
Fase Empatpuluh sembilan
Fase Limapuluh
Fase Limapuluh satu
Fase Limapuluh Dua
Fase Limapuluh Tiga
Fase Limapuluh Empat
Fase Limapuluh Lima
Fase Limapuluh Enam
Fase Limapuluh Tujuh
Fase Limapuluh delapan
Fase Limapuluh Sembilan
Fase Enampuluh
Fase Enampuluh Satu
Fase Enampuluh dua
Epilog
Extra Part

Fase Tigapuluhtujuh

161 29 20
By kejoraaworld


Sesuai janji ya geng, hari selasa..

Happy Reading!

It's you
It's always you
If I'm ever gonna fall in love
I know it's gon' be you

Now playing
It's You - Ali Gatie


Yona ketar-ketir melihat empat cowok ganteng di depannya. Dibelakang mereka ada tiga cewek cantik yang menatapnya dengan tatapan nggak habis pikir. Begitu juga dengan Raniya. Rencana mereka mendopak Caleya dari Antariksa gagal total. Mereka berdua terlalu bodoh berani main-main dengan A four, sepandai-pandainya mereka mengelak, A four akan lebih cerdik.

Jaeden melirik rekaman yang memutarkan suara Raniya dan Yona tempo hari lalu. Ya, sebenarnya waktu itu misi Cylia nggak gagal sepenuhnya. Rekaman di hapenya memang di delete dan hape nya hancur, tapi tidak dengan bolpoin canggih di sakunya. Benda kecil itu masih menyimpan segalanya.

"Gue nggak percaya lo bisa ngelakuin semua ini ran, gue udah anggap lo sebagai temen sendiri!" Jaeden membentak setelah rekaman berakhir.

"Dan setelah lo nyebarin itu, lo nuduh orang lain dan tega-teganya nge hina dia!" Jaeden menggeleng. "Hati lo terbuat dari apa sih? Apa jangan-jangan lo nggak punya?"

Caleya menunduk dalam di belakang. Di matanya tertumpuk kekecewaan yang amat besar. Ternyata benar Raniya yang menyebar foto itu.

"Lo yang harus buka hati lo jae!" Raniya menuding Jaeden. Matanya sudah berair. "Lo selalu aja mikirin si brengsek itu tanpa sadar gue selalu menanti perhatian lo! Tapi-"

"Jangan hina pacar gue di depan gue!"

Wajah Raniya memucat. Di detik selanjutnya ia tertawa sumbang. "Tapi lo selalu anggap gue temen, bahkan lo risih sama gue. Gue pengen lebih jae, gue suka sama lo!!"

"Kenapa lo harus maksa gue kalau gue nggak suka sama lo?? Apa dengan bikin Caleya jauh dari gue lo mikir perasaan gue buat dia bakal berkurang?" Jaeden menjeda ucapannya dengan menarik Caleya mendekat. "Nyatanya enggak."

Raniya mengeluarkan isakannya.

"Cinta nggak kayak gitu ran..yang lo lakuin itu obsesi, kalau lo cinta sama gue, lo bakal biarin gue bahagia sama pilihan gue.." Nada suara Jaeden melunak. "Dan dengan pura-pura jadi teman Caleya buat hancurin dia itu cara ngehancurin orang paling pengecut yang pernah gue tahu. Lo nunjukin kalau lo benar-benar rendah." Jaeden memicing.

Caleya meremas tangan Jaeden. Mengkodenya untuk berhenti. Bagaimanapun Raniya, cewek itu pasti sakit hati mendengar cowok yang disukainya mengatakan hal se nyelekit itu.

Jaeden menarik Caleya keluar. Ruangan berukuran 5 x 4 meter itu terasa pengap karena keberadaan cewek yang ia anggap penghianat.  "Ayo cal.."

"Jae.." Raniya masih berani memegang tangan Jaeden. Dan sentuhannya langsung dibalas tepisan oleh sang empu.

"Jangan sentuh-sentuh gue, apalagi dekat-dekat gue lagi. Gue nggak mau lihat muka lo lagi." Ucap Jaeden dingin.

Raniya kembali terisak setelah Jaeden dan Caleya keluar. Yona yang berdiri di belakangnya juga ketar-ketir sejak tadi. Walau ia nggak kena damprat secara langsung, cewek itu yakin hidupnya di Antariksa nggak akan aman lagi. Secara nggak langsung, ia sudah mendapat red card pertamanya.

"Lo juga bakal ninggalin gue?" Raniya menatap Galen, Keenan dan Noah yang juga hendak beranjak pergi.

"Lo sendiri yang bikin diri lo ada di fase ini ran. Lo pantas dapetin ini." kata Galen.

Ketiga cowok itu keluar duluan.

"Kalila.." rupanya Raniya masih berharap akan ada yang ada di sisinya.

"Galen udah omongin semuanya. Bahkan gue tampar lo berkali-kali pun nggak akan cukup buat balas perbuatan lo. Lo khianatin kita semua."

Kedua cewek itu pergi. Meninggalkan Raniya dan Yona yang termakan senjata sendiri.

◇◆◇


Hari-hari berlalu. Minggu menegangkan penilaian akhir tahun telah dilewati siswa-siswi Antariksa. Begitu juga dengan Caleya yang lebih sumringah dari biasanya. Nilai cewek itu naik lagi. Dan itu semua juga nggak luput dari kesabaran pacarnya yang bersedia mengajarinya yang notabenenya buta sama sin cos tan.

Cewek itu tersenyum manis menatap amplop yang Miss Novica sodorkan. Dihadapannya ada gambarannya yang dulu sempat sirna. Cewek itu bingung kenapa gambarannya ada pada Miss Novica, guru seninya.

"Ini apa miss?"

"Dibuka dong.." ucap perempuan setengah baya itu.

Caleya melihat ada kertas putih dengan logo sekolahnya. Ia mengerutkan dahi.

"Undangan khusus club pameran?" cewek itu membaca isi kertas itu dengan nada setengah bertanya.

Miss Novica mengangguk. "Tadinya saya kira kamu udah join drawing club sejak dulu, tapi ternyata enggak.."

"Jadi ini kamu dapat undangan khusus buat ikut club pameran buat ditampilkan tahun depan." 

Mata Caleya berbinar.

"Nggak gampang lho join club pameran, yang ikut ekskul aja masih pakai di seleksi. cuma anak-anak yang punya bakat yang bisa join, dan ini kamu dapat undangan langsung. Mereka bilang kamu jago gambar." jelas Miss Novica.

Caleya tersenyum. Mimpinya terwujud, kalau ia bisa join club pameran, karyanya bisa tampil di pameran tahunan Antariksa International Highschool.

Walau hanya pameran tahunan sekolah, pameran tahunan Antariksa International Highschool nggak bisa diremehkan. Sekolah elite itu selalu mendapat perhatian khusus dari penikmat seni. Karya yang ditampikan juga nggak main-main.

"Mau ya.. Kamu harus ikut.. Saya udah lihat gambaran kamu, kamu punya potensi.."

Caleya tersenyum senang. "Kalau itu nggak usah ditanya Miss.."

Gantian Miss Novica yang tersenyum senang. "Makasih ya Caleya.. Selamat berlatih ya.."

Caleya mengangguk sumringah. "Oh ya, kenapa gambaran saya itu bisa ada di Miss Novica?"

"Aah ini.. Kamu memang nggak tahu ya? Beasiswa kamu kan dari sini.."

"Tapi kata Pak Sabar.." Caleya berpikir sejenak.

"Iya, Antariksa nggak cuma mempertimbangkan hal akademik saja, tapi skill khusus kayak gini juga dipetimbangkan.."

Caleya ber-oh pelan. Ia mengucapkan terimakasih kepada Miss Novica sekali lagi sebelum keluar dari ruang guru.

"Hai Caleya.. " sapa seseorang yang nggak Caleya kenal. Cewek itu hanya membalas dengan senyuman kecil.

Semenjak peristiwa terbongkarnya siapa yang menyebar foto Jaeden dan dirinya waktu itu, hidupnya nggak lagi terganggu. Malahan banyak yang mengajaknya berteman. Walau nggak sedikit juga yang masih membencinya karena iri. Menjadi pacar Jaeden menambah teman sekaligus haters-nya. Tapi, Caleya juga nggak terlalu memikirkan itu. Cewek itu merasa beruntung punya Jaeden, seenggaknya hidupnya jadi nggak se monoton dulu. Walau sikap tengil Jaeden masih melekat kuat pada deretan kepribadian buruknya.

Oh ya, semenjak kejadian itu, Raniya nggak lagi kelihatan. Entah kemana ia pergi. Sebenarnya Caleya agak kasihan dengannya, namun tiap kali ia membahas soal Raniya, Jaeden pasti akan mencak-mencak nggak jelas. Jadi ia lebih baik diam saja. Terlebih setelah kelakuan Raniya padanya, ia juga merasa nggak penting juga mencari tahu soal Raniya.

"Kalau lo jalan sambil senyam-senyum gitu gue jahit mulut lo."

Caleya malah melebarkan senyuman. Kesan imut-imut di wajahnya makin menonjol.

Jaeden berdecak. Ia menatap tajam ke sekumpulan cowok yang sejak tadi melihat Caleya tanpa kedip. Cowok itu langsung menarik Caleya bersamanya.

"Jangan suka ngumbar senyum, lo sengaja ya mau tebar pesona?"

Caleya tertawa. Bocilnya ini sangat lucu kalau lagi cemburu.

"Kan ketawa lagi lo.." ia menarik Caleya lebih dekat. Lagi-lagi mengungkung cewek itu dengan tangan besarnya.

Caleya membelot. "Lo apaan sih! Jangan peluk-peluk lo bau!" ia mencubit lengan Jaeden. Cowok itu mengaduh.

"Jahat banget lo, merah tangan gue." cowok itu mengelus tangannya. "Lagian lo kenapa sih senyum-senyum, mikirin siapa lo?"

"Mikirin masa depan gue sama Zayn Malik." jawab Caleya asal.

Jaeden berdecih. "Hahaha, gue ragu lo bisa nikung Gigi Hadid."

Caleya mendesis. Ia mencubit pipi pacarnya. Erangan kesakitan lagi-lagi diluncurkan Jaeden. Cewek itu tertawa puas.

Relationship nya dengan Jaeden begitu anti-mainstream. Nggak kayak orang pacaran kebanyakan. Panggilannya aja masih lo-gue. Soalnya pernah nyoba pakai aku-kamu jadinya malah sama-sama ngakak dan geli. Walau begitu, Caleya malah merasa lebih nyaman. Entah kenapa ia merasa cowok yang dulu musuhnya itu adalah orang yang selama ini dia cari.

"Tapi jujur kenapa lo tiba-tiba kayak habis ketiban emas sekarung?"

Caleya mengelus tangan Jaeden yang tersampir di pundaknya. "Gue dapat undangan khusus buat join club pameran." Caleya berseri-seri.

"Serius? Berbakat juga ya pacar gue.." Jaeden mengusak rambut panjang Caleya yang terurai. Cewek itu mendesis.

Keduanya mulai berjalan menuju kantin. Hari ini adalah hari terakhir masuk sekolah sebelum libur akhir tahun pelajaran. Hari ini nggak ada pelajaran sama sekali. Karena itulah suasana koridor cukup ramai.

"Jae itu apaan sih rame-rame?" Jaeden menyipit, melihat ke arah yang Caleya tunjuk.

"Nilai kalik."

"Kan nilainya udah di pasang rabu lalu,"

Jaeden mengernyit. "Iya juga." ucapnya kemudian. Caleya geleng-geleng kepala. Cewek itu memegang tangan cowok yang lewat disebelahnya dan langsung di hadiahi pelototan oleh Jaeden.

"Nggak usah modus!" ketusnya pada cowok yang Caleya hentikan. Dasar, yang megang siapa, yang di omelin siapa.

"Itu ada apa sih?"

"Si Yona, diseret sama kakak tingkat. Katanya Mamanya nyonya bar."

Caleya dan Jaeden saling toleh. Keduanya berjalan mendekat. Menyela ke kerumunan. Mata mereka menangkap mading yang penuh tempelan yang isinya menjelekkan Yona.

Caleya melihat Yona yang tertunduk menangis di depan mading. Di hadapannya ada kakak tingkat yang menatap Yona meremehkan.

"Lo lihat itu semua, masih berani sok-sok an lo?"

"Nggak nyangka ya, sok-sokan gitu ternyata Mamanya nyonya bar. Jangan-jangan udah ikut geng mucikari"

Yona makin tertunduk. Hancur sudah reputasinya. Tangannya yang tadi terangkat hendak menutupi mading, ia turunkan. Nggak guna juga, semua orang sudah tahu.

Tangan Caleya mengepal. Yona yang dulu gencar membully nya sekarang berada di posisinya. Roda itu berputar, dan sekarang giliran hidup Yona yang nggak tenang. Ia mendekati Yona, mendorong cewek itu kemudian mencabut semua tempelan di mading.

Jaeden melongo melihat Caleya.

"Puas lo semua? Puas lo mempermaluin orang?" teriak Caleya. Jaeden tersenyum di tempat.

"Terus apa hubungannya sama lo semua kalau Mamanya Yona nyonya bar? Apa sih yang lo dapat dari bully orang kayak gini?!" Caleya menatap tajam ke sekeliling yang menunduk. Ia sudah muak dengan kelakuan murid Antariksa. "Coba bayangin kalau lo ada di posisi dia, lo semua mikir dulu kek kalau bertindak!"

"Sekarang bubar!!" teriak Caleya garang.  Sekumpulan murid pun bubar. Meninggalkan Caleya, Jaeden dan Yona yang menunduk dalam. Ada ribuan air mata yang siap jatuh dari pelupuk matanya. "Lo nggak papa?" tanya Caleya pada Yona. Cewek itu menepis tangan Caleya "nggak usah sok peduli!" gertaknya.

Caleya membuka mulut. Dibelain malah nyolot.

"Nggak usah dipikirin, nggak penting." ucap Jaeden sambil mendekat. Bibirnya mengukirkan senyuman bangga. Caleya nggak pernah gagal membuatnya jatuh hati berkali-kali.

Caleya menggeleng. "Heran aja, habis dibantuin malah nyolot."

"Kan dia nggak nyuruh lo buat bantuin."

Caleya mengiyakan dalam hati.

"Nih," Jaeden menyodorkan salah satu kertas yang tadi Caleya cabut.

"Apaan?"

"Last-Year Party."


-----------------------------------------------------------

Hai geng, maap kalo agak cringe, gue lagi banyak tugas mau phb jadi baru bisa up hari ini jarena habis ngerjain ppt mat-minat pundak gue kek habis ketiban titan.

Anyway jangan lupa vomment nya yaa!

Gass scroll aja, gue double up















Continue Reading

You'll Also Like

8.3K 455 9
baca ajalah.. YeWook Shipper... CloudSomnia
194K 27.7K 58
KITTEN 1 & 2 "Kamu itu kayak anak kucing. Gemes-gemes gimana gitu. Kadang galak, ndusel-ndusel, kabur terus balik lagi. Itu bikin saya makin suka sa...
1.2M 74.3K 51
(Revisi) ༻𝙠𝙞𝙨𝙖𝙝 𝙝𝙞𝙙𝙪𝙥 𝙨𝙚𝙤𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙜𝙖𝙙𝙞𝙨 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙝𝙖𝙧𝙪𝙨 𝙗𝙚𝙠𝙚𝙧𝙟𝙖 𝙙𝙞𝙢𝙖𝙣𝙨𝙞𝙤𝙣 𝙨𝙚𝙤𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙥𝙚𝙣𝙜𝙪𝙨𝙖𝙝𝙖 𝙢�...
965K 35.8K 50
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...