ALGRAFI

由 queenliiiiiii

32.8M 2.6M 1.1M

[SEGERA DI FILMKAN] Berawal dari keinginan bocah laki-laki berusia 7 tahun bernama Algrafi Zayyan Danadyaksa... 更多

Prolog
ALGRAFI 01
ALGRAFI 02
ALGRAFI 03
ALGRAFI 04
ALGRAFI 05
ALGRAFI 06
ALGRAFI 07
ALGRAFI 08
ALGRAFI 09
ALGRAFI 10
ALGRAFI 11
ALGRAFI 12
ALGRAFI 13
ALGRAFI 14
ALGRAFI 15
ALGRAFI 16
ALGRAFI 17
ALGRAFI 18
ALGRAFI 19
ALGRAFI 20
ALGRAFI 21
ALGRAFI 22
ALGRAFI 23
ALGRAFI 24
ALGRAFI 25
ALGRAFI 26
ALGRAFI 27
ALGRAFI 28
ALGRAFI 29
ALGRAFI 30
ALGRAFI 31
ALGRAFI 32
ALGRAFI 33
ALGRAFI 34
ALGRAFI 35
ALGRAFI 36
ALGRAFI 47
ALGRAFI 48
ALGRAFI 49
ALGRAFI 50
ALGRAFI 51
ALGRAFI 52
53 : Hidup dan Mati
54 : Empeng
55 : PACAR
56 : TANDA-TANDA
57 : BUKAN
58 : MENUJU
59 : ?
60 : I Love You
61 : Masih
62 : AWAL!!!?
Algra Naya Chat + Info
VOTE COVER & GIVEAWAY
63 : Kuburan
64 : Babak Baru
65 : Wajarkah?
66 : Bagaimana-
67 : Pisah/Jangan?
68 : Menyesal?
69 : Akhir Bahagia
PO + CERITA BARU
EXTRA PART
MAU GAK?
Epilog
Extra Chapter Books
Kenangan
ALGRAFI SEASON 2
ALGRAFI FILM 🎬

ALGRAFI 43

418K 39.2K 16.4K
由 queenliiiiiii

Chapter 43 : Fakta 2
...

3000+ words

Monmaap part ini panjang bangeeet, jadi alon-alon bacane :v

(Pelan-pelan bacanya)

Akeh fakta yang penting buat kelanjutan ceritanya. Jadi jangan di skip-skip :)

(Banyak)

...

A L G R A F I 4 3

.
.
.

VOTE KOMEN JANLUP, GRATIS LOH. 🐑

BIAR GA LUPA, VOTE DULU HAYUK 🌑

.
.
.

PAS BACA INI KAMU LAGI DIMANA?

SEBUTKAN TANGGAL KALIAN DILAHIRKAN, TANPA MENYEBUTKAN BULAN DAN TAHUNNYA!

EX: 30

.
.
.

BERI AWAN ☁️

7K+ VOTE & 4K+ KOMEN SABI LAH 😎

.
.
.

OKE, MAKASIH.

SELAMAT MEMBACA 🐑
...

Dengan hari yang berbeda namun masih tempat yang sama, Naya bangun dari tidur. Sejauh mata menelisik, gadis yang baru saja membuka matanya itu tak mendapati Algra yang semalam tidur disebelahnya. Mungkin si dia sedang olahraga pagi, pikirnya positif.

Awalnya gadis bernama belakang Dya itu ingin langsung mandi, namun urung ketika sosok yang dicari masuk lewat pintu.

Sosok itu Algra. Jaket parasut yang menempel ditubuhnya sudah memberi tau kalau cowok itu baru saja selesai olahraga pagi. Benar tebakan Naya. Iya, Algra bangun tadi subuh dan kebetulan punya waktu untuk marathon di sekitaran kompleks rumah sang mertua. Algra tau kalau Naya habis sakit kemarin, makanya tidak di ajak.

"Tumben bangun?" Algra ikut duduk dipinggir ranjang yang sedang Naya duduki.

Naya menaikturunkan alis lalu mendongak. "Emang biasanya nggak bangun?"

"He'em, biasanya kan ngebo dulu."

"Masa?"

"Iya," respon Algra seraya memeluk pinggang si gadis, tak lama ia mengangkatnya hingga berada dipangkuan.

Algra suka memangku Naya karena gemas sendiri setiap kali melihat tingkah ataupun sekedar respon yang ia tunjukkan. Seperti sekarang ini. Walau baru bangun tidur dan bermuka bantal, gadis itu sudah bisa membuat Algra kelewat gemas dengannya.

"Dih, turunin! Lo bau asem!" Naya sedikit meronta agar dibiarkan turun.

"Ck, lo juga belum mandi, masih bau joging!" balas si cowok.

"Jigong kali!"

"Nah, itu tau!"

Kali ini Naya mendapatkan peluang untuk berdiri, namun bukannya pergi, ia malah berlabuh lagi di pangkuan Algra. Tapi kali ini dengan gaya berbeda-mereka saling berhadapan dan saling menatap pula. Kalau ada kaum jomblo yang lihat, bisa dipastikan iri dengki melanda, haha.

"Aaa kok ganteng sih," gumam Naya. Tangannya yang bergelayut di leher Algra memudahkan kegiatan tatap menatapnya pagi ini.

Algra sengaja memajukan kepalanya. "Aaa kok cantik sih," katanya dengan kalimat dan nada bicara yang sengaja disamakan dengan Naya.

"Jangan tinggalin gue ya." Naya tak memperdulikan balasan Algra yang mirip dengan tuturannya, ia tersenyum, kemudian memeluk suami yang ia bilang ganteng barusan.

"Nggak akan, lo juga jangan tinggalin gue." Dibalik pelukan itu, Algra merasakan kalau Naya mengangguk sebagai jawaban.

Hampir sepuluh menit dua remaja itu saling berpelukan sampai-sampai tak ingat kalau sekarang sudah jam 7.

"Mandi bareng sekali-kali, ayo," ajak Algra.

"Bareng sama siapa? Sama Bunda, Mama, Papa, Ayah, Bang Bintang, Bang Alvi, Al-"

"Kita berdua aja, gue dan lo." Algra melonggarkan pelukan, menatap Naya dari jarak kurang lebih 5 cm.

Naya menggeleng. "Nggak dulu, makasih."

Algra ikut mengangguk-angguk. Sedikit banyak ia paham kalau gadisnya ini belum siap dengan hal-hal yang lebih jauh. Tentu Naya yang sering membaca cerita Wattpad paham kalau cowok mengajak mandi bareng pastinya bukan sekedar mandi saja.

"Cium dulu sebagai gantinya," ucap Algra.

"Katanya bau jigong."

"Ralat!" Algra memiringkan kepalanya, menjuruskan pandangan pada bibir ranum Naya. "No bukti sama dengan hoaks," cicitnya lirih, tatapannya tak lepas dari sana.

Naya memejamkan mata pertanda ia setuju dengan apa yang akan dilakukan suaminya.

Cup

Algra melumat bibir Naya cukup agresif. Ciuman yang awalnya hanya sampai bibir berlanjut ke leher jenjang sang istri. Sepertinya asik sekali melakukannya, sampai-sampai kancing piyama yang dipakai Naya terlepas. Tangannya ingin meraih sesuatu namun tidak kesampaian karena tepisan keburu datang.

"Hayo, mau syusu manis cap nona kan?" tukas Naya sedikit mengingat kata-kata Algra saat di Wisata Gunung Pancar kemarin.

"Dikit." Algra menyengir kuda, menatap Naya penuh harap. Tadinya satu langkah lagi ia berhasil menikmatinya.

"Suka banget nenen, emang rasanya apa sih? Kan susu gue sama sekali nggak ada ASI-nya!"

"Rasanya terlalu candu buat gue, bahkan setelah ng***p disitu, frekuensi rokok gue berkurang," jujur Algra.

Naya mengangguk-angguk dan membulatkan mulut seperti mengatakan 'oh' berulang kali.

"Jadi boleh nggak?"

"Nih." Naya menyodorkannya.

Stop. Tidak perlu dibayangkan.

Di rumah bersama Mama memang menyenangkan, kata Naya. Sedari tadi dia di ajak melakukan banyak hal oleh ibu yang melahirkannya itu. Mulai dari masak lauk, masak hidangan penutup sampai kue kering yang biasa disajikan saat lebaran. Sungguh menyenangkan, walau tak dipungkiri juga ada rasa lelah yang menyertai. Rasa lelah yang ada sampai membuat gadis mungil itu tertidur di sofa ruang tengah.

Sebelum terpejam, tadi Naya yakin sekali kalau di sofa itu juga ada Algra dan Bintang. Tapi kok selang beberapa menit dua cowok itu seperti menghilang, pikir Naya yang ternyata masih tidur ayam alias setengah tertidur.

Pikiran alam setengah sadar Naya memang benar. Beberapa detik lalu Bintang tampak hendak menyambangi dapur untuk mengambil air putih. Sedangkan Algra keluar rumah entah mau kemana.

Dari posisi rebahan, Naya terlonjak saat pikiran tentang perginya dua sosok lelaki itu membara dan menggebu-gebu. Setelah menstabilkan pikiran dan rasa kantuknya, Naya beranjak keluar. Dan benar saja, manik gadis itu menangkap Algra yang sedang masuk taksi online.

Buru-buru Naya mengambil kunci mobil yang ada di meja dekat sofa. Tak lama setelah mobil merah milik Naya keluar garasi, Bintang muncul dan menghalang-halangi dari arah depan. Mau nabrak apa lagi anak itu, pikir Bintang saat ini. Terakhir kali Naya nabrak pohon beringin samping kuburan kala memaksakan diri menyetir.

"Ih awas, Bang!"

"Turun!" Dengan penuh kewaspadaan, Bintang berjalan pelan hingga sampai di pintu depan. Ia mengetuk-ngetuk kaca pintu itu agar orang yang ada didalamnya keluar.

Tidak ingin memperlambat, Naya keluar. "Abang ih, Naya kan mau buntutin Algra," rengeknya.

"Bawa mobil sendiri? Nggak, Nay, Abang nggak izinin." Bintang tegas menggeleng-gelengkan kepala.

"Tapi, Bang!" Naya semakin panik melihat ke arah taksi online yang perlahan hilang ditelan gravitasi. Kalau berdebat dengan Bintang terus, bisa-bisa Naya kehilangan jejak.

Seakan tau kekhawatiran sang adik, Bintang buru-buru masuk mobil dan duduk di bangku kemudi. "Ayo, cepetan!"

"Berang-berangnya Abang ini kenapa? Curiga sama suaminya?" interogasi Bintang setelah melajukan mobil merah yang dulu Syafii belikan untuk Naya.

"Iya ya? Gue kenapa? Curiga sama Algra?" batin Naya.

"Kenapa, hm?" ulang Bintang.

"Nggak sih, Naya cuma kepo aja, soalnya nggak biasanya Algra pergi tanpa pamit."

Bintang hanya menanggapinya dengan anggukan karena fokus menyetir.

Tidak disangka sebelumnya, usut punya usut Algra hendak mengunjungi Raya. Semuanya semakin jelas kala taksi online yang Algra tumpangi berhenti di area RSJ Pelita Medika, tempat dimana Raya mendapatkan perawatan.

"RSJ?" bingung Bintang yang matanya menyorot ke arah Algra.

Daripada Bintang semakin bingung, ia mengajak Naya masuk ke dalam kawasan itu. Tadinya Naya menolak karena gadis itu menganggap Algra tidak akan suka kalau agendanya dengan Raya di usik. Namun karena Bintang mengiming-iminginya dengan yakult 30 pack dan boneka pisang satu tandan, Naya mengiyakan ajakan itu.

"Abang ih, kalo Algra tau gimana?" lirih Naya yang berjalan mengendap-endap dibelakang Bintang.

"Yakult sama boneka pisang satu tandan-nya nggak jadi?" kata Bintang kembali mengingatkan soal sogokannya tadi.

"Jadi lah, masa enggak." Naya mencebikkan bibir. Apa daya, hati Naya terlanjur melting dengan sogokan itu.

Sebetulnya, Naya tidak ingin Algra marah karena ini. Lagipula kenapa sih Bintang kekeuh ingin memata-matai? Padahal Naya sudah jelaskan kalau Algra kesini karena Raya, kakaknya, bukan perempuan lain apalagi selingkuhan. Jadi Bintang tidak perlu takut kalau iparnya itu mengkhianati adiknya. Hm, sepertinya ada maksud lain yang tidak Naya tau.

"Algra sempet cerita ke gue kalo dia punya satu Kakak perempuan yang namanya Raya dan tadi Naya juga negasin ulang hal serupa. Apa mungkin Raya yang gue kenal dengan Raya kakaknya Algra orang yang sama?" batin Bintang.

Mengulas fakta, 4 tahun lalu, saat Bintang masih SMA, ia satu sekolah dengan Raya juga Felix. Tidak banyak yang tau kalau Bintang adalah pentolan Jyurixz. Bahkan cowok bernama belakang Praaksara ini menjabat sebagai wakil ketua saat kepemimpinan Felix. Namun karena suatu peristiwa keji yang melibatkan adiknya harus mengalami trauma karena Felix, Bintang terang-terangan mengundurkan diri dan tidak mau berurusan lagi dengan Felix ataupun Jyurixz.

Dulu Naya pernah hampir di lecehkan oleh Felix, untung Bintang datang tepat waktu sehingga mahkota berharga gadis itu berhasil terjaga kesuciannya sampai sekarang.

Dari tempat Bintang dan Naya berdiri saat ini, bisa disaksikan dengan jelas kalau Algra sedang membawa Raya keluar dari ruangan tempat sehari-harinya menghabiskan waktu. Sudah pasti yang Algra lakukan sekarang adalah suatu ungkapan rindu dan curahan kasih sayang untuk kakaknya itu.

Perihal Algra yang sangat sayang dengan Raya tak terlepas dari masa kecilnya yang selalu ditemani oleh kakak perempuannya tersebut. Saat itu bisa dibilang kalau Ayah dan Bundanya Algra sangat sibuk, sehingga waktu serta kasih sayang yang ia peroleh dari Raya lebih intens daripada kedua orangtuanya. Itulah sebabnya Algra begitu menyayanginya.

"Ab-"

Naya yang ingin berucap tiba-tiba berhenti lantaran melihat jikalau Algra sudah mengetahui keberadaannya dan Bintang disini.

"Kabur jangan?" tanya Naya pada Abangnya yang sama sekali tak melepaskan pandangannya dari Raya.

"Raya ... Itu kamu?"

Respon sama sekali tidak Naya dapat walaupun sudah berulang kali dia menepuk-nepuk pundak Abangnya itu.

"Abang ih!" lontar Naya, kali ini Bintang menyadari. "Kenapa?"

"Itu Algra-"

Lagi, Naya terpaksa menggantung kalimatnya. Bukan tanpa alasan, dari arah sana Raya kelihatan berjalan cepat ke arahnya. Naya tidak begitu khawatir tentang dirinya yang harus mendapat luka kalau Raya mengamuk. Yang Naya khawatirkan adalah anggapan Algra nantinya, karena setau Naya Algra tidak suka di usik saat sedang me time dengan Raya.

Lihat saja bagaimana tatapan lurus yang Algra juruskan pada Naya.

Namun fokus Naya dan Algra langsung buyar seketika. Semua disebabkan oleh Raya. Tiba-tiba saja wanita itu memeluk Bintang sangat erat. Algra heran, begitu juga dengan Naya. Dua pasang mata yang sama-sama membulat mengarah pada Bintang dan Raya.

"Ini beneran kamu, Ray." Bintang membalas pelukan Raya, mengusap punggungnya tak henti. Algra serta Naya saling bertatapan, kompak mengedikkan bahu setelahnya.

"Bin...." Algra bertambah heran ketika Raya bersuara, karena sejauh yang ia tau, Raya hanya mau bicara dengan dirinya. Lalu, kenapa sekarang ia mau bicara dengan Bintang?

"Iya, Ray, aku disini. Aku minta maaf karena waktu itu sudah gagal jaga kamu."

4 tahun silam, Raya pacar Felix, namun tidak bisa disangkal kalau Bintang adalah sosok sahabat terbaiknya.

Singkatnya, Raya bisa kenal Felix karena Bintang.

Dibalik pelukan itu, Raya berurai air mata, entah ingatan apa yang sedang menari-nari di otaknya saat ini. "Bin...."

"Sekali lagi aku minta maaf, aku merasa bersalah karena sudah buat kamu kenal sama Felix."

Kala mendengar nama itu, Raya spontan melepas pelukannya. Namun, tatapannya tidak beralih dari lukisan sempurna di wajah M. Bintang Praaksara.

"Apa maksud lo, Bang?" celetuk Algra yang sedari tadi menyimak semuanya.

Suami Naya memisahkan Bintang dan Raya, menciptakan jarak diantara mereka.

"Jadi lo kenal Felix juga?" tanya Algra dengan nada super rendah.

Bintang mengangguk. "Kita semua satu sekolah."

Tangan Algra hendak melayangkan tinjuan ke Bintang saat mengingat perkataan Bintang soal Raya yang bisa kenal Felix karenanya. Saat sepersekian cm tinjuan itu mendarat, Naya menutupi wajahnya karena takut. Tapi tidak ada yang menduga kalau tinjuan itu gagal karena Raya menepisnya.

"Al, jangan," kata Raya yang sukses membuat api di hati Algra padam. Fyi, sejak kecil, Raya punya panggilan tersendiri untuk adik laki-lakinya ini, bukan Gra, tapi Al. Karena menurut Raya, kata 'Al' merupakan awal dari kebaikan.

"Kak, dia-"

"Orang baik, Al." Raya tersenyum, otomatis senyum itu menular ke Naya juga Bintang.

Setelah situasi kembali normal, Bintang memutuskan untuk menitipkan Naya bersama Algra. Kakak laki-laki dari Naya itu memilih pergi sendiri dengan mobil merah yang disetirnya tadi. Mungkin ia ingin ketenangan setelah secercah masa lalu kembali muncul dihadapan mata.

"Setelah tau Bang Bintang adalah orang yang ngenalin Kak Raya ke Felix, lo akan benci gue, Gra?" tanya Naya pada Algra.

Saat ini mereka sedang dalam perjalanan menuju rumah Danadyaksa. Terlalu sulit bagi Algra untuk kembali pulang ke rumah yang ditempati Bintang. Walaupun Raya bilang Bintang orang baik, tetap saja hati dan pikirannya kontras.

Algra menoleh dan tersenyum ke arah gadis yang barusan bertanya. "Alasan itu nggak tepat untuk ngebuat gue marah sama lo."

"Tapi lo marah sama Bang Bintang, 'kan?" Naya memperdalam tatapan, mengambil tangan Algra, lalu menggenggamnya di depan dada.

Laki-laki itu tidak menjawab sama sekali, pandangannya ia bawa ke arah depan sejurus dengan sopir taksi yang sedang menyetir.

"Nggak pa-pa, nggak ada yang ngelarang seseorang untuk marah ke orang lain." Gadis berbaju coklat muda itu melepas genggaman tangan Algra, mengarahkan mata ke pemandangan dibalik kaca jendela mobil.

"Maaf, Nay, tapi gue janji nggak akan melibatkan lo dan usaha cinta gue dalam hal ini," kata Algra. Ia membuat Naya menyender di dadanya.

"Gue percaya, Gra." Sudut bibir Naya terangkat, sesegera mungkin Algra menyambutnya dengan cara yang sama.

Sekitar sepuluh menit perjalanan, taksi online yang mereka tumpangi telah sampai ke tujuan. Setelah membayar dengan uang tunai, keduanya melenggang masuk ke rumah. Kebetulan pintu rumah itu tidak di kunci, sehingga Algra tidak perlu memencet bel ataupun berteriak minta dibukakan pintu. Langkah keduanya menapak selaras sampai di arena lantai dua.

"Hahaha, iya benar, Pak."

Kaki pasutri itu kompak berhenti melangkah kala mendengar suara Rayyan dari balik pintu ruang kerja yang terbuka seperempat.

Naya mendongak untuk memastikan, Algra pun berkata, "Kita nguping bentar, lo diem ya." Gadis yang tangannya sedang digandeng oleh sosok Algra mengangguk sebagai respon.

"Kita tidak perlu khawatir dengan konsistensi di saham, profit ataupun lainnya," ucap Rayyan dengan lawan bicara di seberang telepon. "Saya sudah mengorbankan satu anak laki-laki saya untuk menikah dengan anak dari pimpinan Harapan Jaya Corp, selama mereka menikah, tidak ada sedikitpun yang perlu dikhawatirkan. Suntikan dana akan terus mengalir."

"Maksudnya apa? Ayah nikahin gue sama Naya karena bisnis? Termasuk pernikahan boongan di masa kecil?" Dibalik pintu tersebut, ada Algra yang guratan di urat tangannya menegas.

Sepasang pasutri yang sedang menguping pembicaraan Rayyan spontan bersembunyi di balik tembok yang kebetulan dekat dengan posisinya lantaran si empunya ruangan sudah selesai dengan urusan telepon-menelepon.

"Nay, lo mau langsung ke kamar atau ikut gue mata-matai ayah dulu?" tanya Algra. Matanya masih fokus dengan arah jalannya Rayyan.

"Ikut lo," jawab Naya lugas. Naya gitu loh, mager-mager begini, dia juga suka penasaran.

Algra dan Naya melanjutkan kegiatan memata-matai itu. Di sana tampak kalau Rayyan sedang berjalan cepat ke kamar si kembar, Ale Aza. Sampai detik ini belum tau apa yang akan dilakukan oleh pria setengah baya tersebut. Hingga pada akhirnya-

BUGH

"SAYA BILANG APA, HAH? KALIAN ITU HARUS BELAJAR MATERI SEKOLAH DARI SEKARANG!" teriak Rayyan pada Ale dan Aza yang semenit lalu beralih dari buku pelajaran. Boro-boro di manja dan di sayang oleh sosok ayah, di usia 4 tahun, si kembar sudah dipaksa memahami materi sekolah dasar. Miris.

"Hiks, Ayah, Ale sama Asa barusan juga belajar kok," suara tangis Ale mengencang, di luar sana Algra dan Naya mendengar dengan jelas.

PLAK

"MEMANG DASARNYA BEBAN YA TETAP BEBAN! SAYA MENYESAL SUDAH MEMBIARKAN KALIAN HIDUP SAMPAI SEKARANG!"

"SAYA BENCI ANAK PEREMPUAN! BISANYA HANYA MENJADI BEBAN SAJA! SEPERTI KAKAK KALIAN RAYA YANG BEGITU MENJIJIKKAN!"

"MEMALUKAN!"

PRANG... PRAK...

"Sakit ayahhh...!"

Tadinya Algra ingin menguping lebih lama, tapi karena keadaan di dalam kamar itu kelihatan semakin tidak kondusif, ia memutuskan untuk masuk.

"CUKUP, YAH!" Dengan cepat Algra menepis tangan Rayyan yang ingin menampar adiknya, Aza.

"Algra...."

"Algra nggak nyangka, Ayah punya pemikiran serendah itu." Algra beralih dari Rayyan, ia menggendong Aza dan membawanya keluar kamar. Sementara itu, Ale digandeng Naya mengikuti arah pergerakan Algra.

"Algra! Jangan ikut campur, mau kamu bawa kemana dua beban itu!" ucap Rayyan dengan emosi memburu.

Algra bablas saja, sama sekali tak memperdulikan ucapan Rayyan. Sampai saat ini ia masih tak habis pikir dengan semuanya. Penilaiannya terhadap Rayyan selama ini salah. Dibalik sikap humoris Rayyan, ternyata ada sikap terkutuk yang disembunyikan.

Bukan hanya itu. Tak tau saja Algra kalau Bunda tersayangnya selama ini juga depresi karena Rayyan. Jikalau cowok tinggi itu tau apa yang Rayyan lakukan terhadap bundanya, apa yang akan terjadi?

Dibalik sikap biasa-biasa saja yang Rahayu tunjukkan, ada banyak luka yang disembunyikan. Selama pernikahannya dengan Rayyan, bisa dibilang kalau ia tidak bahagia. Rahayu harus disalahkan berkali-kali saat melahirkan anak perempuan. Itu terjadi saat kelahiran Raya waktu dulu. Rayyan dengan teganya ingin memisahkan ibu serta kembaran Raya, Alvi, dari Raya dengan alasan gender. Bahkan penamaan anak kembar yang tidak selaras 'Alvireo Rayyan Danadyaksa serta Raya Syahriza Danadyaksa' adalah keputusan Rayyan. Pria setengah baya itu bilang, anak perempuan tidak pantas bersanding nama dengan anak laki-laki. Alhasil nama anak kembar itu terlihat lumayan kontras.

Hal yang sama juga terjadi ketika Ale dan Aza dilahirkan. Pemilik Danadyaksa's Group itu juga pernah ingin membuangnya ke panti asuhan, tapi keinginannya gagal karena Rahayu mengancam bunuh diri. Rayyan butuh Rahayu, itulah sebabnya Ale dan Aza masih tinggal bersama mereka sampai sekarang.

"Nay, nggak pa-pa 'kan kalo Ale sama Aza tinggal bareng kita?" Di dalam taksi online yang mereka pesan, Algra bertanya serius.

"Nggak pa-pa, Gra." Naya tersenyum, mengusap kepala Ale yang sekarang ada dipangkuannya. Dari dulu Naya suka dengan anak kecil. Bahkan, dia sering sekali bermain dengan anak tetangga yang masih kecil karena tidak punya adik sendiri yang bisa diajak main.

"Kalo Ayah bisa setega ini sama Ale dan Aza ... Berarti Bunda?" Pikiran Algra langsung tersentak kala mengingat nasib bundanya yang masih bersama Rayyan saat ini.

Bunda ❤️

Nak, tolong kembalikan adikmu

Bunda gapapa kan?

Nggak apa-apa

Balikin Ale dan Aza ya

Gabisa Bun, mereka biar sama Algra aja

Bunda baik kan?

Algra jemput Bunda ya?

Jangan!

Bunda disini aja nggak apa-apa

Bunda titip Ale dan Aza ya Gra

___

Dengan langkah tertatih, cowok berinisial AZD itu berlari menaiki tangga setelah menitipkan adik kembarnya pada Bi Jinah, asisten rumah tangganya. Hati dan pikiran laki-laki 18 tahun itu saat ini sedang kacau. Rasa kecewa begitu menyayat hatinya. Rayyan yang selama ini menjadi panutannya ternyata tidak pantas disebut sebagai seorang ayah.

"Bik, titip Ale Aza ya." Agaknya Naya khawatir dengan Algra, secepat mungkin ia melewati tangga untuk sampai disisi Algra.

"Gra, gue masuk ya?"

Karena tidak ada jawaban sama sekali, gadis yang sore ini memakai dress coklat selutut memilih segera masuk. Hatinya ikut sakit ketika mendapati Algra yang tampak hancur sehancur-hancurnya. Algra memang tidak menampakkan-nya dengan tangis ataupun amukan. Namun mata hati Naya bisa merasakan luka teramat dalam yang tertoreh di benak suaminya.

"Algra, seperti yang gue bilang tempo hari, siapapun berhak nangis." Naya mengikuti Algra yang berjalan ke arah balkon kamarnya.

Naya menempatkan tangannya di bahu cowok itu. "Gra, nangis gapapa."

"Gue terlalu bodoh dalam menilai seseorang, Nay," kata Algra. Mukanya masih merah sampai sekarang. Napasnya juga masih memburu.

"Teriak sekencang mungkin, nangis kalo perlu, gapapa." Naya meraih tubuh Algra dan memeluknya penuh cinta kasih.

"ARGH!!! KENAPA BEGINI, TUHAN?!"

Dari yang awalnya enggan menangis, cowok itu menitikkan air matanya. Tak tahan untuk menyembunyikannya lagi. Diterbangkan dengan ekspektasi terbaik, lalu dijatuhkan dengan kenyataan pahit rasanya sakit, sesak.

5 menit berlalu, Algra duduk bersimpuh, menaruh kepalanya di paha Naya, membiarkan si gadis memberikan elusan yang menenangkan.

"Nay, beresin baju-baju kita, kita pindah." Sepersekian menit berlalu, Algra mencapai posisi duduk.

"Pindah?"

•••

3001 words

Kepanjangan ya?

Spoiler:

Si Algra ga tahan kenapa ya? Buang air? 🐑
...

Sebelum unboxing, kita bahas yang sedikit berat dulu xixi

Kamu suka konflik pelakor atau keluarga nih?

Pengen konflik utamanya cepet datang atau uwu-uwuan dulu?

...

KONFLIK RINGAN 🌥️

KONFLIK BERAT 🔥

...

BERI AWAN ☁️

7K+ VOTE & 4K+ KOMEN FOR NEXT ❤️

...

Follow ig =
@queenliiiiiiii_ [i nya 7]
@algrafizay (akun RP Algra)
@nyanka.zqueendya ( akun RP Naya )

THANKS YA.

SEE YOU ✨

Btw, ada yang mau join GC WA ALGRAFI?

YANG MAU BOLEH JOIN, TAPI DI SANA GA ADA APA-APA KARENA ADMINNYA BELUM ADA.

EM, NANTI DI GC ITU AKAN ADA PEMBENTUKAN ADMIN DAN RP.

SYARAT MASUK GC :
1. SUDAH BACA ALGRAFI
2. FOLLOW AKUN WP INI
3. FOLLOW AKUN INSTAGRAM RP (ALGRA DAN NAYA)
4. FOLLOW AKUN INSTAGRAM AKU.
5. PUNYA REM ATAU KONSISTENI UNTUK TIDAK MEMBICARAKAN LAPAK LAIN/CERITA LAIN.

LINK ADA DI BIO KU YA.

1 Oktober 2021

Salam Sukses

Queenliiiiiii

queenliiiiiii


Silau 。◕‿◕。

.
.
.

A L G R A F I

繼續閱讀

You'll Also Like

518K 27.3K 37
SEBELUM BACA JANGAN LUPA FOLLOW AUTHOR NYA DULU YA GUYSS.. ~bagaimana ketika seorang perempuan bertransmigrasi ke tubuh seorang perempuan yang memili...
5.8M 274K 52
Follow sebelum membaca. Cerita sudah diterbitkan dan tersedia di Shopee. ||Sinopsis|| Menceritakan tentang kisah seorang gadis bernama Revaza Khansa...
6.3M 143K 40
"Mau nenen," pinta Atlas manja. "Aku bukan mama kamu!" "Tapi lo budak gue. Sini cepetan!" Tidak akan ada yang pernah menduga ketua geng ZEE, doyan ne...
612K 22.6K 50
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...