Komang

By DimskiDimski

376K 9.9K 187

Cerita tentang Komang dan empat orang sahabatnya di masa-masa mereka menikmati gejolak remaja SMA. Dari salin... More

Bagian 1 dan 2
Bagian 3
Bagian 4
Bagian 5
Bagian 6
Bagian 7
Bagian 8
Bagian 9
Bagian 10
Bagian 10
Bagian 11
Bagian 12
Bagian 13
Bagian 14
Bagian 15
Bagian 16
Bagian 17
Bagian 18
Bagian 19
Bagian 20
Bagian 21
Bagian 23
Bagian 24
Bagian 25
Bagian 26
Bagian 27
Bagian 28
Bagian 29
Bagian 30
Bagian 31
Bagian 32
Bagian 33
Bagian 34
Bagian 35
Bagian 36
Bagian 37
Bagian 38
Bagian 39
Bagian 40
Bagian 41
Bagian 42
Bagian 43

Bagian 22

7.7K 220 2
By DimskiDimski

Felix mengangkat tubuh Ferdian sebentar kemudian dia memberikan gelas berisi air hangat itu kepada Ferdian. Ferdian meminumnya hingga setengah gelas setelah itu dia rebahan lagi. Felix menaruh gelas yang sudah tinggal setengah itu diatas meja computer.

"Lo mau gue gosokkin kayu putih lagi?"

Ferdian menggeleng.

"Ya udah istirahat aja, gue rebahan samping lo yaa."

Ferdian mengangguk.

Felix kemudian membuka kaos yang dikenakannya setelah itu dia naik keatas tempat tidur.

"Eh, Fer, keberatan ngga kalo gua buka celana panjang gue, ngga enak ini rasanya celana udah dua hari dipake dan dijalanan pula kena debu. "

"Buka aja, 'lix, ngga apa apa, ngapain sih setiap apa apa kamu itu mesti tanya?"

Ferdian mulai bisa tertawa. Dia geli melihat tingkah laku Felix yang salah tingkah.

"Yaa kan gue ngga biasa sama lo, kalo di rumah Komang atau Aldo kan gue cuek."

"Yaa mulai sekarang lo juga harus bisa belajar cuek kalo di rumah gue. Okey yaa?"

Felix mengacungkan jempolnya lalu tertawa, setelah itu dia berdiri dan menurunkan celana panjang seragamnya itu, dia kemudian rebahan lagi ditempat tidur disamping Ferdian. Bawaannya sudah mulai lebih rileks.

Ferdian menarik napas panjang, dimiringkannya badannya lalu ditaruhnya tangannya didada Felix. Ferdian memejamkan matanya. Felix menoleh pada Ferdian, dia tersenyum. Dibiarkannya tangan Ferdian berada diatas dadanya tersebut. Felix kemudian memegang tangan Ferdian, dia memiringkan badannya dan tidak melepaskan tangannya yang sedang memegang tangan Ferdian. Dengan tangan satunya Felix mengusap usap kepala Ferdian.

Ferdian yang sebenarnya belum tidur lalu merangsek maju perlahan sehingga kepalanya berada tepat dibawah ketiak Felix.

Felix membalikkan badannya lagi menjadi terlentang. Dia menarik napas panjang dan kemudian memejamkan matanya berharap apa yang dirasa olehnya segera pergi. Tangannya masih memegang tangan Ferdian yang ditaruh diatas dadanya. Satu tangannya lagi ditaruh dibelakang kepalanya.

Ferdian beringsut dan kemudian menaruh kepalanya didada Felix. Felix kembali menarik napas panjang. Dia kemudian mencium lembut kepala Ferdian. Ferdian mendongakkan kepalanya ketika dia merasa kepalanya sedang dicium. Keduanya bertatapan, tak ada suara seolah saling menanti untuk bicara atau untuk bergerak.

Felix perlahan menggeser Ferdian lalu dia bergerak menindih Ferdian, ditatapnya Ferdian sekali lagi dalam dalam. Tak ada perlawanan, taka da penolakan. Felix perlahan mengecup lembut bibir Ferdian. Setelah itu dilumatnya bibir bawah Ferdian. Tangan Felix masuk kedalam kaos yang dipakai Ferdian, diusapnya lembut putingnya Ferdian.

Ferdian mengerang lirih dan membalas ciuman Felix. Dipegangnya kepala Felix. Keduanya berciuman dalam waktu yang cukup lama.

Felix melepaskan bibirnya dari bibir Ferdian.

"Aah, anjing! ... Bibir lo enak banget sumpah."

Ferdian hanya tersenyum dan terus menatap Felix.

"Lo bilang kalo mau diterusin. Kalo lo mau berenti, gue akan berenti, Fer."

"Felix Wibowo, aku ... "

Ferdian menarik kembali kepala Felix dan kali ini dia mencium Felix dengan penuh rasa. Dimainkannya lidahnya di mulut Felix yang membuat Felix perlahan menjadi naik menggila. Felix kemudian menarik bibirnya dari bibir Ferdian, dia menarik kaos Ferdian hingga terlepas. Setelah itu dia membuka celana Ferdian dan menariknya bersama dengan celana dalam Ferdian. Kini dihadapan Felix, Ferdian sudah dalam keadaan telanjang. Kontol Ferdian tegak berdiri menyentuh perutnya dan putingnya yang berwarna merah muda itu begitu menggoda Felix.

Felix kemudian berdiri dan menurunkan celana dalam yang dipakainya. Dihadapan Ferdian, terlihat badan Felix yang atletis dan kontol 18 cm yang berdiri tegang keras.

Felix kembali menindih Ferdian, mulutnya kini mengarah pada putingnya Ferdian. Dimainkannya lidahnya di puting Ferdian, digigitnya putingnya itu dan kemudian dijilatnya dengan lidahnya bergantian kiri dan kanan.

"Oooh .. Felixxx ... Aaaahh ... Ssshh .. Feeeelliixx ... Ooh ... Ohh ... Eeeeeuunggghhhh ... Feliixxx ... "

Felix kemudian mencium kembali Ferdian. Ferdian mendorong Felix dan merebahkannya disampingnya, dia kemudian bangkit dan kepalanya diarahkan ke kontol Felix. Ferdian mengocok kontol Felix dan meremasnya lalu dimasukkannya kontol itu kedalam mulutnya.

"Hooooooaaaaahh ... Feeerrrr .... Aaahhh ... Anjiiiingggghhhh ... Enaaaakkhhh .... Feeeerr ... Ooooohh .. Feeerr ... Teruuussshhh ... Teruuussshh .. Sukaaaahh gueeeehh .. Feeeerrdiaaann .. Enaaaakkhhh ... "

Felix meracau merasakan kenikmatan yang tak pernah ia rasakan. Ferdian terus mengisap isap kontol Felix tersebut. Felix merasakan bahwa dirinya akan segera sampai. Dia menarik badan Ferdian lalu dipeluknya dan diciumnya Ferdian, Felix membalikkan badan sehingga kembali ia yang menindih Ferdian. Setelah ciuman beberapa lama. Felix kemudian bangkit dan turun dari tempat tidur, dibukanya laci meja computer Ferdian, diambilnya pelicin dari laci itu. Dia berjalan lagi ke tempat tidur.

Felix kemudian mengoleskan pelicin itu pada kontolnya setelah itu dia mengoleskan pelicin itu juga pada lubang pantat Ferdian. Felix mengambil bantal dan mengganjal pantat Ferdian dengan bantal tersebut. Diangkatnya kedua kaki Ferdian dengan kedua tangannya dan ditaruhnya masing-masing di bahunya. Felix kemudian mengarahkan kepala kontolnya pada lubang pantat Ferdian, perlahan dia dorong kontolnya masuk kedalam pantat Ferdian.

"Aaaaaahh ... Feliiixxxx .. Ssshhh .. Aaaahhhhhh ... "

"Hooohh Feerrrr ... Sssshh ... Sempittthhhh .... Aaahh enaaaakkhh ... Ssssh sakkittthh Feerr?"

Ferdian menggelengkan kepalanya. Felix terus mendorong kontolnya hingga masuk semua kedalam pantat Ferdian. DIa kemudian mencium dan menggigit puting Ferdian. Setelah itu Felix mulai menggenjotkan kontolnya.

"Aaahh ... Feeerr .. Sssshh .. Feerrr .. Oooohhh ... Oooohhh ... Arrgghh ... "

"Feellixxxx ... Teruussshh .. Aaahh .. Teruussshh ... Aahhhh masukiiinnn teruuussshhh .. "

Baru sebentar saja badan Felix sudah banjir keringat. Dadanya basah oleh keringat yang mengucur dari lehernya. Ferdian meremas dada Felix, mengusap usap putingnya Felix dan memelintir sesekali.

"Ooohhh ... Feeerrr ... Anjiingggg iniiiihh enaaakkhh ... Feeerrr ... Aaahh ... Gueee ... Aahh .. "

Felix terus menggenjot dan tangannya satu mengocok kontol Ferdian.

"Feeeliixx .. Eeeuuhhh .. Ooohh .. Mau keluaarrrhhh .. Aku maaauu keluaarrrhhh ... "

Felix menatap Ferdian dan mengangguk.

"Keluaarriinn Feerrr .. Keluarrriiinnn ... "

"Felixx .. Ssshh .. Oohhh .. Aaaahhhhhhh akuuuu keluarrrrrrrrr .. Felixxxxx ... "

Kontol Ferdian menyemburkan air mani berkali kali membasahi dada dan perutnya. Felix kemudian mengambil air mani itu dan mengusapnya di perutnya yang rata. Kontolnya terasa dijepit dan dipijat ketika Ferdian keluar.

"Aaaah ... Guee jugaaahh nggaa bisaaa nahaaaannnnn ... Aaahh .. Feeeerrr ... Kontooooollll ... Gueee bucaaatttthh aannjiiingggghh ... Aaaahh bangsaattthh enaaakkkk bangeth .... Ferdian Ferosaaahh gue mau ... Kelu ... Arrggghhh .. Osaaaaaa ... "

Felix menghujamkan kontolnya dalam dalam didalam pantat Ferdian. Ferdian merasakan semburan hangat dari kontol Felix didalam pantatnya.

"Hooooh .. Anjiiinggghhh .. Nikmaattthh .. "

Felix kemudian merebahkan dirinya diatas Ferdian, membenamkan wajahnya pada leher Ferdian. Keduanya terdiam, hanya napas menderu yang perlahan menjadi napas yang teratur. Felix kemudian mencabut kontolnya dari pantat Ferdian dan berguling kesamping Ferdian.

"Fer? Maafin gue."

Ferdian kemudian menyamping, membelakangi Felix.

"Fer?"

Ferdian mencari tangan Felix dan kemudian menariknya untuk memeluknya.

"Bobo yaa, 'lix,"

Felix tidak mengatakan apa apa lagi, dia memeluk erat Ferdian. Tak lama terdengar dengkuran halus dari keduanya.

***

Pak Wimang merebahkan dirinya di kasur di kamarnya. Diturunkannya celana dalam yang dipakai olehnya. Dia mulai mengocok dan meremas kontolnya. Tangannya sesekali mengusap dan memelintir putingnya.

"Ooohhh .. Ssshh ... Teruussss issaaapp Diaaannn ... Aahhh .. Ssshh .. Teruussshh .. Aaahh mamanggg nggaaa tahaaannn .. Ssshh .. Mamaaangg eweee yaaaa .. Aahh .. Diaaaannnn ... "

Pak Wimang terus mengocok-ngocok kontolnya. Badannya mulai berkeringat.

"Ssshh ... Diaaannn ... Aaahh ... Memeeekk Diaaann enaaakkhh .. Aaahhh sempiittthh ... Aaahh .. Aaahh .. Anjiiinggghhhh ... Goyaaannngg attuuh Diaaann ... Aaahh .. Sssshh .. Sshhh .. Taaahh gituuuuu ... Teruusssshhh ..... "

Pak Wimang menaik turunkan pinggulnya sambil tangannya terus mengocok kontolnya.

"Hoohh Diaaaann .. Aahh .. Mamang kenyoottt pentilll Diaaannhh .. Ssshh . pentil meraaahh punya mamaaangghh .. Aaahh ... Diaaann mamaaanggg kaluaarrrhh .. Arrrggghhh ... Ssshh .... Pejuuu mamaaanggg buattt Diaaaannn ... Anjiiiiinggggghhh anjiiinggghh keluarrrrhhhhh ... "

Kontol Pak Wimang berdenyut dan kemudian mengeluarkan air mani berkali kali membasahi perut dan dadanya. Pak Wimang terus mengocok dan meremas kontolnya sampai tidak ada lagi yang keluar. Dia menarik napas panjang dan kemudian memejamkan matanya.

***

Suasana warung dekat sekolah tampak sepi. Malam sudah semakin larut. Bapak penjaga warung bersiap siap untuk menutup warungnya. Aldo masih duduk disitu menikmati rokoknya berdua dengan Ahmad.

"Jadi gimana, 'do?"

"Ya emang harus ubah rencana. Gue denger Komang di kantor polisi."

"Hah? Serius? Kasus apaan?"

"Kagak tau gue. Tapi itu bakalan bikin kita lebih mudah untuk ngerjain rencana kita."

"Oke. Lo udah atur kan semuanya? Gue sih ama anak-anak tinggal ngikut aja, 'do."

Aldo mengangguk, dia mematikan rokoknya.

"Pak, udah mau tutup yaa? Sorry nih jadi kemaleman bapak bukanya. Gue cabut sekarang, Pak. Berapa semua?"

Bapak penjaga warung itu kemudian berjalan mendekati Aldo.

"Enggak apa apa, dari dulu juga kalo libur sekolah yaa gini, warung sepi. Bapak mah santai aja. Semuanya 40 ribu termasuk rokok."

Aldo kemudian mengambil dompetnya dan mengeluarkan uang 50 ribu.

"Ini, Pak, kembaliannya ambil aja. Anggap aja bayar lembur bapak hahahaha."

Bapak penjaga warung pun ikut tertawa. Tak lama Aldo dan Ahmad keluar dari warung itu dan bapak penjaga warung pun menutup pintu warung dan menguncinya.

Bapak penjaga warung itu kemudian masuk ke dalam kamar tempat beristirahat, satu satunya kamar di situ.

"Sudah dengar tadi?"

"Sudah, pak."

"Kamu mau tidur sini lagi? Mau bapak temani?"

Seseorang yang diajak ngomong oleh bapak penjaga warung itu menganggukkan kepalanya. Keduanya kemudian membuka baju dan celana hingga telanjang bulat lalu rebahan berdampingan. 

Continue Reading

You'll Also Like

166K 9.3K 52
🔞 Yesha, gadis yang terjebak di markas Geng pembunuh bayaran, ia benci dihadapkan dengan situasi seperti itu, namun pada akhirnya ia memilih untuk m...
39.4K 2.3K 29
🏳️‍🌈 GAY STORY Adrian, namanya terseret kasus penggelapan dana perusahaan yang sama sekali tidak ia lakukan. Tapi hakim sudah memutuskan Adrian seb...
13.5K 437 3
begone be·gone /biˈɡôn,-ˈɡän/ exclamation go away (as an expression of annoyance). *** Mostly, sad. ***
U DAN G By Nasah1

Teen Fiction

8.3K 356 10
"Uta ututuuu..." "Diem ya lo, Gundul!" Ucap Uta tanpa menoleh pada orang yang datang. "Gue Gundala ya, rambut gue juga gondrong gini." Kata remaja di...