Pak Linggar

De rammdinn

1.7M 141K 1.5K

[TAMAT] cerita ini santai minim konflik untuk penghilang penat:) *** Rheta Amanita L, mahasiswa semester tiga... Mais

00
01. pagi yang buruk
02. pak dosen idola?
03. kecelakaan
04. diperiksa pak dokter
05. modal pdkt
06. temu kangen
07. masalah baru
08. malaikat tanpa sayap
09. phone
10. no more excuses
11. happiness
12. kembali ngampus
13. mall
14. poor Arumi
15. cat cafe
16. mba Riri
17. akhir (tak) bahagia
18. nasi goreng
19. kebodohan yang haqiqi
20. hey siapa dia
21. Bisma sialan
22. tanpa judul
23. sugar baby
24. dapat(kan) ijin papah
25. malam berbintang
26. kembang api
27. aku yang salah
28. best vren
29. andai aku bisa
30. video call
31. pak Linggar sakit
32. agresif
33. spesial undangan
34. cemburu tanda cinta
35. birthday party
36. tembok transparan
37. jodoh orang
38. semakin rumit
39. hancur
40. perjanjian tanpa sadar
41. chill dren
42. titik terang bukan
43. pecah
44. doi ngambek
45. ditelpon Mamah
46. di waktu yang singkat ini
47. kita kembali
48. hanya mimpi
49. perundingan meja makan
50. the end
51. hari yang cerah
52. sisi buruk pak Linggar
53. hadiah indah
54. katanya mau pergi
55. pesan terakhir
the last
extra part
extra part lagi
extra part dulu
yuk yuk extra part nih
extra part lagi astogel
mabok extra part:")

extra part terus

24.8K 1.5K 24
De rammdinn

Aku update jam 2:14 wib. Kalau kalian kapan baca chap ini? 😏

Happy reading !!

***

Siang ini Rheta sedang mampir ke apotek nya. Kalau ada yang beranggapan Rheta pengangguran, jawabannya tidak ya buk-ibuk!

Rheta punya apotek sendiri dan dia yang jadi apotekernya. Itu pekerjaan sampingan seorang Rheta Amanita. Kerjaan utamanya yaitu jadi nyonya Linggar. Ahai

Sejak setahun yang lalu bisnisnya itu mulai berjalan. Meski Rheta tidak stay 24 jam di apotek, tapi setiap habis antar Gatya dan Gina ke TK, dia pas mampir.

Tok tok tok!

"Ya masuk." Seru Rheta dari dalam ruangannya. Kini Rheta sedang sibuk membaca laporan stock obat yang hampir habis.

"Permisi bu, keliatan sibuk amat. Katanya orang kaya kok kerja lembur bagai kuda gitu sih."

Seketika wajah Rheta terangkat. Dikira anak buahnya yang ketok pintu ternyata eh ternyata dua setan yang selalu menggodanya.

"Dari dulu muka kaget Rheta jelek banget ya, gak ada cantik-cantik" celetuk Alya bercanda, membuat Arumi seketika terbahak.

"Lah dia emang kapan cantiknya!"

"Sialan," umpat Rheta. Tapi senyum geli kemudian muncul di bibirnya.

Tanpa aba-aba Rheta langsung mendekati dua sahabatnya itu lalu memeluk mereka dengan erat.

"Gilaaa gue kangen banget sama lo pada! Udah pada jadi ibu-ibu jadinya pada sibuk, gak seru ah!"

"Dih padahal dia yang gaya paling sibuk ya Al."

"Hooh!" Sahut Alya. "Eh tapi kan emang bener Mi, anak nya Rheta paling banyak sendiri. Anak gue sama Bisma mah cuma 2."

"Iya juga sih. Anak gue juga cuma dua sama bang Dirga. Satunya aja itu anaknya mba Riri."

"Kalian kok malah sibuk ngomong sendiri sih! Gue malah dikacangin!" Rheta merengut dalam pelukannya.

Alya dan Arumi hanya mendengus mendengar ocehan perempuan itu.

"Udah lepas! Pengap gue lama-lama," cetus Arumi kemudian buat Rheta terpaksa melepas pelukannya.

Rheta mendelik tajam. "Pelit!" Hardiknya tapi Arumi tidak peduli. Dia malah terkekeh bersama dengan Alya.

"Gue bawain Bolen nih. Kemarin bang Dirga abis dinas dari Bandung. Udah lama gak ke Bandung kan lo?"

"Seriusan lo bawa Bolen??" Berubah Rheta menjadi heboh. "Mana-mana?! Gue mauu!"

"Udah lama banget tau gak main ke Bandung. Terakhir pas hamil Garga!" Kata Rheta lagi.

"Ih lama amat Ta. Sesibuk itu ya lo, jadi emak-emak." Komentar Alya yang langsung dapat anggukan dari Rheta.

"Hooh. Belum lagi kalo pak Linggar lagi kumat. Anak gue berasa nambah satu lagi anjir! Asli pusing banget..."

Tiba-tiba muka Rheta menjadi serius. "Kalian kalo bisa jangan punya anak banyak-banyak ya? 2 aja cukup. Sesuai anjuran perintah."

"Lah kenapa Ta?" Tanya Alya.

"Banyak anak, banyak rejeki kali Ta," kekeh Arumi. Rheta langsung mendengus.

"Tau ah, males ngomong sama kalian. Udah mana Bolen nya? Gue gak sabar pengen makan nih," pinta Rheta. Matanya sudah jelalatan mencari-cari bawaan Arumi.  Cepat sekali berubahnya mood ibu-ibu satu ini.

"Nih. Jangan diabisin, gue bawain buat ponakan-ponakan gue juga. Sama suami lo juga!" Peringat Arumi.

"Hmm. Ntar gue sisain."

"Taunya disisain cuma sepotong doang lagi."

Rheta mengabaikan ucapan teman-temannya lagi. Kini dia khusuk membuka bingkisan dari Arumi. Begitu wangi manis khas antara keju, pisang dan batter keluar, air liur Rheta langsung meronta-ronta.

Rheta pun mengigit kue manis itu. Sedetik kemudian matanya terbelalak lalu terpejam kembali, begitu meresapi cita rasa yang ada.

"Emmm enak bangettt Mi!"

Diam-diam Arumi dan Alya menatap penuh jijik ke perempuan itu.

"Kalo lagi kaya gini, gak keliatan sebagai nyonya Linggar nya ya Mi."

Arumi mengangguk setuju, sambil terus menatap ngeri ke arah Rheta.

"Masa iya pak Linggar nelantarin dia, engga mungkin banget kan."

Alya terkekeh geli. "Lagi hamil lagi paling tuh." Celetuknya.

Mata Arumi seketika melotot dan berbelok ke arah Alya.

"Eh iya! Baru inget sikap dia kaya gini sama persis kaya waktu hamil dulu ya?"

Alya balas mengangguk dan tersenyum penuh arti.

"Tapi kayanya Rheta belom tes. Dia nya juga kaya gak mau hamil lagi kan." Bisik Alya.

Baru Arumi mau menanggapi bisikan Alya, tapi keburu disela sama Rheta.

"Ngapain lo bisik-bisik?! Ngomongin gue kan lo pada?!"

Arumi dan Alya langsung pura-pura saja tidak terjadi apa-apa.

Arumi membolakan matanya, jengah, lalu berkata, "pede gila lo."

***

Rheta terpaksa pulang lebih awal dari biasanya cepat karena barusan dapat kabar dari Lisa kalau Gatya berantem di sekolah.

Gile gak tuh batu TK udah berantem aje.

Dengan rasa khawatir yang memuncak, Rheta segera tancap gas menuju rumah. Di mana sudah ada Gatya, Gina, Lisa dan Jeni. Mereka pulang dijemput supir pribadi yang ada di rumah.

Brak!

Pintu dibuka secara kasar tanpa sadar oleh Rheta.

"Lisa??" Panik Rheta mencari Nanny nya anak-anak.

"Iya bu? Mari bu, den Gatya ada di kamarnya lagi nangis-nangis. Di pipinya aden juga ada luka cakar. Tapi den Gatya tadi balas menjambak rambut Hana."

Seketika langkah kaki Rheta berhenti.

"Hana? Tetangga sebelah kita itu?" Tanya Rheta memastikan.

Lisa mengangguk, membetulkan.

"Aduhh bisa-bisanya anak saya cowok, berantem sama perempuan."

Rheta kembali menaiki tangga hingga lantai dua. Sesampainya di kamar Gatya, Gatya langsung memberi tatapan seperti mengadu ke mamahnya.

"Bundaaa sakit... Hiks."

Rheta segera memeluk Gatya dengan erat.

"Mana yang sakit hm? Bunda obatin dulu yuk?"

Gatya menggeleng menolak. "Pasti sakit. Huuuu."

"Terus kalau lukanya di diemin, apa bakalan sembuh nak? Yang ada nanti makin sakit. Abang mau?"

Lagi, Gatya menggeleng.

Kini Gina yang sudah tidak tahan lagi, akhirnya ikut meringsek, memeluk kembarannya yang sedang memeluk bundanya.

"Maafin Gina bunda, gala-gala Gina, abang jadi gini."

Dalam hati Rheta kebingungan. Dia belum sempat tanya kronologinya di TK tadi gimana. Tapi kini yang jadi prioritas Rheta adalah mengobati luka Gatya dulu.

"Gina gak salah. Abang luka kan karna Hana! Huuuu. Hana nakal bunda...." Adu Gatya lagi.

Rheta pun menghela napas. "Iya udah nanti bunda tanya-tanyain lagi ya. Sekarang kita obatin luka abang dulu. Mau?"

Gatya diam tidak menjawab. Dia masih nangis.

"Bunda janji sakitnya cuma sedikit kok. Soalnya kan kuman-kuman yang ada di luka abang pada mati. Jadinya cenut-cenut kaya digigit semut sedikit." Bujuk Rheta agar anaknya mau.

Hiks.

"Tapi kalo luka abang gak mau diobatin, yang ada kuman-kumannya semakin banyak nempel di luka abang. Jadinya semakin sakit lagi. Sekarang  abang mau pilih yang mana? Sakit sedikit tapi cepet sembuh atau engga diobatin tapi nanti samakin sakit?"

Hiks.

"I-iya bunda. Gatya mau."

Rheta tersenyum lembut disusul mencium puncak kepala anaknya.

"Good boy. Itu baru anak bunda."

"Gina juga bunda..." Pinta Gina.

"Haha. Iya bang Garga, princess Gina, semua anak bunda."

Kemudian Rheta memerintah Lisa untuk mengambil kotak p3k. Setelah itu Rheta mengobati luka cakar itu.

Gatya sempat nangis lagi. Hingga akhirnya anak itu kecapekan dan tertidur.

Melihat itu Rheta jadi tersenyum tipis. Anaknya sebenernya jagoan. Tapi entah kenapa dia bisa nangis gini cuma karena cakaran Hana.

Setelah tadi tanya ke Lisa, ternyata Gatya tadi mau membela Gina yang hampir nangis karena Hana.

Tapi Rheta yakin, Hana pasti tidak bermaksud ingin bikin Gina menangis. Dan juga mencakar pipi Gatya. Nama nya anak kecil. Rheta bisa maklum.

Rheta sudah cerita semuanya ke pak Linggar. Dan balasan dari bapak-bapak itu sangat mengejutkan. Pak Linggar akan langsung pulang ke rumah katanya. Padahal jam kantornya masih beberapa jam lagi.

Sudah Rheta larang tapi pak Linggar membuat alasan sekalian makan siang di rumah dan menjemput Garga di sekolah.

Alhasil, begitu pak Linggar pulang ke rumah, Rheta tidak dengar. Rheta sedang ganti baju di kamar, selesai masak makan siang.

Rheta sudah mempersiapkan diri secantik mungkin. Walaupun suaminya pulang cuma sekedar mampir makan siang, tapi Rheta tetap ingin dapet pujian dari pak Linggar.

"Gue kurang wangi apalagi coba. Parfum bahkan sebotol langsung abis." Kikik Rheta, terlihat konyol.

Rheta pun keluar dan kamarnya ingin mengecek apakah suaminya udah pulang atau belum. Tapi saat dia menuruni anak tangga,

"Jeni apa-apaan kamu?!"

Rheta melihat pemandangan yang seolah-olah pak Linggar dan Jeni sedang berpelukan dari belakang.



***

Penasaran sama adegan selanjutnya ga? 🙈

Tebak-tebakan yok, nanti Rheta bakal gimana:

1. Ngamuk, trus nyuruh pak Linggar bobok di luar

Atau

2. Nangis-nangis, terus manja-manja an lagi sama pak Linggar

Xixixi
pilihannya agak sulit ya bunda
😝😝

Semoga kalian suka. Terimakasih buat voment nya. Luv you!!!😘

Kita ketemu lagi di chapter selanjutnya yak. See u💞✨




Continue lendo

Você também vai gostar

211K 10.8K 38
Kaleo Davian Tirtayasa (30 tahun) CEO Tirtayasa Corp, Mempunyai seorang Sekretaris Cantik dan juga kompeten Aurora Gladyssa Reanita(26 tahun). Gladys...
Auristela (END) De Cik

Ficção Adolescente

172K 12.2K 45
‼️FOLLOW DULU SEBELUM BACA‼️ {SECOND STORIES ABOUT ACHILLES} Judul yang lama : A Mistake Love Judul yang baru : Auristela Start 06 Juni 2020 - Fin...
4.4K 2.1K 40
Silahkan mampir mampir dicerita ini. Yakin deh gak bakal nyesel,endingnya?wuush jangan ditanya seru buanget.Jangan lupa tinggalin jejak ya♡ DON'T COP...
1.8K 125 31
JUAN MAHENDRA sang ketua osis yang berwajah tampan dan juga bertubuh tinggi. Bertemu dengan gadis cantik dan mungil bernama JASMINE gadis cerewet yan...