Her Real Value

By mrslaras

900K 102K 6.4K

warning! 21+ adult content. Shella : mau tahu rasanya jadi aku? nih aku kasih deh kamu kesempatan untuk menc... More

Percuma Kamu Dirumah?
Selingkuh Itu Apa?
Otak Kopong Katanya?
Banyak Berkahnya?
Cast
Ibu dimana - mana ya namanya tetap Ibu
Mas Bisa?
Baru Day-1 Loh
Ayah - Bunda = ....?
Allah Maha Melihat Loh Mas
Ketarik tapi Gak Ketarik?
Gak ada Bunda = Rumah Roboh
Eh Ada Tamu..
Ganteng - Ganteng - Galak
A untuk Apel.. A..A..A..
Enjoy It While It Last Ayah
You Had My Heart At Hello
Good Job Aditya!
I Remember Every Words You Said
Kemarin Bisa Gagah?
Jangan Gentar Bapak Aditya
Gak Rela
Satu Nama itu Tadinya Aditya
cuman survey
Yang Bikin Aku Pingin Pergi Siapa?
Menurut Mas?
Sama - Sama Tapi Gak Percaya, Buat Apa?
Memang Seharusnya Begitu
Pantes di Garong
Ngeselin
Pikirin Lagi Shel
Laki - Laki gak Bakal Paham Dona
Jangan Paksa Aku Percaya
Aku Baper Pak
Jangan Kemana - mana, please..
Lain di Mulut, Lain di Badan
Jadi? Aku Yang Jahat?
Biar Pak, Bisa Jadi Mas?
Kamu atau Aku, Yang Bermasalah?
Bukan Urusanku
Karena Aku Gak Yakin Lagi
Masa - Masa Indah Kita
Dosa Suami
Ayah Yang Setia
Si Air Jernih Yang Jadi Keruh
Kisah Kursi Malas
Jodoh Buram Marshella
Pillow Talk
Lancar Jodoh
Aku Harus Tegar
Aku Gak Mau Ada Mas
Awkward Moment
Istri... Istri..
You'll See The New Me
Senyap
Melas Bojomu Shel
Bangga?
Kamu Gak Tahu Rasanya
Hallo Dulu aaah (author)
Aku Bisa...?
As Long As You're Happy
Your Time Is Up!!
Obat Stressku Sayang
Semua Baik - Baik Aja?
Oh.. Ternyata
This Is Why I Love You
Setiap Perasaan itu Valid!
Nasta Melewatkan Satu Hal
Mengaku itu Susah
Siapa Yang Gagal?
Bingung
The World Is Ours, Tonight
Egois
Quit
Mami
Yang Aku Mau
Sweet Angel
Apa Itu Damai?
Kesempatan Kedua
Marriage Number One...End ( LAST PART )
AFTER THE STORM! (SHELLADITYA PART 2)
MUST BACK ON TRACK!
SUNGKEM
Tertangkap Basah
PERSAINGAN KETAT
Laki - Laki untuk Anakku
Seseorang dari Masa Lalu
a little background
Cintanya di Siram Lagi
Teori Sendal Jepit
Apa Salah Dan Dosaku, Sayang?
It Takes Two To Tango
The Key Of Staying In Love
Happy Birthday Mas Adit..
Shellanyaditya atau Adityanyashella?

Syuh.. Pil Kecil Pergilah!

9.7K 848 59
By mrslaras

Be grateful to what you have. Semenjak membaca tulisan itu, aku jadi semakin bersemangat untuk merawat ikatan cinta (bukan sinetron) di antara aku dan Shella ( bukan Andin karena aku bukan Arya Saloka, yang ramai di perbincangkan ibu – ibu di kantor).

Banyak perenungan yang bisa di ambil dari tulisan yang gak sengaja aku temukan itu. Kadang memang hidup itu suka gitu, bisa dapat inspirasi, perenungan bahkan pelajaran, dari sesuatu yang gak kita duga – duga.

Tadinya mana aku kepikir, move on ternyata kalau di terapkan dengan gegabah, justru berakibat kita malah jadi salah mengatasi masalah dalam hubungan utamanya pernikahan.

Move on yang sering di bilang orang – orang 'hidup itu moving forward, kalau maunya di tinggal di belakang ya tinggalin aja' ternyata gak bisa juga mutlak di praktikan begitu aja.

Contohnya aku dan Marshella. Kemarin bisa saja aku memutuskan move on karena Shella sulit banget aku raih tangannya dan aku ajak melangkah maju. Meninggalkan Shella yang enggan membuat kemajuan dalam menyelesaikan masalah kami? ya bisa saja.

Waktu itu bisa, tapi mungkin end up nya bisa gila jadinya.

Gimana kalau aku waktu itu keburu – buru move on? Terus pas udah jalan terlalu jauh, aku baru kepikiran. Harusnya aku lebih berusaha dan bersabar, semuanya bisa di atasin. Terus udah terlambat? Banyak kan yang begitu.

Berlagak gagak berani, yaudah kalau gak mau di ajak bener, gue tinggal lo. Setelah ninggalin, yang nyesel bukan yang di tinggalin. Tapi yang ninggalin.

Semua karena, enggan mencari solusi. Padahal nyari solusi itu kan juga gak sekali jadi.

Makanya dalam hidup itu ada TRIAL&ERROR.

Masalah gak bisa di selesaikan dengan SEMUA SERBA KILAT.

THE UNEXPECTED things might happens, jadi jelas kita gak mungkin langsung sigap nemu solusi yang tepat saat itu juga. Coba satu gagal, coba lagi yang lain. Bukan coba satu gagal terus main move on aja.

Terlebih, aku yang membuat kekacauan, ya aku yang harus membereskan.

Move on memang perlu, tapi hanya kalau memang jalan sudah benar – benar mentok. Dan jangan buru – buru merasa sudah mentok, terutama dalam pernikahan.

Keyakinan walau hanya secercah kecil aja, harus kita pegang, jadikan modal, untuk tetap berjuang sampai akhir. Pernikahan gak untuk di relain lepas gitu aja.

Mungkin aku dan Shella terlihat bodoh di mata orang – orang. Kenapa?

Karena Shella mempertahankan laki – laki yang pernah berkhianat sepertiku.

Dan aku?

Karena bersedia bertahan mengikuti segala alur naik dan turunnya emosi Shella yang bahkan lebih mengerikan dari roller coaster.

Dan kenapa kami begitu? Ya itu tadi, kami pada akhirnya memutuskan untuk fokus ke solving the problem, bukan moving on. Di cari sampai kemungkinan terakhir gimana masalah ini harus di selesaikan. Kalau moving on dengan maksud untuk meninggalkan masalah di belakang, itu namanya pengecut.

Moving on boleh di lakukan, setelah masalah di selesaikan dulu.

Moving on seperti aku dan Shella adalah berusaha melanjutkan rumah tangga kami, setelah kami sepakat untuk menutup rapat masalah kemarin.

Atau moving on bagi pasangan lain, bisa setelah mereka berusaha duduk bersama dan berbicara panjang lebar. Lalu mereka berdua sepakat berpisah, berjabat tangan, saling memaafkan. Lalu berjalan dengan jalan mereka masing – masing.

Jadi, moving on itu bukan sebuah konsep yang bisa di gunakan untuk meninggalkan masalah di belakang. Jadi kalau ada yang tanya kenapa kemarin aku gak moving on aja, lihat Shella kayak gitu? Jawabannya, karena memang problem solving di antara aku dan Shella, belum final.

****

Aku memikirkan gimana cara terbaik untuk bersyukur atas apa yang sudah aku punya? Bersujud dan mengucap hamdallah itu mutlak. Tapi tindakan lainnya apa? gak bisa hanya hamdallah tapi aku gak ada effort apa – apa untuk menunjukan rasa syukur atas apa yang ku punya.

Alhamdulillah punya rumah, tapi gak pernah di sapu. Alhamdulillah punya mobil tapi gak pernah di service. Alhamdulillah di kasih nafas tapi gak mau hidup sehat.

Itu namanya gak grateful.

Aku harus lebih giat dalam menunjukan rasa syukurku, agar aku lebih sayang lagi sama keluargaku. Lebih gak mau nyakitin, gak mau kehilangan dan gak mau jauh.

Mungkin aku memang harus lebih menenggelamkan diri pada kegiatan keluargaku. Aku di kelilingi pria – pria dengan berbagai macam hobby di kantor ini. Jujur lingkungan kantor baruku ini, isinya lebih penuh dengan suami – suami masa kini, yang hobby menghabiskan weekend untuk hobby mereka.

Club road bike, Touring motor dengan CC besar, golf dan hobby lainnya. Ada yang membawa serta pasangan ada yang berangkat sendirian. Aku pun diajak untuk join di Touring motor, karena aku kebetulan memang punya X-max di rumah. Ada yang bergabung dengan club touring x-max ini, jalan santai katanya.

Aku sih gak main lah Harley, Royal Enfield gituan. Masih mikirin masa depan anak – anak main – main gituan. Beli X-max juga buat kalau lagi iseng pingin motoran berdua Shella sore – sore, pas anak – anak lagi sibuk numplek di rumah Indah atau Erni lagi bisa di panggil buat jaga anak – anak.

Tapi, aku gak tertarik ikut club. Kenapa? yah itu pilihan sih, yang tertarik yah silahkan. Tapi aku mikirnya kerja Senin sampai Jumat dan gak jarang lembur. Jadi weekend harusnya aku berkegiatan dengan istri dan anak – anak. Aku gak mau weekend aku dan Shella punya kegiatan masing – masing kalau gak terpaksa.

Ikut klub memang buat networking, tapi aku ingat pesan papi, hidup jangan di kendalikan cari materi melulu. Duit numpuk tapi anak istri jauh, gak ada kedekatan batin. Tetap rasanya miskin.

Jadi mungkin ini adalah salah satu cara bersyukur atas apa yang aku punya. Dengan memprioritaskan menghabiskan waktu bersama mereka. Walau kadang menyisihkan satu weekend untuk memenuhi ajakan mereka untuk bersepeda (touring luar kota aku masih menolak kalau gak bisa bawa istri dan anak – anak). Tapi aku selalu usahakan, agar weekend aku banyak terlibat dengan apa yang istri dan anak – anakku lakukan.

Shella memanggang kue, aku dan Olel berenang. Nanti kami jalan – jalan sekeluarga entah kemana. Atau bahkan bersih – bersih rumah juga aku terlibat. Intinya, bersama mereka. Bagi – bagi tugas, seperti aku dan Olel naik motor ke alfamart beli sesuatu (mengungsikan Olel tepatnya dari ngerusuhin bunda dan kakaknya beberes atau masak – masak) sementara Shella dan Cika di rumah mempersiapkan menu special weekend.

Dan belakangan mami juga agak rajin patroli mendadak ke Jakarta, dia memangkas jam praktiknya jadi cuman seminggu dua kali. Papi yang masih full. Mami sekarang lebih milih patroli di Jakarta kadang sampai nginap.

Gak apa – apa sih, malah enak aku bisa motoran agak jauh sama Shella. Jajan – jajan berdua kayak orang pacaran. Ah iya, pacaran. Gimana aku bisa lupa, kalau aku dan Shella itu gak pacaran, jadi harusnya setelah nikah aku pacaran sering – sering.

Kadang ngerasa culas, kalau ingat aku yang gak mau ada ART nginap di rumah. Makanya sekarang kadang aku minta Shella panggil Erni jaga anak – anak kalau hari minggu. Aku sama Shella nonton dulu berdua sebentar atau sekedar motoran berdua.

Gak perlu sering – sering, sebulan sekali dan lihat situasi, apa anak – anak lagi bisa di tinggal atau nggak.

Aku berusaha untuk gak mencari kesenangan lain di luar, yang sulit melibatkan keluargaku. Aku gak mau terjebak dalam kesenangan sendiri yang nantinya bisa membuatku jadi kepikiran ingin mencari kesenangan – kesenangan lain yang hanya untuk diriku sendiri.

Lagian, aku kok ngerasa gak fair. Di saat aku asik touring, sementara Shella di rumah tetap ngurus anak – anak. Yang butuh me time gak cuman aku, tapi Shella juga. Hanya karena aku yang cari uang, bukan berarti aku doang yang capek di rumah. Kami sama capeknya, untuk mengurus hal yang berbeda.

Perasaan sudah jadi yang paling capek ini, sepertinya yang menjadi pencetus aku merasa apa yang di lakukan Shella jadi kelihatan sepele. Di tambah hembusan bisikan Setan yang mengobarkan keyakinan kalau istrimu itu bodoh, pemalas, gak tahu di untung.

Jadi, aku dan Shella sekarang rajin berdiskusi tentang kegiatan keluarga. Kadang Shella mendengarkan ceritaku di pekerjaan, kadang aku yang mendengarkan cerita Shella tentang masalah sekolah anak – anak atau sekedar apa yang dia obrolin sama teman – temannya.

Kami membicarakan banyak hal, termasuk, keinginan Cika yang mendadak pingin jadi influencer ala – ala anak sekarang. Dan ini sukses bikin ayah lumayan kebakaran jenggot.

Bayangin anakku jadi selebgram ala – ala sekarang, yang isi IG nya heboh di bicarakan anak – anak milenial di kantor. Yang pernah di tunjukan ke aku waktu kami sedang sebelahan di pantry ambil minuman. Yang pose fotonya bikin aku langsung istigfar dan sekarang jadi puyeng bayangin Cika mau jadi yang kayak gitu.

"itu kayak apa?" tanyaku dan Shella yang sedang ngelap piring menoleh sekilas ke arahku yang bersandar pada pinggirian kitchen island. "ya gitu loh yah, jadi nanti bikin channel youtube, isinya hallo guys ketemu lagi sama aku Cika hari ini aku mau kasih lihat kalian.. naaah kasih lihatnya ini... si apa ini yang harus kita pikirin..." ucapnya dan aku mengangguk.

Intinya anakku pingin jadi artis. Ya Allah gusti, piye ikii...

"jadi artis?" tanyaku dan Shella menggeleng "influencer" jawabnya dan aku mengendikan bahu "influencer tuh macam apa? namanya influencer itu orang yang harus bisa jadi influence buat orang lain dong? Dia mau meng influence apa emangnya?"

Shella meletakan serbet di gantungan dan berjalan ke dekatku lalu memeluk pinggangku dan mendongak "itu dia yah. Bunda gak mau Cika jadi influencer kayak anak – anak sekarang itu. Apalah itu makanan berbagai macam dari fast food, mie terus apa lagi di campur jadi satu di blender – blender jadi es krim, pamer beli bahan makanan harganya puluhan sampai ratusan juta, ada yang ngakunya influencer tapi isi kontennya bakar duit walau katanya duit palsu, nge prank sampai orang tua juga di prank.,

Tapi hasrat anak sekarang untuk jadi gitu – gituan tuh sulit di bendung. Makanya bunda tanya ayah, kita arahin dia kemana?" tanyanya sambil masih memeluk pinggangku. Menggosok lembut disana.

Bukan menggoda. Tapi aku tahu, Shella pasti baca gelagat aku mulai kebakaran jenggot, makanya perlu di ajak ngobrol sambil di peluk – peluk begini.

Cika sendiri lagi di kamar sama adiknya entah ngapain. Sampai detik ini gak ada keributan berarti. Berarti aman sejahtera per kakak adikan di atas.

"ya coba bunda browsing – browsing anak sekarang trend nya jadi apa? ayah kan gak gak paham bund gitu – gituan? Kalau nanya ayah jadi apa? nanti ayah ngajarinnya dia ganti ban serep? Masa nanti isi you tube nya Cika 'hi guys ketemu lagi sama Cika hari ini aku mau ngajarin kalian ganti ban?'.."

Sontak Shella terbahak dan meraup wajahku seenaknya "ya gak gituuu" Shella melepas pelukan dan menarik tanganku agar kami duduk di sofa karena pegal juga ngobrol sambil berdiri walau pelukan "masalahnya yang jadi beken tuh yang gitu – gituan. Paling mentok beauty vlogger. Review makeup gitu. Cika kekecilan buat gituan, bunda gak mau orientasi dia jadi terlalu dewasa dengan sibuk dengan campuran makeup.,

Bunda mau Cika tetap sesuai umurnya aja.,

Yah bunda sih lihat bakat Cika masak ya yah? Tapi dia mau gak ya? kayaknya kan yang beken di IG soal masak – masak ya Yackikuka, Rondut, Ayudiah Respati, Devina Hermawan tapi mereka kan ibu – ibu semua? Ada sih yang muda Luvita Ho, tapi tetap gak seumur Cika.."

"bunda sih suka banget lihat youtube nya Devina Hermawan ya apalagi lihat cincinnya.." aku menjitak kepalanya lembut "ini ngode minta cincin apa gimana?" dan Shella ketawa sambil melet – melet cengengesan.

Kami sudah duduk berselebahan. Tanganku terentang di sandaran sofa dan Shella beringsut nyungsep di antara ketek sama dada, entah kenapa doyan banget nyelip di situ. Untung sini tipe suami wangi semerbak kayak pengharum ruangan. Hapal punya istri doyan nyungsep di ketek gini.

"ya justru kita bilangin. Kalau gak semua profesi yang di geluti yang sudah tua, anak muda berarti gak bisa buat trend baru. Itu juara – juara master chef kan masih muda – muda. Malah master chef junior masih bocil – bocil? Kita bilangin, udah gak jaman jadi influencer yang isinya cuman prank, pamer harta, ngumbar kehidupan pribadi jadi konsumsi masyarakat. Aib makin di bongkar makin semangat. Bagus Allah nutupin aib manusia, manusianya malah ngumbar – ngumbar demi konten. Ingatkan juga dosa jariyahnya kalau perbuatan kita jadi bahan referensi orang untuk berbuat yang salah.,

Mending dia jadi food blogger, pamer skill masak, bagi – bagi resep. Malah jadi manfaat. Siapa tahu ada yang bisa jadi inspirasi dagang dari resepnya Cika?,

Bunda kan juga jago masak, pinter utak atik resep, bisalah nanti awal – awal youtube nya isinya kalian berdua" jawabku dan Shella menegakan badannya, alisnya bertaut.

"kok jadi bunda juga?" tanyanya dan aku yang sedang memindahkan channel menoleh sekilas ke Shella "ya kenapa? jadi guest nya aja" jawabku dan Shella cemberut "ogah ah. Bunda malu, udah gak pantes juga jadi gitu – gituan" jawabnya dan aku ketawa sambil merangkulnya "cantik gini kok gak pantes sih?" sambil aku menciumi rambutnya yang wangi. Anak – anak lagi bisa di titipin kemana gak si? Aku lagi pingin berduaan sama bundanya. Kangen habis dinas 3 hari.

"bunda bulan ini telat gak?" tanyaku iseng dan Shella langsung melirik sadis "nggak, ini udah nge flek kok. Berharap banget sih bunda lupa minum pil?" tanyaku dan aku hanya ketawa sambil masih meluk – meluk "yaa... namanya juga usaha. Selesai datang bulan, gak usah minum ya?" bujukku setengah serius setengah gak maksa.

Aku emang gak tahu kenapa pingin banget nambah anak, tapi Shella kayaknya bimbang karena umur. "emooh.." dia menjulurkan lidahnya dan aku sentil keningnya "sama suami gak boleh begitu" sahutku dan dia hanya tertawa.

Gak lama suara rusuh gedabrukan turun dari tangga terdengar heboh. Ternyata acara uleng – ulengan ini harus selesai. Cika dan Olel langsung menghempaskan bokong di sofa yang kosong. Khusus Olel tentu menghempaskan bokong di atas ku. Lebih mirip di smackdown tepatnya, karena lumayan ketohok juga perut pas dia gedabruk di pangkuanku.

Ritual wajibnya kalau ayah habis dinas berhari – hari ya cosplay jadi bayi koala. Padahal bulan depan umur udah 6 tahun. "6 tahun deh bund sebentar lagi" ucapku sambil mengusap kepalanya yang kemringet entah habis ngapain di kamar kakaknya.

"ya habis enam ya tujuh, habis tujuh ya delapan. Ayah nih lo,kayak baru kali ini lihat anak tambah gede?" tanyanya dan aku terkekeh sambil masih mengusap – usap kepala Aurel "ya masalahnya stok nya tinggal ini bund.." jawabku dan Shella mencubit pinggangku.

"sembarangan stok. Emangnya anaknya barang? pakai stok – stokan?" aku hanya ketawa mendengar Shella sewot. Yasudah kalau udah sewot stop dulu. Masih ada waktu. Itu bu Rena aja di kantor 43 tahun kebobolan, aku juga harus bisa!

"kakak.." panggilku dan Cika mendongak "ayah di ceritain bunda. Katanya kakak pingin jadi influencer?" tanyaku dan dia mengangguk semangat. Langsung duduk bersila memutar badan menghadapku.

"iya yah.. sekarang tuh remaja kayak Cika juga sudah bisa berpenghasilan lewat gituan yah. Nanti kan bakalan ada yang endorse – endorse gitu. Dari situ nanti Cika dapat pemasukan juga yah.." serunya semangat udah kayak agen MLM lagi presenteasi.

Aku manggut – manggut mendengarkannya "bagus. Kalau kakak mulai berpikir untuk bisnis, untuk mencari tahu profesi tuh jaman sekarang apa aja. Ayah sih senang – senang aja.,

Tapi kakak harus pahami dulu, influencer, apa sih influencer itu? influencer itu bukan hanya sebatas orang beken, bukan hanya sebatas selebritis. Banyak definisi influencer yang seharusnya positif jadi di rubah menjadi sesuatu yang negatif di jaman sekarang.,

Ayah kan orang marketing, jadi ayah tahu perkembangan sosial media sekarang" jawabku dan Shella mendekat lalu berbisik "jaremu gak weruh?" ( katamu gak ngerti)

"menengo tala.." (diem deh ) sahutku. Aku memang paham marketing lewat sosial media. Dan pihak perusahaan juga mulai mempekerjakan content writter yang terdiri dari anak – anak generasi milenial yang bikin sakit kepala dengar gaya mereka ngomong ke kami – kami, untuk promosi lewat channel sosial media yang banyak di kuasai generai milenial. Generasi milenial yang gila akan trend adalah marketing target yang sangat empuk.

"banyak yang mengaku influencer, padahal isi sosial medianya hanya pamer. Pamer duitnya ada berapa, barangnya apa saja, jalan – jalannya kemana aja. Gak ada faedahnya banyak mudaratnya. Hasilnya apa? iri dengki dimana – mana karena merasa gak punya hidup yang nyerempet kayak gitu.,

Belum yang akhirnya berusaha dapat hidup kayak gitu lewat jalan yang salah. Ngerong – rong orang tua yang gak mampu untuk ngasih, jadinya malah anak durhaka.,

Ngakunya influencer, tapi isi kontennya hanya ngerjain orang, melakukan hal konyol, challenge – challenge gak jelas.,

Hasilnya apa? banyak yang niruin dan celaka. Entah celaka untuk diri sendiri, atau mencelakai orang lain.,

Kakak tahu kan? di dunia ini selain amal jariyah ada juga dosa jariyah? Dosa yang bisa berantai karena seseorang mengikuti jejak kita?" tanyaku dan Cika mulai pasang wajah masam dan ditekuk.

Aku tahu sedikit tentang dunia per influenceran ini. karena beberapa kali beberapa tokoh yang konon katanya adalah influencer, di ajukan buat jadi BA product di kantor. Tapi pas aku di kasih tahu hasil research tentang orang itu, berikut isi konten sosial medianya? Aku kok rasanya turut berdosa, kalau model beginian di jadikan BA product yang seharusnya bisa manfaat.

Dia makin beken, makin banyak follower dan makin banyak yang salah jalan. Aku selalu minta anak branding untuk cari yang lain, yang trendy juga tapi bisa mensuarakan hal positif.

Dan benar kata Shella, susah. Karena 1:100 populasinya.

"ee jawab dulu? Tahu gak?" tanyaku dan Shella menimpali "kakak jangan ditekuk dulu mukanya. Dengarkan dulu penjelasan ayah sampai selesai" ucapnya lembut dan Cika mendengus kesal.

"iya tahu, kan di sekolah di ajarin" jawabnya judes dan aku tertawa sambil mengacak rambutnya gemas. Udah gede aja sih Cik? Ayah belum siap mantu. Yang kemarin aja berani PHP in kamu. Hampir ayah pluntir tangannya.

Terus kemarin ada yang sok – sokan anter coklat ke rumah itu siapa lagi Cik? Ayah yang terima coklatnya. Langsung mengkeret buru – buru pamit. Padahal yang ayah pegang selang cuci mobil, bukan samurai. Gitu aja udah terbirit – birit.

"naah kalau kakak tahu. Apa kakak sudah pikirkan? Mau jadi influencer yang seperti apa kakak?" tanyaku dan Cika mengendikan bahu "yaudah kalau gak boleh" jawabnya semakin ngambek. Aku mencubit pipinya agar menoleh ke arahku lagi.

"emang ayah bilang gak boleh? Boleh tidaknya kan ayah harus tahu dulu, kamu mau jadi influencer yang bagaimana?" tanyaku dan Cika menghela nafasnya kesal "ya kasih lihat apa gitu kek yah? Pokoknya gak yang kayak ayah bilang. Kan bisa review tempat – tempat, review barang – barang.."

Aku mengangkat tanganku "review tempat – tempat dan barang – barang yang bagaimana? Kamu beli barang? Terus kamu jelasin barangnya oke atau nggak? Itu gimana? Kamu beli dulu barangnya? Terus kalau ternyata gak oke, barangnya buat apa? di tumpuk? Mubazir dong?,

Memang itu bisa jadi manfaat positif buat orang banyak. Ayah juga suka cari referensi barang di youtube. Tapi kebanyakan karena memang orangnya bergelut di profesi itu.,

Review merek onderdil mobil, ya karena mereka memang owner bengkel. Review hp? Karena memang dia service hp atau punya toko seluler.,

Bukan asal beli barang, di bongkar – bongkar, di tes – tes gak jelas terus kamu bilang ini oke, ini gak oke.,

Kebanyakan mereka juga di titipin barang sama produsennya, minta tolong barangnya di review. Apa istilahnya? Endorse?"

"ya terus apa dong? Intinya ayah gak boleh kan?" ucapnya kesal dan mulai mau nangis. Shella mengusap lenganku dan tatapannya meminta izinku untuk bicara. Aku mengangguk samar dan Shella sedikit maju agar dia Cika bisa melihat bundanya tanpa tertutup badanku.

"kakak. Coba mikirnya jangan pakai marah – marah. Ayah hanya mau kakak bisa memberikan sesuatu yang benar – benar positif. Karena sekali kakak sebar video di youtube atau sosial media, itu viewer nya gak terbatas. Jadi setiap kesalahan yang kakak buat, di tiru orang banyak? Itu jadi aliran dosa jariyah itu tadi.,

Misalnya, kakak mau kasih life hack, kayak gimana cara membersihkan kamar yang praktis? Cara mencuci sepatu yang bersih? Cara memanfaatkan jeans yang sudah rusak bisa di rombak jadi apa? kan kayak begitu bermanfaat.,

Atau kalau bunda nih, suka lihat berbagi resep yang praktis, bahannya mudah di dapat dan gak nguras kantong? Itu juga kan bermanfaat. Bikin orang pingin belajar masak, kan positif?,

Atau kakak mau ngasih tips cara mengerjakan PR matematika yang praktis? Tips gimana caranya menyukai pelajar hafalan?,

Banyak kak hal positif. Gak hanya sekedar cuap – cuap di youtube bikin sensasi. Ayah bunda jelas melarang kalau kayak begitu" jelas Shella yang aku akuin, lebih tepat sasaran ketimbang aku yang memang muter – muter kemana – mana. Shella memang lebih paham cara komunikasi sama anak abg begini.

Yang otaknya suka mbunded karena keburu ngambek duluan dengar kata nggak dari ayah.

Yang begini mau di tuker sama yang kemarin Dit? Nangis daraah sampeyan.

Cika masih cemberut dan berpikir "kakak pikirkan masak – masak deh konsepnya apa. Nanti ayah sama bunda yang review oke atau nggaknya. Jangan sembarangan bikin. Selain dosa, sudah banyak contoh kan kak? Yang jadi urusan sama hukum hanya perkara konten?,

Siapa tuh kemarin yang ngerjain pemulung pakai paketan kosong? Akhirnya di cari polisi karena dianggap menghina. Sampai artis – artis semua ikutan mencari oknum itu. Ketawa – ketawa lihat pengemis jadi cengok karena di sangka di kasih rizki, ternyata di kerjain.,

Naudzubillah mindzalik, ayah sama bunda gak mau anak ayah bunda kayak begitu" sambung Shella dan Cika merengut "ya gak gitu juga bund" jawabnya pelan dan aku menambahkan "ya makanya, sekarang kakak kasih ayah bunda dulu. Konsepnya kayak gimana, kalau memang positif? Ya ayo, yang penting, jangan jadi addict dan ngutamain itu dari pada sekolah. Ingat, sekolah tetap nomor satu" titahku tegas.

Cika manggut – manggut sambil manyun. Aku menoleh ke Shella "jadi jajan es krim gak? Katanya ada tempat baru?" tanyaku sambil melirik sekilas ke Cika yang telinganya langsung berdiri mau diajak jajan.

"tapi kalau lagi bad mood yaa... yaudah di rumah ajaa..." sambungku dan Cika langsung mendongak "iiih ayah kan udah janjiiii" rengeknya sambil menarik – narik lenganku heboh. Yang dipangku juga langsung heboh minta jajan es krim padahal dia di kasih walls di alfamart juga udah diem.

****

"syuh..syuh.." aku usil menyentil butiran putih kecil yang masih di bungkus kertas timah yang ada di tangan Shella. Shella mendelik ke arahku dan aku hanya menyeringai.

"kenapa siiih..? belakangan asal lihat aku megang ini pasti gitu iiih..." Shella mencubit lenganku sambil mendorong dadaku manja. Sok ngambek tapi mukulnya lemes minta di peluk.

Aku ketawa sambil menarik Shella ke pelukanku dari samping, sementara dia masih setia menatap butiran – butiran yang sudah tinggal beberapa itu. "bercanda.." bisikku sambil mencium pipinya "tapi kalau kamu mau di seriusin juga gak apa – apa" sambungku dan Shella menegakan badannya.

Dia menatapku lama seperti mengamati raut wajahku entah kenapa. "reconciliation baby? Maksud mas itu?" tanyanya dan aku menggeleng. Aku mengambil pil kontrasepsi itu dari tangannya dan meletakan di atas meja nakas.

Aku naik ke tempat tidur dan mengajak Shella duduk bersandar pada kepala tempat tidur "gak gitu juga sih. Yah, walau banyak yang bilang, nambah anak bisa membantu menyelesaikan ketegangan. Tapi, nyatanya kan ketegangan kita udah lewat, sekarang kita sedang mengupayakan supaya semuanya kembali utuh.,

Mas cuman kepikiran aja. Dulu kan, awal kita nikah, planning kita anaknya banyak. Minimal tiga?,

Mumpung masih ada kesempatan, walau mungkin orang lihatnya udah telat banget. Mas mikir kenapa gak nambah?,

Cuman pingin aja, nanti kalau kita berdua udah gak ada, Cika dan Olel gak berduaan banget gitu lo? Ada satu lagi"

Shella menghela nafasnya dan menyandarkan kepalanya ke bahuku "iya sih. cuman ayah tuh udah mau 47 bunda udah mau 40 terus gimana? Nanti dia masih ABG kitanya udah tua banget yah?" tanyanya dan aku pun berpikir, iya juga. Nanti dia umur 20 aku sudah 67, dia nikah aku sudah 70an.

"tabungan kita, dari awal kita nikah, sudah selalu kita susun untuk anak 3 kan? ingat gak methode menabung kita? Punya anak 1, nabungnya anak 2. Punya anak 2, nabungnya anak 3. Walau se simple dari ngitung biaya popok sama susu.,

Jadi harusnya kita sekarang punya cadangan untuk anak ketiga kan?,

Apalagi, kita selama ini juga hidup gak berlebihan. Batas wajar.,

Bisnis juga alhamdulillah jalan. Selain itu, rejeki di tangan Allah juga.,

Mas cuman kepikiran aja, anak kita cewe – cewe dua orang, doa mas sih, semoga mereka dapat suami yang baik, sholeh, bertanggung jawab, gak nyakitin. Jadi, kalau mas udah gak ada, mereka ada yang jagain.,

Tapi, nasib orang mana tahu? kalau mereka kenapa – napa? Cuman berduaan? Duh, kok mas takut bayangan ya?" ucapku yang memang belakangan kalau kata Shella, faktor usia.

Suka mikir yang ajaib – ajaib.

"naah.. kemarin kan ustadzahnya bilang, jangan suudzon sama hari depan. Itu rahasia Allah, sama aja ber suudzon sama Allah. Mas suudzon anak – anak dikasih nasib jelek" sahutnya dan aku nyengir sambil garuk – garuk tengkuk.

"iya juga sih..." jawabku menggumam istigfar.

"tapi emang salah Shel, kalau satu lagi?" tanyaku lagi masih berusaha nego. Beneran aku pingiin banget nambah anak. Emang telat sih, harusnya Olel umur 2 tahun sikat aja. Tapi waktu itu aku mikir udah ah dua aja, gak tega lihat Shella hamil melahirkan lagi. Belum trauma waktu melahirkan Cika suka datang pas lihat dia hamil.

Shella beringsut memelukku dari samping dan mengecup pipiku lembut "kasih aku waktu berpikir ya? mas kasih aku waktu berapa lama buat memutuskan?" tanyanya dan aku menoleh kearahnya.

"pakai batas waktu nih? Kayak penawaran bank aja?" tanyaku dan Shella ketawa "ya kaan.. kali mas nunggu – nunggu jawaban kayak habis nembak cewe gituuu" ocehnya sambil tertawa geli. Aku juga jadi ikutan ketawa, bahasin nambah anak kenapa jadi kayak nunggu jawaban nembak cewe begini? lamar bundanya aja dulu sekali dor ngangguk. Walau nunggu berani dor nya tiga tahun mendaki gunung lewati lembah dulu galaunya.

"ya se selesainya kamu berpikir aja Shel. Kamu juga pasti kan ngukur waktunya. Yang bakalan hamil dan lain-lainnya kan kamu. Jadi ketok palunya di kamu" jawabku dan Shella mengangguk.

"yaudah, aku juga coba banyak berdoa dulu ya? semoga galau – galaunya hilang. Karena yah, jujur, aku juga pingin anak banyak. Apalagi kita sama – sama anak tunggal, ngebayangin nanti anak pinak kita banyak. Garis keturunan kita berkembang, gak sebiji – sebiji kayak kita gini" jawabnya dan aku menoyor lembut keningnya.

"ngawur sebiji.." jawabku dan Shella tertawa lagi.

****

Sambil menunggu masa – masa galau Shela selesai, aku bolak – balik melirik laci tempatnya menyimpan pil kecil nan sakti itu. Sakti karena bisa membuat pasukanku gagal beraksi kalau di minum secara tepat. Sering berdoa moga – moga Shella salah minum jadi gak efektif. Tapi Shella memang disiplin luar biasa.

Jangankan pil, nyusun kaos kaki aja rapih banget.

Aku melirik laci itu diam – diam sambil ngitung jumlahnya. Sudah tiga hari gak berkurang dan aku mulai berpikiran licik. Berbicara pada pasukan yang bersarang di tubuhku. Apa kita buser saja malam ini sasaran kita?

Hehehe.. gak bisa juga, lawong dia juga masih datang bulan. Jangan berharap dulu dit. Jangan – jangan lupa minum karena lagi datang bulan aja? Nanti datang bulan selesai dia minum lagi? tapi bukannya datang bulan juga harus tetap minum?

"ayah ngapain?" suara itu sukses bikin aku setengah jantungan karena nyaris kepergok "inii.... kepala charger ayah kemana sih?" aku pura – pura melongok ke belakang nakas yang jelas gak ada apa – apa.

Aku berbalik dan Shella besidekap sambil memicingkan mata "sejak kapan kepala charger di situ? Dari jaman Olel baru bisa ngomong bababa juga di dekat sofa sana" Shella menunjuk single sofa baca yang ada di sudut kamar kami.

Aku nyengir kuda sambil berjalan ke sana, yang memang chargernya ada di situ diam tak bergeming dari jaman majapahit menyerang. Shella berjalan mendekat dan memelukku dari belakang "ngecekin pil KB ku yaaa...? ngakuuuu... orang kemarin aku juga nge gepin ayah koook pas aku selesai mandi. Saking khusyuknya ngitung jumlah pilnya, sampai gak sadar to? Tak intip dari pintu kamar mandi?"

Ledeknya dan aku juga kepalang basah ketahuan jadi ketawa aja "iya. Namanya juga kan berdoa. Katanya kan yang kita mauin itu kita doain? Jadi ayah doain aja tablet – tablet itu, supaya gak bekerja maksimal untuk saat ini"

Shella mencubit punggungku dan aku tertawa walau perih cubitannya "di bilang tunggu dulu. Jangan gitu dong, waktu perenunganku jadinya gak khusyuk nih" omelnya dan aku memutar badanku dan menarik pinggangnya.

"iya... mas bercanda. Maaf ya? take your time.." aku mengecup bibirnya dan Shella memejamkan matanya. "seberapa yakin mas dengan kita nambah anak?" tanyanya dan aku menatap Shella dalam tepat di manik matanya.

"insha Allah, 100% mas yakin kita baik – baik aja untuk nambah anak" jawabku mantap dan Shella mengangguk "oke.." jawabnya sambil menyandarkan dahinya di dadaku.

"oke..?" tanyaku dan dia mendongak lalu tersenyum "ya oke aja dulu.. jawabannya tetap nanti hehehe. Aku masih galau" jawabnya dan aku tertawa lagi. Aku mencium keningnya dalam dan lama "mas bantu doa biar gak galau.."

Continue Reading

You'll Also Like

69.5K 5K 42
[SEQUEL TOXIC] Pertemuan tidak disangka antara Raga dan Ranjani setelah 4 tahun lamanya berpisah membuat mereka kembali terasa asing. Rasa rindu masi...
1.8M 25.1K 25
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...
55.3K 7.2K 28
Punya orang tua yang saling mencintai. Punya saudara yang paling bisa memahami. Punya sahabat yang selalu menjadi tempat berbagi. Hidup Lana sangat...
6.1K 1.4K 20
Project one shot spesial birthday Junhoe Untuk Mas Jun.. Dari awal langkah kita sudah salah, kita sama-sama tahu jika ujung dari ini adalah perpisah...