hanya harapan

By ANSKamilia12

47.7K 3.9K 608

Cover by @BoboiboyGanz Seorang anak yang terus diperlakukan dengan buruk. Hanya karena sebuah kejadian. Haru... More

awal
kehilangan
berubah
belajar
pergi
masakan
sekolah
rasa
bekerja
harapan
kaizo
Sai dan Shielda
~andai kalian keluargaku~
Duri
bersenang-senang
jalan-jalan (lagi)
mau nanya
Gempa
Pulau Rintis
saudara?
merasa ada yang hilang
Hiatus
bukan update
kenangan
senyum
menceritakan
rencana
serba baru
Target (1)
Usaha Hali
Target (2)
Target (3)
Target (4)
rinduku
tak sangka
sebenarnya....
ingatan
*Izin*
teman
kesalahan
Gempa
reverse
rasa sepi di hati
permintaan maaf
Liburan dan Kesenangan
bergabung...
Solar: kenyataan pahit
Blaze
Rasa Sakit
Pulang
Hanya Harapan
spesial chapter

Ⓢ︎Ⓔ︎Ⓚ︎Ⓞ︎Ⓛ︎Ⓐ︎Ⓗ︎

879 81 9
By ANSKamilia12

Pagi ini... Matahari menampakkan dirinya dengan penuh semangat. Hari Senin, hari dimana mereka kembali beraktivitas padat setelah libur.

Tapi Senin ini berbeda dari Senin biasanya. Karena ini, hari dimana mereka masuk ke sekolah setelah liburan.

Hari yang membosankan di rumah akan terganti dengan kesenangan di sekolah. Alasan yang mudah untuk seorang anak.

Mereka hanya bosan menunggu tahun ajaran baru di rumah. Dan hanya ingin bertemu teman sekaligus mendapat uang jajan.

Tak ada niatan untuk belajar dalam benak mereka...

Si manik kelabu sedang memandangi dirinya di cermin.

Sejak lama ia bersiap untuk hari ini, bahkan ia sudah mandi saat subuh menjelang.

Entah ia bangun jam berapa, yang jelas ia bangun lebih awal dari biasanya.

Karena tak ingin ketinggalan untuk hari pertamanya ke sekolah, inilah yang ia nanti-nantikan.

Pekerjaan rumah yang menjadi makanan, dan rumus yang memenuhi kepala. Begitulah yang ia pikirkan.

'Tok tok tok' sebuah ketukan di pintu, membuatnya berhenti bercermin dan segera merangkul tas sekolah miliknya.

Berjalan menuju meja makan, dimana dirinya dan keluarganya makan bersama.

Manik kelabu yang tertutup kacamata visor orange menatap jamuan istimewa pagi ini...

Sang ayah--Amato tampak antusias untuk hari pertama mereka masuk sekolah.

Terutama si kembar pertama yang sudah menjejaki bangku SMP (Junior High school)

Tak terasa bagi sang ayah, setelah melihat Keenam putranya tumbuh dewasa.

"Ayah! Jangan melamun, habiskan dulu sarapannya" protes si biru safir.

"A-ah iya, akan ayah habiskan" ucap Amato, segera melahap masakan sang putra kedua.

"Pfft-- ahahaha" riuhnya pagi ini di meja makan, membuat si kelabu merasa sedikit tenang. Pasalnya ia sedang dilanda gundah yang ia sembunyikan dari kakaknya.

~★~★~

Tak terasa waktu makan telah selesai. Dan ini giliran mereka untuk berangkat menuju sekolah masing-masing.

Hanya berbekal sebuah mobil, Amato mengantar putranya kedepan gerbang sekolah mereka, bahkan melambai sebelum meluru pergi.

Tampak kekanak-kanakan, tapi mereka tidak malu akan tindakan yang Amato lakukan...

Hanya dengan cara itu sang ayah menunjukkan kasih sayangnya secara terang-terangan.

Sekolah Dasar (Sekolah Rendah)

Solar--si manik kelabu, melangkahkan kakinya menuju kelas Va. Kelas terbaik di sekolah adalah a', tak seperti kakaknya.

Duri--si manik emerald, berjalan dengan riangnya menyusuri jalan mencari kelas Vc. Kelas dengan orang yang tergolong rendah dalam ilmu.

Blaze--manik oranye nya menyala terang seiring kakinya melangkah menuju kelas VI b. Senyuman tak berhenti ditampilkan untuk tunjukkan kesenangannya hari ini.

Ais--si manik Aquamarine ini sama sekali tidak bersemangat. Ia melangkah memasuki kelas VI a, dengan santai. Tak ada senyuman yang terukir di wajahnya. Hanya wajah malas khas orang mengantuk.

Sekolah Menengah Pertama
(Junior High School)

Taufan dan Halilintar berjalan berdampingan sembari melihat-lihat sekitar. Tak terasa tahun ini mereka sudah memasuki SMP.

Sekolah elit dengan pendidikan dan fasilitas terbaik, mereka dapatkan di sana.

Tak bisa diungkapkan dengan kata-kata, semuanya terus membuat mereka takjub.

~★~★~

Pakaian sekolah yang ia kenakan, terus ia pandang di depan cermin. Sesekali melihat name plate yang tertera di atas saku bajunya.

Ia merapikan rambutnya yang berantakan dengan sisir. Sembari menikmati hembusan pagi.

'Tok tok tok' terdengar ketukan dari arah pintu.

"Masuk" ucapnya.

Masuklah seorang anak lelaki sebaya dengannya, tersenyum di hadapannya.

"Jom Ocho kita makan" ajaknya.

Dia--Ocho mengangguk paham sambil tersenyum. Setelah selesai merapikan rambut. Ocho segera melangkahkan kakinya menuju ke dapur. Berdampingan dengan sang anak yang setia menunggu.

Jamuan istimewa pagi ini, hanyalah sepiring nasi goreng dan telur mata sapi sebagai pelengkap. Ditambah segelas susu maupun teh hangat.

"Ha! Sila duduk, jumput makan" Tok Aba menyambut mereka berdua dengan riang.

"Pagi Tok" sapa Ocho setelah menduduki bangkunya. Tok Aba mengangguk membalas sapaan Ocho.

Acara makan berlangsung dengan canda tawa yang menyelimuti. Saat acara makan selesai pun masih tersisa candaan. Saling bahu-membahu membantu pekerjaan sang Atok yang sudah berumur.

"Huh..." Helaan nafas keluar dari mulut sang Atok, matanya melirik kearah Gempa cucu kandungnya.

Tak terasa waktu berlalu dengan cepat. Ketiga cucunya ini sekarang sudah besar... Tidak lagi merengek-rengek jika meminta sesuatu.

'Terasa baru kemarin' itu anggapan orang tua ketika melihat anaknya.

"Masa berlalu dengan pantas ya?" Gumam Tok Aba perlahan.

"Tok" sebuah seruan menyadarkan Tok Aba dari lamunannya.

"A-ah iye, kenape?" Tanya tok aba.

"Kita dah nak pergi tok" ucap Ocho yang sudah menggendong tas sekolahnya.

Too aba tersenyum. Ia mengantarkan ketiga cucunya ke depan pintu.

"Kitorang pergi dulu ya tok. Assalamualaikum" ketiga cucunya berangkat tak lupa memberi salam.

"Waalaikumsalam" jawab tok aba, matanya menatap punggung ketiga cucunya dengan linangan air mata.

~★~★~

Langkah mereka bertiga menyusuri jalan menuju sekolah. Tak pernah sepi tanpa obrolan.

Berhenti tepat di gerbang SEKOLAH RENDAH PULAU RINTIS. Tempat Bell menuntut ilmu.

"Haa Bell, belajar baik-baik ya?" Nasihat Ocho pada sang adik sembari tersenyum.

"Hm" Bell mengangguk paham. Hendak ia berjalan masuk, tetapi tangannya telah ditahan oleh Gempa.

"Kejap" ucap Gempa. Ia merapikan pakaian yang dikenakan Bell. Layaknya seorang ibu.

Ocho dan Bell tersenyum kecil. Sikap Gempa ini sangat disukai mereka. Karena mereka dapat merasakan kasih sayang dari Gempa, meskipun mereka yatim piatu.

"Haa, dah siap" ucap Gempa, sambil tersenyum lembut.

Bell menganggukkan kepalanya mengerti. Ia segera berjalan melewati gerbang dengan antusiasme tinggi.

"Jom" ajak Ocho.

Mereka berjalan kembali, menyusuri jalan menuju sekolah.

~★~★~

Berhenti di taman dekat sekolah, membuatnya kebingungan.

Terlebih lagi saat melihat Ocho yang sepertinya sedang mencari seseorang.

"Tengah cari apa tu?"

"Ish jangan kacau lah. Aku tengah cari kawan-kawan ni" jawab Ocho kesal.

"Ooo... Kawan-kawan kau siapa?"
"Xixixi"

"Ish, mestilah Fang, Yaya, Ying, dan Gopal lah" Ocho geram. Ia berbalik ingin memperingati sang pelaku untuk diam.

"Hai~" tiba-tiba saja atau bagaimana, Fang sudah berada di depannya.

Tidak sendiri, dibelakang Fang terlihat dua gadis, yaitu Yaya dan Ying.

Bahkan Ocho melihat Gopal sedang merangkul Gempa sambil menahan tawa.

"K-korang? Bila masa Korang sampai?" Tanya Ocho terbata-bata.

"Hehehe, mereka sudah sampai sejak awal, Ocho " ucap Gempa sambil terkekeh.

Ocho bingung harus mengatakan apa sekarang.

"Sudahlah, bukannya kamu termenung, lebih baik kita pergi sekarang" nasihat Fang sambil menepuk bahu Ocho.

Mereka berjalan bersama, diikuti Ocho dari belakang.

~★~★~

Kelas VII A

Gempa berjalan dengan gugup. Kenapa ia harus berpisah disini.

Berjalan dengan dua orang gadis. Membuat Gempa salah tingkah.

Memasuki kelas dengan tatapan takut, dan mengambil bangku di baris kedua.

"Hai!"

Kelas VII B

Ocho dan Fang berjalan tanpa berkata apapun.

Tak ada percakapan bahkan saat memasuki kelas.

Duduk di bangku yang kosong tanpa bercakap-cakap dengan murid-murid lain.

Kelas VII C

Gopal berjalan lesu. Pasalnya ia sendiri tanpa teman.

Memasuki kelas dengan semangat, berharap mendapat teman baru yang lebih akrab.

"Hai! Apa kabar! Nak berkenalan?!"

"Hurm boleh"

~★~★~

Mereka berpisah kelas. Seperti Yaya, Ying dan juga Gempa yang masuk kelas A.

Sementara Fang dan Ocho masuk kelas B. Dan Gopal sendiri masuk kelas C.

Apa mereka akan akrab dengan murid lain? Hehe tunggu aja.

Oke Afi balik
Tapi Afi nak cakap. Kalau Afi balik lepastu pergi lagi.

Afi nak tanya... Boleh tak Afi masukkan Rev dan trio fusion?

Afi sebenarnya dah lama balik. Tapi Afi malas nak up, idea pun tak ada

Bukannya nak hancurkan harapan. Tapi Afi nak bagi harapan je.

Oke....

Korang boleh kongsi harapan crite ni ke, ape ke boleh je.

Harapan....





Macam ni.

Harapan Gempa:
Hidup aku boleh berakhir gembira.

Harapan Afi:
Semoga semua suka cerita Afi.

Nak isi ke tak, suka-suka Korang ye.

Bye~

Salam Afi

Continue Reading

You'll Also Like

14.1K 1.3K 10
N HALILINTAR'S :: woi kalian, abang lu lost memori ━━━━━━━━━━━━┅ ❛ ini tentang halilintar dan sebuah ingatan ┅━━━━━━━━━━━━ boboiboy©monsta sto...
141K 8.7K 53
[Complete/End] Bagaimana jadinya jika dulunya Boboiboy adalah agen tapops dengan pangkat *jendral letnan* berusia 8 tahun tanpa diketahui anggota tap...
833K 83.4K 47
Ketika menjalankan misi dari sang Ayah. Kedua putra dari pimpinan mafia malah menemukan bayi polos yang baru belajar merangkak! Sepertinya sang bayi...
5.4K 561 10
[BoBoiBoy Elemental, Fushion, Tahap 3 era] Di sarankan baca book ini ketika kamu merasa lelah, sedih, butuh hiburan, dll. Karena book ini siap menema...