Komang

By DimskiDimski

398K 10.2K 195

Cerita tentang Komang dan empat orang sahabatnya di masa-masa mereka menikmati gejolak remaja SMA. Dari salin... More

Bagian 1 dan 2
Bagian 3
Bagian 4
Bagian 5
Bagian 6
Bagian 7
Bagian 8
Bagian 9
Bagian 10
Bagian 10
Bagian 12
Bagian 13
Bagian 14
Bagian 15
Bagian 16
Bagian 17
Bagian 18
Bagian 19
Bagian 20
Bagian 21
Bagian 22
Bagian 23
Bagian 24
Bagian 25
Bagian 26
Bagian 27
Bagian 28
Bagian 29
Bagian 30
Bagian 31
Bagian 32
Bagian 33
Bagian 34
Bagian 35
Bagian 36
Bagian 37
Bagian 38
Bagian 39
Bagian 40
Bagian 41
Bagian 42
Bagian 43

Bagian 11

10.1K 274 1
By DimskiDimski

Pagi hari ketika bangun, Ferdian tidak melihat Komang dikamarnya, dilihatnya tas sekolah Komang sudah tidak ada. Dia kemudian turun mencari Pak Wimang.

"Mang, temen Dian udah pulang?"

"Udah, tadi pamitan sama mamang. Katanya Dian masih tidur nyenyak jadi ngga mau bangunin. Dia buru buru pulang da baju seragamnya bau rokok katanya, mau ganti heula di rumah."

"Oooh."

Ferdian kemudian kembali ke kamarnya dan segera masuk ke kamar mandi, sementara Pak Wimang menyiapkan sarapan untuk anak majikannya itu.

Keluar dari kamar mandi, Ferdian segera berpakaian dengan rapi. Dibereskannya buku-buku pelajaran yang ada jadwalnya hari itu dan kemudian dia masukkan kedalam tasnya. Tiba-tiba matanya tertuju pada satu sinar berkedip kedip dan didekat kaki meja belajarnya. Ternyata sinar itu datang dari handphone milik Komang yang tertinggal atau terjatuh sepertinya. Diambilnya handphone itu dan dari layar yang terkunci terbaca satu pesan masuk.

'TANTE SATU: Tante kangen. Temani tante malam ini. Bawa baju sekolah.'

Ferdian mengerinyitkan dahinya, aneh benar Komang ini menamakan tantenya dengan kode tante satu. Mungkin adik atau kakak ibunya atau bapaknya banyak kali jadi dia namain begitu. Pikir Ferdian.

Ferdian kemudian memasukkan handphone itu kedalam tasnya. Setelah dirasa tidak ada yang tertinggal, Ferdian kemudian turun dan menuju dapur buat sarapan.

"Mau dianter, Dian?"

Ferdian melirik jam tangannya.

"Mau, mang, kayaknya telat. Tapi nanti pulang sekolah Dian pulang sendiri aja, mau ke Gramedia, mang, mau beli buku."

Pak Wimang mengacungkan jempolnya.

Bel tanda masuk baru saja berbunyi tepat saat kaki Ferdian melangkah masuk ke kelas. Dilihatnya Komang sudah duduk dibangkunya. Ferdian kemudian berjalan santai menuju bangkunya. Dia menaruh tasnya setelah itu menoleh pada Komang. Komang menoleh balik pada Ferdian, dia hanya mengangkat mukanya dan menaikkan alisnya. Ferdian hanya mengangguk.

Jam pelajaran pertama sampai ketiga berjalan dengan lancar. Komang tampak berusaha untuk berkonsentrasi pada pelajaran yang diberikan, hal ini membuat Ferdian heran, biasanya Komang itu cuek pada guru apa pun yang mengajar, kecuali Ibu Kundari. Dengan Ibu Kundari, Komang tak pernah bermain-main.

Jam istirahat pertama berbunyi. Komang segera keluar. Ketika dia berdiri dia menaruh secarik kertas diatas meja lalu dia segera beranjak dari bangkunya.

Ferdian mengambil kertas itu.

'Makan bakso di kantin yaa, cari kursi plastic warna merah. Duduknya disitu. – Sayangnya lo-'

Ferdian kemudian berjalan keluar kelas dan bersama beberapa teman sekelasnya mereka berjalan ke kantin. Sesampainya disana, dia langsung menuju ke tempat Pak Amrin. Ferdian memesan mie bakso kesukaannya lalu sambil membawa mie baksonya, dia mencari kursi plastic merah seperti yang ditulis oleh Komang pada secarik kertas tadi. Dia kemudian melihat kursi plastic itu ternyata ada didekat pintu masuk kantin dan disekeliling meja situ telah banyak anak-anak duduk, anehnya tak ada seorang siswa pun yang duduk disitu. Ferdian berjalan dengan tenang, lalu dia kemudian duduk di kursi plastic itu. Diambilnya teh botol yang dibelinya lalu disedotnya teh botol itu, rasa segar menyiram tenggorokannya. Dia kemudian mulai menikmati mie baksonya.

Komang berjalan masuk kedalam kantin bersama gank rusuhnya. Ketika melihat grup itu masuk, Ferdian mendadak kehilangan rasa laparnya. Kepalanya tertunduk, memandang mangkok baksonya. Komang berjalan disebelah kanan. Aldo yang melihat Ferdian sedang menunduk dan makan baksonya, dia lalu berjalan dari sisi kiri ke kanan bermaksud untuk menghampiri Ferdian.

Dengan tenang Komang kemudian merangkulkan tangannya ke leher Aldo lalu setelah itu dipindahkannya kembali Aldo dari sisi kanan ke kiri dan tangan Komang merangkul kembali di leher Aldo.

"Eh lo belum cerita semalam jadinya gimana? Lo jadi nginep di Felix kan? Bisa tidur lo? Hahahaha"

Aldo yang tidak menyadari apa yang sesungguhnya sedang dilakukan oleh Komang kemudian ikutan tertawa.

"Oh lo mesti denger cerita lengkap gue dan Felix. Lo harus denger. Harus."

"Waah ada apa ini? Kok kayaknya kalian abis pesta ganja semalam?"

Komang terus mengajak Aldo bicara dan terus menjauh dari kursi tempat duduk Ferdian. Ferdian menghabiskan mie baksonya dengan perasaan campur aduk. Dia tahu benar apa yang dilakukan oleh Komang dan untuk apa Komang melakukan itu.

Bel tanda pelajaran akan dimulai berbunyi. Ferdian buru buru meghabiskan teh botolnya dan mengejar teman-temannya yang sudah duluan jalan ke kelas.

Sesampainya di bangkunya, Ferdian langsung duduk, menyobek kecil halaman belakang dari buku tulisnya dan kemudian menuliskan pesannya dan menaruhnya diatas tas Komang yang ada di dalam laci bangku sekolah mereka.

Komang masuk dan kemudian duduk, dia tak menatap pada Ferdian, dia mengangkat kedua tangannya menaruhnya di kepala. Guru pelajaran berikut masuk, Komang kemudian menarik tasnya dari laci bangku sekolah. Dilihatnya ada secarik sobekan kertas diatas tasnya.

'Terima kasih. -Your Honey without Bunny-

Komang tak mengatakan apa-apa, dilipatnya sobekan kertas itu lalu ditaruhnya di saku celana bagian belakang.

Tanda istirahat kedua berbunyi. Komang beranjak dari bangkunya. Ferdian berharap mendapatkan secarik kertas tapi sepertinya Komang tak menulis apa apa. Selain malas untuk ke kantin karena takutnya nanti berjumpa dengan Aldo, dia juga sudah kenyang karena jajan bakso tadi pada saat istirahat pertama. Ferdian kemudian melangkahkan kakinya menuju perpustakaan.

Dihabiskannya waktu selama istirahat kedua di perpustakaan. Ketika dia kembali ke kelas, dia melihat Komang sudah duduk di bangkunya lagi.

Ferdian berjalan menuju bangkunya lalu duduk disebelah Komang. Ia kemudian mengambil handphone Komang yang tertinggal dikamarnya. Ditaruhnya handphone itu didekat tas Komang.

Komang terkejut. Dia lalu mengambil handphone itu dan memasukkannya kedalam tasnya. Dia menoleh ke arah Ferdian dengan mimic muka bertanya. Ferdian hanya tersenyum.

Sejak dari ditaruhnya handphone itu sampai dengan pelajaran selesai, Ferdian merasakan gelagat Komang yang tidak nyaman. Dia ingin bertanya pada Komang tapi tak tahu caranya bagaimana.

Komang segera berlari keluar sambil membawa tasnya ketika bel tanda pulang hari itu berbunyi.

Ferdian tetap menjalankan rencananya untuk pergi ke Gramedia sepulang sekolah. Hari itu teman-teman yang diajaknya untuk menemaninya tidak bisa ikut. Ferdian akhirnya memutuskan untuk tetap pergi walau sendiri.

Hampir tiga jam sudah Ferdian berada di Gramedia. Ferdian selalu lupa waktu jika sudah di toko buku. Dibawanya sekitar 5 buku ke kasir setelah membayar, Ferdian memutuskan untuk makan sebelum pulang. DIa lalu masuk ke salah satu restoran cepat saji. Restoran itu berhadapan dengan restoran lain yang menjual masakan Thailand. Ferdian duduk di kursi yang tepat menghadap ke restoran Thailand itu.

Sambil membuka plastic salah satu buku yang memang sudah lama ingin dibacanya, Ferdian menikmati makan siangnya yang terlambat. Tiba tiba pandangan matanya seperti mengenal sesosok yang sangat familiar. Didalam restoran Thailand itu dia melihat teman sebangkunya sedang duduk dengan seorang ibu-ibu yang berdandan cukup menor dan sepertinya dari kalangan atas. Hati Ferdian bertanya tanya tapi dia berusaha untuk tidak ambil pusing. Ferdian teringat pada pesan yang dia baca di handphone milik Komang.

'Oh mungkin itu tante satu yang kirim pesan sama Komang.'

Kedua orang tersebut tampak sedang menikmati makan yang tersaji dihadapan mereka. Sesekali sang tante terlihat tertawa genit lalu mencolek colek pipi Komang.

Tadinya Ferdian berniat untuk menghampiri Komang, namun diurungkannya niat itu, dia takut nanti Komang merasa terganggu, lagian sepertinya itu temu keluarga. Ferdian kemudian menyelesaikan makanannya dan setelah itu dia segera pergi.

"Kenapa kamu, Komang sayang? Kok tiba tiba jadi pendiam? Tante salah ngomong yaa?"

Komang menggelengkan kepalanya. Sesungguhnya Komang memikirkan Ferdian. Entah kenapa dia merasa bahwa Ferdian tahu setelah tadi Ferdian mengembalikan handphone milik Komang.

"Enggak, tante, mendadak sakit perut. Mau pulang sekarang nggak, tante?"

"Tante udah buka kamar di hotel diatas. Bosan dirumah. Yuuk ... "

Sang tante meminta bill dari pegawai restoran. Setelah membayar, keduanya kemudian meninggalkan restoran Thailand itu.

Pak Wimang baru saja berniat untuk mandi. DIbukanya semua baju yang melekat di badannya kemudian dililitkannya handuk dipinggangnya. Ketika ia hendak masuk ke kamar mandi, terdengar bel rumah berbunyi.

Pak Wimang segera berlari ke depan. Ferdian tampak sedang berdiri di depan pagar.

"Mamang, maafin Dian lupa bawa kunci. Tolong bukain pintu pagar dong."

"Iyaa. Mamang ambil sebentar kuncinya yaa."

Tak lama Pak Wimang membukakan pintu pagar buat Ferdian. Ferdian masuk dan tertawa.

"Idiiihh mamang kok andukan gitu sih? Coba kalo tadi bukan Dian gimana?"

Pak Wimang tertawa.

"Mau mandi terus bel bunyi jadi aja mamang lari weeh ke depan da takut kelamaan nunggu kalo mamang pake baju lagi."

Pak Wimang kemudian mengunci kembali pagar dan masuk ke dalam rumah bersama Ferdian.

"Mamang malam ini keluar lagi?"

"Enggak. Mamang di rumah aja. Kenapa, Dian?"

"Enggak apa apa. Dian udah makan, nanti palingan maleman Dian pengen makan mie yaa."

Sementara itu di kamar hotel Komang tergeletak lemas. Badannya penuh dengan keringat.

Sang tante meraba-raba kontol Komang dan meremas-remasnya. Komang melenguh.

"Ooh tanteeee .. Ssshh .. "

"Ayook lagiii Komang sayaangg, tante belum puas .. "

Sang tante ini kemudian duduk diatas Komang, dan diarahkannya kontol Komang ke lubang memeknya. Lalu dimasukkannya kontol itu kedalam memeknya.

"Oooohhh Komaaanggggggghh ... Aaah Aaahh ... "

Komang kemudian mulai meremas-remas susu sang tante, dimainkannya pentil sang tante dengan jari-jarinya.

Sang Tante kemudian menaik turunkan badannya.

"Ooohh tanteeeeee ... Sssssshh .. Ngentttooottt loooo .. Aaahh ... Enaaaakkkhh .... "

"Ooohhh .... Aaaaahhh ... aaaahh .. Komaaangggghh .. memekkkhh tanteeehh penuuuhh ... Aaahh kontoll Komaanggghh juaraaaaa ... Ssshh ... Sshhh .. "

Sang tante terus mengenjotkan dirinya. Sampai kemudian dia menjerit dan memeknya basah total. Komang merasakan kehangatan menjalar pada kontolnya.

Komang kemudian mendorong tubuh sang tante hingga terlentang lalu mulut Komang langsung mengisap dan mengigit susu sang tante bergantian kiri dan kanan. Komang terus menggenjotkan kontolnya di memek sang tante.

"Hooohh .. Hooohh ... Ngenttooott lo tanteee bikin gueee pengen bucaattthh .... Hooohh .. Niiihh kontoolll juaraaa punyaaa Komaaanggghh ... Hhh ... Sssshh .. Shhh ... "

"Aaaah Komaanggghh teruuussshh .. teruussshh .. aaahh ngiluuuhh .. "

"Dieeemm anjiinggg .. banyaak bacooottt aaah tanteeehh ... Gue bikin enaaakkhhh juggaaahh .. "

Komang merasakan kontolnya akan segera mengeluarkan air mani. Semakin dipercepat genjotannya. Badannya benar benar sudah basah oleh keringat.

"Arrgggghhhh ... Kontoooooooooolllll ... Anjiiinggggghhhhh gueeee keluaarrrrhhhhh .... Aaahhhh ... "

Komang melengkungkan tubuhnya, kepalanya menengadah. Kontolnya menyemburkan air mani didalam memek sang tante.

Komang kemudian mencabut kontolnya dari memek sang tante dan berjalan ke kamar mandi. 

Continue Reading

You'll Also Like

24.3K 686 10
Emil (22) merasa terpesona dengan setiap lekukan tubuh Baron (32), tuannya yang tampan dan berwibawa. Setiap suara dan gerakan Baron mempesonakan Emi...
221K 16.7K 35
⚠WARNING BL⚠ Kisah gaje idol Kiseki no Sedai -- Itsumademo Sampai kapanpun kita akan terus bersinar bagai bintang sirius yang bersinar paling terang...
178K 15.9K 31
kisah perjalanan rumah tangga Kai dan Krystal diusia mereka yang masih 20 tahun....
66K 1.4K 14
Versi AU nya cek aja di twt nya @.chimmy_chimmm warning !! 🔞🔞🔞🔞 jangan salah lapak dosa ditanggung sendiri. isi nya cuma ngewe doang. bxb yoonmi...