SADBOI

Da shasacaci

248K 44.6K 31.2K

Kahidupan itu seperti roda, terus berputar. Semua perbuatan, mau baik atau buruk pasti ada balasannya. Karma... Altro

Prolog
02 : Dia tidak baik-baik saja
03 : Jantungan nih bisa bisa
04 : kehidupan mereka masing-masing
05 : kejutannya
6 : 17 tahun
07 : dia yang selalu punya cara
08 : kelab
9 : rooftop
10 : mantan masih gagal move on
11 : Sweet Lie
12 : Perihal Kejujuran
13 : pengen jualan seblak di depan gang
14 : i love you but i'm letting go
15 : Ace gak mau jadi sadboi
16 : Playlist
17 : jangan dicariin soalnya bukan maling
18 : Barcelona
19 : block n unblock
20 : murid baru
21 : ambis
22 : Confess
23 : Juli dan Hari Kepulangannya
24 : Kembalinya Perusuh Thanuwijaya
25 : ketika dia kembali ke sekolah
26 : kamu di cariin mama papa
27 : kode dari calon mertua
28 : Missing Laughter
29 : The Sunset is Beautiful, isn't it?
30 : Galau brutal
31 : Waiting 4 u
32 : Bimbel
33 : Makasih udah hadir di hidup papa & aku
34 : Telat & Hukuman
35 : Pelawak juga bisa marah
36. Tidak selalu sama
37. Si paling words of affirmation

01 : Awal yang sebenarnya

16K 2.1K 2K
Da shasacaci

1. Awal yang sebenarnya

•••

"Halooo Anetta!!"

Suara itu yang pertama kali Shanetta dengar ketika mengangkat video call dari Ace. Gadis yang sedang bersandar di kursi belajar itu tersenyum lebar ketika melihat wajah ceria pacarnya disebrang sana.

"Halooo," sapa balik Shanetta.

"Lagi ngapain? Udah mam? Eh udah sarapan?"

"Abis ngerjain pr, udah makan tadi malem."

"Kok malem sih, disana udah pagi kan? Kenapa belum makan lagi?"

"Nanti aja di sekolah, sekarang mager. Kamu udah makan belum?"

"Udah, tadi aku abis makan malem! Sama makan pancake buatan Laura. Agak asin, karena dia masukin garem nya 1 bungkus katanya, tapi masih bisa dimakan, untung gak keracunan."

Mendengar itu, Shanetta tersenyum tipis. Ace dua kali lebih sering menceritakan hal-hal kecil yang terjadi di hidupnya. Walaupun tidak terlalu berguna, tapi Shanetta senang ketika mendengarnya.

"Satu bungkus? Dimasukin semua?"

Shanetta tidak bisa membayangkan rasa pancake buatan Laura.

"Iya, dia kira itu gula, padahal garem. Asin banget, untung rasanya agak ketutupan sama madu."

Gadis itu menggeleng-gelengkan kepalanya, "ada-ada aja deh."

"Terpaksa aku makan karna dari kemaren gak makan."

"Eh? Kamu dari kemaren belum makan?"

"Makan kok, tapi cuman sarapan doang. Soalnya kameren aku nungguin Ayah semaleman. Jadi pas makan malem lahap banget, sampa abis makanan semuanya. Karena masih lapar aku ambil pancake buatan Laura, eh ternyata asin. Tapi gak papa deh, udah tanggung lapar."

"Kamu udah tidur kan? Udah malem ya disana? Kenapa gak tidur?"

"Udah, ntar ah nunggu kamu berangkat sekolah."

"Gimana keadaan ayah?"

"Aku belum denger lagi kabarnya, tapi katanya kondisinya lumayan membaik."

"Kamu sekarang lagi ngapain?"

"Abis ngerjain pr, aku baru inget kalo ada pr hari ini. Jadi kerjain dulu deh."

"Pr nya susah gak?" tanya Ace, laki-laki itu terlihat menyandarkan handphonenya pada vas bunga yang ada dimeja. Lalu dia berdiri tegak.

"Sayang, sekarang aku lagi nyobain seragam baru tau."

"Liat, seragam baru aku. Menurut kamu gimana?" Laki-laki itu meminta pendapat Shanetta. Dia berputar 360 derajat agar Shanetta melihat lebih jelas seragam yang dikenakannya.

"Baguss."

Melihat Ace yang tersenyum sumringah, Shanetta jadi ikutan tersenyum lebar.

"Oke dehh, ini udah jam 7. Pasti kamu mau berangkat ya? Berangkat sama siapa?"

"Berangkat sama Papa, tapi kadang aku bawa motor sendiri."

"Jadi kangen deh, ngejemput kamu tiap pagi. Terus motoran malem-malem sama kamu."

"Iya aku juga kangen."

"Shanetta!" Shanetta menoleh ketika sang mama memanggilnya dari luar.

"Iya bentar Ma," sahut Shanetta lalu mengalihkan pandangannya pada Ace lagi. "Udah dulu ya, aku udah di panggil Mama."

"Ok babe! Salam sama Mama ya, Papa sama Syeila juga. Jangan lupa jaga kesehatan."

"Iya, kamu juga. Sekolah yang bener, matanya jangan jelataan."

Ace terkekeh, "siap ibu negara! Saya setia dengan satu hati!"

0o0


Gadis itu menatap pintu kelasnya yang terbuka lebar, bel istirahat sudah berbunyi lima menit yang lalu. Tapi Shanetta, tidak ada niatan untuk beranjak dari kursinya.

Dia tersenyum tipis, biasanya di jam segini, Ace memasuki kelasnya dengan rusuh sambil meneriaki namanya kencang-kencang. Tanpa tau malu.

"Kantin gak An?" pertanyaan itu membuyarkan lamunannya. Shanetta menatap Cessie yang tadi bertanya.

"Eh, ayo deh." Melihat ketiga temannya sudah berdiri dan hendak berjalan ke kantin, Shanetta ikut beranjak.

"Yogas sama Dehaan udah nunggu dikantin," sahut Lilie.

Lalu keempat gadis itu berjalan menuju kantin beriringan. Setelah memasuki kantin mereka mengedarkan pandangannya. Mencari Dehaan dan Yogas yang sudah memboking meja untuk mereka.

"LILIE!" Yogas mengangkat tangannya ketika melihat Lilie yang baru saja memasuki kantin bersama teman-temannya.

"Ayo kesana," ajak Lilie lalu keempatnya menghampiri kedua laki-laki itu dan duduk semeja.

"Aku udah pesen beb, kamu mau pesen apa?" Tanya Yogas.

"Kalian mau pesen apa?" Lilie bertanya pada teman-temannya.

"Bentaran dulu lah, baru aja nyampe," kata Cessie sambil duduk di samping Shanetta.

"Iya istirahat dulu aja, duduk-duduk dulu," ujar Dehaan.

"Ngeliat kalian berdua, kayak ada yang kurang gitu ya?" Kata Rhea.

"Apa yang kurang?" Tanya Shanetta.

"Pacar lo lah An, kayak bukan trio wek-wek," sahut Cessie.

"Maco gini, masa dibilang trio wek-wek," sahut Yogas agak kurang terima.

"Tapi bener, kayak ada yang kurang," kata Dehaan sambil memakan mi ayam nya. "Sepi gak ada si Kucey mah ning," lanjutnya.

"Atuh gimana ya, kita teh udah dari dulu bareng-bareng. Eh sekarang pisah, jadi gimana gitu. Berat ini teh jujur," ujar Yogas dengan penuh perasaan.

"Tapi mau gimana lagi ya Ji, LDR emang berat," imbuh Dehaan dramatis.

"Gue kesinggung," kekeh Shanetta.

"Hah? Eh, iya. Apalagi lo ya An, pasti susah banget jadi lo. Percaya sama mantan buaya itu the level of susah," sahut Dehaan.

Bener-bener the level of susah, membangun kepercayaan itu tidak semudah membangun istana pasir di pantai.

0o0

"Hola! mi nombre es Asep!"

(Halo! nama saya Asep!)

Ace memperkenalkan diri di depan teman-teman barunya. Sekarang ia dan Laura sedang berdiri di depan kelas.

"¡Hola buenos dias! Mi nombre es Grizelle Gutiérrez, una estudiante transferida de Rusia. Nice to meet you guys! Espero que seamos buenos amigos." Laura tersenyum lebar setelah memperkenalkan diri.

(Halo selamat pagi! Nama saya Grizelle Gutiérrez, murid pindahan dari Rusia. Senang bertemu dengan kalian, aku harap kita berteman baik.)

Setelah memperkenalkan diri di depan kelas, wali kelas mereka menyuruh mereka duduk di bangku yang kosong. Mereka berdua pun berjalan ke kursi yang paling belakang.

"Hi, dude!" Seseorang menyapa Ace.

"Eyyo! Ragu!" Ace dan orang itu langsung melakukan handshake. Orang itu adalah Raguel, sepupu Ace yang memang sekolah disini dan kebetulan mereka sekelas.

"Hola, Laura," Raguel beralih menyapa Laura.

"Hola!"

"How's it going?" Tanya Ragu.

"Well, nothing special," jawab Ace.

"How about you, Lau?" Tanya Raguel pada sepupu perempuannya.

"Just fine," sahut Laura. "You?"

"Pretty well," jawab Raguel.

"Asep, Grizelle, you can take your seats," perkataan wali kelas mereka membuat ketiganya menghentikan percakapan.

"La lección de hoy está a punto de comenzar," sambung guru wanita itu.

(Pelajaran hari ini akan segera dimulai)

"Wait, what? Asep? You? You are Asep?" Tanya Raguel kebingungan. Sepertinya dia baru menyadari hal ganjal, padahal tadi Ace memperkenalkan "Asep" sebagai namanya.

Ace menghiraukan pertanyaan sepupunya, dia memilih duduk di kursi dan menyimak perkataan guru didepan.

0o0

Pasti ada perbedaan antara sekolah baru dan sekolah lamanya. Mulai dari teman-temannya, ruangan kelas, circle, gaya hidup, guru-guru yang mengajar, dan lain-lain. Ace harus bisa beradaptasi dengan lingkuangan barunya.

Laki-laki itu memasuki area kantin bersama Laura dan Raguel. Matanya mengedar ke setiap punjuru kantin.
"Disini gak ada seblak apa?" Tanya Ace lalu duduk di salah satu kursi kantin.

"Are you kidding?" Tanya Raguel. Jelas gak ada, kenapa masih nanya sih. Raguel maupun Laura duduk disamping Ace.

"Ey, btw what is seblak?" Tanya Raguel.

"Seblak is kerupuk, vegatables and chicken feet yang di mix with bumbu. Ada kuahnya, pedes, enak, semuanya kerasa. Lu udah nyobain belum Ragu?"

"Hah?" Raguel mengerutkan keningnya, tidak mengerti dengan pertanyaan sepupunya.

"Gimana cara cooking seblak?" Tanya Laura.

"Gue juga don't know ye, tapi katanya. Pertama-tama you must rebus the kerupuk or kalo gak di rebus ya disiram pake hot water biar lembek. Terus cuci sayuran, kayak sesin toge atau kol. Clean the cichken feet juga jangan lupa siapin meatball or sosis for topingnya."

"Udah gitu, blander bumbu until smooth, kalo gak salah bumbunya, cabe rawit, red chili, onion merah, onion putih dan yang paling penting adalah cikur alias kencur. That's the recipe key. Cara masaknya, dimasak bumbunya until kehitaman, lalu masukan air, masukan bahan-bahan tadi lalu tunggu hingga blebek-blebek."

Ace memberikan resep ala kadarnya.

"Okeyy, thankyou for resep Acer."

"My Pleasure, cantik."

"What is Kayang?"Tanya Raguel.

"Kayang apa kuyang?"

"Kayang spooky."

"Ohh kuyang itu mah meren. Kuyang is setan flying head with organ system."

"What is—"

"Udah ah nanya mulu cape, sekarang buy-in water buat gue. Cepet! Baginda raja memerintah!"

Raguel dan Laura pasrah, keduanya beranjak untuk membelikan Ace minum.

"Hai, bisa bahasa Indonesia ya?"

Lantas, Ace langsung mendongak ketika mendengar suara seseorang dan ternyata disampingnya ada seorang gadis yang sedang tersenyum manis kearahnya.

"Eh, iya."

"Gue orang Indonesia, lo pernah tinggal di indo?" Tanya gadis itu.

"Gue orang indo."

Gadis itu duduk disamping Ace lalu mengulurkan tangannya, "salam kenal, gue Asyhalia. Kita sekelas kan."

Ace membalas uluran tangan itu, "salam kenal Asyhalia, gue Asep."

"Nama lo beneran Asep atau cuman nickname? Dikelas tadi lo gak nyebutin nama panjang."

"Lo tau singkatan Asep apa?" Asyhalia tentu menggelang. "Asep itu singkatan dari Aa kasep. Jadi itu nama gue, karena gue udah bibit unggul dari lahir, jadi ortu gue kasih nama itu."

"Lo blasteran?"

"Enggak."

"Bohong banget."

"Yang blasteran emak bapak." Selalu saja kalimat itu yang keluar ketika diberi pertanyaan itu. "Eh, lo orang indo? Blasteran?"

Asyhalia menggelengkan kepalanya, "Mami papi gue, dua-duanya orang Indonesia pure. Gue dulu tinggal di indo, cuman pas smp pindah gara-gara kerjaan bokap."

"Sama, gue juga pindah kesini gara-gara kerjaan ortu."

Tak lama, Raguel dan Laura kembali membuat percakapan keduanya terhenti.

"Hola Asyhalia," sapa Ragu.

"Hola Ragu," sapa balik Asyhalia.

Laura duduk disamping Ace lalu menatap Asyhalia. "Lemme to introduce who I am, my name is Grizille Annlynn. Call me Laura." Tanpa ditanya, Laura memperkenalkan dirinya. Mengulurkan tangan kearah gadis yang ada disamping sepupunya.

"Asyhalia." Asyhalia membalas uluran tangan itu lalu tersenyum ramah.

"Sorry Laura agak so akrab." Ace berbisik.

"Tadi juga gue sok akrab gak sih?" Tanya Asyhalia.

"Dikit," jawab Ace. Jujur banget:(

"Bercanda, gue lebih suka orang yang kayak gitu kok. Yang gampang berbaur karna gue juga gitu."

0o0

Biasanya setelah pulang sekolah, Ace akan langsung bermain bersama Dehaan dan Yogas. Tapi karena sekarang tidak bisa, jadi laki-laki itu langsung rebahan dikasur. Ace ingin  teleponan dengan Shanetta, tapi Shanetta sudah tidur. Jadi ya, laki-laki itu sekarang malah bermain game.

Berbeda dari game sebelumnya, sekarang ia ingin bermain game yang mengguncangkan mentalnya— tapi enggak separah itu sih.

"Halo nenek tua! Salam kenal!"

"Anjing gue di bacok!"

"Nenek peot, matanya buta ya? Ini gue disini wey ga keliatan?!"

"Pantesan gue segede gaban gini gak keliatan! Orang dia katarak!"

"Wlee!! Mati aja lu anying!"

"Ngejar-ngejar gue, ngefans lo?"

"Granny budek!"

"Nenek burik! Setan! Ngagetin aja lo!"

"Anjing! Bangsat! Mati aja lo sana! Gue tau gue ganteng, muda, tampan dan kaya!"

"HAHAHAHHAHA KASIHAN GAK BISA JONGKOK!"

"BUTA! BUDEK! CONGE! KATARAK! KENAPA HIDUP LAGI HIDUP LAGI SIH?!"

"My lovely Granny! Gue disini nih sayang!"

"Eh eh disini gak ada CCTV kan?"

"Aduh, kalo ada CCTV bisa gawat gue manggil Granny sayang. Nanti di kira selingkuh lagi sama Shanetta."

"Tapi CCTV juga ada yang bisa rekam suara ada yang enggak. Tapi semoga gak bisa, rumahnya aja burik kan."

"Tapi tetep aja! Kalo Shanetta marah gue cekek lo Granny!"

"Pokoknya semua salah lo! Granny selalu salah! Dan Acer selalu benar!"

Yang dilakukan Ace sepanjang bermain game itu, hanya mengoceh, mengomel, memaki, dan membodyshaming Granny. Bukannya fokus pada permainan, Ace malah fokus mencaci maki wanita tua dalam game itu.

"Udah tua banyak gaya! Nenek peot mah bobo aja di rumah, udah mau mati juga! Sekarat!"

"Ih apasih ngejar-ngejar! Bau!"

"Mati aja sana!"

Ceklek..

Mulut itu baru bisa berhenti mengoceh ketika mendengar suara pintu yang dibuka seseorang. Ternyata itu Laura, perempuan itu masuk lalu menghampiri Ace yang sedang tiduran dikasur.

"Kenapa?"

"Pergi shopping with me," kata Laura.

"Hah? Enggak ah males."

"Aku gak punya baju! Anter beliin."

"Males, cewek kalo ngamall lama," jawab Ace acuh dan masih sibuk dengan ponsel ditangannya.

"Okay, kalo gak mau. Aku pergi dengan Raguel saja," ujar gadis itu. Lalu pergi dari kamar Ace.

"Eh?" Ace mengalihkan perhatiannya. Dia merasa aneh ketika Laura tidak memaksa. "Laura! Ngambek lo?"

Tidak ada sahutan dari Laura, dia memilih menjauh tanpa menoleh lagi.

Ace beranjak, "EH EH LAU! Gue anterin! Jan ngambek elah!" Dia keluar dari kamarnya, mengejar sepupunya.

0o0

Setelah mengantar Laura belanja kurang lebih lima jam, sekalian belanja keperluannya. Ace langsung menjatuhkan tubuhnya dikasur. Laki-laki itu langsung melakukan panggilan video dengan Shanetta.

Tadi juga ia mampir ke rumah sakit untuk melihat keadaan Joe. Dan tanpa sadar sekarang sudah pukul setengah tiga malam. Yang artinya, sudah sekitar pukul setengah delapan di Indonesia.

"Annn..... Aku capek banget....." Ace mengeluh, menyembunyikan wajahnya di antara bantal dan kasur.

"Kamu abis ngapain emang?" Tanya Shanetta. Gadis itu terlihat ada di dalam kelas dengan suasana gaduh yang menghiasi.

Ace mendongak, "nganterin si Juleha biasa."

"Gimana sekolahnya tadi? Maaf ya kemaren aku ketiduran."

"Gak papa. Gak seru tau, gak ada kamu."

Disebrang sana, Shanetta tersenyum tipis.

"Kurang asik, soalnya belum bisa klop. Kalo aku ngejoke juga mereka ketawanya paksa-paksa."

"Mereka gak ngerti sama joke kamu, lagian kamu suka aneh-aneh."

"Ya gimana ya? Aku kadang kebiasaan ngomong Sunda, waktu aku ngomong indo atau Sunda mereka cuman hah heh hoh."

"Yaiyalah!"

"HAHAHAHHAHAHA."

"Cewek disana cantik-cantik ya?"

"Cantikan kamu."

"Kok aku ngantuk ya?" Ace merenggangkan otot-otot tubuhnya sambil menguap lebar.

"Disana masih malem kan? Sana tidur."

"Masih jam setengah tiga, aku mau ke rumah sakit dulu tapi ngantuk. Pengen makan seblak, tapi gak bisa. Gak ada yang bisa bikin, bunda masih ada di kantornya. Ih aku jadi kangen anak-anak aku, meraka lagi ngapain ya sekarang?" Ace mengoceh dengan mata yang mulai terpejam.

"Sesekali kamu jenguk ya anak-anak kita, mereka lagi jadi broken home sekarang, kasian. Aku kangen ribut sama kecoa. Kangen main sama si Piji sama si Hantu. Apalagi sama kamuu, kangennnnnn bangettttt....."

"Disini aku cuman sama Laura sama Mamanya. Abuela Abuelo ada di Barcelona. Allisya biasanya bentar lagi pulang sih, tapi Minggu depan dia mau balik ke Indo. Mau nyelesain kuliahnya cepet-cepet."

"Aku di sini, di kamar sendirian. Lagi kangen berat sama kamu."

Pembahasan Ace sangat random. Tanpa sadar laki-laki itu mulai memasuki alam bawah sadarnya. Ace berhenti mengoceh setelah matanya terpejam dengan nafas teratur.

Shanetta tersenyum, memerhatikan wajah laki-laki itu. Wajah itu sekarang susah di gapai, tangan laki-laki itu sekarang sangat jauh untuk di genggam.

Kenyataan pahit yang harus Shanetta terima adalah laki-laki itu sekarang tidak ada disisinya. Laki-laki yang akhir-akhir ini selalu menemaninya 24/7, selalu menghiburnya setiap saat sekarang berada jauh dari pandangan.

Shanetta berusaha percaya, dia berharap Ace benar-benar serius dan tulus padanya. Shanetta kadang ragu, bimbang dan takut. Dia takut di khianati lagi, Shanetta takut Ace berpaling dan memilih gadis lain yang jauh lebih cantik di negara sana.

Gadis itu selalu takut karena dia selalu gagal dalam percintaan. Dia selalu di khianti.

Jika tidak dalam hubungan jarak jauh saja laki-laki bisa selingkuh, apalagi yang sedang LDR? Mereka memiliki banyak ruangan dan kesempatan untuk melakukan itu.

Shanetta memejamkan matanya, menggeleng-gelengkan kepalanya pelan. Tidak, akhir-akhir ini dia memang selalu berpikiran buruk dan sangat sensitif. Shanetta percaya pada laki-laki itu, Ace tidak mungkin mengkhianatinya kan?

To be continued...

Gimana nih part 1 nya?

SPAM KOMEN BANYAK-BANYAK DISINI KALO MAU UPDATE CEPET!!

Kalian bisa follow @tulisanshasacaci(IG)
buat tau SPOILERAN dan info update cerita ini dan cerita aku yang lain.

Terimakasih:)

Continua a leggere

Ti piacerà anche

ARSYAD DAYYAN Da aLa

Teen Fiction

2M 106K 57
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
447K 17.6K 50
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...
RAYDEN Da onel

Teen Fiction

3.5M 216K 66
[Follow dulu, agar chapter terbaru muncul] "If not with u, then not with anyone." Alora tidak menyangka jika kedatangan Alora di rumah temannya akan...
620K 33.5K 75
The end✓ [ Jangan lupa follow sebelum membaca!!!! ] ••• Cerita tentang seorang gadis bar-bar dan absurd yang dijodohkan oleh anak dari sahabat kedua...