Komang

By DimskiDimski

398K 10.2K 195

Cerita tentang Komang dan empat orang sahabatnya di masa-masa mereka menikmati gejolak remaja SMA. Dari salin... More

Bagian 1 dan 2
Bagian 3
Bagian 4
Bagian 5
Bagian 6
Bagian 7
Bagian 9
Bagian 10
Bagian 10
Bagian 11
Bagian 12
Bagian 13
Bagian 14
Bagian 15
Bagian 16
Bagian 17
Bagian 18
Bagian 19
Bagian 20
Bagian 21
Bagian 22
Bagian 23
Bagian 24
Bagian 25
Bagian 26
Bagian 27
Bagian 28
Bagian 29
Bagian 30
Bagian 31
Bagian 32
Bagian 33
Bagian 34
Bagian 35
Bagian 36
Bagian 37
Bagian 38
Bagian 39
Bagian 40
Bagian 41
Bagian 42
Bagian 43

Bagian 8

13.1K 371 3
By DimskiDimski

Pagi itu ketika bangun dari tidurnya, Ferdian merasakan badannya masih sedikit demam.Tulang-tulangnya terasa ngilu. Dia menoleh ke sampingnya, Pak Wimang sudah tak berada disampingnya. Ferdian kemudian beranjak dari tempat tidur dan membuka tirai jendela kamarnya, dilihatnya di bawah Bi Isur sedang berbicara dengan Pak Wimang. Bi Isur tampak membawa tas seperti hendak berpergian. Lalu Bi Isur tampak berjalan bergegas meninggalkan Pak Wimang. Pak Wimang melanjutkan membereskan taman.

Ferdian kemudian turun ke dapur. Dilihatnya diatas meja makanan yang sepertinya memang sudah disediakan untuk dia. Ferdian kemudian duduk di meja makan yang berada di dapur tersebut. Diambilnya nasi goreng dan telur mata sapi kesukaannya. Sambil sarapan, Ferdian membuka handphonenya dan membaca beberapa pesan yang masuk untuk dirinya. Setelah selesai sarapan, Ferdian kembali ke kamarnya diatas dan kemudian mandi. Ia kemudian mengenakan seragam sekolahnya dan turun mencari Pak Wimang.

Pak Wimang masih bekerja memotong rumput rumput yang tampak mulai sedikit tinggi di halaman belakang rumah. Badannya yang berkeringat tampak mengkilat tertempa sinar matahari pagi. Ferdian tersenyum, pemandangan yang selalu dia suka jika melihat Pak Wimang bekerja. Tubuh yang terbentuk secara alami dan terbakar matahari menunjukkan kejantanan Pak Wimang sebagai laki laki dimata Ferdian.

"Mamang!"

Pak Wimang menoleh dan tersenyum. Dia lalu berjalan menghampiri Ferdian.

"Dian ada tugas sekolah?"

"Hah? Tugas sekolah? Ngga ada, Mang. Kok mamang tanyanya Dian ada tugas sekolah?"

"Emang hari Minggu sekolah Dian ngga libur yaa?"

Ferdian terdiam sesaat kemudian menepuk jidatnya. Lalu tertawa terbahak-bahak.

"Ya ampuuunnn, mang, Dian lupa ini hari Minggu."

"Makanya mamang heran kok hari Minggu Dian rapi pakai seragam. Oh ya, Bi Isur pulang kampung. Ada kerabatnya yang sakit dan dirawat di rumah sakit. Dia tadi bicara sama mamang, mau minta ijin sama Dian tapi kata Bi Isur dia tadi masuk kamar dan Dian masih tidur nyenyak jadi Bi Isur ngga berani bangunin."

Ferdian mengangguk.

"Berapa lama katanya, mang?"

"Semingguan. Tadi juga Bi Isur sudah telepon ibu. Dan ibu juga tadi bicara sama mamang, titip Dian selama Bi Isur pulang kampung."

Ferdian kembali mengangguk.

"Dian sudah sarapan?"

"Sudah, mang. Ya sudah kalo gitu Dian ke kamar lagi mau ganti baju. Nanti makan siang bareng Dian yaa, Mang."

Pak Wimang mengangguk dan kemudian kembali melanjutkan pekerjaannya sementara Ferdian kembali ke kamar.

Sesampainya di kamar, Ferdian kemudian mengganti bajunya dengan baju rumahan. Boxer dan kaos tanpa lengan. Ferdian kemudian menyalakan computer yang berada dikamarnya. Lalu memasang headphone dan mulai berselancar di laman youtube. Kegemarannya adalah menonton acara got talent dan the voice.

Hampir dua jam Ferdian berada didepan komputernya. Setelah matanya terasa capek, Ferdian kemudian mematikan komputernya dan beranjak dari tempat duduk didepan computer lalu dia rebahan di tempat tidurnya. Sambil menciumi bantalnya dia tersenyum, masih ada bau Pak Wimang di bantal itu. Lama-lama matanya terasa berat dan kemudian Ferdian jatuh tertidur.

Ferdian terbangun dari tidurnya. DIlihatnya kamarnya dalam keadaan temaram. Rupanya Pak Wimang menutup semua tirai di kamarnya. Terdengar suara hujan diluar sana. Ferdian hendak beranjak dari tempat tidur, perutnya terasa lapar. Dilihatnya jam dinding di kamarnya. Jam setengah satu siang.

'Pantas aja lapar, udah setengah satu.'

Badannya terasa segar sekarang. Ferdian kemudian keluar dari kamarnya. Dilihatnya di dapur tak ada siapa siapa. Dia lalu menuju ke belakang. Kamar Pak Wimang dan Bi Isur ada di bagian belakang rumah. Ferdian kemudian menuju kamar Pak Wimang. Pintunya dalam keadaan tertutup. Dibukanya pintu kamar Pak Wimang perlahan. Terdengar suara desahan dua orang seperti sedang melakukan seks. Jantung Ferdian berdegup kencang, hatinya merasakan panas.

"Aaaahhh .. Kaaanggg .. Kaanggghhh .. Ooohh .. Eweee neneng sekaarrraangghh ... "

Ferdian mengintip dan melihat Pak Wimang sedang mengarahkan kontolnya pada memek perempuan yang menyebut dirinya Neneng.

"Hoooohh ... Ssshh ... Anjiiingggg ... Taaaahh di eweeee ku akaaannggg .. Sssshh .. Ssshh ... Aaahh ... Susuna akang kenyoottthhh, Neeenggghh .. Heeeuuhh ... Sluuurrrppp ... Bangsaattthh susu bikin akaaanngg pengeeen bucaatttt .. "

Badan Pak Wimang yang berkeringat punggungnya terlihat bergerak-gerak, pantatnya maju mundur. Sementara sang perempuan menutup matanya sambil menggigit bibirnya.

"Awww .. Kaaanggghh ... Hooohh ... Kontooolll akaaanggghh keraassssshh ... Ssshh .. Sshh .. Enaakaaan kontol akaangggh daripada kontollhh suami nenggg .... Sssh  Awww .. Ngiluuu ... "

"Dieeemmm neeengggghh .. Sssshh .. Sshh .. Akaanggg bikiiinn enaaakkhhh ... Hooohh ... Hoohhh .. "

Ferdian tak kuasa meneruskan untuk melihat. Dia kemudian menutup pintu itu tanpa bunyi. Hatinya terasa sakit. Dia lalu berjalan menuju kamarnya.

Ketika hendak naik tangga menuju kamarnya, dia mendengar bel rumah berbunyi. Ferdian kemudian berjalan ke depan dan melihat siapa yang bertamu ditengah hujan deras seperti ini.

Mata Ferdian melotot, terkejut.

"Bukain pintu dong, gue kehujanan. Mau pinjam baju."

Komang berdiri didepan pagar Ferdian disamping motornya. Ferdian memberi isyarat tunggu sebentar. Dia kemudian berlari masuk, mengambil kunci pagar dan kemudian berlari kembali ke depan dan membuka pagar rumahnya. Komang kemudian mendorong motornya masuk.

"Dari mana?"

"Dari rumah teman. Kehujanan. Lewat sini yaa udah gue berenti aja. Daripada terus nanti gue sakit."

"Ya udah ke kamar aja, mandi air anget nanti aku sediain baju kering buat kamu."

Dan kali ini Komang menurut apa yang diperintahkan oleh Ferdian.

Sesampainya di kamar Ferdian, Komang membuka semua bajunya yang basah dengan cueknya, celana dalamnya pun ia buka. Kini Komang berdiri telanjang didepan Ferdian yang masih berdiri didepan lemari bajunya.

"Kamu ngapain buka baju disitu? Sana ke kamar mandi cepat, nanti masuk angin dan malah sakit."

Komang bukannya berjalan menuju kamar mandi malah berjalan mendekati Ferdian.

"Eh? Komang .. "

Ferdian tak sempat menyelesaikan kalimatnya. Komang merengkuhnya dalam pelukannya lalu disosornya bibir Ferdian. Diciumnya Ferdian dengan penuh rasa dan juga nafsu. Tangannya memeluk erat Ferdian. Kontolnya perlahan berdiri. Dia kemudian mengambil satu tangan Ferdian dan menaruhnya di dadanya. Ferdian meremas dada Komang. Tangannya kemudian mengusap putiing Komang. Komang terus mencium Ferdian, lidahnya bermain.

Komang kemudian menarik bibirnya. Dia kemudian menarik Ferdian ke tempat tidur, dibukanya kaos dan celana Ferdian lalu didorongnya Ferdian dan kemudian ditindihnya tubuh Ferdian. Komang kembali mencium Ferdian. Kini kedua tangan Ferdian ditahan oleh kedua tangan Komang. Mulut Komang kemudian menjelajah leher dan turun ke dada Ferdian.

"Ssshh ... Aaahh ... Susu iniii enaaakkhh ... Ssshhh ... Aaahh ... Gue kenyootth yaaa ... Njiinggghh susu lo bikin gue ngaceeenggg keraassshh .. "

Komang menggigit dan mengisap kedua putiing Ferdian bergantian.

"Aaaahh ... Komaaannggghh ... Ssssh ... Komaaanggghhh ... Stoooppphh ... Arrggghh ... Ssshh .. Stoooppphh ... "

Komang terus mengisap kedua putiing Ferdian itu dan tak menghiraukan permintaan Ferdian untuk berhenti.

Kedua kaki Komang kemudian membuka kedua kaki Ferdian sehingga posisi Ferdian dalam keadaan mengangkang. Komang kemudian berlutut didepan Ferdian, meludah beberapa kali ketangannya dan dioleskannya ludah itu ke kontolnya yang sudah berdiri dengan tegak dan keras. Lalu dia meludah lagi dan membasahi lubang pantat Ferdian dengan ludahnya.

Didorongnya kontolnya perlahan masuk ke lubang pantat Ferdian. Setelah semua masuk dia kemudian mendiamkan kontol itu sampai dirasanya lubang pantat Ferdian beradaptasi.

"Arrgghh .. Komaaanggghhh .... Periihhhh ... Sakiittthh ... Aaarrrhh ... "

"Hooohh .. Enaaakkhh sempiitttthh ... Anggeettt .. Aaahh gue sukaaa bangeetttthh lobang loooo ... Ssshh .. Sebentaarrr ... sebentar lagiii lo bakalan keenakan gue genjoottthh ... "

Komang kemudian mencium kembali Ferdian, memberikan kenyamanan. Setelah itu dia mulai menggenjotkan kontolnya sambil dia memainkan lidahnya di putiing Ferdian.

"Ssshh .. Aaahh  Ahhh .. Enaakkhh? ... Enaaakkhh ngggaakk? .. Ayooo doongg lo jawaaabbb ... "

"Aaarrggghhh ... Komaanggghh .. Iyaaaahhhh .. Enaaakkhh .. Sssshhh .. Ssshhh .. "

Kini badan Komang yang tadi basah oleh air hujan berganti basah oleh keringat yang membanjir. Tubuhnya tampak perkasa dimata Ferdian. Tangan Ferdian meremas-remas dada Komang dan memainkan jarinya di putingnya Komang.

"Ssshh .. Diaaaann ... Aaargghh .... Arrggghh .. Kenapaaa lobanggg looo bikiiinn enaaakkhhh?"

"Arrggh .. Ssshh .. Komaangggghh kenapaaa kontol kamuu bikiinn pengeeennn? .. Ssshh .. "

Keduanya meracau. Tak lama Ferdian merasakan dirinya akan mencapai puncaknya.

"Komaanggghh ... Aku maauuuhh .. Aaahh .. Aku maauu ... Komaangggg ... Aku kelu .... Aarggghhhhh ... Sayaaangggghhhh .. Ssshh ... "

Kontol Ferdian menyemprotkan air mani yang membasahi dada dan perutnya. Lubang pantatnya berkedut kedut, membuat Komang merasakan kontolnya dipijat pijat.

"Aargrghh ... Anjiiiingggghh bangsaattthhh ... Aaaahhhh .. Babiiiiii loooo Diaaaann .. Gue ngecrootttthhh anjiiingggghhh ... Aaahhhhh .. Honeeeeyyyyyy ... "

Kontol Komang mengeluarkan air maninya didalam pantat Ferdian. Ferdian merasakan hentakan kontol Komang berkali kali sampai kemudian berhenti.

Keduanya kemudian terdiam, mengatur napas. Komang kemudian mencabut kontolnya. Lalu rebahan disamping Ferdian. Ferdian terdiam.

Komang kemudian meraih kepala Ferdian dan menaruhnya didadanya lalu diusapnya rambut Ferdian.

"Gue kangen lo. Gue ngga ngerti kenapa gue kangen lo. Sumpah, gue ngga pernah main sama laki kecuali sama lo waktu itu. Gue ngga bisa lupain lo."

Ferdian masih diam, dirinya masih belum bisa mencerna dan menerima yang baru saja terjadi dan diucapkan oleh Komang.

"Ferdian, gue tau gue bukan orang baik, bukan orang yang tepat mungkin buat lo, tapi gue mau lo tau gue suka sama lo."

"Komang?"

Komang menarik tubuh Ferdian hingga posisi Ferdian kini yang menindih Komang. Komang menatap Ferdian.

"Lo suka sama gue nggak?"

Ferdian mengangguk.

"Bilang, iya, Komang, gue suka sama lo."

"Iya, Komang, aku suka kamu."

Komang tertawa, diciumnya ujung hidung Ferdian.

"Gue belum terbiasa dengan aku kamu. Geli. Tapi gue suka kalo lo manggil gue sayang."

Ferdian kemudian mencium bibir Komang lembut. 

Continue Reading

You'll Also Like

65.7K 1.6K 20
Toni yang merupakan seorang pekerja pijat ++ harus rela digagahi oleh Kang Ojol akibat tidak ada duit buat membayar ongkosnya. Benih benih cinta pun...
295K 21.5K 54
[The Series of Sky Lawrence Stories #3] [ Spin off ALTHAIR ] ∆~∆~∆ Ini adalah kisah dari tiga bersaudara Sky Triplets. Anantha, cool boy dengan kehid...
51.7K 2.7K 32
🏳️‍🌈 GAY STORY Adrian, namanya terseret kasus penggelapan dana perusahaan yang sama sekali tidak ia lakukan. Tapi hakim sudah memutuskan Adrian seb...
17.6K 478 7
Warning Cerita Gay Dewasa Nolan, anak magang itu harus terjebak perjanjian dengan bossnya sendiri, perjanjian yang mengharuskan dirinya merelakan tu...