The New Story - That Time I G...

By jnscrtm

17.9K 874 241

DISCLAIMER: THIS TRANSLATION IS WRITTEN UNDER THE PERMISSION OF THE ORIGINAL AUTHOR. PENAFIAN: PENERJEMAHAN I... More

PRAKATA PENERJEMAH
INFORMASI
Prolog - Kisah Baru Dimulai
Bab 1 - Dimulainya Perjalanan Baru
Bab 2 - Bawahan Pertama
Bab 3 - Peraturan, Nama, dan Perasaan
Bab 4 - Kencan
Bab 5 - Malam
Kisah Tambahan - PERHATIAN
Bab 6 - Pagi
Bab 7 - Dua Raja Agung
Bab 8 - Perang Langit dan Bumi
Bab 9 - Lahirnya Sang Penerus
KISAH TAMBAHAN - Kekuatan Rimuru
Bab 10 - Saudara dan Partner... atau Lebih?
Bab 11 - Dia yang Ditetapkan atau yang Ditakdirkan?
Bab 13 - Penghakiman Takdir
Bab 14 - Kecemburuan | Saudara vs Saudara
Bab 15 - Sebuah Pertanyaan yang Akan Mengubah Kisah
Bab 16 - "Hal-hal" yang Sangat Tak Terduga
Bab 17 - Hari Ketika Segalanya Berubah
TRANSLATOR-KUN'S ANNOUNCEMENT (BUKAN HIATUS)
Bab 18 - Kemurkaan Dia yang Mengendalikan "Segalanya"
Bab 19 - Mekarnya Dua Hati ~ ♥️ Rimuru ♥️

Bab 12 - Benih Perasaan Baru

522 26 7
By jnscrtm

Terima kasih telah menunggu. Mari fokus ke Ciel dan Shizu sekarang....

Akan ada 2 bagian dari itu, dan aku akan mengunggah bagian selanjutnya besok...

Kuharap kalian menyukainya...

---------------------

(Sudut pandang Ciel)

Aku bisa mendengar kicauan burung di luar dan merasakan sinar matahari pagi lepas dari shoji rumah dan menyinari seluruh ruangan. Aku merasa hangat di keseluruhan tubuhku. Sangat nyaman hingga membuatku enggan membuka mataku. Tapi, aku tahu ada tempat untuk dilihat jika aku membuka mataku. Itu selalu hal yang sama, namun aku tidak pernah bosan dengannya. Tapi, sebelum aku mencoba membuka...

"Ciel~" Aku mendengar seseorang memanggil namaku dengan suara sangat lemah, tapi benar-benar dekat denganku, sehingga aku bisa mendengarnya dengan jelas. Suaranya seperti siapa pun yang mengatakannya, dilihat dari nada mereka, mereka masih dalam mimpi atau menatakannya tanpa sadar. Meski demikian, suaranya membuatku ingin membuka mataku dan melihat lurus ke siapa yang mengucapkan namaku. Aku tahu siapa itu, tentu saja, tapi fakta itu hanya menambah lebih banyak alasan bagiku untuk membukanya.

Ketika aku akhirnya membuka mataku, aku bisa melihat keadaanku. Orang yang memanggilku tadi dan aku berhadapan satu sama lain dalam posisi tidur menyamping. Aku menyandarkan kepalaku di lengannya, hampir membenamkan wajahku di dadanya, dan melipat tanganku di antara tubuhku dan tubuhnya. Selagi orang yang memelukku dengan suatu cara tertentu yang terlihat seolah dia sedang memeluk dan tidur dengan bantal dan guling favoritnya, dia menggunakan lengannya untuk melingkari sosok kecilku, dan menempatkan tangannya di belakang kepalaku, tampaknya membelai rambutku sebelum dia pergi tidur tadi malam. Kemudian...

"Ciel!" Dia mengucapkan namaku sekali lagi seperti sebelumnya. Aku bisa merasakan pipi lembut tembamnya yang kucium semalam, sekarang menggosok atas kepalaku. Aku memutuskan untuk mencoba melihat wajahnya, sehingga aku menggerakkan wajahku perlahan agar tidak membangunkannya.

Di sana aku bisa melihat wajah dari orang yang terus memanggilku dalam tidurnya, Masterku. Matanya masih tertutup, tapi bibirnya menunjukkan sebuah senyum bahagia yang tipis. Dia terlihat sangat damai dan lucu di saat yang bersamaan. Melihat pemandangan indah ini, aku tidak bisa menahan diriku menggerakkan tanganku perlahan mendekati wajah indahnya, dan mencolek pipinya lembut dengan jari kecilku. Aku mencoleknya beberapa kali yang membuatnya akhirnya bangun.

"Hmm! Ciel?" Dia perlahan membuka matanya, kemudian iris keemasannya langsung tertuju pada iris merah menyalaku....

"Oh, kau sudah bangun. Selamat pagi, Ciel." Dia menyapaku dengan senyumannya yang biasanya.

"Selamat pagi, Master... (terkekeh)" Aku menyapanya balik dengan senyumanku, tapi aku terkekeh di akhir karena aku mengingat apa yang dia lakukan tepat sebelum dia bangun.

"Apa yang salah, Ciel?" tanyanya sambil mencolek pipiku lembut dengan jarinya.

"Master, setelah saya bangun tadi, saya mendengar Anda memanggil nama saya 2 kali saat Anda masih tidur," jawabku dengan nada bercanda, yang membuat pipinya memerah sedikit.

"Ah—mungkin, aku terus memikirkanmu secara tidak sadar, bahkan dalam tidurku," jawab Master dengan jujur sembari meregangkan pipinya dengan jari menunjukkan bahwa dia gugup. Tapi, mendengar jawabannya membuatku senang dan aku merasa hatiku menghangat entah mengapa. Karena itu aku tidak bisa menghentikan kikikanku. Dia hanya memberiku senyum hangatnya dan mengelus kepalaku serta membelai rambutku dengan tangannya. Kemudian, aku menghentikan kikikanku, dan sekarang aku menggosok-gosokkan pipiku ke dadanya dan membuka tanganku untuk memeluknya balik.

"Tidakkah kau mau bangun, Ciel?" tanyanya padaaku, tapi jawabanku jelas tersampaikan melalui tingkahku dan Master pasti tahu itu, namun dia masih menanyaiku....

"Belum, masih belum. Berada dalam pelukan Anda hangat, Master. Tolong, biarkan saya terus seperti ini sebentar lagi," kataku selagi masih menggosokkan pipiku padanya. Pelukannya hangat, bukan dari panas tubuh alaminya. Kami tidak menghasilkan semua itu. Tapi, pelukannya terasa hangat dan sangat nyaman entah kenapa.

"Oke, oke, kalau begitu aku akan terus mengelusmu saat kita melakukannya," katanya dengan bercanda padaku....

"Tolong lakukan. Saya benar-benar menyukai elusan kepala Anda, Master," kataku, memintanya untuk lanjut. Elusan kepala Master adalah salah satu hal terbaik di dunia-dunia. Rasanya sangat nikmat dan menyenangkan. Aku selalu merasa nikmat setiap kali dia melakukannya padaku, dan itu membuatku tidak pernah bisa menahannya sekarang, karena dia sering melakukannya setiap kali dia bisa.

Tidak mengeluh, sih.... Aku benar-benar menyukainya... dan setiap kali dia melakukannya, aku tidak pernah ingin dia berhenti melakukannya....

Apakah jelek dimanjakan olehnya seperti ini...?

Aku tidak tahu... tapi, Master kelihatannya tidak mempermasalahkannya. Justru, dia terlihat senang dengan itu....

Jadi, aku akan terus melakukannya....

Karena rasanya sangat menyenangkan dimanjakan olehnya... (terkekeh)

"(terkekeh) Aku tahu," katanya kemudian dia lanjut mengelusku dan dengan lembut membelai rambutku. Aku terus menggosokkan wajahku di dadanya selagi Master terus memelukku. Ketika kami melakukannya, pikiranku pergi mengenang apa yang terjadi kemarin....

Kemarin... sangatlah tak terduga bagiku. Aku sebenarnya hanya berencana untuk mengejutkannya dengan pemandian air panas karena kemarin adalah hari terakhir kami bisa benar-benar hanya menghabiskan waktu dengan hanya kami berdua. Jadi, kupikir, Master akan suka bersantai saja di pemandian air panas karena dia tidak memilikinya setelah kami datang ke dunia ini. Itulah kenapa aku, dengan bantuan para dwarf, membangun pemandian air panas jauh lebih cepat kali ini, untuk mengejutkannya. Itu juga kali pertama aku akan mencoba pemandian air panas, sehingga aku sedikit bersemangat mencobanya juga....

Mulainya sedikit susah karena Master terlalu malu melihatku tanpa apa pun kecuali kalungku di leherku. Untungnya, dia hanya membatu dan tidak pingsan, meski lucu sekali melihat reaksinya, Tapi aku memang bertanya-tanya kenapa dia sangat malu tentang itu. Bukankah Master hanya berlebih-lebihan? Maksudku, tubuhku hanya seperti miliknya, tidak ada fitur gender sama sekali, hanya tubuh polos....

Tapi dia menerima banyak damage dari hanya melihatku....

Mungkin karena... Master... benar-benar melihatku sebagai seorang gadis....

Dan dia masih tertarik dengan gadis karena dia masih melihat dirinya sebagai seorang laki-laki seperti kehidupannya yang sebelumnya....

Melihat dari sudut pandang itu... membuatku sedikit malu sekarang... setelah yang kulakukan kemarin....

Memperlihatkan padanya diriku yang terbuka... tanpa ada petunjuk rasa m-malu... (tersipu)

...

Mari lupakan saja insiden itu. Setelah itu, aku bisa menenangkannya dan kami bersantai di pemandian air panas selagi aku menyandarkan diriku di pundaknya, seperti yang kuniatkan selama ini. Pemandiannya sangat bagus dan menyenangkan. Itu bahkan lebih {menyenangkan} lagi jika bersamanya. Aku akhirnya tahu kenapa Master benar-benar sangat menyukai pemandian air panas. Kami kemudian membicarakan betapa menyenangkannya bulan terakhir ini. Master juga mengatakan bahwa akan selalu menyenangkan dan tidak akan pernah membosankan sepanjang bersamaku, apa pun itu. Aku membalas dengan menggodanya bahwa dia hanya menggodaku, meski...

Aku juga merasa sama dengannya.... Satu hal sederhana bisa menyenangkan sepanjang bersama Master....

Setelah itu, aku membuat Master mengatakan apa tujuan aslinya di dunia ini. Tentu saja, aku tahu apa itu sejak sangat awal, tapi aku hanya ingin mendengarnya langsung dari mulutnya, sehingga aku mendesaknya untuk mengatakannya. Kemudian, gelora emosi kebahagiaan memenuhi hatiku setelah mendengar itu darinya. Aku hanya sangat bahagia mendengarnya, bahwa Master ingin melakukan sebanyak itu hanya untukku. Aku tidak bisa menahan semua emosi itu lagi, jadi tanpa persetujuan pikiranku, aku membiarkan seluruh diriku dikendalikan oleh emosi-emosi itu yang membanjiri.

Aku berakhir... menciumnya di pipinya.

Seperti yang kulakukan... di 'malam' itu....

Tapi kemudian sebuah pemikiran datang ke pikiranku, yang beberapa kali terjadi dalam bulan terakhir ini. Aku selalu mengabaikannya sebelumnya, karena kami sangat bersenang-senang dan Master benar-benar terlihat senang setiap kali kami menghabiskan waktu bersenang-senang bersama. Tapi itu masih ada di sana, jauh di dalam hatiku, selagi juga menjulang di pojok pikiranku. Aku tidak bisa menghapusnya. Masih ada di situ, menungguku menghadapinya.

...

Apakah Master perlu melakukan semua ini untukku...?

...

Aku masihlah skill Master.... Aku hanya ada demi dirinya... untuk menjadi Partnernya... dan...

Tidak ada yang lain.... itulah sifat dari keberadaanku....

Bahkan Master menganggap dirinya... hanya menjadi dirinya sendiri, jika dia memiliki aku sebagai Partnernya....

...

Jauh di lubuk hati... aku merasa Master... tidak punya keharusan apa pun untuk melakukan sesuatu untukku.... Hanya akulah yang harus melakukan yang terbaik untuknya... krena aku masihlah skill-nya secara teknis....

Aku tahu Master ingin membuatku bahagia.... Dia bahkan bekerja keras untuknya.... Aku membiarkan dia melakukannya... karena itu juga membuatnya bahagia... jadi itu sebenarnya sesuai dengan tujuanku juga....

...

Tapi tetap saja... aku tidak bisa memahaminya....

Aku tidak merasa perlu untuk merasa bahagia...

Aku selalu puas dengan bagaimana kami sebelumnya....

Tentu saja, aku menghargai apa yang Master lakukan untukku...

Tapi tetap saja... aku merasa seolah... dia tidak perlu melakukannya...

...

Melakukan semua itu...

Hanya... untuk... aku...

...

Apakah aku benar-benar butuh... semua itu...?

...

Apakah aku betul-betul butuh... untuk merasa bahagia...?

...

Apakah aku sepenting itu untuk Master...?

Apakah itu kenapa dia melakukan semua itu hanya untukku...?

...

...

Aku tidak mau semua pikiran dan perasaan gila itu ada lagi, jadi aku mencoba menghapusnya, dengan menyuarakannya pada Master setelah aku menciumnya. Dan seperti yang kukatakan, aku mendapat reaksi yang sangat tak terduga darinya. Master terlihat sangat marah ketika dia mendengar kata-kataku, dan dia berdebat dengan semua kemampuannya. Dan dengan kata-katanya dan tindakannya, aku sepenuhnya menyadari... betapa besar kepeduliannya padaku... betapa pentingnya aku untuknya....

Master tidak melihatku sebagai skill miliknya lagi... tapi...

Hanya sebagai Partnernya...

Hanya sebagai Ciel...

'Ciel-nya'......

...

Karena semua itu, Master ingin melakukan sesuatu untukku, karena aku telah melakukan banyak hal untuknya, dan itu sebuah hal yang sangat normal untuk dilakukan antar Partner seperti kami. Dia juga ingin melakukannya untuk menghargai apa yang telah kulakukan untuknya sejak kami telah bersama, karena di matanya, dia hanya melakukan hal-hal kecil untukku dalam tahun-tahun ini. Akan tetapi, bukan hanya itu karena dua alasan itu. Master ingin dengan tulus melakukan sesuatu untukku, dengan tulus membuatku bahagia, karena aku adalah "Partner"-nya... karena aku adalah "Ciel-nya"....

...

Benar, Master... Anda sangat benar....

Saya milik Anda....

Saya adalah Ciel Anda...

...

Anda bisa melakukan apa pun pada saya...

Anda bisa melakukan apa pun untuk saya...

Karena aku milik Anda...

...

Dan saya pun... ingin menjadi...

Milikmu...... Ciel-mu......

Master...

...

Ini bukan sebuah pertanyaan apakah aku "membutuhkan" semua itu atau tidak. Ini adalah sebuah pertanyaan apakah aku "menginginkan" semua itu atau tidak. Dan jika itulah pertanyaannya, jawabannya sangat jelas. Setelah mengalami semua emosi itu, semua kebahagiaan itu, semua perasaan yang hangat dan menyenangkan itu, aku ingin terus mengalaminya. Aku ingin terus melakukan semua itu bersama Master. Aku tidak mau kembali ke diriku yang sebelumnya. Aku tidak mau kembali untuk hanya berada di sana di sampingnya, hanya untuk dimanfaatkan olehnya sebagai skill miliknya. Aku tidak ingin. Aku tidak ingin...

Itu tidak cukup untukku...

Lagi...

...

Dan demikian, aku memberitahu Master semua itu. Aku ingin terus merasakan semua emosi itu, terutama perasaan hangat dan menyenangkan yang kurasakan dalam hatiku setiap kali kami bersenang-senang bersama. Aku tidak mau itu berhenti. Saat ini, aku tahu bahwa Master benar-benar peduli padaku, dan aku telah menjadi seseorang yang sangat penting baginya.

Aku adalah Partnernya.... Aku adalah "Ciel-nya"....

Jika dia ingin melakukan sesuatu untukku... jika dia ingin membuatku bahagia...

Maka jadilah itu.... Dia bisa melakukan apa pun padaku. Aku juga ingin Master terus membuatku bahagia, dan aku pun ingin melakukan yang sama padanya. Itulah kenapa aku melepaskan semua emosi ini, perasaan ini, ekspresi ini, dan tidak pernah menyembunyikannya lagi dari dia.

Aku mengatakan semua itu padanya, dan aku bisa melihat dia sangat puas dengan itu. Aku juga merasa sangat puas karena semua keraguanku yang berkepanjangan, semua badai kecil itu di dalam pikiran dan hatiku akhirnya pergi sepenuhnya. Dan ikatan kami menjadi lebih kuat karenanya.

Aku Ciel-nya sekarang....

Dan Master... menjadi "Masterku" sekarang....

Kemudian Master mengatakan sesuatu yang benar-benar membuatku malu dengannya. Karena aku memperlihatkan semua ekspresi itu, dia berkata bahwa aku telah menjadi lebih imut dan lebih cantik. Pujian itu membuatku benar-benar malu sampai-sampai aku membatu seperti Master ketika dia melihat diriku yang terbuka sebelumnya. Aku mencoba menenagkan diriku, tapi sangat sulit. Pada akhirnya, aku hanya mampu mengucapkan "terima kasih" padanya sementara wajahku masih merah seperti tomat. Tapi, ketika Master melihat reaksiku terhadap pujiannya, dia tidak bisa menahan diri memberiku elusan kepala favoritku. Dan aku akhirnya menenangkan diriku, dan menikmati elusan kepalanya, bahkan memintanya tetap melakukannya, seperti yang selalu kulakukan....

Seperti seekor anak kucing kecil jinak....

Aku sadar diri tentang itu... tapi aku tidak peduli....

Karena rasanya benar-benar menyenangkan... dan aku ingin dia memberiku lebih banyak...

Lebih banyak elusan kepala.... Aku sudah ketagihan dengannya....

Tapi, "sesi elusan kepala" yang kucintai selalu menemui akhirnya. Aku sedikit kecewa dengan itu, tapi mengingat apa yang telah kami lakukan, apa yang telah kami bicarakan dalam pemandian air panas ini, hanya membuatku tertawa kecil dalam kesenangan, dan Master juga tertawa kecil bersamaku. Master kemudian bercanda bahwa kami memiliki tujuan yang sama selama ini sejak sangat awal ketika kami mulai menulis Kisah Baru ini bersama, dan itu benar jadi aku hanya setuju dengannya.

Akan tetapi, ketika kami menghentikan sesi tawa kecil kami bersama, Master melakukan sesuatu yang mengherankan lagi. Dia mengurangi jarak kami, dan menjadi sangat dekat padaku. Wajah kami benar-benar dekat dan mata kami hanya terpisah beberapa inci satu sama lain. Aku tidak tahu apa yang akan Master lakukan, jadi aku hanya menutup mataku pada titik itu. Dan kemudian, aku merasakan sesuatu yang benar-benar lembut menyentuh dahiku. Aku membuka mataku kebingungan untuk melihat apa yang terjadi. Di sana aku bisa melihat Master mencium dahiku. Aku merasa emosi yang meluap-lupa dari ciuman yang diberikannya padaku. Itu penuh kebahagiaan dan itu memengaruhiku juga.

Sehingga, setelah Master melepaskan bibirnya dari dahiku dan kembali ke posisinya sebelum pembicaraan kami sebelumnya, aku mendekat padanya, dan duduk di antara pahanya, menyandarkan keseluruhan tubuhku padanya, dan akhirnya aku menyandarkan kepalaku di pundaknya. Master tidak melakukan apa pun untuk menghentikanku. Dia hanya memelukku dengan tangannya melingkari pinggangku, dan kelihatannya dia menyukai apa yang sedang kami lakukan. Kami kemudian hanya menikmati pemandian dalam sunyi. Satu-satunya hal yang kami dengan adalah senandung senangku pada diriku sendiri.

Setelah beberapa menit, dia sepertinya mengingat sesuatu dan ingin membicarakannya denganku. Jadi, Master memelukku lebih erat, melingkarkan lengannya di sekitar tubuhku, mencondongkan tubuh depannya ke punggungku, dan menyandarkan kepalanya di pundakku. Aku, di sisi lain, juga melingkarkan tanganku di sekitar lengannya. Kemudian, Master berkata dengan nada sedih padaku, kalau dia ingin menghabiskan waktu yang kami punya, untuk hanya menjadi seperti ini, menjadi hanya di antara kami berdua. Tapi sedihnya, mulai besok itu akan berkurang.

Aku juga merasa sama dengannya.... Aku hanya ingin menghabiskan waktuku bersamanya saja... dan tidak ada yang lain....

Tapi sedikit mustahil... mengetahui kepribadiannya... dan apa yang telah kami putuskan... karena kami datang ke dunia ini....

Jadi, aku hanya berkata aku setuju dengannya....

...

Tapi kemudian... aku mengingat sesuatu yang lebih penting...

Sangat penting... bagi diriku....

Tentang pentingnya diriku... di matanya....

Jika dibandingkan dengan seseorang yang lain... yang juga benar-benar penting untuk Master....

...

Orang itu... manusia perempuan pertama... yang Master temui dalam kehidupan keduanya....

...

'Dia' memiliki pengaruh besar dalam hidup Master....

'Dia' sangat berharga bagi Master....

'Dia' tanpa diragukan lagi salah satu orang terpenting... bagi Master....

...

Master benar-benar peduli tentang 'dia'...

Dan aku sangat mengetahui semua itu....

...

Tapi... mengetahui semua fakta itu sekarang...

Ketika Master dan aku sudah menjadi sangat-sangat dekat saat ini...

...

Entah mengapa...

Aku merasa dadaku menyesak....

Aku merasa seolah sebuah api kecil menyala dalam hatiku...

Aku merasa seolah sebuah jarum kecil menusuk inti hatiku....

...

Itu sakit sedikit...

Tapi tetap saja sakit....

...

...

...

Aku tahu dari pembicaraan kami sebelumnya... bahwa...

Aku telah menjadi seseorang... yang benar-benar dia pedulikan....

Aku telah menjadi seseorang yang benar-benar berharga baginya....

Aku telah menjadi seseorang yang benar-benar penting bagi Master....

...

Akan tetapi, aku tidak bisa berhenti berpikir... bahwa... 'dia' mungkin...

Seseorang yang dia {Master} lebih pedulikan... lebih berharga... lebih penting....

Bagi Master...

...

Jauh dariku...

...

'Dia' adalah...

'Dia yang Ditakdirkan untuk Master' bagaimanapun juga....

...

Ketika aku memikirkan semua itu, aku dengan tidak sadar mengatakan tentang "dia". Master tidak tahu apa maksudku pada awalnya, jadi aku langsung mengatakan "perkataan"-ku yang biasanya untuk mengganti subjek. Akan tetapi, sekarang, Master sudah menyadari apa yang sebenarnya ingin kukatakan jika aku mengatakan "perkataan" itu, yang sebenarnya berarti, bahwa aku ingin dia mencari tahunya sendiri, apa yang salah denganku atau apa yang coba kusembunyikan sehingga dia tidak menyadarinya.

Master menyadari semua itu, dan dia mulai memikirkan apa itu sebenarnya. Dan seperti yang diharapkan dari Master, dia langsung mengetahui apa kekhawatiranku. Tentang tempatku... seberapa penting diriku jika dibandingkan dengan "dia yang ditakdirkan" untuknya... seberapa pentingnya "Ciel-nya" di depan "dia".

Kami telah bersama selama bertahun-tahun sekarang. Kami menjadi Partner yang benar-benar hebat dalam tahun-tahun itu. Dan ketika kami datang ke dunia ini, kami menghabiskan semua waktu kami hanya bersenang-senang bersama, hanya kami berdua. Kami menjadi benar-benar dekat satu sama lain. Kami merasakan begitu banyak kebahagiaan dengan hanya bersama. Saat ini, setiap kali aku bersamanya, setiap kali aku memikirkan dia, aku merasa hatiku menjadi sangat hangat tak terkontrol.

Dan itu semua tertulis di hatiku bahwa...

Aku tidak ingin semua ini... ternyata hanya untuk kesia-siaan....

Aku tidak menginginkannya.... Aku benar-benar tidak menginginkannya dengan setiap serat dari keberadaanku....

Aku menginginkannya berlanjut... seperti sekarang....

Aku meninginkam kami... hanya kami berdua... untuk berlanjut seperti ini....

...

Itulah kenapa...

...

Aku tidak mau 'siapa pun' menghalangi jalan kami....

...

...

...

Dan...

Kuharap Master merasakan yang sama denganku juga....

Jika tidak... maka... kupikir... aku merasa seperti...

Hatiku akan hancur menjadi kepingan tak terhitung...

...

Master menyadari betapa banyak kekhawatiran yang kupunya. Dia kemudian mencoba membuat hal-hal menjadi jelas, sehingga kekhawatiranku akan hilang bersama itu. Master berkata bahwa memang "dia" itu adalah seseorang yang penting baginya. Dan ketika aku mendengarnya, dalam sepersekian detik, aku langsung gemetaran dalam keputusasaan. Aku merasa hatiku berada di ambang kehancuran. Tapi, Master tidak berhenti dengan apa yang dia katakan. Kata-katanya yang selanjutnya langsung ke intinya, yaitu tentang bagaimana tentangku jika di depan "dia". Dan cara bagaimana dia membicarakannya, tindakannya ketika dia memperlihatkannya, dan kata-kata terakhir yang dia katakan dengan hangat padaku, yang menandakan bahwa semua yang kupikirkan sebelumnya sama dengan apa yang dia pikirkan. "Kau mendapat sisanya," katanya. Dan dengan kata-kata itu, dalam sekejap, aku menyadari bahwa Master juga memikirkan dan mengharapkan hal yang sepenuhnya sama denganku.

Ah~~~ Saya benar-benar bahagia.... Saya benar-benar bahagia... Master....

Karena itu berarti... Anda menganggap saya... Anda menganggap diri saya... Ciel Anda...

Sebagai Orang penting bagi Anda...

...

Aku telah menjadi seseorang semacam itu bagi Master....

Seseorang yang penting....

Jika begitu adanya... maka aku tidak punya kekhawatiran...

Master bisa melakukan apa pun yang dia inginkan... dan aku akan dengan senang hati mendukungnya

...

Karena di penghujung hari...

Aku akan selalu menjadi...

Yang Paling Penting bagi Master....

...

Setelah aku menyadari fakta mutlak itu, aku berkata bahwa aku akan mendukung apa pun yang Master ingin lakukan, dan memastikan bahwa dia tidak akan menyesali satu pun darinya. Dia kemudian berkata bahwa aku adalah Partner Terbaik, dan tidak ada yang akan mengambil tempat itu dariku, yang hanya lebih jauh menunjukkan keseriusan Master ketika dia secara tidak langsung mengatakan seberapa pentingnya aku baginya.

Sehingga... 'tidak ada' yang akan menjadi... sepenting aku....

Ah~~~ Aku tenggelam... dalam rasa senang....

Aku merasa benar-benar bahagia....

Dan semua ini karena Master....

...

Terima kasih... Master....

Saya dengan senang hati menjadi... Ciel Anda....

Saya dengan senang hati menjadi... yang Paling Penting... bagi Anda....

'Masterku Tersayang'...

Setelah itu kami hanya lanjut menikmati pemandian selama beberapa jam. Dan aku dipeluk dengan lembut namun erat oleh Master, belum lagi semua kebahagiaan itu yang kurasakan, dan perasaan yang hangat dan menyenangkan dalam hatiku, aku ditenggelamkan oleh semua emosi yang meluap-luap itu, dan aku tidak bisa menahan diri jatuh tertidur karena itu. Aku hanya tidur dengan nyenyak dalam pelukan Master, dan Master membawaku pulang, kemudian dia juga tertidur sembari memelukku seperti sebuah bantal.

Tapi karena semua hal yang baru saja terjadi antara Master dan aku, perasaan hangat yang kurasakan, semua kebahagiaan yang kurasakan, mengetahui bahwa aku sekarang telah menjadi Ciel milik Master, mengetahui bahwa aku telah menjadi orang yang paling penting jauh di atas siapa pun bagi Master, dan fakta bahwa tidak ada yang akan pernah menyentuh tempat spesial yang kumiliki.

Semua fakta itu terkombinasikan dan menjadi satu....

Itu menjadi sebuah 'benih' yang tertanam...

Jauh di bagian terdalam hatiku...

...

'Benih' itu bertunas...

Sebuah 'Perasaan Baru' tumbuh dari 'benih' yang bertunas itu....

Dan perlahan membuat jalannya...

Ke seluruh satu bagian dari hatiku...

Tanpa aku... menyadarinya....

***

Sembari memikirkan apa yang terjadi kemarin, kami telah berpelukan satu sama lain selama hampir satu jam sekarang. rasanya sangat nyaman dan kami tidak mau berhenti melakukannya. Hari masih pagi di luar dan kami masih memiliki banyak waktu sebelum kami mengerjakan urusan kami, meski sudah lewat waktunya sarapan. Akan tetapi, kami hanya melanjutkan dengan apa yang sedang kami lakukan dan tidak mau bergerak darinya. Master terus mengelus kepalaku dan mengusap rambutku, sementara aku masih menggosokkan wajahku dengan senang ke dadanya. Meski kami ingin terus berpelukan satu sama lain... kami tidak bisa seperti itu selamanya....

"Kupikir cukup sudah pelukannya untuk pagi ini. Bagaimana kalau kita sarapan, Ciel?" kata Master sambil mencolek pipiku yang tembam untuk mendapat perhatianku. Sudah lebih dari satu jam sejak kami bangun tadi, dan melihat dari apa yang dia katakan...

"(cemberut) Baik.... Master sebenarnya hanya tidak sabar memakan makananku, benar?" kataku dengan kesal sambil cemberut. Dia jelas hanya ingin segera memakan sarapannya. Itu tertulis di sekitar wajahnya. Meski, aku tidak bisa menyalahkannya... karena...

"(cekikikan) Tentu saja, makananmu adalah yang terbaik, Ciel," katanya tertawa kecil dan memberiku senyum riangnya. Seperti yang dia katakan, makananku adalah yang terbaik. Dari sudut pandang mana pun, makananku sempurna. Dan untuk alasan-alasan tersebut, sebulan terakhir ini, Master telah sepenuhnya jatuh untuk makananku.

Dan... aku benar-benar mengambil kebanggaan dalamnya... terutama untuk Master yang Rakus ini.

"(senyum puas) Saya tahu, tapi Anda bisa memuji saya lebih banyak, Master," kataku menyeringai puas padanya, tapi dia hanya mengabaikannya seperti yang selalu dia lakukan....

"Sudah, sudah. Mari segera bangun untuk sekarang," kata Master, kemudian dia mengangkat kedua tubuh kami karena aku masih dalam lengannya sebelumnya. Kami saling memberi senyum cepat sambil duduk di atas futon kami, kemudian kami memulai hari kami....

Master merapikan ruang tidur kami, dan aku langsung pergi ke dapur untuk memasak sarapan kami. Master selalu menyukai sesuatu yang ringan namun memiliki rasa umami untuk sarapan, menu sarapan Jepang yang tipikal. Master masihlah seorang laki-laki Jepang di dalam, sehingga dia menyukai sarapan semacam ini. Itulah kenapa aku memutuskan memasak sup miso dengan tahu, gulungan telur atau tamagoyaki, dan ikan sungai panggang untuk hidangan utama, serta jangan melupakan nasi putih kesukaannnya. Itu adalah hidangan yang sederhana, tapi jika akulah yang memasaknya, itu akan menjadi di puncak dunia pastinya.

Ketika aku tengah memasak, Master telah menyelesaikan pekerjaannya. Dia sekarang duduk di meja makan, mengamatiku yang masih tengah memasak, dan bersenandung dengan senang sambil menunggu sarapan kami. Master selalu seperti itu, setiap kali aku memasak sesuatu. Setelah beberapa menit, aku selesai memasak, dan membawa hidangannya ke meja. Kami kemudian memakan makanan kami bersama. Wajah Master penuh kenikmatan setiap kali dia mengunyah makanannya. Aku hanya tersenyum senang melihat ekspresinya. Setelah beberapa menit, kami menyelesaikan sarapan kami.

"Ah~~~ jika aku lanjut memakan makanamu, Ciel, aku pasti pergi ke surga karenanya." Master menyandarkan punggungnya ke kursinya dan memuji makananku sembari juga bercanda tentangnya pada waktu bersamaan. Tapi, di sisi mulutnya, aku melihat...

"(terkekeh) Tidak, jangan pergi ke surga, Master," kataku sambil mencondongkan tubuhku padanya, karena sebutir nasi menempel di sisi mulutnya dan aku mencoba mengambilnya. Setelah itu aku mengambilnya dengan jariku, dan hanya memakannya, tapi Master sedikit terkejut dengan itu.

"Anda masih ingin memakan makanan saya, 'kan?" kataku sambil tersenyum hangat dan meletakkan jariku di sisi bibirku, yang membuatnya tenang kembali.

"Kau benar.... Kalau begitu... 'Rimuru, jangan pergi ke surga.... Makanan Ciel selalu menunggumu,'" katanya, tampaknya mengambil catatan untuk dirinya sendiri. Tapi dengan cara dia mengatakannya, itu membuatku tertawa terbahak-bahak. Dia sangatlah lucu. Melihat reaksiku, Master juga menemaniku tertawa bersama. Kemudian, setelah beberapa saat...

"Baiklah, Ciel. Mari mulai hari kita," kata Master dengan bersemangat. Aku hanya mengangguk pada perkataannya, kemudian kami berganti ke pakaian kami yang biasanya, kemudian pergi ke pintu masuk rumah kami. Di situ, Master menawariku tangannya agar kami berdua berpegangan tangan seperti biasanya. Aku dengan senang hati mengambilnya, karena pada titik ini, ke mana pun kami pergi, kami tidak pernah pergi tanpa berpegangan tangan. Itu sudah menjadi kebiasaan kami.

Tapi kali ini, cara Master memegang tanganku sedikit berbeda. Dari cara dia memegangnya, aku bisa merasakan bahwa dia menunjukkan kalau dia sangat memedulikanku. Rasanya lebih dekar dan mesra namun rentan dan jujur di saat yang bersamaan. Itu seolah dia mempercayakan semua dari dirinya padaku, sisi kuatnya bahkan juga sisi lemahnya. Dan dia merasa benar-benar senang dengan fakta-fakta itu. Cara baru kami berpegangan tangan, menunjukkan bahwa kami memiliki hubungan lebih dalam di antara kami.

Master memegang tanganku erat dan aku bisa merasa hangat darinya. Dia memegangnya dengan cara yang sama dengan yang dia lakukan kemarin ketika dia mengatakan bahwa aku "Ciel-nya". Bukan seperti bagaimana yang biasa dia lakukan, telapak yang menghadap ke bawah. Tapi, Master memegang tanganku erat sambil memautkan jari-jari kami satu sama lain, jari-jari yang berpaut erat. Aku terkejut dengan ini. Aku melirik tangan kami yang berpegangan dan matanya beberapa kali. Aku kembali ke kenyataan ketika Master memberiku senyum hangatnya yang biasanya.

Ah~ Master~

Apakah Anda menunjukkan bahwa kita telah menjadi lebih dan lebih dekat...?

Apakah Anda menunjukkan bahwa hubungan kita lebih dalam dari sebelumnya...?

Apakah Anda menunjukkan bahwa kita merasa mendalam pada satu sama lain dalam tingkat yang lebih besar...?

...

Dengan bagaimana Anda memegang tangan saya... saya pikir jawaban untuk semua itu... adalah iya....

Terima kasih.... Saya benar-benar senang tentang itu....

Menyadari telah seberapa dekatnya kami, aku memberi Master senyum indahku dan dia membalas dengan melebarkan bibirnya, menunjukkanku senyum indahnya. Aku mengeratkan tangan kami, kami kemudian keluar dari rumah kami, dan berjalan ke suatu gua tertentu untuk bertemu seseorang. Kami berjalan di jalanan batu bata tidak terlalu lebar yang dibangun dengan baik, yang warga kami bangun antara rumah kami, kota, dan gua. Hampir tengah hari saat ini, dengan hari yang cerah bersih, matahari bersinar terang tapi tidak terlalu panas sehingga terasa menyenangkan. Warga kami sibuk melakukan pekerjaan mereka masing-masing. Beberapa dari mereka menyapa dengan senyum hangat mereka ketika mereka melihat kami melewati mereka. Ketika kami di jalan, kami membicarakan tentang perkara yang kami punya dengan orang yang akan kami temui setelah ini. Kemudian baru setelah itu, kami masuk ke gua.

"Ranga, Raiga." Aku memanggil serigala kami. Tidak seperti Ranga di dunia lama kami yang benar-benar suka tinggal dalam bayangan Master, serigala kami sekarang lebih suka memenuhi waktu mereka dengan berlatih dengan satu sama lain dan serigala lain atau Goblin Riders. Tapi, mereka selalu segera menemui kami menggunakan [Shadow Movement] ketika kami memanggil Master.

""Ya, Nyonyaku/Ciel-sama."" Dalam hanya beberapa detik, mereka keluar dari bayangan kami dan sekarang duduk di depan kami menjulurkan lidah mereka sambil mengibaskan ekor mereka, seperti anjing.

"Ranga, pergi beritahu Rigurd untuk menyiapkan beberapa pondok di kota bagi beberapa orang untuk menginap. Dan Raiga, pergi beritahu staf kafetaria untuk menyiapkan beberapa makanan, terutama daging gaya yakiniku." Aku memberitahu perintah untuk mereka masing-masing sambil juga mengelus bulu kepala mereka yang lembut.

Seperti yang sekarang, aku telah menjadi sangat dekat dengan warga dan bawahan kami, dan untungnya mereka benar-benar menyukaiku. Aku selalu memberikan perintah dalam sebagian besar waktu sekarang, menggantikan pekerjaan Master. Master tidak mempermasalahkannya, malah dia benar-benar senang tentangnya. Mungkin, itu karena pekerjaannya berkurang karena aku mengambil alih sekarang. Tapi lebih tepat dikatakan kalau dia hanya senang karena aku telah menjadi dekat dengan rakyat kami.

"Sesuai keinginan Anda, Ciel-sama, namun bisakah kami tahu tentang apa semua ini?" tanya Raiga padaku, dan mereka terlihat penasaran tentangnya.

"Ranga, Raiga, setelah ini, kita akan punya beberapa tamu untuk disambut, para petualang manusia. Mereka teman kami, dan kami ingin menyambut mereka dengan baik," jelas Master pada mereka, tentang tamu-tamu kami. Baru saja, dengan persepsiku, aku bisa melihat mereka telah sampai di jantung hutan, sekitar belasan mil dekat ke kota kami.

"Seperti yang diharapkan dari tuanku," kata Ranga bersemangat sementara Master mengelusnya.

"Terima kasih, Rimuru-sama, Ciel-sama. Kalau begitu, kami akan pergi melaksanakan kewajiban kami," kata Raiga, kemudian mereka berlari ke kota untuk melaksanakan perintahku. Setelah itu, kami pergi ke dalam gua, dan setelah beberapa menit berjalan, kami mendengar suara yang benar-benar keras....

"[Normal Series: Consecutive Normal Punches]," teriak seseorang dengan keras dan kami mendengar bom sonik dengan cepat dihasilkan setelah teriakan itu, dan sebuah hempasan angin mengikutinya. Aku menganalisis apa yang barusan terjadi, dan hasilnya adalah bahwa gerakan ini bisa dengan mudah meratakan ratusan kilometer persegi dari suatu kawasan atau bahkan sebuah negara kecil. Itu sangatlah gerakan yang berbahaya. Kota kecil kami akan dengan mudah lenyap jika terkena itu.

(menghela nafas) Kami benar-benar membuat keputusan bijak membawa 'dia' menjauh dari kota kami....

Yang sedang kubicarakan tidak lain dan tidak bukan adalah kadal yang terlampau besar itu, Veldora. Dia telah melatih "Veldora Style Killing Arts" sepanjang siang dan malam sebulan terakhir ini, untuk pertandingannya dengan Master. Dia berlatih di dalam tempat khusus yang dapat menahan semua gerakan berbahayanya, selagi juga menekan suara yang dihasilkannya ke luar guar.

Setelah dia menyelesaikan gerakannya, kami berjalan ke dalam tempat latihan dan mencoba mendapat perhatiannya....

"Yo, Veldora. Bagaimana latihanmu?" Master menyapanya.

Dia akhirnya menyadari keberadaan kami dan berjalan pada kami. "Kuahahaha. Rimuru, Ciel, latihanku lebih baik dari sebelumnya...... Hmm? Oh..." kata Veldora dengan bangga dengan tangannya di pinggangnya, tapi kemudian perhatiannya tertuju kepada hal lain.... Dia melirik... tangan kami yang berpegangan....

"Oho, Saudara, kau sepertinya telah menjadi jauh lebih dekat dengan Ciel sekarang, ya?" katanya bermain-main. Dia juga menempatkan lengannya ke pundak Master dan menggunakan tangan yang lain untuk menggosok kepala Master. Dia kelihatannya menyadari apa yang terjadi....

Kenapa kadal ini sangat peka tentang hal semacam ini...?

Apakah dia membaca beberapa menga... tentang 'genre' spesifik itu...?

"A-ada banyak hal terjadi di antara kami... (menggelengkan kepala) Tidak, kami tidak datang untuk membicarakan hal itu." Master hanya berpaling darinya dengan malu ketika membicarakan kami, meski pada akhirnya dia mendorong Veldora menjauh darinya dan mengganti subjeknya. Veldora hanya memberi kami tatapan mengesalkan....

"Veldora, kami ingin kau menerima permintaan kami, sebuah misi khusus hanya untukmu. Jika kau menerimanya, kau bisa bertanding dengan Master," kataku padanya untuk lebih jauh mengganti subjek. Dan ketika dia mendengarnya....

"Sebuah misi khusus (mata berbinar)!!! (menggelengkan kepala) Tidak, tidak. Aku tidak bersemangat tentang misi itu atau apa pun." Dia jelas bersemangat tapi bertingkah tsundere seperti biasa dengan melipat lengannya dan berpaling dari kami.

"Tapi, jika itu biaya kecil yang harus kubayar untuk mendapat pertandingan yang lama kunantikan dengan Rimuru, aku akan dengan senang hati menerimanya," lanjutnya sembari masih mengalihkan pandangannya dari kami.

"Terima kasih, Veldora." Master berterima kasih padanya yang membuat si kadal berhenti berpura-pura dan sekarang bertingkah puas ketika dia menghadap kami kembali. Kami hanya mengabaikannya.

"Baiklah, Veldora. Inilah misimu........." kataku, kemudian aku menjelaskan tentang misi yang akan dia terima. Ini adalah hasil dari yang aku dan Master bicarakan sebelumnya sebelum kami datang ke sini. Kami memutuskan untuk menyerahkannya pada Veldora karena beberapa keuntungan yang bisa kami rampok... maksudku raih, jika dialah yang melakukannya....

"Itu saja. Kau mengerti, Veldora? Jangan MENGACAUKAN apa pun, oke?" Penjelasanku mengenai misi itu telah selesai setelah beberapa menit aku bicara. Aku kemudian melemparkan tatapan super dingin padanya seolah memandangi sejenis seekor hama. Ini untuk memastikan dia tidak bercanda tentang semua ini....

Jika kau mengacaukan apa pun... aku akan memastikan untuk memberimu sebuah hukuman...

Yang akan menjadi hal terburuk yang pernah kau alami...

Lebih buruk dari segala yang telah saudari-saudarimu lakukan padamu...

"Hik! Y-ya, ya, Ciel. A-aku tidak akan mengacaukan apa pun. A-aku akan mengikuti rencanamu sepenuhnya dan berhasil menyelesaikannya." Karena tatapanku, Veldora menyadari kegagalan tidak akan ditoleransi. Dia gemetaran ketakutan dan bersembunyi dariku, di belakang punggung Master....

"Bagus, Veldora. Jika kau berhasil menyelesaikan misimu, kita akan bertanding setelah itu," kata Master padanya yang membuat rasa takutnya padaku langsung hilang, dan menjadi dirinya yang biasanya lagi.

"Kuahahaha, sekarang itulah yang ingin kudengar. Aku akan menyelesaikan misiku dan menghajarmu di pertandingan kita, Rimuru!" Dia keluar dari persembunyiannya dan menyatakan dengan api menyala-nyala di matanya dan mengepalkan tinjunya.

"Ya, beritahu kami sebelum pergi untuk misimu, oke? Sekarang, kami punya hal lain untuk dilakukan, jadi kami permisi," kata Master dan kami meninggalkan gua. Sekarang waktunya menemui tamu-tamu kami....

Para Trio Petualang... dan...

...

Seorang perempuan tertentu dengan sebuah topeng...

***

Hari sudah sore, dan sang mentari telah mulai berpindah ke horizon dengan perlahan. Master dan aku baru saja masuk ke kota untuk melihat persiapannya, dan itu telah diselesaikan, namun kami juga memberi beberapa orang perintah-perintah tambahan setelah itu. Saat ini, kami di jalan, berjalan dengan berpegangan tangan ke titik pertemuan, sembari juga membicarakan bagaimana kita berurusan dengan para tamu ini, bagaimana yang akan kita lakukan dengan para trio, mengenai bagaimana kita akan berurusan dengan negara-negara manusia di masa mendatang. Tapi yang lebih penting, apa dan bagaimana yang akan kami lakukan dengan "wanita" itu. Kami terus berjalan, dan sekarang kami berada di tengah hutan hanya beberapa mil dari kota kami. Dan...

"AAAAAAAAAA!!!!!"

Kami mendengar seorang gadis berteriak ketakutan di kejauhan, dan diikuti 2 laki-laki yang berbicara yang kedengarannya seperti mereka sedang saling menyalahkan.

Itu mereka... masih bodoh seperti biasa....

Setelah cukup lama berjalan, kami akhirnya menemukan mereka. Sama seperti terakhir kali, berlari untuk hidup mereka dari sekelompok semut raksasa mengejar mereka dengan marah, karena seorang "pemimpin bodoh" tertentu mengganggu kehidupan damai mereka di sarang mereka. Ketika kami mendengar gadis itu berteriak. Master dan aku langsung mengeluarkan sayap kami, yang sekarang mirip sayap naga, bukan sayap kelelawar lagi. Kelihatannya seperti sayap naga hitam pekat milik Veldanava, dengan aksen emas dan merah yang terlihat sangat keren dan penuh keagungan.

Kami terbang ke langit dan melihat satu kelompok berlari dengan belasan semut raksasa mengikuti mereka. Dari depan, seorang gadis dengan rambut pirang, badan kecil, dan mata zamrudnya yang sekarang menangis mengeluarkan air mata, seorang laki-laki cukup besar dengan rambut coklat pendek, seorang laki-laki muda yang terlihat tegap dengan rambut coklat-kuning sedang, dan terakhir seorang wanita muda dengan rambut hitam dan sebuah topeng yang menutupi wajahnya. Mereka berlari secepat yang mereka bisa, tapi para semut hampir menangkap mereka. Si wanita bertopeng tahu kalau mereka tidak bisa lari lagi, sehingga dia berhenti berlari dan siap menghadapi para semut. Tapi, sebelum si wanita memulai serangannya...

"[Void Thunder]." Master mengaktifkan sihir, dan petir hitam yang terlihat mengancam ditembakkan dari langit dan membunuh semua semut seketika tanpa bekas. Kami tidak mau si wanita beraksi karena pada akhirnya dia tidak akan mampu, malah itu hanya akan menyebabkannya merasa kesakitan. Kami tidak mau dia merasakan rasa sakit itu sehingga kami bertindak cepat sebelum itu terjadi.

Para trio dan si wanita bertopeng kebingungan melihat apa yang baru saja terjadi. Mereka mengamati sekitar mereka untuk mencari sumber serangan yang menyelamatkan mereka. Kemudian, si gadis kecil pirang melihat kami di langit dan memandang kami. Dia menunjuk pada kami dan membuat yang lain menyadari kehadiran kami. Master dan aku mendarat perlahan di depan mereka dan menarik masuk sayap kami. Dan kelompok itu...

"""Para Dewi—""" gumam para trio pada diri mereka sendiri, dan membatu ketika melihat kami berdua, tampaknya karena kecantikan kami. Tapi, si wanita bertopeng terlihat mewaspadai kami dan meletakkan tangannya di atas pedangnya.

"Salam, para petualang manusia. Kami telah merasakan kalian semua di dekat kota kami. Dan sepertinya kalian semua mempunyai sedikit masalah, jadi kami memutuskan untuk menyelamatkan kalian." Master menyapa mereka yang membuat para trio kembali ke indra mereka.

"Oh—betapa buruknya sopan santunku. Namaku Rimuru Tempest, dan ini adalah Partnerku, Ciel." Master memperkenalkan diri kami, kemudian dia berubah ke wujud slime-nya dan melompat padaku. Aku menangkapnya, menahannya dengan tanganku... dan....

"Kami bukan slime jahat, tahu?" Master mengucapkan perkataan perkenalan dengan suara terlucunya.

"Pfft—"

Dan mendapat reaksi dari si wanita bertopeng, tapi para trio terkejut karena Master barusan menjadi slime. Master hanya mengabaikannya dan kembali ke wujud manusianya.

"Karena kalian semua telah datang ke sini. Bagaimana kalau kalian mengunjungi kota kami? Kami akan memperlakukan kalian dengan baik dan memberi kalian beberapa makanan untuk dimakan." Master memberi mereka sebuah tawaran. Ketika para trio mendengar kata "makanan", kami bisa melihat sedikit air keluar dari mulut mereka. Si wanita bertopeng tidak terlihat terlalu mewaspadai kami lagi tapi terus mengamati kami, terutama wajah kami, yang sepertinya paling menarik perhatiannya.

"""Ya, dengan senang hati kami akan menerima tawaran Anda,""" seru para trio bersamaan dan agak membungkuk pada kami. Master hanya memberi mereka senyumannya, dan aku...

"Serigala kami!" Aku memanggil serigala kami.

Ranga dan Raiga keluar dari bayangan kami, serta dengan seekor serigala lain yang bernama "Fuuga", serigala kedua terkuat yang kami punya. Benar, kedua terkuat setelah Ranga dan Raiga, karena mereka memiliki kekuatan yang hampir sama yang membuatnya sulit untuk menentukan siapa yang lebih kuat antara ayah dan anak ini. Fuuga adalah tunggangan Gobta jika kau mau tahu, tapi goblin kecil itu hanya bermalas-malasan tanpa melakukan pekerjaan apa pun sekarang. sehingga membuat Fuuga punya waktu bebas.

Kelompok itu panik sedikit, tapi kami mampu menenangkan mereka. Kemudian, kami menaiki mereka untuk pergi ke kota kami. Dua laki-laki dengan Fuuga, si wanita pirang dan wanita bertopen dengan Raiga. Kemudian Master dan aku menaiki Ranga. Master di depan sementara aku duduk menyamping di belakang sambil memeluk pinggang Master dengan erat.

Kemudian kami pergi ke kota kami. Itu hanya memakan waktu beberapa menit, karena para serigala tidak menggunakan kecepatan asli mereka seperti yang kami perintahkan pada mereka sebelumnya. Jika mereka menggunakannya, pasti kelompok itu pasti akan pingsan. Ketika kami masuk ke kota, para serigala melambat, dan hanya berjalan perlahan di dalam kota. Warga kami, laki-laki dan perempuan yang melewati kami, menyapa kami dengan senang, dan anak-anak berjalan mendekat pada kami dengan bersemangat.

Kota terlihat sangat damai dan hidup.... Warga kami terlihat benar-benar bahagia... dengan senyuman tulus mereka terlukis anggun di wajah mereka....

Dan itu karena kami... atau lebih tepatnya... kerja keras mereka sendiri.... Kami hanya membantu mereka dari samping....

(menyeringai) Kami benar-benar bangga dengan mereka.

Master dan aku melambaikan tangan kami pada mereka dan beberapa kali mengelus anak-anak yang mendekati kami. Kelompok itu terkagum melihat pemandangan ini, sebuah kota yang dibangun dengan baik dengan monster sebagai warga kota. Mereka hanya melihat di sekitar mereka dalam kebingungan. Kemudian, setelah itu kami masuk ke kafetaria, yang merupakan tempat warga kami makan jika mereka tidak memasak sendiri di rumah mereka. Ini adalah tempat di mana juru masak kami bekerja, yang aku latih beberapa kali. Aku tidak mengajari mereka terlalu banyak, hanya sedikit memasak beberapa makanan biasa tertentu, karena itu adalah tugas dari seorang gadis berambut merah muda cantik nantinya.

Kami masuk ke kafetaria, kelompok itu duduk di meja mereka. Master dan aku juga duduk di meja berbeda di samping mereka. Kemudian, para staf datang dengan makanan dan alat pemanggang. Mereka menyiapkannya di meja kelompok itu. Makanannya adalah daging berjumlah banyak dari seekor sapi-rusa yang diburu oleh pemburu kami, beberapa sayuran dan sejumlah besar nasi, dan beberapa alkohol yang kami buat sendiri dari buah-buahan hutan. Para trio langsung memanggang daging dengan ribut, dan memakan makanan mereka, meminum alkohol mereka, seolah hidup mereka bergantung padanya. Kami bisa mendengar mereka berbicara pada diri sendiri semacam, "Sangat enak!", "Aku tidak pernah makan seperti ini dalam waktu sangat lama", dan "Lagi, lagi". Akan tetapi, si wanita bertopeng hanya memakan makanannya dengan tenang dengan masih memakai topengnya.

Master dan aku hanya memandangi mereka dari meja kami, sambil menyeruput teh hitam kami yang kusiapkan dan memakan beberapa kue kering yang aku panggang beberapa hari yang lalu untuk snack kami dalam waktu seperti ini. Setelah belasan menit atau lebih, mereka menyelesaikan makan mereka dan sekarang meneguk minuman mereka sepenuh hati, tapi si wanita bertopeng tidak mengikuti dan hanya membiarkan minumannya tak tersentuh. Untungnya, staf kami memperhatikan ini dan memberinya segelas air, dan dia meminumnya langsung. Setelah mereka selesai...

"Apahah kalian menikmati makanannya?" tanya Master pada mereka dengan senyum hangat.

"Ya! Makanannya benar-benar lezat. Terima kasih banyak," kata si wanita pirang dengan riang, dan kemudian agak membungkuk pada kami, diikuti yang lainnya.

"Senang kalian menyukainya. Kemudian, maukah kalian memberitahu nama kalian, serta apa yang terjadi sebelumnya?" tanya Master pada mereka, kemudian mereka memperkenalkan diri mereka tanpa berpikir lebih jauh.

"Baiklah. Saya Kaval, pemimbin kelompok ini." Si laki-laki tegap memperkenalkan dirinya dengan bangga sebagai Kaval.

"Saya Gido, maling dari kelompok ini." Si laki-laki yang lebih besar dan lebih tua memanggil dirinya Gido.

"Saya Eren¹, seorang penyihir." Kemudian si gadis pirang kecil memperkenalkan dirinya sebagai Eren.

"Dan ini adalah Shizu, anggota sementara dari kelompok ini." Eren memeluk si wanita bertopeng dan memperkenalkan dirinya sebagai Shizu. Kami hanya mengangguk, kemudian mereka mulai menceritakan pada kami kisah mereka tanpa menyembunyikan apa pun dari kami.

Kisahnya dimulai beberapa minggu yang lalu ketika mereka dikirim oleh Guild Master di Kerajaan Blumund untuk menginvestigasi menghilangnya Veldora. Tidak banyak yang mereka dapatkan dari investigasi, jadi mereka pulang. Tapi mereka tak lama kemudian diperintahkan lagi untuk mengamati sekitar gua Veldora. Shizu juga ikut dengan mereka karena dia punya rute yang sama dengan mereka. Tapi mereka tidak mendapatkan apa-apa lagi, sehingga Kaval yang bosan menyodok sebuah sarang semut raksasa dan membuat mereka marah.

Master dan aku hanya mendengarkan kisah mereka. Matahari mulai tenggelam di horizon. Setelah mereka selesai memberi tahu cerita mereka, kami kemudian diganggu oleh seorang laki-laki yang terlihat berotot, dengan kulit kecokelatan dan rambut pirang... yaitu Veldora....

"Yo, Saudara, Ciel, aku akan berangkat ke misiku sekarang, tapi aku tidak tahu di mana itu?" Veldora datang entah dari mana dan bertanya pada kami.

"Oh, Veldora." Master hanya menyapanya, kemudian memberiku isyarat. Aku mengangguk dan...

"Veldora, kau bisa berangkat ke misimu sekarang. Aku akan mengirim lokasinya melalui [Thought Communication]," kataku padanya. Tapi mendengar kami mengucapkan nama "Veldora" mengejutkan para trio dan Shizu.

"Kuahahaha, kalau begitu aku akan pergi sekarang. Selamat tinggal~" Setelah mengatakan itu, Veldora terbang ke langit senja dengan ledakan dan kecepatan hebat. Kami hanya mengabaikannya, tapi kelompok itu tidak. Mereka kebingungan dengan apa yang baru saja terjadi dan nama terkenal tertentu yang dengannya kami memanggil laki-laki itu tadi.

"A-apa yang baru saja terjadi?" Gido terkesiap.

"S-siapa dia? V-Veldora!!??" Kaval juga terkesiap.

Master hanya mengabaikan mereka dan hanya meminum tehnya. Tapi, ini sesuai dengan rencana kami yang telah kami bicarakan sebelumnya, jadi mari lanjutkan dengan itu....

"Seperti yang telah kalian semua dengar, dia adalah saudara tersumpah Master, Veldora, sang Storm Dragon. Dia di bawah kekuasaan kami, jadi dia tidak akan merusak wilayah seperti yang dia biasanya lakukan di masa lalu," kataku, yang membuat kelompok itu pucat, tapi aku memberi mereka senyuman hangat menenangkan di akhir sehingga mereka tenang sedikit.

"Kalau begitu, mari bicara sedikit, haruskah kita?" Aku berdiri dan berjalan mendekat ke meja mereka. Aku bisa melihat kelompok ini mengerti bahwa mereka di bawah atmosfer serius sekarang, dan suara menelan bisa didengar dari para trio. Si wanita bertopeng hanya terus mengamati kami selama ini dan terlihat waspada dan hati-hati dengan kami lagi, tapi mari abaikan saja dia sedikit karena ini tidak termasuk dirinya.

"Kaval, Gido, dan Eren. Karena kalian adalah tim pengamat yang dikirim oleh Guild untuk Kerajaan Blumund, kami akan memberi kalian beberapa tawaran. Kalian bisa dengan bebas memberi tahu Guilld Master kalian tentang kota ini yang memiliki para monster sebagai warganya, tentang kami, para pemimpin kota ini, dan tentu saja, tentang Veldora yang berada di bawah kekuasaan kami. Tapi sebagai balasannya... beritahu Guild Master kalian pesan ini...." Aku memberitahu mereka dengan sangat serius. Atmosfer menjadi berat dan perhatian mereka sekarang sepenuhnya padaku.

Sekarang waktunya membacakan pesan untuk 'dia'... yang pasti akan sangat mengubah garis waktu lagi....

Kemudian, aku menempatkan sebuah bola sihir di atas meja untuk merekam pesan yang akan kuberitahukan pada para trio.... Mereka akan membawa bola ini pulang ke Blumund nantinya. Kemudian....

"Salam, Guild Master Fuze. Kami adalah pemimpin para monster, Rimuru dan Ciel. Informasi yang diberitahukan Kaval, Gido, dan Eren benar sekali. Kau bisa memberitahukan informasi ini pada raja kalian, dan satu dari teman terpercayamu. NAMUN, jangan pernah menyampaikan informasi ini pada publik, atau...... kau pastinya tahu apa yang akan terjadi, jika kalian semua melakukannya." Mereka terkejut bahwa kami mengetahui nama dari Guild Master mereka, tapi mereka lebih pucat lagi, dan banyak keringat bisa dilihat di wajah para trio di akhir karena mereka tahu maksudku di akhir kalimatku... sebuah "ancaman kematian" betulan....

"Kami tidak akan melukai umat manusia. Kami bercita-cita untuk hidup berdampingan dengan mereka.... Akan tetapi... jika umat manusia melukai kami, kami tidak akan menunjukkan... rasa belas kasih!" kataku dengan nada mengancam, yang membuat mereka lebih ketakutan, tapi aku memberi mereka senyuman untuk menenangkan mereka sedikit. Kemudian, aku melanjutkan....

"Kami sudah memiliki hubungan persahabatan dengan Kerajaan Dwargon. Dan kami ingin menjalin hubungan diplomatik dengan Kerajaan Blumund juga. Jika raja kalian menyetujuinya... kau, Fuse, dan teman terpercayamu, bisa datang ke kota kami, 2 minggu dari sekarang, untuk secara resmi menandatangani perjanjian. Kami mengharapkan kalian datang... dan kami akan menyambut kalian berdua dengan ketulusan terbesar kami.... Terima kasih." Maka, pesanku selesai dan aku mematikan bola sihirnya. Aku memberi kelompok ini senyuman hangat, dan para trio sekarang menghela nafas lega bahwa atmosfer berat akhirnya pergi.

Meski... akan ada pesan 'lain'... untuk para trio... tapi itu akan diungkapkan nanti....

"Itulah pesan kami. Dan ini adalah surat resmi untuk Guild Master kalian, dan yang satu ini untuk Raja Blumund. Serta, ini adalah sebuah bola sihir yang merekam pesan kami sebelumnya," kataku dan aku memberi mereka dua surat yang kubuat dan bola sihir.

Untuk surat Guild Master, itu sama dengan pesan yang tadi, dengan lebih banyak detail tertulis di dalamnya. Tapi, untuk surat sang Raja, jika kau membacanya, seseorang akan mengetahui kalau kami tahu masalah yang sedang Blumund miliki. Dan kami memberi sang Raja beberapa tawaran untuk membantu mereka keluar dari permasalahan itu, yang kami yakin sang Raja akan menerimanya nanti.

Master ingin menjalin hubungan dengan sekutu lama kami lebih cepat kali ini untuk mengukuhkan posisi kami dan mempercepat pembangunan kami. Blumund sangatlah penting karena itu adalah gerbang Negara-negara Barat. Tapi, kami masih berhati-hati dengan itu karena perang potensial yang mungkin terjadi di masa mendatang. Sehingga, kami akan mengganti kebijakan sedikit nantinya. Serta, dengan pertunjukan Veldora tadi pada para trio, itu akan membuat mereka mengerti bahwa kami adalah sebuah kekuatan yang perlu diperhitungkan. Jika mereka masih tidak mau mengakuinya, maka apa yang akan "terjadi" besoknya pasti akan melaksanakan pekerjaannya.

Hal-hal ini akan membuat suara kami perlu didengar oleh mereka. Atau kalau tidak... kami mungkin membuat Veldora lepas, dan merusak umat manusia lagi. Tentu saja, itu hanya sebuah gertakan, tapi cara sangat efektif untuk meraih apa yang kami mau. "Mengancam" namun juga menawarkan beberapa bantuan. Mereka pasti akan menyetujuinya, atau paling tidak, mereka tidak akan mengabaikan undangan kami. Akan tetapi, kami belum mau publik mengetahui keberadaan Veldora. Kami hanya menginginkan pejabat yang mengetahuinya, sehingga mereka akan membuat keputusan berdasarkan pemikiran mereka sendiri, bukan dengan pendapat publik.

Veldora telah menjadi senjata kami yang kuat... namun dia tidak menyadarinya....

Dia hanya menjadi Veldora yang Mudah Dibodohi {(Inggris: Gullible)} atau 'Gullidora' seperti biasa....

"Baiklah, Kaval, Gido, dan Eren. Semua yang Ciel katakan itu benar. Kami ingin kalian bertiga menjadi suruhan kami ke Kerajaan Blumund, melalui Guild Master kalian. Tentu saja, kami akan membayar kalian bertiga, dengan sangat banyak untuk itu." Aku kembali ke tempat dudukku, dan Master mengatakan ini yang membuat mereka bersemangat mendengarnya.

"Kalian bisa menginap di kota kami, dan kami akan memperlakukan kalian dengan baik. Kami juga akan menyediakan untuk kalian perlengkapan baru untuk kalian gunakan, dan tentu saja... koin emas. Bagaimana kedengarannya...?" Master memberi mereka senyumannya. Dan sekarang bintang bersinar bisa terlihat di mata mereka, seperti cahaya harapan yang baru saja menyinari mereka lagi. Dan sekarang mereka hanya saling berbicara tentang bayaran untuk mereka dari kami.

"Jadi, bagaimana? Apa kalian bertiga menerima pekerjaan yang kami berikan pada kalian?" tanya Master yang membuat perhatian mereka kembali pada kami. Mereka mengangguk pada satu sama lain dan...

"Ya, kami menerima pekerjaannya. Itu mudah, Bos Rimuru, Nona Ciel," kata Kaval kemudian para trio berdiri dari tempat duduk mereka.

"""Terima kasih banyak.""" Mereka membungkuk pada kami. Sepertinya pembayaran yang akan mereka dapat dari kami, telah benar-benar menjual {diri} mereka, terutama koin emasnya.

"Baiklah, kalau begitu... Rigurd!" Mereka berhenti membungkuk dan Master memanggil Rigurd yang hanya mengamati kami dari dapur selama ini. Dia langsung keluar dan menghadap kami.

"Rigurd, perlakukan mereka dengan baik, tunjukkan mereka penginapan mereka, dan bimbing mereka jika mereka ingin menjelajahi kota kita. Kau juga bisa menugaskan beberapa goblina untuk melakukannya." Aku memberi Rigurd tugasnya. Para trio sedikit terkejut melihat Rigurd, karena dia sangat besar.

"Keinginan Anda adalah perintah bagi saya, Ciel-sama," kata Rigurd. Kemudian, kelompok itu meninggalkan tempat mengikuti Rigurd ke rumah penginapan mereka di kota. Rigurd juga terlihat sangat ramah pada mereka seperti dia yang biasanya. Master dan aku masih duduk di meja kami setelah mereka pergi.

"(menghela nafas lega) Dengan begini, kita punya Blumund... dan 'Dinasti' tertentu nantinya. Tapi, kita perlu mengejar mereka lagi jika tentang itu. Secara keseluruhan, kita benar-benar mendapat banyak bantuan dari tiga orang itu," kata Master sambil menyandarkan punggungnya ke kursinya. Mereka bertiga, meski mereka segerombolan orang bodoh terkadang, mereka menjadi faktor kunci untuk menghubungi sekutu-sekutu lama kami, sehingga kami sangat berterima kasih pada mereka jauh di dalam hati kami.

"Dan semua ini karena rencanamu, Ciel. Terima kasih." Master kembali ke sikapnya tadi. Dia memegang tanganku di atas meja dan memberiku senyum hangatnya yang biasanya.

"Itu bukan apa-apa, Master. Semuanya untuk Anda," kataku dengan senyumku. Master hanya menyeringai....

"Kau tahu apa, Ciel? Kau telah menjadi pemimpin yang benar-benar hebat untuk negara kita. Mungkin, ketika kita secara resmi menjadi sebuah negara, kau akan menjadi Rat—" kata Master tapi dia tidak menyelesaikan kalimatnya dan menutupi mulutnya dengan tangannya karena itu. Dia kemudian berpaling dariku dengan sedikit kemerahan di pipinya.

{(TN: Keceplosan lagi dia)}

"Hmm?" Aku hanya memiringkan kepalaku bingung melihat sikapnya, tapi...

Ra...? Rat...?

EHHH!!?? Jangan bilang... yang Master maksud adalah...

Tidak, tidak, tidak, tidak, tidak... dia hanya mengatakannya tanpa terlalu banyak pemikiran di belakangnya... jadi...

"C-Ciel, l-lupakan apa yang barusan kukatakan, o-oke?" kata Master dengan matanya berputar ke mana-mana dan memainkan jarinya dalam rasa malu.

Aku telah menjadi agak memerah setelah menyadari apa yang dia maksud sebelumnya, tapi Master mengatakan perkataan yang kucari... "Lupakan saja itu". Jadi, aku mencoba melupakan apa yang barusan terjadi. Tapi, jauh di dalam hatiku, aku merasa sangat hangat dan bahagia karena beberapa alasan. Karena Master bagaimanapun memikirkan kemungkinan itu.

Aku tidak tahu kenapa aku merasa seperti itu. Rasanya sedikit berbeda dari perasaan hangat yang biasa aku dapatkan. Rasanya lebih intens, lebih hangat dari sebelumnya. Akan tetapi, semua perasaan itu membuatku tidak bisa menahan senyuman di wajahku, dan mencerahkan suasana hatiku. Dan dengan tingkah lucu Master sebagai tambahan, aku hanya tertawa kecil di akhir. Master kembali ke indranya karenaku, dan hanya memberiku senyum hangatnya.

"(cekikikan) Anda sangat lucu, Master.... Kalau begitu, sebelum kita pergi ke perhatian kita yang selanjutnya, bagaimana kalau kita makan malam dulu? Saya akan memasak di dapur kafetaria," kataku padanya sambil menahan tawaku.

"Yay! Makan malam buatan Ciel! Aku akan membantu Ciel kali ini." Master menjadi bersemangat mendengar kata "makan malam" dariku dan memutuskan untuk juga membantuku memasak kali ini.

Setelah itu, kami pergi ke dapur untuk memasak makan malam kami bersama. Para staf membiarkan kami meminjam dapur mereka, dan sekarang bersemangat melihat kami memasak. Kami kemudian mulai memasak. Master hanya melakukan pemotongan bahan sederhana, sih. Kami memasak steak spesial dari daging sapi-rusa berkualitas tinggi dan saus spesial di atasnya. Setelah itu, kami memakannya bersama dengan penuh kegembiraan. Master tenggelam dalam kenikmatan sekali lagi ketika dia memakan makanan kami.

Matahari telah tenggelam sekarang, dan malam telah datang. Setelah makan malam kami selesai, Master dan aku hanya berjalan-jalan di sekitar kota, untuk melihat apa yang warga kami lakukan. Masih awal malam, sehingga kota masih hidup. Para anak-anak juga masih berlarian dan bermain, pekerja konstruksi sedang membereskan peralatan mereka, beberapa orang dewasa keluar masuk pemandian umum yang baru, pasangan monster pergi berkencan, dan beberapa orang terutama para dwarf menikmati minuman beralkohol mereka di bar. Dalam satu titik kami bisa melihat para trio dengan Rigurd dan beberapa gobline juga menjelajahi kota. Serta seorang wanita tertentu dengan topeng menutupi wajahnya di salah satu pojok kota, tapi dia langsung menghilang.

Kami hanya lanjut berjalan-jalan, berpegangan tangan dengan cara baru yang kami lakukan sebelumnya. Kami disapa oleh warga kami setiap kali kami melewati mereka, dan juga dengan senang mengobrol satu sama lain tentang banyak hal. Itu tetap seperti ini selama beberapa jam... hingga waktu untuk pergi ke urusan kami selanjutnya telah datang....

Kami pergi ke tebing yang menghadap kota kami. Di sana kami bisa melihat seorang wanita.... Sinar rembulan menyinari wajah cantiknya, dan angin malam menerpa rambut hitam panjangnya. Dia adalah...

Dia yang Ditakdirkan untuk Masterku Tersayang...

Shizue Izawa...

----------------

Itu selalu menjadi gayaku, untuk menulis kedua sudut pandang dari Rimuru dan Ciel setiap kali sesuatu yang besar terjadi di antara mereka, seperti yang kulakukan di Bab 4 "Kencan" dan 5 "Malam". Jadi, kuharap kalian tidak menganggapnya mengganggu.

Aku sebenarnya ingin mengunggah cerita spesial 2 bagian Ciel dan Shizu, pada saat bersamaan, Tapi sekarang, aku terlalu lelah untuk crosscheck bagian selanjutnya karena masih ada banyak yang harus diperbaiki. Jadi, aku hanya akan tidur sekarang... selamat tingal....

(TRANSLATOR'S NOTES)

(1) Ejaan lain: Ellen.

(TRANSLATOR'S MESSAGE)

Bab ke-12 ini telah selesai diterjemahkan. Dan dengan begini, aku minta maaf karena fix aku gak bakal bisa up Sabtu-Minggu nanti gara-gara acara sialan. Apalagi hari ini aku habis kena banyak masalah: tangan pegel-pegel lah, seragam yang baru jadi lah, daftar ulang yang mepet lah, lupa nyapu lah, temen yang kebanyakan tanya lah, tugas yang belum selesai lah. Do'ain supaya mentalku gak breakdanc--maksudku breakdown. Do'ain juga moga otakku masih kuat nerjemahin dan gak setres.

Continue Reading

You'll Also Like

3K 209 21
(15+) *** Adi hanya ingin berlibur menjenguk keluarganya di Desa Naekin. Namun saat kesana dengan mengendarai mobilnya, Adi terpanjat. Benar apa yang...
3.2K 94 7
Berkisah tentang armada indonesia yang hilang. (Lanjutan dari akun lama.)
9K 1.1K 6
Pacaran dengan sang ketua geng Brahman, Kawaragi Senju alias Akashi Senju? Bagaimana, ya rasanya? Kanojo : Pacar (Perempuan) [Tokyo Revengers! Akashi...
193K 10.1K 55
FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA Hanya cerita biasa, tolong jangan di copas. Hargai orang yang punya cerita dari jerih payah author. Hukumnya haram kalo c...