Journal of Memory

By Elang_28

43 13 11

Bintang di langit malam, deburan ombak di lautan biru, dan kerlip cahaya perkotaan. Menghubungan pertemuan de... More

Bab. 1 : 1. Just Do It
Bab. 1 : 2. Cure
Bab. 1 : 3. Replace
Bab. 1 : 4. Success?

Bab. 2 : 1. Chosen and Ill

4 1 0
By Elang_28

27 August, Year 17

Cahaya terik khas tropis menyentuh kehidupan di Orlando. Namun, roda dunia terus bergulir tanpa mengindahkan hal tersebut. Menit demi menit yang kemudian berubah menjadi jam. Waktu yang berlalu sedemikian rupa mengukir tiap cerita.

Riuh rendah terdengar di seluruh penjuru sekolah. Setiap kelas sibuk mengadakan diskusi setelah rapat antar kelas diadakan. Termasuk kelas Kie.

Ketua kelas telah berada di balik meja guru, membuat siswa kelas tersebut memperhatikannya.

"Teman-teman, setelah mid-term test berakhir maka sekolah akan mengadakan festival. Untuk itu, kelas kita mendapat bagian untuk mementaskan drama."

Suasana kelas dalam keadaan tenang. Kie setengah tertidur, ia merasa kantuk mendatanginya. Usai jam makan siang, itulah waktu yang tepat untuk terlelap.

"Nah, mari tentukan tema yang akan ditampilkan. Aku harap, semuanya bersuara."

Sekretaris Kelas maju dan bersiap menulis tema yang diajukan serta jumlah suara dalam sesi vote.

Kelas Green--nama kelas tersebut--memutuskan untuk menggunakan tema kerajaan eropa.

Seorang siswi mengangkat tangan. Ketua Kelas segera memberikan izin untuk menyampaikan pendapatnya.

"Aku ingin menyarankan untuk menampilkan pentas yang berbeda. Seperti yang diketahui, jika tema kerajaan selalu berkaitan dengan dongeng, yang notabene sesuai karakter Disney. Akan lebih baik membawakan sesuatu yang menyegarkan, sekian," jelas Sera panjang lebar.

Ketua Kelas tampak berpikir keras, cukup sulit untuk membuat gaya baru untuk tema kerajaan Eropa. beberapa menit kemudian, ia kembali membuka suara.

"Seperti yang dikatakan Sera, tema kerajaan telah didominasi oleh karakter Disney. Namun, kita bisa memparodikan kisah dari mitologi dan memasukkan latar kerajaan eropa. Bagaimana menurut kalian?"

Anna mengangguk, ia setuju dengan usul tersebut. Beberapa siswa memberikan pendapatnya hingga terpilihlah kisah Daphne dengan Apollo. Selain itu, terbentuk pula divisi-divisi yang mengemban tugas secara spesifik.

Tak berapa lama, calon pemeran utama terpilih. Kie mendapat suara terbanyak dan Fierra diajukan menjadi pasangannya.

Kie tidak berniat menolak walaupun tertera jelas ekspresinya yang tidak menyukai hal tersebut. Ia hanya terlalu malas untuk memperpanjang diskusi, karena telah dipastikan bahwa mereka tidak akan mengubah keputusan itu dengan mudah.

"Sudah terpilih pemeran utamanya. Selanjutnya, kita perlu pemeran cadangan sebagai plan B jika terjadi sesuatu masalah."

Suasana kelas kembali berisik, dipenuhi bisikan dan diskusi.

"Aku mengusulkan Anna, visualnya mumpuni," ucap Sera.

Siswa yang lain segera menyetujuinya, mereka ingin mengakhiri diskusi panjang tersebut. Namun, Anna terkejut ketika namanya terdengar. Ia tidak ingin melakukannya karena Fierra saja sudah cukup.

"Anu, aku ingin menolaknya."

Ketua Kelas menatapnya lurus, ia tidak menerima penolakan. Siswa yang lain pun berpendapat sama dengan Ketua Kelas, mereka beranggapan bahwa Anna tidak akan merubah apapun karena Fierra telah pasti menjadi pemeran utamanya.

"Anna, semua orang bisa berakting jika telah latihan sehingga tidak akan kaku lagi. Tidak perlu khawatir karena ini hanya plan B. Selama Fierra baik-baik saja, kamu nggak perlu naik ke panggung."

Penjelasan Ketua Kelas yang sedikit memaksa, akhirnya membuat Anna pasrah. Setidaknya, ia hanya perlu latihan sampai waktu festival tiba.

***
28 August, Year 17

Bel sekolah berbunyi nyaring, disusul dengan kalimat penutup tiap pulang sekolah.

"Teman-teman, harap luangkan waktunya sebentar untuk latihan. Naskahnya sudah dibagikan pagi tadi, ini hanya sebagai pemanasan saja."

Begitu Ketua Kelas selesai dengan perkataannya, sebuah suara yang terdengar datar memenuhi ruangan kelas.

"Aku pulang duluan."

Kie mengambil tas dan mendekati Ketua Kelas. Tatapan tajam Kie seolah-olah mengutarakan rasa tidak setuju.

"Aku akan menghapalnya terlebih dahulu, lebih baik latihannya dimulai besok. Ini terlalu mendadak. Jika tidak setuju, ganti saja pemeran utamanya."

Ketua Kelas hanya terdiam, ia tidak tahu harus menanggapi seperti apa. Siswa Kelas Green dilema. Tidak yakin untuk beranjak pulang, tetapi merasa ragu dalam keheningan tersebut.

Namun, Kie melangkah keluar kelas dengan santai. Apa yang terjadi setelahnya bisa dipikirkan nanti.

Latihan hari itu ditunda karena pemeran utamanya pergi begitu saja. Fierra menepuk pelan pundak Ketua Kelas, ia melempar senyum tanda kasihan.

"Sampai jumpa besok, teman-teman," ucap Fierra ceria.

Anna mengembuskan napas lega, ia bergegas melangkah pulang. Obat rutinnya habis saat makan siang, ia lupa membawa cadangan.

Syukurlah Kie meminta penundaan latihan. Plan B, terdengar menyedihkan. Namun, aku juga harus ikut latihan, kan?

Sang Surya bersiap mengakhiri hari, menuju ke singgasananya dengan ditemani semburat warna jingga kemerahan.

***
30 August, Year 17

Pada hari latihan, Kie melakukannya dengan baik. Ketua Kelas cukup puas, ia bertepuk tangan.

"Sekarang, ayo latihan babak kedua."

Selain latihan, ada banyak hal yang perlu disiapkan untuk pentas. Semua orang bekerja keras, bahkan kekurangan orang sehingga anggota divisi lain pun ikut membantu.

"Anna, tolong bawakan ini ke sana, ya!" ucap siswa lainnya sembari menyerahkan kotak berisi air.

Gadis bermanik hazel itu terkejut, ia berusaha menstabilkan tubuhnya saat menerima kotak dan segera membawa air ke tempat yang dituju.

Anna, Anna, Anna, Ann--

Ada begitu banyak yang memanggil Anna, meminta bantuan. Anna mencoba membantu dengan maksimal.

"Baiklah, kita istirahat sejenak!"

Kalimat yang meluncur itu dengan segera membuat setiap orang bernapas lega. Kie melangkah keluar, ia ingin menghirup udara segar, melepas penat sejenak.

"Anna, tolong ambilkan beberapa kertas dari tempat parkir. Tolong, ya," ucap seorang siswa berkacamata.

Anna mengangguk, ia segera mengambil barang yang dimaksud di tempat parkir bersama beberapa orang dari divisi tersebut.

Saat Anna membawa beberapa ikat gulungan kertas, ia limbung. Tubuh ramping itu hampir menabrak Kie dan menjatuhkan seluruh kertas yang dibawanya.

Tubuh kekar Kie refleks menghentikan gerakan Anna dan mengamankan kertas-kertas. Ia menahan Anna agar tidak terjatuh.

"Apa kau baik-baik saja? Kenapa membawa banyak barang seperti ini? Seharusnya, kau bawa secukupnya," omel Kie.

Mengedip beberapa kali, Anna segera tersadar. Ia sempat terkejut karena kejadian itu.

"Ah, maaf. Terima kasih sudah membantuku," ucap Anna buru-buru.

Kie mengambil gulungan-gulungan kertas dari Anna, lebih tepatnya memaksa Anna untuk membiarkannya membawa kertas-kertas tersebut.

"Mereka tidak membiarkanmu istirahat meskipun sudah waktunya untuk istirahat. Lagipula, kau harus latihan."

Perkataan Kie tepat menusuk hati Anna, kebenaran yang menyedihkan. Anna sadar bahwa ia tak mampu menolak permintaan tolong seseorang. Bahkan, tidak memedulikan kondisi tubuhnya. Senyuman miris terukir di wajah cantik itu.

"Terima kasih, Kie," lirih Anna.

Sesampainya di ruang kelas, orang-orang dari divisi perlengkapan dan peralatan segera mengambil alih gulungan kertas dari Kie. Pada saat itu, waktu seperti bergerak dalam mode lambat. Peluh dingin membasahi tubuh Anna, pandangan manik hazel itu menjadi buram. Kemudian, dalam hitungan detik maka sempurna sudah Anna kehilangan kesadaran.

Manik biru safir Kie membesar, tanda keterkejutannya. Ia berusaha menangkap Anna agar tidak terjatuh. Namun, kali ini, gravitasi terlebih dahulu menariknya. Karena hal itu, semua orang menjadi panik. Kie dengan sigap membawa Anna ke UKS, sembari harap-harap cemas.

***

Continue Reading

You'll Also Like

243K 23.2K 29
[JANGAN LUPA FOLLOW] Bulan seorang gadis yang harus menerima kenyataan pedih tentang nasib hidupnya, namun semuanya berubah ketika sebuah musibah me...
469K 50.8K 22
( On Going + Revisi ) ________________ Louise Wang -- Bocah manja nan polos berusia 13 tahun. Si bungsu pecinta susu strawberry, dan akan mengaum lay...
2.6M 271K 63
Gimana jadinya lulusan santri transmigrasi ke tubuh antagonis yang terobsesi pada protagonis wanita?
6.8M 290K 59
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...