Ikhwan untuk Dinda. (END)

By neyshield

1.9M 207K 6K

Dinda Ausarta, gadis cantik yang selalu di perlakukan sebagai ratu oleh kedua abangnya, sedikit tomboy, dan t... More

cast & prolog
awalan
sunmori & meminta izin
lamaran & seseorang ?
masuk rumah sakit
REGAVOS?
butik
Harsya?
pernikahan Galih & ...
ketakutan
kebahagiaan
dijodohin
halo bandung
gugup
diterima & gombal
meminta izin
terungkap
hadiah
prom night
sunmori bareng
fitting baju
kedatangan Naya
di kawal
SAH!
satu piring
resepsi
bukan malam pertama
mami marah
pindah
rumah baru
malam pertama
manja
pulang
kumpul
go to Bandung
❗️BUKAN UPDATE❗️
resepsi kedua
berpisah
pengajian
teror
kemarahan Gilang
kehamilan
ketulusan Dinda
Angga sakit
kehilangan
berdamai
Dinda sadar
kemarahan Dinda
rooftop
aku disini
pengadilan
suasana yang beda
kantor
honeymoon
keluarga jogja
pantai indrayanti
malioboro
belajar ngurus anak
keseruan yang dirindukan
kabar bahagia
surprise
dek Arta & kak Dylan
selamat 20 tahun om
satu hadiah milik berdua
welcome baby A!
keseharian
Gilang soldout
kena omel abi
keluarga bahagia
SKUEL ZAYN

undangan

20.9K 2.9K 103
By neyshield

HAPPY READING
⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️

setelah Dinda asik ngobrol di grup, ia dapat chat dari seseorang.

calon imamku🙈
"kata umi, undangannya udah jadi?"

"Alhamdulilah iya"

"Alhamdulilah, antum mau bagiin kapan?"

"besok sama Fidel"

"berdua aja?"

"iya ka"

"oke deh"

setelah itu Dinda bergegas mengganti mukenanya dengan khimarnya, ia sudah dipanggil bu Nadya karena umi Dini sudah mau pulang. ia langsung turun ke bawah menyamperi kedua orang tersebut di ruang tamu.

"umi pamit dulu ya neng" ucap umi Dini

Dinda mencium tangan umi Dini dan membiarkan umi Dini mencium keningnya. "umi pulang ke Bandung lagi?" tanya Dinda

"iya nak, besok umi pulang. tapi nanti kita kesini lagi" jawab umi Dini lalu mengelus pipi Dinda

"ah gitu, oke umi" jawab Dinda

setelah umi dan pak Dimas pulang, Dinda membereskan meja nya dan mencuci gelas yang habis dipakai, setelah itu ia kembali ke kamarnya untuk mengambil spidol (bukan fidel ya ges, tapi emang spidol kecil). lalu ia kembali turun bersama hp dan undangan yang tadi ia bawa ke kamar.

"Din, bantu tulisin nama namanya" ucap bu Nadya

"ini 150 buat aku, ini banyak banget buat siapa?" tanya Dinda sambil menunjuk 3 tumpukan undangan yang cukup banyak

"buat anak anak kantor sama teman nya Gilang" jawab pak Agung

"oohhh, mana list namanya?" Dinda memilih duduk dibawah dan didepan meja, agar lebih mudah menuliskan nama namanya

"nih" bu Nadya menyerahkan hp nya yang dimana ada semua nama tamu yang akan datang di pernikahan Dinda

"banyak banget mih" gumam Dinda

"ntar kalau pegel lanjut besok aja" jawab bu Nadya

"eh ngga, aku selesaiin sekarang. soalnya besok mau bagiin ke temen temen sama Fidel" ucap Dinda

Dinda memulai nulis dari awal sampai akhir, belum selesai disitu saja. itu baru anak kantornya pak Agung, karena bang Galih satu kantor jadi tidak perlu undangan lagi. belum lagi nama teman-temannya Gilang, dan teman-temannya Dinda.

adzan ashar sudah berlalu, Dinda sudah selesai menulis namanya sebelum adzan ashar, Dinda juga sudah sholat ashar. ia sedang membereskan undangan-undangan yang masih berserakan di meja. memisahkan yang mana untuk teman-teman sekolahnya, anak kantor papinya, dan teman-teman Gilang.

"Tante Nadyaaa" ada seseorang yang suranya meninggi didepan pager rumah Dinda

Dinda langsung menoleh ke mami nya dan bu Nadya langsung keluar mengecek siapa yang datang dan memanggil namanya.

"siapa" bu Nadya membalas panggilan tadi lalu membuka pagar rumahnya

"haloo tantee" itu suara Fidel, ia langsung mencium tangan tante Nadya

"eh kamu ternyata, mau ketemu Dinda kan?" tanya bu Nadya

"ngga, mau kasih ini buat tante sama Dinda" Fidel memberikan satu box donat kesukaan Dinda

"astagfirullah, makasih ya" ucap bu Nadya mengambil box itu dan mengusap pipi Fidel

"SPIDOL?!?!" teriak Dinda lalu iya berlari dan memeluk Fidel dan dibalas pelukannya oleh Fidel

"Nad" tiba mommy nya Fidel keluar dari mobil

"eh ada kamu juga Nay" bu Nadya memeluk mommy nya Fidel

"tan" Dinda salim dengan bu Kanaya dengan sopan. "masuk dulu yuk" lanjut Dinda

"gausah Din" tolak bu Kanaya

"udah ayo, sebentar aja sekalian mau kasih sesuatu" balas bu Nadya

akhirnya Fidel dan bu Kanaya masuk ke dalam rumahnya, melihat ruang tamu yang kini sudah banyak tumpukan undangan. "silahkan duduk" ucap bu Nadya

"ini undangan siapa Nad?" tanya bu Kanaya

"Dinda mom" jawab Fidel yang membuat bu Kanaya sontak melongo

"Dinda? mau nikah? mendadak banget?"

"ga mendadak Nay, sudah dari bulan lalu rencana ini semua. maaf ga sempat beri tau" jawab bu Nadya

"oh iya, ini buat tante sama keluarga" Dinda memberikan undangan yang sudah atas nama keluarganya Fidel

bu Kanaya menerima undangannya dan melihat lambang D & E di bagian depan undangan itu. "ya ampun Dinda, pasti tante dateng"

"hehe makasih tante"

"sama sama cantik" ucap bu Kanaya lalu mengusap lengan Dinda

"my besok aku mau nemenin Dinda bagiin undangan ini ke rumah temen-temen ya" izin Fidel

"oh gitu, oke deh. mommy izinkan" jawab bu Kanaya

"ini ada acara apa Nay pake di kirimin donat gini" ucap bu Nadya

"ga ada acara apa-apa Nad, tadi habis kerumah sepupunya Fidel yang dekat sini, jadi sekalian beliin buat kalian. udah lama ga ketemu juga kan" balas bu Kanaya

"ohh gitu, makasib banyak ya Nay" ucap bu Nadya

"tante, tante tau Fidel punya pacar?" ucap Dinda

"oh ya? bukannya sama Tristan?"

"nah iya sama Tristan tante, gada niatan nikahin mereka tan?" goda Dinda

"Din apaan si lo" bisik Fidel sambil mencubit pelan lengan Dinda

"mereka cocok loh tan, tiap hari dijemput. sunmori selalu barengan, pokoknya couple goals banget deh" Dinda sengaja membuat Fidel kesal menjadi-jadi

"wah bisa dibicarakan itu nanti sama Daddy ya del" ucap bu Kanaya

"YES HAHAHAHAHA" teriak Dinda dan tertawa puas melihat wajah Fidel yang kesal itu

setelah berbincang dan saling meledek, Fidel dan mommynya pun pulang. Dinda sudah banyak meminta izin kepada bu Kanaya, mengajak Fidel untuk membantunya menyebarkan undangan, meminta bantuan agar Naya bisa ke jakarta dan menginap di hotel miliknya, dan meminta izin agar Fidel bisa menemaninya diwaktu akad.

💗💗💗
12:30
Restoran Jaksel

Dinda dan Fidel habis membagikan undangan pernikahan Dinda, Dinda juga sudah sholat dzuhur di mushola dijalan yang ia lewati. kini mereka berdua sedang makan siang, Fidel di traktir oleh Dinda, tapi nafsu makan Dinda berkurang akibat omongan Harsya.

FLASHBACK ON -

"Dinda? lo ngapain disini?" tanya Harsya

Dinda sedang memberi kartu undangan kepada Nasya, kebetulan Nasya satu komplek dengan Harsya dan kepapasan waktu Dinda memberi undangan ke Nasya di depan rumah Nasya.

"terserah Dinda lah mau ngapain aja disini" jawab Fidel

"gua ga nanya lo, gua nanya Dinda" ketus Harsya

"tapi apa yang di bilang Fidel bener, terserah gue mau kemana aja" jawab Dinda lalu berpamitan dengan Nasya. "jangan lupa dateng ya, sama keluarga lo juga gapapa"

"tapi Din, lo nikah cepet banget .." bisik Nasya

"di jodohin" jawab Dinda dengan pelan dan Nasya mengangguk paham

saat Dinda hendak ingin masuk ke mobil, Harsya merampas kasar undangan yang ada di tangan Nasya. Nasya sudah berusaha nahan tapi dia takut dengan tatapan Harsya.

"ohh jadi nolak gua karena mau nikah? baru lulus udah mau nikah aja. hamil lo ya?" ucap Harsya

Dinda langsung berhenti, ia sontak kaget. Fidel langsung membalik badan dan merangkul Dinda.
"jaga ucapan lo ya anjing" suara Fidel terdengar meninggi

"ya biasanya kan yang abis lulus langsung nikah kan karena hamil, jebol sama siapa Din?" asli laki-laki ini benar-benar menguras emosi Dinda

"Dinda dijodohin. bukan karena hal lain. sadar diri bego! siapa yang mau ngelecehin Dinda waktu itu" ketus Fidel

Dinda mengepalkan tangannya sendiri dengan kencang, andai ada Angga atau Gilang. mungkin lelaki itu sudah habis dengan muka yang bonyok.

"alah alesan! di jebolin Angga kan lo" bentak Harsya

Fidel melepas kan rangkulannya, ia mendekati Harsya dan menamparnya.

PLAKK!

"lo cowo! lo Islam! seharusnya lo bisa hargain perempuan dan jaga cara bicara lo! BRENGSEK!" ucap Fidel lalu meninju pipi nya kanannya Harsya

"sialan lo ya jadi cewe, maju lo anjing" Harsya baru saja ingin menampar Fidel tapi ada tangan yang menahannya

"jangan pernah kasar dengan perempuan, punya nyali berapa kamu!" ucap om Tyo, ayah Nasya

Dinda melihat itu langsung mendekati Fidel, menarik tangan Fidel agar berdiri disampingnya.
"om, maaf bila ke hadiran saya membuat gaduh di tempat ini. tujuan saya kesini hanya mau memberi undangan kepada Nasya dan juga keluarga om." ucap Dinda sambil menunduk, ia merasa salah karena kegaduhan yang terlah terjadi

"kamu ga salah nak, memang anak ini yang tidak punya sopan santun dan tidak paham larangan agama" jawab om Tyo dengan nada dinginnya

"Din, kamu pulang aja ya. insyaAllah aku sama keluarga dateng" ucap Nasya sembari mengelus pundak Dinda

"iya sebaiknya kamu pulang" ucap om Tyo yang masih menahan tangan Harsya

"baiklah, kamu pamit om, nas. titip salam buat bunda kamu ya nas. maaf sekali lagi, assalamualaikum" ucap Dinda dengan sopan lalu ia masuk ke mobil bersama Fidel

diperjalanan Dinda hanya menangis, rumah Nasya yang paling jauh. jadi undangan yang diberi ke Nasya itu undanan terakhir, ia sama sekali tidak niat mengundang Harsya. karena Angga juga tidak setuju akan hal itu.

"udah ya jangan nangis, nanti gue kena introgasi Angga sama mami lo" ucap Fidel yang berusaha menenangin Dinda

"sakit dengernya del" lirih Dinda

"iya Din, gue tau. udah ya jangan dipikirin, tuh ada mushola, lo sholat dulu aja biar tenang" Fidel memarkirkan mobilnya di pinggir jalanan dan menunggu Dinda selesai sholat

selama menunggu Dinda, ia menghubungi Tristan dan memberi tau apa yang terjadi. Tristan pun langsung memberi tau kepada Angga, Angga sedang sibuk sekali dengan kuliah dan bisnisnya, sampai ia sudah jarang membuka hp nya.

FLASHBACK OFF -

Dinda terlihat lelah sekali, mata bengkak, hidungnya masih merah karena nangis, wajahnya yang dari pagi terukir senyuman jadi hilang. Fidel menghela nafas kasar, melihat Dinda di kondisi seperti ini.

"makan Din" ucap Fidel

"iya" Dinda memakan 2 suap nasi goreng yang ia pesan di resto itu

Dinda merasa bingung, biasanya kalau dia ada masalah dengan Harsya atau yang lain, Angga selalu memastikan padanya. tapi kali ini ngga. tidak ada notifikasi atau tanda tanda Angga bakal chat Dinda.

"tumben kaka ga nanyain" gumam Dinda

"siapa? angga?" tanya Fidel dan Dinda menganggukan kepalanya

"sibuk kali, udah abisin dulu makannya atau gua aduin abang lo" ancam Fidel

"bawel" Dinda langsung memakan lagi dengan terpaksa

setelah selesai makan, banyak sekali yang menanyakan kepada Dinda tentang undangan itu. seperti ..
"Din lo serius?"
"di jodohin ya Din?"
"bukan karena macem macem kan Din?"
"kok bisa secepat itu lo dapet ka Angga?"
dan masih banyak pertanyaan lagi yang muncul di roomchat Dinda. ia menjawab semuanya tapi ia melihat kontak atas nama 'calon imamku🙈' yang tak kunjung menghubunginya.

13:40
Rumah Dinda

"del, makasih ya" ucap Dinda berpamitan dengan Fidel

"santai aja, semoga lancar sampai hari-h ya Din" ucao Fidel

Dinda turun dari mobilnya Fidel dan masuk kedalam rumahnya, pintu ga di kunci. di dalam pun sepi, mungkin bu Nadya sedang dikamar.

"assalamualaikum, mih? dimana?" ucap Dinda

"waalaikumsalam, di dapur Din" teriak bu Nadya dari dapur

Dinda langsung samperin bu Nadya yang di dapur dan mencium tangannya. "aku langsung ke kamar ya mih"

bu Nadya melihat muka putrinya yang sedikit pucat, terlihat wajah yang sangat capek, mata bengkak membuat bu Nadya merasa bingung.
"kamu sakit?" tanya bu Nadya

"ngga mih, aku mau istirahat dulu" Dinda langsung pergi ke atas dan ke kamarnya. ia tidak mau bu Nadya menanyakan hal yang malas sekali Dinda bahas

Dinda merebahkan tubuhnya di kasur tak sadar ia tertidur pulas dengan tangan menutupi mukanya, pintu kamar tidak di kunci, dan banyak panggilan dari Angga.
bu Nadya ada yang di sembunyikan oleh Dinda, ia naik ke atas dan mengecek kamar Dinda.

TOK TOK TOK

"Dinda" gumam bu Nadya dengan pelan tapi tidak ada jawaban dari Dinda.

bu Nadya mencoba membuka knop pintu dan ternyata tidak dikunci, bu Nadya melihat anaknya terlentang di kasur dengan kaki yang masih di bawah kasur. "astagfirullah tidur nih anak"

bu Nadya mendekat ke Dinda, mengangkat kaki Dinda agar diatas kasur, badan Dinda juga di selimuti. terlihat jelas muka Dinda yang kecapean. bu Nadya memegang kening Dinda, "ya ampun, panas badannya"

TRINGNINGNINGNINGNING
'panggilan dari calon imamku🙈'

bu Nadya melihat hpnya Dinda yang bunyi dan langsung mengangkatnya. "assalamualaikum, kamu siapanya Dinda?"

"waalaikumsalam mamih, ini Angga. Dinda nya ada mih?"

"ohh Angga, kirain mamih siapa. soalnya dinamain calon imamku jadi mami pikir orang lain. Dinda ya? lagi tidur nak" jawab bu Nadya

"hah?"
"astagfirullah Dinda, gemesin." dalam hati Angga

"iya nak, Dinda lagi tidur. kecapean kayaknya" jawab bu Nadya

"ohh gitu, oke mih. makasih ya"

"nak tunggu, kamu tau Dinda kenapa?" tanya bu Nadya

"ngga tau mi, ini makanya mau nanya ke Dinda"

"Dinda pucet, badannya panas, matanya terlihat bengkak habis nangis" ucap bu Nadya

"astagfirullah, Dinda sakit mih?"

"mami juga gatau nak, sudah kamu tenang aja. ada mami yang jagain Dinda, kamu selesaikan kepentingan kamu dulu"

"maaf ya mih, assalamualaikum"

"waalaikumsalam"
calon imamku🙈 call end

bu Nadya mengusap pelan kepala Dinda, ia membuka hijabnya Dinda dengan perlahan. ia juga mengambil air dingin dan handuk kecil untuk mengompres keningnya Dinda.

"jangan sakit ya nak" lirih bu Nadya
⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️
HOLA!
terimakasih sudah membaca , ini ada undangan juga buat kalian ... nanti dateng yaaa

Continue Reading

You'll Also Like

247K 22.2K 27
"Berhenti jadi anak berandalan, Attar! Mulai sekarang hindari jalanan, balap, sampai tawuran! Karena besok Papa dan Mama akan menjodohkan kamu dengan...
3.7K 355 25
Cerita ini adalah lanjutan dari Salat Tarawih, jika mau lebih jelas, bisa baca Salat Tarawih dulu ^^ Muhammad Abhizar Albirru, seorang gus kelas dua...
Sekedar Titipan By Anazz

General Fiction

223K 17.5K 52
Pesan orang-orang, jangan pernah mau berurusan dengan orang yang belum selesai dengan masa lalunya, namun bagaimana jika dua orang seperti itu bersat...
1.1M 44K 62
Menikahi duda beranak satu? Hal itu sungguh tak pernah terlintas di benak Shayra, tapi itu yang menjadi takdirnya. Dia tak bisa menolak saat takdir...