pantai indrayanti

20.1K 2.3K 155
                                    

HAPPY READING
⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️⬜️
jangan lupa vote!

keesokan harinya. pukul sudah nenunjukan tiga sore, Dinda dan Angga sedang berjalan menuju pantai. Dinda yang memakai gamis abu-abu dengan pasmina dan Angga yang memakai jaket hitam, kaos putih, serta celana pendek. mereka menuju pantai Indrayanti, butuh sekitar 25-30 menit untuk sampai kesana.

"aa" panggil Dinda

"apa sayang?"

"kamu belum makan siang, makan dulu ya? ini aku ada roti" jawab Dinda

"suapi" pinta Angga

Dinda tersenyum, ia buka plastik rotinya lalu ia suapi suaminya itu. Angga yang fokus menyetir dan Dinda fokus menyuapi istrinya sambil menikmati sholawat yang di setel oleh Angga di radio mobil.

25 menit berlalu, jalanan lumayan lancar karna bukan hari libur. keduanya sudah sampai, Angga menggenggam tangan istrinya itu untuk ke dalam.

"wong piro mas?" tanya penjual tiket
( berapa orang mas? )

"hah?" ucap Angga

Dinda terkekeh, ia tepuk lengan suaminya itu, "loro mas" jawab Dinda

"rong puluh ewu" ucap pejual tiket
( dua puluh ribu )

Dinda mengeluarkan selembar uang hijau dan membayarnya ke orang tersebut, lalu Angga yang mengambil tiketnya. kemudian mereka berdua masuk, angin pantai hari ini cukup kencang walaupun sinar matahari masih sangat terik.

"mau duduk dulu mi?" tanya Angga

"iya, kamu makan lagi ya a" jawab Dinda

"kenyang mi"

"gada, pokoknya makan. kamu cuma makan roti doang" ucap Dinda

Angga tersenyum, ia selalu gemas jika Dinda sedang marah-marah. Angga mengajak istrinya itu ke salah satu resto yang pemandangannya dari atas langsung ke arah pantai indrayanti.

"mba" ucap Dinda sambil melambaikan tangannya ke pelayan

"arep pesen opo?" tanya pelayan

"mau apa bi?" tanya Dinda

"ikan bakar" jawab Angga

"minumnya?"

"air mineral"

Dinda mengangguk, ia tatap kembali menunya. "ikan bakarnya udah sama nasi belum?"

"belum mba" jawab pelayan

Dinda mengangguk paham, "nasinya satu porsi, ikan bakar satu, emm .. nasi cumi asam manis pedas satu, air mineral dua, sama kelapa mudanya satu"

"ada lagi?"

"udah itu aja" ucap Dinda dengan ramah

"baik, ditunggu" ucap pelayan itu lalu pergi

Angga diam mendengar istrinya memesan cukup banyak, "tumben banyak mi?"

Ikhwan untuk Dinda. (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang