The New Story - That Time I G...

By jnscrtm

17.9K 874 241

DISCLAIMER: THIS TRANSLATION IS WRITTEN UNDER THE PERMISSION OF THE ORIGINAL AUTHOR. PENAFIAN: PENERJEMAHAN I... More

PRAKATA PENERJEMAH
INFORMASI
Prolog - Kisah Baru Dimulai
Bab 1 - Dimulainya Perjalanan Baru
Bab 2 - Bawahan Pertama
Bab 3 - Peraturan, Nama, dan Perasaan
Bab 4 - Kencan
Bab 5 - Malam
Kisah Tambahan - PERHATIAN
Bab 6 - Pagi
Bab 8 - Perang Langit dan Bumi
Bab 9 - Lahirnya Sang Penerus
KISAH TAMBAHAN - Kekuatan Rimuru
Bab 10 - Saudara dan Partner... atau Lebih?
Bab 11 - Dia yang Ditetapkan atau yang Ditakdirkan?
Bab 12 - Benih Perasaan Baru
Bab 13 - Penghakiman Takdir
Bab 14 - Kecemburuan | Saudara vs Saudara
Bab 15 - Sebuah Pertanyaan yang Akan Mengubah Kisah
Bab 16 - "Hal-hal" yang Sangat Tak Terduga
Bab 17 - Hari Ketika Segalanya Berubah
TRANSLATOR-KUN'S ANNOUNCEMENT (BUKAN HIATUS)
Bab 18 - Kemurkaan Dia yang Mengendalikan "Segalanya"
Bab 19 - Mekarnya Dua Hati ~ ♥️ Rimuru ♥️

Bab 7 - Dua Raja Agung

640 45 5
By jnscrtm

Ini adalah bab terpanjangku¹ untuk sekarang. Aku bisa memecahnya sebenarnya, tapi aku tidak melakukannya, hehe.

Mari sisihkan manis-manisan untuk sementara, lalu mengerjakan politik, oke.

---------------------

(Sudut pandang Rimuru)

Kami berada di ruang takhta dari Istana Kerajaan Dwargon. Di ruang takhta duduklah Raja Gazel dengan penuh keagungan. Di sampingnya ada komandan Ksatria Pegasus dan jenderal dari keseluruhan Tentara Dwargon. Dan juga, ada sang mata-mata Anrietta dan wanita tua Jeune². Ada juga beberapa menteri di dalam ruangan, termasuk Vesta. Mengingat siapa orang-orang yang hadir, terutama mereka berlima yang pertama, Raja Gazel pasti menduga kedatangan kami di sini. Dia mengirim Anrietta sebelumnya, jadi tidak mengejutkan kalau dia mengetahui kedatangan kami.

Kelompok kami adalah aku, Ciel, Kaijin, dan tiga dwarf bersaudara. Kami berjalan ke tengah ruangan, dan setelah itu, Kaijin dan ketiga dwarf bersaudara membungkuk pada raja mereka. Tentu saja, aku dan Ciel tidak melakukannya juga. Kami tidak memiliki kewajiban untuk melakukannya.

"Rajaku, ini adalah 20 pedang panjang diimbuhi dengan magic steel yang Anda minta melalui Menteri Vesta."

Vesta terlihat sedikit terkejut dengan hal ini namun tetap diam.

Kaijin mempersembahkan pedang-pedangnya pada Raja Gazel. Salah satu penjaga yang hadir mengambil pedang-pedang itu, dan memberi satu pedang kepada raja untuk diinspeksi.

"Kerja bagus, Kaijin."

Mendengar perkataan rajanya, Kaijin hanya mengangguk. Raja Gazel menyerahkan kembali pedangnya kepada para penjaga. Mempertimbangkan reaksinya terhadap hal itu, dia sepertinya sudah tahu bahwa pedang-pedang itu tidak dibuat oleh Kaijin, tapi oleh kami.

Seperti yang diharapkan darinya....

"Tapi kulihat kau membawa beberapa tamu di sini. Siapa mereka, Kaijin?" Raja Gazel mengalihkan perhatiannya pada kami. Sekarang semua orang memandang kami, dengan muka yang mengatakan, "Siapa orang-orang kurang ajar ini?" dan "Berani-beraninya mereka menampakkan wajah mereka di depan raja kita."

"Rajaku, mereka ini—" Kaijin ingin memperkenalkan kami, tapi...

"Halo, Raja Gazel. Namaku Rimuru Tempest, dan ini adalah Partnerku, Ciel—" Aku memotong perkataan Kaijin dan melangkah ke depannya dengan Ciel untuk memperkenalkan diri kami. Tapi, perkenalan kami terpotong singkat karena...

"Hey kalian, orang kurang ajar! Kalian tidak diizinkan bicara di sini sebelum—" kata Vesta sambil menunjuk dan juga melotot dengan penuh kebencian dan rasa jijik pada kami. Tapi, sebelum dia dapat menyelesaikan kalimatnya...

"Diam, Vesta. Aku tidak mengizinkan satu pun dari kalian memandang rendah tamu-tamuku," kata Raja Gazel dengan keras. Semua perhatian teralih padanya.

"T-tapi rajaku..." Vesta ingin membantah apa yang Raja Gazel katakan, tapi tiba-tiba, atmosfernya berubah, karena...

"Kubilang tutup mulutmu! Aku tidak ingin negeri ini runtuh karena sikap kasarmu pada tamu-tamuku," kata Raja Gazel dengan sangat keras. Dia juga melepaskan [Hero Haki]³ miliknya pada semua orang.

Karena ini, tidak ada yang sepertinya bisa bergerak maupun bicara. Semuanya bisa merasakan tulang punggung mereka gemetaran karena betapa kuatnya aura Raja Gazel. Tentu saja, semuanya, selain aku dan Ciel. Tapi, apa yang terlintas di pikiran mereka saat ini adalah mengenai apa yang Raja Gazel baru saja katakan, bahwa orang-orang ini, yang bukan 'siapa-siapa', mampu menghancurkan negeri mereka. Tidak ada yang ingin mempercayainya, tapi itu adalah perkataan raja mereka, jadi itu pasti benar.

"Aku minta maaf atas menteriku yang kasar," kata Raja Gazel sambil berdiri dari takhtanya dan sedikit membungkuk pada kami.

Ini benar-benar mengejutkan semua orang. Maksudku, seorang raja membungkuk pada orang lain, terlebih lagi orang lain itu 'bukan siapa-siapa', yaitu aku dan Ciel. Meski raja mereka mengatakan, bahwa mereka dapat menghancurkan negeri mereka, membungkuk pada orang lain tetaplah tak terpikirkan. Untungnya, tidak ada yang menyuarakan pendapat mereka. Mereka masih terpengaruh oleh aura Raja Gazel dan juga tidak ingin melanggar perintah raja mereka.

"Aku menerima permintaan maafmu, Raja Gazel. Namun, tidak perlu kau membungkuk pada kami," kataku entah bagaimana dengan penuh keagungan, dan bagian lucunya adalah aku mempelajari itu darinya. Dan juga, Ciel entah mengapa memiliki wajah puas dan bangga, serta membusungkan dadanya sedikit. Tapi, aku mengabaikannya.

"Terima kasih," katanya lalu duduk kembali ke takhtanya. Kemudian, "Aku sebenarnya telah mengirim mata-mataku untuk memata-matai kalian berdua sejak kedatangan kalian ke negara kami, tapi aku percaya kalian berdua sudah mengetahuinya," katanya membuka segalanya.

Tapi, hal ini membuat semuanya merasa kagum. Raja mereka telah mengirim mata-mata untuk orang yang 'bukan siapa-siapa' ini, terlebih lagi orang yang 'bukan siapa-siapa' ini sudah merasakan mata-mata yang dibicarakan. "Apa dua orang ini benar-benar sebahaya itu?" Pikiran semacam itu muncul di dalam kepala semua orang, termasuk Kaijin dan kawan-kawan.

"Benar, kami telah merasakannya sejak sangat awal, namun kami pikir kami tidak perlu melakukan sesuatu mengenai hal itu. Maksudku, ini adalah negerimu jadi kau punya setiap hak untuk melakukannya," kataku, kemudian aku melanjutkan, "Selain itu, kami berdua sangat bersenang-senang di negara ini, sampai-sampai itu membuat kami melupakan mata-mata itu," kataku sambil memegang tangan Ciel dan tersenyum padanya. Dia juga tersenyum padaku.

"Gahahaha, aku menerimanya sebagai pujian." Raja Gazel tertawa bangga lalu menyeringai pada kami.

"Tapi dari laporan mata-mataku, sepertinya kalian memiliki kekuatan yang mengancam. Karena itu, aku, ingin menyimpulkan sendiri sifat kalian berdua, dengan beradu pedang. Apakah kalian menerima permintaanku?" katanya sembari berdiri dari takhtanya, menghunus pedangnya. Kemudian, dia mengarahkannya pada kami selagi melepaskan semua [Hero Haki] miliknya yang bisa dia hasilkan, untuk mengintimidasi kami. Tapi, hal itu tidak bekerja sama sekali. Kami masih sangat baik-baik saja. Tapi, itu bukanlah kekhawatiran kami saat ini...

Tunggu sebentar.... Apa Raja Gazel ingin menyimpulkan sifat kami di sini dan sekarang? Bukan setelah insiden Orc Lord?

Tapi, aku beruntung, sepertinya. Dengan begini, kami bisa...

"Kami menerima permintaanmu, namun kami juga memiliki sebuah permintaan. Akankah kau mendengarnya?" Pertukaran permintaan. Permintaanku sederhana sebenarnya. Tapi, mari bicarakan itu nanti saja.

"Baik, aku akan mendengarnya, setelah pertandingan kita. Kalau begitu siapkan pedangmu. Kau punya satu, 'kan? Di pinggangmu," katanya sambil mengarahkan pedangnya secara langsung padaku.

"Baiklah, tapi yang akan bertarung denganmu bukan aku, tapi Partnerku," kataku kemudian mengganti tatapanku ke Ciel yang sedang menyeringai tentang sesuatu. Dia sepertinya senang dengan bagaimana hal ini berubah.

"Ciel, jangan berlebihan, oke?" Aku mengatakan apa yang paling kukhawatirkan. Jika Ciel melakukannya secara berlebihan, dia bisa dengan mudah menghapus seluruh kerajaan ini dari peta dengan hanya satu ayunan kecil dari pedang kami.

Tapi sebenarnya, aku tidak perlu khawatir tentang itu. Ciel tidak seperti iblis-iblis yang fanatik itu, yang selalu berlebihan dalam sesuatu. Dia selalu memahami niat sejatiku dan memenuhi harapanku apa pun itu. Meski, kadang-kadang, kau tahu lah...

"Saya akan dengan senang hati melakukannya untuk Anda, Master," kata Ciel dengan senyuman, kemudian mengalihkan perhatiannya pada Raja Gazel. Dia berjalan mendekat padanya dan menghunus pedangnya, kemudian mengarahkannya pada Raja Gazel.

Ngomong-ngomong, Ciel juga memiliki pedang yang sama denganku, [Sword of End]. Pedang itu diciptakan oleh Ciel, bukan [Sword of Tempest] asli yang kuciptakan. Ciel menciptakannya dalam tiga proses.

Pertama, menggunakan Divine Steel(Hihiirokane) yang telah disimpan di dalam [Imaginary Space] kami, jadi itu telah menyerap sangat banyak dari auraku.

Kedua, menciptakan pedang dengan Divine Steel tersebut sebagai dasarnya, dan menggunakan Bladed Crystallization dari [God of Void, Azathoth] untuk membuatnya. Bladed Crystallization adalah {berasal dari} keempat True Dragon: Storm, Scorch, White Ice, dan Star. Membuat pedang yang memiliki kekuatan dari semua True Dragon, menjadikannya pedang terkuat di dunia dengan hanya itu. Kami dapat melakukannya karena kami memiliki hubungan dengan keempat True Dragon.

Terakhir, diimbuhi dengan pedang yang sudah merupakan Genesis Class¹⁰ terkuat, dengan semua kekuatanku. Terutama, hanya Tuhan yang tahu berapa banyak energi [Turn Null] yang dia gunakan untuk pedangnya. Dan juga, dia menerapkan semua skill-ku ke dalam pedang itu, sehingga kami bisa menggunakan skill-ku darinya. Contohnya, yang paling mudah adalah [Soul Consumption]¹¹. Dengannya, kami dapat menyerap apa pun yang menyentuh pedang itu.

Semua ini membentuk pedang kami, Pedang Tertinggi yang dapat menghapus seluruh dunia dengan hanya satu ayunan jika kami menggunakan tingkat tertentu dari kekuatan pedang kami. Dan dengan kekuatan penuh, kami bisa menghapus keseluruhan 'dunia-dunia' dengan hanya satu tebasan. Itu bukan Genesis Class lagi, tapi lebih tinggi lagi.

Ciel menciptakan pedang ini dengan seluruh hati dan kekuatannya demi Partnernya, yaitu aku. Pembuatan pedang ini memiliki kehendak kami berdua di dalamnya, {sehingga} pedang ini mengakui kami berdua sebagai Masternya. Itulah kenapa kami berdua dapat menggunakannya. Ketika Ciel menemaniku secara langsung setelah datang ke dunia ini, dia membuat replika dari pedangku sebagai senjatanya.

Itulah yang kubicarakan, bahwa Ciel terkadang berlebihan dalam sesuatu.... Tidak, aku tidak bisa mengatakan kalau dia berlebihan lagi, tapi lebih dari itu....

Dia selalu seperti ini, setiap kali itu demi diriku, Partnernya.... Selalu keluar dari jalannya, menggunakan seluruh hati dan kekuatannya, melakukan yang terbaik yang dia bisa....

Aku benar-benar bahagia dengannya, sih.... Ciel memang benar-benar sangat peduli padaku... jadi yang bisa kulakukan adalah menyemangatinya dan menghargai semua yang telah dia lakukan untukku....

Kembali ke pertarungan pedang Ciel melawan Raja Gazel.

"Kalau begitu, mari mulai pertarungannya," seru Raja Gazel menandai awal pertarungan. Semua orang terlihat sangat bersemangat dengan hal ini.

Kemudian, setelah mengatakan itu, dia langsung menghilang dari penglihatan semua orang. Dia menggunakan seni yang disebut [Haze of Rumbling Heavens]¹². Seni itu menyembunyikan keberadaannya dan sangat meningkatkan kecepatannya. Tapi, hilangnya dia tidak berlaku bagiku dan Ciel, sih. Kami bisa dengan jelas melihatnya bergerak seperti sepucuk daun yang jatuh dari pohonnya. Ciel di sisi lain tidak bergerak sedikit pun. Dia terlihat tidak berkonsentrasi dan tidak melakukan apa yang dilakukan dalam pertarungan bagi para pengamat. Raja Gazel kemudian melakukan tebaran dari atas ke bawah dari belakang Ciel. Dia dengan mudah menghindarinya. Setelah itu, Raja Gazel melanjutkan dengan sebuah tebasan di atas kepala.

Tapi, hal yang tak diduga terjadi di situ, yang membuat semua orang yang hadir terkagum. Dengan kecepatan super kami, Ciel menangkis pedang Raja Gazel dengan mudah, kemudian pedangnya langsung menghilang setelah menyentuh pedang Ciel, seakan melahapnya.

Ya, benar-benar melahapnya.... Aku sudah menjelaskannya sebelumnya... jadi jangan tanya aku lagi....

"Huh?" Raja Gazel kebingungan dengan apa yang baru saja terjadi dan dia berhenti di posisinya, hanya memandangi tangannya yang memegang pedang belum lama tadi.

"A-apa yang terjadi pada pedangku?" Raja Gazel menanyai CIel.

"Pedangku melahapnya," jawab Ciel dengan wajah kosong dan suara datar.

"Huh?" Dia membeku beberapa detik mencoba memahami situasi, tapi setelah itu...

"Gahahaha, kalau begitu ini kekalahanku. Kupikir dalam kasus terburuk, pedangku akan terpotong setengah. Aku tak menduga akan hilang sepenuhnya," kata Raja Gazel sembari tertawa. Ciel di sisi lain hanya menyarungkan pedangnya, dan masih dalam wajah kosongnya, tidak punya emosi apa pun yang terlihat....

Melihat Ciel seperti itu, mengembalikan ingatanku. Dia selalu tanpa emosi sebelumnya (terkekeh).... Omong-omong...

"Jadi, Raja Gazel, akankah kau mendengar permintaan kami?" kataku sambil berjalan ke sisi Ciel. Sekarang, dia memiliki ekspresi di wajahnya yang mengatakan semacam "Puji saya, Master," atau sesuatu semacam itu.

Dia terlihat imut seperti itu (terkekeh).... Jangan khawatir, aku akan pasti memujimu, Ciel....

"Oh, ya, Rimuru. Aku akan mendengar permintaanmu. Jika tidak mengambil waktu kalian, bagaimana kalau aku mengundang kalian berdua untuk makan siang? Kita bisa membicarakannya di sana." Raja Gazel mengundang kami untuk makan siang, jadi kami bisa membicarakannya di sana.

Hmm? Makan siang? Pasti bakal mewah.... Kami tidak akan punya sesuatu semacam itu setelah ini, sebelum kami mendatangkan Shuna ke negara kami, itu saja.

Jadi, lebih baik mengambilnya. Kupikir... oh, iya, ini akan jadi makan mewah pertama Ciel.... Satu lagi alasan untuk menerimanya kalau begitu....

"Ide bagus. Kami menerima undanganmu," kataku menyetujui undangannya.

"Bagus, kalau begitu aku akan pergi dulu," katanya, kemudian dia mulai berjalan keluar ruang takhta dengan beberapa penjaga. Sementara itu, aku mengalihkan perhatianku pada Ciel.

"Kerja bagus, Ciel. Seperti yang diharapkan darimu," kataku sambil mengelus kepalanya.

"Anda bisa memuji saya lebih banyak, Master~" katanya sambil menikmati elusanku.

Sejak kapan Ciel jadi semanja ini? (terkekeh).... Aku tidak mengeluh, sih.

"Ya, ya." Aku terus membelai kepala dan rambutnya sebentar. Setelah beberapa waktu, kami dikawal menuju ruang makan oleh beberapa pelayan. Kaijin dan para dwarf bersaudara juga dikawal ke tempat yang berbeda.

Di situ, kami bisa melihat sebuah ruang makan super mewah, dengan sebuah meja panjang mewah tipikal. Di meja, duduklah Raja Gazel sendirian, namun beberapa pelayan dan butler juga hadir di ruangan. Kami kemudian duduk. Butler yang membawa makanan segera masuk ke ruangan dan menempatkan makanan yang masih ditutupi dengan piring kubah. Setelah semua orang mendapat makanan mereka masing-masing, para butler membuka tutup piring kubah secara bersamaan.

Demikian, kami dapat melihat hidangan apa yang mereka punya. Dengan baunya saja, hidangannya sudah mencolek perutku untuk memakannya. Aku tidak tahu banyak tentang makanan, terutama apa namanya. Aku rakus, tapi tidak pernah terlalu memikirkan apa yang kumakan. Aku hanya memakan apa yang kelihatannya enak bagiku. Bagaimanapun, makanan yang dipersembahkan pada kami, adalah beaf steak dengan beberapa saus dituangkan di atasnya. Steak-nya dipanggang. Permukaannya memiliki warna merah tua kecoklatan dengan tanda dipanggang. Dangingnya sendiri masih memiliki warna merah tua dari daging, dan terlihat sangat empuk dan lembut terutama dengan sausnya. Sausnya coklat tua, tidak terlalu kental tidak terlalu encer. Terlihat seperti kecap tapi bukan. Mungkin dibuat dari kastanye, atau sesuatu yang lain. Dan juga, ada dua hiasan: kastanye panggang dan kayu manis.

Entah mengapa hidangan ini, mengingatkanku pada sebuah hidangan tertentu yang disajikan di sebuah Anime, tentang perang sangat 'panas' antar chef dengan hidangan mereka. Perang yang sangat 'panas'. Aku tidak begitu mengerti kenapa mereka membuatnya seperti itu... tapi tambahan yang 'bagus', sih...

Ah... lupakan soal anime itu untuk saat ini, oke?

Setelah mengamati makanannya. Kami kemudian mulai memakannya. Ciel duduk tepat di sampingku, memandangiku, menungguku untuk makan terlebih dulu, jadi aku mencobanya sebelum dia. Aku mengiris steak yang sudah diiris dengan garpu dan pisauku, untuk membuatnya seukuran gigitan. Aku menggunakan garpu untuk memakannya, kemudian setelah aku menempatkan steak-nya ke mulutku dan merasakannya, rasanya...

Enak~ Bagaimana ini bisa seenak ini~ Memiliki rasa agak manis dan tekstur lembut dari kastanye yang manis, dikombinasikan dengan bau berasap dari pemanggangan dan lembutnya daging benar-benar menonjol.

Ah~ ini benar-benar nikmat~

Setelah melihat reaksiku, Ciel juga mulai memakannya. Dan lihat apa yang kita dapatkan di sini. Ciel memiliki reaksi yang agak mirip denganku, tapi dia terlihat lebih menikmatinya setelah memakannya. Ini kali pertama dia memakan masakan daging mewah, jadi memang diharapkan. Untukku, sendiri, setelah semua jenis makanan manis, aku bisa bilang masakan daging adalah favorit keduaku. Mungkin, dia juga... (terkekeh)

Kami kemudian lanjut makan. Kami menikmati setiap bagian rasa dari masakan ini yang diberikan pada kami. Ciel terlihat benar-benar menikmati makanannya. Setelah beberapa menit, kami selesai makan, sehingga kami meminum air biasa. Kemudian setelah itu, seorang butler membersihkan meja, sehingga pembicaraan yang sebenarnya dimulai....

***

"Apa kalian berdua menikmati makanannya?" Pembicaraan dimulai dengan Raja Gazel menanyakan tentang makanan yang telah kami makan sebelumnya.

Jujur saja... tidak sebagus masakan Shuna... tapi masih hidangan bintang 5.... Hal itu menunjukkan betapa hebatnya masakan Shuna sebenarnya....

Ngomong-ngomong, bagaimana dengan masakan Ciel? Aku belum pernah mencobanya sebelumnya.... Kuharap suatu hari nanti kita akan mengetahuinya.

"Sangat, Raja Gazel. Kami benar-benar menyukai makanannya. Benar, Ciel?" Aku memujinya dan meminta pendapat Ciel tentang makanannya. Dia terlihat sangat menikmatinya tadi, jadi...

"Benar, Master. Masakannya lezat." Dia juga memujinya, tapi... "Bukan tingkatan saya, tapi," lanjutnya dengan senyum bangga dan suara sangat lirih. Hanya aku yang bisa mendengarnya.

Sekarang kau mengatakannya, Ciel... Jika kau seyakin itu, aku akan mencoba dan menilainya suatu hari nanti...

"Terima kasih atas pujian kalian. Kemudian, mari membicarakan bisnis, ya? Jadi, Rimuru, Ciel, apa permintaan kalian yang kalian bicarakan tadi?" Raja Gazel tidak menyadari reaksi sejati Ciel, hanya ingin membicarakan bisnis dengan kami sekarang.

Bisnis... politik... lagi.... (menghela nafas) Sudah bertahun-tahun sejak aku benar-benar menyelam ke dalamnya setelah perang di masa lalu....

Sekarang, aku harus melewatinya lagi.... Tidak mengeluh, sih. Ini keputusan kami sebelumnya... jadi mari langsung terjun ke dalamnya, ya....

"Kau lihat, kami membangun sebuah negara monster, jauh di dalam Hutan Agung Jura saat ini. Itu masihlah desa kecil, tapi nantinya, itu akan menjadi sebuah negara besar dengan banyak ras monster sebagai warga negara kami." Aku mulai dengan menjelaskan keadaan kami, tapi kupikir aku melupakan satu detail yang belum kukatakan sebelumnya.

"Oho, menarik. Negara Monster? Jadi, kalian berdua sebenarnya monster?"

Ya, hal itu, Aku tidak memperkenalkan diri kami sebagai monster, slime sebelumnya. Bukan seperti di masa lalu, aku jarang berubah ke wujud slime-ku dewasa ini. Terutama sekarang dengan Ciel...

"Benar, kupikir kami lupa menyebutkannya. Aku dan Ciel adalah slime," kataku tanpa peduli sembari menyeruput teh hitam yang disiapkan butler.

"Slime!!?? Gahahaha, aku tahu kalian tidak bermain-main. Jadi, jelas kalian berdua bukan sekedar slime, dengan kekuatan semacam itu?" Raja Gazel syok awalnya tapi tidak meragukan kami, untungnya. Dia telah merasakan kekuatan kami secara langsung. Itu hanya bagian sangat kecil bagi kami, sih, tapi bagi Raja Gazel, itu adalah kekuatan yang menakutkan.

"Tentu saja. Jadi, dengan mengingat hal itu, permintaan kami adalah untuk menjalin hubungan diplomatik dengan negaramu. Kami ingin hak untuk bertukar teknologi di antara kita, terutama mengenai Kaijin dan dwarf bersaudara. Jelas sekali, negaramu akan mendapat keuntungan juga. Contohnya...." Setelah menjelaskan, aku memberi Ciel sinyal. Dia segera mengeluarkan barang-barang yang telah kami persiapkan sebelumnya untuk Raja Gazel dan memberikannya pada sang butler yang menyerahkannya kepada Raja Gazel.

Dalam politik antara dua negara, masing-masing fraksi harus mendapat keuntungan. Negaraku akan mendapat dorongan pembangunan, di sisi lain Dwargon akan mendapat investasi yang menguntungkan.

Apa investasi tersebut, katamu? Yaitu...

"Apa benda-benda ini?" Dia mengambil barang-barang dari sang butler kemudian mengamatinya. Barang-barang itu adalah...

"Itu adalah Full Potion¹³ dengan tingkat potensi 99%, dan pedang 'Mythical Class'. Kami memberikannya padamu."

Potion akan menjadi komoditas ekspor utama negara kami dan senjata berkelas tinggi untuk militer. Kami memberi Raja Gazel Kelas Mitos, hanya dalam tingkat rendah, untuk memberitahunya, kemungkinan apa yang bisa dia harapkan dari kami. Dan juga, sebagai penukaran untuk pedang Legendary-nya yang dilahap oleh Ciel sebelumnya.

"APA!!??" Raja Gazel terkagum setelah apa yang kukatakan.

Aku hanya menyeruput tehku lagi kemudian aku melanjutkan, "Kami menciptakannya dengan kekuatan kami. Namun suatu hari nanti, rakyat kami akan mampu menciptakan benda-benda itu sendiri. Kami akan menyediakan mereka material, peralatan, dan pengetahuan yang mereka butuhkan untuk menciptakan hal-hal itu. Tentu saja, bukan hanya hal-hal itu, tapi banyak lagi lainnya di masa yang akan datang." Benda-benda itu diciptakan dengan skill kami. Skill apa, katamu? Ayo lupakan itu dulu untuk sekarang, oke?

Seperti yang kukatakan, suatu hari nanti rakyat kami akan bisa menciptakannya sendiri. Untuk potion, kami butuh Vesta. Aku tidak tahu apa yang terjadi pada Vesta sekarang, tapi mari berharap saja Raja Gazel memberikannya pada kami di masa depan. Untuk senjata, Kaijin dan Kurobe pasti akan mampu mencapainya, setelah banyak praktik. Kami juga berencana untuk menemukan banyak hal lain, terutama teknologi-teknologi yang telah berhasil ditemukan di dunia lama kami, dan mungkin beberapa yang baru. Untuk membuat semua itu mungkin, pertama kami perlu kerja sama dari Raja Gazel dan Kerajaan Dwargon. Nantinya, kami akan menjalin kerja sama dengan beberapa negara lain juga.

"Jadi, apa kau mengatakan, kalian akan memberi kami peluang investasi yang besar? Menarik." Raja Gazel paham apa yang kutawarkan.

"Ya, Raja Gazel yang tajam. Jadi, bagaimana kata-katamu?" kataku untuk mengkonfirmasi apa keputusannya.

"Aku menerima permintaan kalian. Aku akan menjalin hubungan diplomatik dengan kalian. Juga, tidak hanya Kaijin dan Dwarf Bersaudara. Bagaimana kalau aku memberi kalian beberapa yang lainnya dari pengrajin terbaikku juga. Dengan begitu pembangunan negaramu akan menjadi jauh lebih cepat," kata Raja Gazel menyetujui untuk menjalin hubungan diplomatik dengan kami. Dan...

Wow... dia juga menawarkan lebih banyak pengrajin pada kami.... Dengan begitu kami bisa dengan mudah membangun negara kami, dan dengan lebih cepat juga.... Mungkin dalam sebulan kami sudah bisa mendapatkan sebuah kota yang lumayan....

"Terima kasih telah menyetujui, dan juga kami dengan senang hati menerima tawaranmu. Tapi kukira, kita bisa menunda formalitasnya untuk nanti, setelah negara kami sepenuhnya dibangun dan berjalan lancar." Aku akan menerima tawarannya, dan formalitas yang kubicarakan adalah menandatangani perjanjian dari negara kami. Mari lakukan itu setelah kita mempunyai badan pemerintahan di masa depan.

"Bagus, aku tidak masalah." Setelah dia mengatakannya, dia sepertinya memberikan beberapa perintah kepada beberapa penjaga yang hadir, mungkin untuk para pengrajin yang dia bicarakan tadi. Aku hanya menyeruput teh kembali untuk menunggunya. Dan Ciel, sepanjang percakapan kami, dia hanya mendengarkan sambil makan beberapa snack dan meminum tehnya yang disiapkan oleh para butler. Setelah beberapa waktu...

"Terima kasih sudah menunggu. Jadi, dengan keluar dari politik, bagaimana kalau kita membicarakan tentang kalian berdua, sebagai pemimpin negara kalian di masa depan."

Hmm, apa maksudnya dengan itu?

"Apa maksudmu dengan itu?" Aku tidak begitu mengerti apa yang dia maksud, jadi aku bertanya. Sementara itu, Ciel sepertinya memahami apa yang dia maksud, tapi melanjutkan apa yang sedang dia lakukan. Dia terlihat tidak tertarik dengan apa pun nanti jadinya.

"Katakan, apa kebijakanmu dalam menjalankan negaramu. Terutama mengenai umat manusia. Tidak setiap negara akan seperti kami, yang rela bekerja sama dengan sekumpulan monster yang mendirikan negara. Beberapa dari mereka, mungkin akan mencoba untuk menyerang dan menaklukkan negara kalian, untuk keuntungan mereka. Itu kata-kata yang kejam, tapi itulah kenyataan. Manusia itu serakah dan egois. Dan tentu saja, kalian memahaminya, bukan?"

Jadi, itu yang dia maksud.

Dia ingin sebuah wawasan tentang bagaimana kami akan menjalankan negara, terutama mengenai umat manusia yang serakah dan egois yang terus berkembang, yang akan selalu melakukan apa yang mereka mau tanpa peduli orang lain. Kebijakanku masih sama, sih, jadi...

"Ya, kami sangat mengerti itu. Tidak seperti kami, Monster, yang selalu mengikuti kaidah 'Yang Kuat Memerintah Yang Lemah' dan tidak memiliki konsep apa pun dari keserakahan atas kekayaan, dan lain-lain. Tapi, manusia akan melakukan apa pun yang mereka bisa untuk meraih tujuan mereka, dan terkadang mereka bahkan akan tidak memedulikan apa pun selain diri mereka sendiri. Tetap saja, kebijakan kami, adalah mencoba untuk bekerja sama dengan umat manusia, sama seperti yang kami lakukan sekarang. Kami tidak akan memaksa siapa pun dari mereka, untuk bekerja sama dengan kami. Tapi, untuk mereka yang bersedia, kami akan menyambut mereka dengan tangan terbuka. Di sisi lain, mereka yang berani menentang dan melukai kami, kami akan menghancurkan mereka tanpa belas kasih."

Kami akan mencoba bekerja sama dengan aliansi lama kami, seperti Dwargon, Blumund, Sarion, Ruberios, dan negara Milim. Untuk yang lainnya, mari lihat apa yang akan terjadi di masa depan. Mungkin akan berbeda dengan masa lalu kami, dengan kenaikan menjadi Raja Iblis. Mari lihat saja apa yang dunia ini punya untuk ditawarkan....

"Senang mendengar kalian berdua bersedia bekerja sama dengan umat manusia, tapi juga bersedia untuk menunjukkan taring kalian balik pada kami, jika kami melukai kalian. Namun, pertanyaan cepat untuk kalian, apa yang akan kalian lakukan jika yang menentang kalian adalah Kekaisaran Timur ataupun para Demon Lord. Mereka adalah kekuatan terkuat untuk sekarang." Raja Gazel mengerti apa kebijakanku. Tapi, dia menanyakan bagaimana dengan para Demon Lord, dan kekaisaran, serta tambahan yang hanya kami yang tahu, para malaikat.

Negara kami masih belum memiliki cukup kekuatan untuk menghadapi mereka sendiri untuk sekarang. Maksudku, yaitu para Patronku. Kami perlu mengumpulkan mereka terlebih dulu untuk menghadapi musuh-musuh tersebut. Namun...

"Untuk sekarang, iya. Negara kami tidak akan cukup melawan mereka. Tapi dalam skenario terburuk, kami berdua akan lebih dari cukup untuk menghadapi setiap satu dari mereka. Akan tetapi, ..." Aku berhenti sebentar.

"Akan tetapi?" Raja Gazel terlihat tertarik.

Aku dan Ciel akan cukup untuk mereka semua sebenarnya, tapi kami tidak ingin melakukannya. Bukan karena kami malas atau apa, oke? Itu karena...

"Kami tidak mau negara kami untuk bergantung terlalu banyak pada kami. Kami ingin negara kami untuk bertahan sendiri, dan berjalan dengan kaki mereka sendiri, tanpa kami membantu mereka. Tidak ada yang bagus dari suatu negara jika rakyatnya terlalu bergantung pada Raja dan Ratu mereka," kataku dengan percaya diri.

Itulah alasanku. Tempest-ku di dunia lama telah mampu melakukannya. Tapi, mereka masih memberiku dokumen dan keputusan final padaku. Mungkin di sini, kami akan mengubahnya. Mungkin aku akan hanya menjadi Raja dalam nama, hanya sedikit hal paling krusial akan melalui aku. Tapi juga, aku masih memiliki semua kekuasaan atas negara.

Ingat, kalian semua, salah satu alasan aku di sini sekarang... bukan hanya karena Ciel, oke? Tapi juga, untuk melepaskan diri dari kertas-kertas sialan itu. Aku tidak mau bertemu mereka lagi SELAMANYA....

Ciel masih prioritas pertamaku, sih....

Ngomong-ngomong soal Ciel, dia menatap langsung padaku dengan matanya yang melebar dan wajah yang sedikit terkejut. Serta...

Hmm? Kenapa dia punya sedikit kemerahan di pipinya.... Apa aku bicara sesuatu yang salah? Untuk membuatnya seperti itu...hmm?

Mari abaikan dia saja untuk sekarang, ya....

"Baiklah, aku mengerti visimu. (menyeringai) Kau seorang Raja Agung, kau tahu, Rimuru?" Raja Gazel hanya mengatakan suatu pujian untukku.

"Hmm? Raja Agung?" kataku. Aku ingin tahu apa yang dia maksud dengan 'Raja Agung' sebenarnya....

"Seorang Raja Agung. {Kau} yang bersedia melindungi rakyatmu bagaimanapun caranya. Namun, juga bersedia membantu rakyatmu tumbuh, bukan hanya untuk membantumu menjalankan negara, namun untuk mereka bisa menjalankan negara sendiri," katanya kemudian melanjutkan setelah menyeringai untuk entah alasan apa. "Aku bisa bilang, kau tidak serakah, haus kekuatan atau apa pun. Kau hanya ingin melindungi dan membantu rakyatmu dengan sekuat tenaga. Itu adalah pertanda seorang Raja Agung." Dia menyelesaikan perkataannya.

Itu membuatku berpikir sejenak...

Jadi, itu maksudmu dengan seorang Raja Agung. Tentu saja, kami akan melakukannya.... Kami telah memutuskan untuk melakukan hal 'membangun negara' ini lagi, bukan untuk bercanda, tahu?

Kami akan memberikan semua milik kami, yang terbaik untuk melakukan ini. Dengan setiap kekuatan, pengetahuan, dan kebijaksanaan yang kami punya, kami akan membantu mereka dengan setiap pojok yang kami bisa. Kami akan melindungi mereka dari bahaya apa pun jauh di masa depan. Kami akan membuat Tempest bahkan lebih hebat lagi dari sebelumnya. Juga...

"Suatu kehormatan mendengarnya darimu, Raja Gazel. Tapi benar, aku tak perlu kekayaan. Tidak ada arti apa pun bagiku. Aku tidak perlu kekuatan. Aku sudah memiliki semua kekuatan di dunia-dunia. Aku hanya ingin melindungi dan membantu mereka. Aku raja mereka, dan mereka rakyatku, rakyat yang kucintai. Aku akan melakukan apa pun yang aku bisa untuk melindungi dan membantu mereka," kataku dengan penuh keangungan.

Kekayaan? Kekuatan? (tertawa) Aku tidak butuh satu pun dari itu.... Aku sudah memiliki semua itu....

Aku bisa menciptakan kekayaan sebanyak yang kumau. Dan aku sudah merupakan orang terkuat di seluruh dunia-dunia, selain Ciel, dia 'lebih kuat' dariku. Bahkan sejak sangat awal di dunia lama, aku tak pernah mengejar semua itu untuk memulainya. Itu hanya situasi dan kondisi, dan mungkin takdir yang memaksaku untuk meraih semua itu.

Jadi, apa yang ingin kulakukan, adalah untuk melindungi dan membantu rakyatku. Aku mencintai mereka, sehingga aku akan melakukan apa pun yang aku bisa untuk mereka. Selain itu, aku hanya ingin menikmati waktu yang kumiliki. Aku hidup untuk selamanya. Bahkan setelah semua dunia-dunia mati suatu hari nanti di masa yang akan datang, aku akan masih hidup.

Jadi... apa yang akan kau lakukan jika kau punya waktu sebanyak itu? Bagiku, adalah melakukan apa pun yang aku bisa untuk bersenang-senang... menikmati hidup abadi ini.... Itulah salah satu alasan aku datang ke sini....

Dan satu dari banyak cara untuk bersenang-senang, adalah menghabiskan waktu bersama Ciel... Itu adalah hal paling menyenangkan bagiku.

Yah, sangat menyenangkan dan benar-benar membawa kebahagiaan bagi kami berdua.... Kuharap kami bisa menghabiskan waktu lebih banyak seperti itu, di masa depan....

Mari kembali ke Raja Gazel sekarang....

"(menyeringai) Senang bekerja sama denganmu. Sangat jarang bisa menemukan seorang Raja Agung sepertimu, yang benar-benar peduli dengan rakyat mereka," katanya terlihat puas dan bangga.

Aku hanya mengangguk dan menyeruput tehku lagi.

"Jadi, Rimuru adalah Rajanya. Kemudian, Ciel adalah Ratumu?" katanya dengan penasaran, tidak ada niat apa pun di belakangnya. Hanya bertanya, tapi...

"Pfft—" Mendengar apa yang dia katakan, aku langsung menyemburkan tehku....

Apa yang kau pikirkan, Raja Gazel.... Apa aku mengatakannya tadi? Apa iya? Apa iya!!??

Lalu, realisasi tiba-tiba setelah meninjau cepat ingatanku....

Aku mengatakannya,,,, Tidak jelas, sih.... Aku hanya mengatakan, Raja dan Ratu... tapi... ah, itulah kenapa Ciel punya reaksi itu tadi.... Dasar mulut sialan....

"Ah—yah, aku tak tahu. Mungkin—" kataku malu. Wajahku memanas dan aku juga memutar mataku dari Raja Gazel dan Ciel. Dia {Ciel} juga melakukan hal yang sama.

Sungguh pandangan mata luar biasa yang kau buat, Raja Gazel.... Kami berdua memiliki wajah kebingungan dan berpaling dari satu sama lain... tapi dia...

"Gahahaha, baiklah. Aku mengerti situasi kalian berdua. Cinta muda benar-benar hal yang luar biasa." Dia hanya tertawa melihat tingkah kami. Juga, mengatakan sesuatu memalukan semacam 'Cinta Muda' yang membuat kami kembali ke kenyataan, setelah mendengar kata 'tak masuk akal' itu....

"EH!? Jangan salah paham, Raja Gazel. Kami hanya... hanya..." Aku ingin mengklarifikasi hal ini tapi aku gagap pada akhirnya....

Hanya apa, Rimuru? Kami hanya apa, Rimuru? Kau dan Ciel hanya apa, Rimuru?

Aku tidak bisa menemukan kata-kata yang tepat untuk itu.... Bahkan mengatakan Partner tidak akan mengklarifikasi hal ini....

"Yah, yah. Kalian tak perlu malu tentang itu, Rimuru. Oh, sepertinya persiapannya sudah selesai." Dia sepenuhnya mengabaikanku, dan hanya pergi ke jalannya, meninggalkan aku dan Ciel di meja.

Orang itu....

"(menghela nafas) Baiklah, ayo, Ciel," kataku sembari berdiri dari tempat dudukku, kemudian menawarkan tanganku pada Ciel seolah tidak ada yang terjadi.

"B-baik, Master," katanya dan dia dengan ragu mengambil tanganku. Dia masih sedikit memerah di wajahnya, serta mengalihkan pandangannya dariku.

(menghela nafas) Mari lupakan saja itu.... Mari segera pergi ke Raja Gazel.

Kami kemudian berjalan ke dalam Aula Istana. Raja Gazel di depan kami. Beberapa penjaga juga mengawal kami. Setelah beberapa waktu, kami sampai di kawasan masuk istana. Di sana, kami bisa melihat Kaijin dan dwarf bersaudara, bersama dengan sekitar 20 lebih dwarf, yang sepertinya merupakan pengrajin yang Raja Gazel tawarkan pada kami sebelumnya. Dengan sebanyak ini, kami pasti akan mempercepat pembangunan negara kami.

Kemudian, Raja Gazel melangkah ke depan semua orang, dengan aku dan Ciel di sampingnya. Semua dwarf kemudian berlutut.

"Kalian semua, para pengrajin terhebat yang Dwargon miliki. Sebagai kebanggaan kita sebagai dwarf, aku sebagai raja kalian, memberi kalian perintah paling penting. Berikan yang terbaik untuk membantu Rimuru dan Ciel membangun negara mereka. Ikuti setiap perintah yang mereka berikan pada kalian. Mereka adalah Master baru kalian. Itulah perintahku yang paling penting dan mutlak. Kalian semua akan membawanya selama sisa hidup kalian. Ada yang keberatan?" katanya dengan sangat penuh keagungan.

Kapan aku bisa seagung ini? Bukan berarti aku terlalu memedulikannya, sih.

"""Kami tidak memiliki keberatan apa pun, Raja kami. Kami akan hidup sesuai dengan harapan Anda!""" seru mereka bersamaan.

"Bagus. Kalau begitu, Rimuru, Ciel, apa kalian perlu pengawal ke negara kalian? Kami bisa menawarkan kalian Ksatria Pegasus sebagai pengawal kalian. Dengan begitu kalian bisa lebih cepat." Raja Gazel mengalihkan perhatiannya pada kami dan mengatakannya. Tapi, aku tahu cara lebih baik untuk menyelesaikan ini.

"Terima kasih atas pertimbanganmu, Raja Gazel. Kami tidak membutuhkannya. Ciel," kataku. Ciel dengan mudah memahami apa niatku.

"Baik, Master. Membuka [Portal Gate]¹⁴ ke tujuan," katanya, kemudian sebuah gerbang portal besar yang menghubungkan tempat ini ke Desa Goblin muncul di tengah area. Semua yang hadir bingung karena hal ini.

"Seperti yang diharapkan dari kalian berdua. Kalau begitu, kapan kita akan bertemu lagi?" Setelah mendapat kembali ketenangannya, dia menanyakan pertemuan kami selanjutnya. Pertemuan ini, jika di masa dulu, adalah saat Raja Gazel menantangku sebenarnya. Tapi sekarang ini, mungkin hanya kami akan dengan resmi menjalin aliansi kami, dan kuharap Vesta juga dikirim pada kami.

Jujur saja denganmu... aku tidak menduga perubahan langsung sebanyak ini... tapi...

"Hmm? Aku bertanya-tanya. Ciel, apa kau punya saran?" Aku tidak tahu kapan waktu yang bagus. Di masa dulu, itu terjadi 3 bulan setelah Orc Lord, jadi 4 bulan dari sekarang. Tapi kupikir, kami bisa melakukan yang jauh lebih baik dari itu.... Karena itulah, mari tanya Ciel saja. Dia pasti tahu apa yang kupikirkan.

"Ya, Master. Raja Gazel, kau bisa mengunjungi negara kami setelah 6 minggu," kata Ciel ke Raja Gazel langsung setelah aku bertanya.

Dia past telahi melihat semua ini.... Mengira-ngira niatku... dan menghitung seberapa cepat kami bisa membangun negara kami... mempertimbangkan kejadian apa yang akan terjadi... kemudian menyimpulkan kapan waktu yang bagus untuk mengadakan pertemuan lain....

Betapa mengerikannya Partner yang kumiliki.... Tapi tanpa dia menjelaskannya pada kita... mari lihat sendiri, ya? Kita tidak akan kalah dengannya jika menyoal kebijaksanaan....

Oke, 6 minggu. Dalam hanya sebulan setelah ini, kami pasti akan mempunyai kota yang bagus dengan dwarf sebanyak ini sebagai pengrajin kami. Jadi, kami sudah bisa dengan mudah menerima Raja Gazel {sebagai tamu} saat itu. Tapi, saat itu, taraf satu bulan, kedatangan Shizu-san, dan insiden Ogre akan terjadi pada waktu yang sama. Kemudian, seminggu setelah itu, pertempuran dengan Orc Lord akan terjadi. Setelah itu, kami memiliki waktu bebas yang damai. Kami bisa mengatur waktu seperti di masa dulu. Tapi aku ingin pembangungan negara kami jauh lebih cepat. Jadi, kami segera membutuhkan Vesta juga Gabil, kemudian kami bisa memiliki departemen penelitian kami setelah itu. Karena itu, taraf 6 minggu akan menjadi waktu yang terbaik.

Betapa jeniusnya aku.... Oke, oke, itu Ciel.... Aku hanya mencari tahu apa yang ada di pikirannya (sedih)....

"6 minggu? Apa kalian punya alasan tertentu untuk waktu yang pas itu?" kata Raja Gazel dengan penasaran. Tapi, kami tidak mau Raja Gazel mengetahuinya, bukan karena alasan apa pun tentu saja. Maksudku, Raja Gazel bisa mengirim para mata-matanya untuk tahu apa yang terjadi.

"Ya, kami akan memiliki banyak kesibukan yang terjadi di dalam hutan dalam waktu-waktu tersebut." Ciel hanya menepisnya dengan kata-kata tersebut.

"Raja Gazel, jika kau mau mengetahuinya, kau bisa dengan bebas menggunakan para mata-matamu, 'kan?" Kemudian aku mengatakan hal yang paling jelas tanpa rasa peduli.

"Gahahaha, tentu saja. Bahkan tanpa kau mengingatkanku, aku akan masih melakukannya." Orang ini selalu berhati-hati bahkan dengan sekutunya. Bukan hal buruk, sih. Bahkan meski dia mengirim mata-matanya pada kami, dia masih menaruh banyak kepercayaan padaku.

"Aku tahu itu. Kalau begitu, mari bertemu lagi setelah 6 minggu, Raja Gazel," kataku sambil memajukan tanganku padanya untuk berjabat tangan.

"Ya, Rimuru, Ciel. Aku mengharapkan kalian berdua berhasil dalam membangun negara kalian. Aku akan mengunjungi negara kalian setelah 6 minggu." Dia mengambil tanganku dan menjabatnya, kemudian mengatakan kata-kata itu.

Setelah itu, bersama dengan Ciel dan aku, Kaijin dan dwarf bersaudara, serta 20 dwarf lain. Kami menyeberangi gerbang portal dan sampai di negara besar kami di masa depan, Tempest.

------------------------

Di bab selanjutnya, "Sang Penerus"¹⁵, kita akan membicarakan tentang hubungan antara Veldanava-Lucia dan Rimuru-Ciel. Kuharap kalian menantikannya

(TRANSLATOR'S NOTES)

(1) Terpanjang saat sang author menulis bab ini. Tentu saja sekarang tidak lagi.

(2) Dalam ejaan lain: Jane, Jaynne. Jeune sendiri berasal dari Bahasa Prancis.

(3) [Haki (Aura) Pahlawan]

(4) [Pedang Akhir] atau [Pedang Penghabisan]

(5) [Pedang Tempest] atau [Pedang Badai]

(6) Baja Suci

(7) Semacam nama bijih besi/baja dalam legenda Jepang.

(8) Kristalisasi Berbilah

(9) Kurang lebih artinya "api".

(10) Kelas Penciptaan.

(11) Konsumsi Jiwa, atau Pemakan Jiwa.

(12) [Kabut Langit Bergemuruh]

(13) Ramuan Penuh(?)

(14) [Gerbang Portal]

(15) Itu aslinya dua bab setelah ini. Setelah bab ini judulnya, "Perang Langit dan Bumi".

(TRANSLATOR'S RANT)

Eh, plis lah, ya. Wahai kalian para pembaca yang budiman... vote itu nggak susah, kok. Di situ tinggal pencet "Beri suara", "Vote", atau tanda bintang di situ, beres. Ngemis vote? Oke, aku nggak bisa sepenuhnya menyangkal, tapi pikirlah sedikit. Nerjemahin manual itu memeras waktu dan otak. Meski aku memang seneng pas nerjemahinnya, bukan berarti waktu dan otakku nggak keperas. Setidaknya, supaya Translator-kun ini lebih semangat dan nggak merasa hasil "kerja"-nya sia-sia. Lama-lama bisa kukasih syarat vote minimal sebelum update. :"D

Continue Reading

You'll Also Like

12.7K 1.8K 10
-FANFICTION STORY- (Hakken Ryou X Reader) Dapat kesempatan jadi mahasiswi pertukaran pelajar di Malaysia, disana (Y/n) bertemu dengan seorang cosplay...
50.4K 7.9K 55
Kuramitou Akari terlempar pada situasi dimana ia harus melindungi sejarah. Karena itu permintaan langsung dari pemerintah, ia terpaksa menjalankannya...
2.6K 80 21
Bereinkarnasi sebagai Jibril, memegang gerbang dimensi pesawat ulang-alik, mengakhiri perang 6.000 tahun yang lalu. Melampaui batas Anda sendiri berk...
193K 10.1K 55
FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA Hanya cerita biasa, tolong jangan di copas. Hargai orang yang punya cerita dari jerih payah author. Hukumnya haram kalo c...