THE GAME ✔

By dell_ina

15K 6.4K 12.6K

[ COMPLETED ] Lee Yoora. Seorang gadis dengan prinsip "pembalasan dalam segala hal" yang paling benci ketid... More

PROLOG
01
02
03
04
05
06
07
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39 (END)
EPILOG

08

371 200 287
By dell_ina

Merasa sangat puas karena telah berhasil membuat Yoora salah tingkah, Jimin pun menyunggingkan senyuman. Tak disangka semua ini akan berjalan mudah, terlebih karena hubungan keduanya sudah tidak seburuk dulu. Jimin merasa, walaupun Yoora berbeda, tetap saja dia memiliki sisi perempuan pada umumnya yang notabenenya lemah. Rasanya ia ingin sekali tertawa terbahak-bahak ketika melihat Yoora dengan mudahnya merasa gugup.

Dan lihat saja, sekarang Yoora duduk di mobilnya sambil terus memandang keluar, ini awal yang bagus untuk menang, batin Jimin. Mereka sedang berada di perjalanan pulang menuju rumah Yoora, ini sudah mulai petang, dan karena ia terus membuat Yoora salah tingkah, alhasil gadis itu menyerah dan akhirnya pasrah berada di dalam mobil bersamanya sekarang.

Masih bergelut dengan pikirannya, tiba-tiba ponselnya bergetar tanda ada satu panggilan masuk. Melihat nama Jungkook tertera di sana, membuat Jimin memberhentikan mobil nya ke tepi jalan untuk segera mengangkat telpon itu.

"Hallo, kenapa Jung?" tanya Jimin langsung.

"Jim... Orangtua Taehyung kecelakaan..." jawab Jungkook dari seberang sana. Terdengar jelas suara isakan yang pastinya berasal dari suara Taehyung. Tubuh Jimin seketika menegang, jadi karena ini Taehyung tadi langsung pulang dengan raut wajah cemas?, pikirnya.

"Apa?! Kec.. Kecelakaan?..tapi bagaimana bisa??" tanya Jimin.

Yoora yang masih ada di samping Jimin terkejut mendengar percakapan itu, mendengar kata kecelakaan membuat dirinya mulai berspekulasi tentang siapa yang sedang dibicarakan. "Oke gue kesana sekarang." lanjut Jimin cepat.

"Jim, siapa yang kecelakaan?" tanya Yoora langsung. "Kita ke rumah sakit dulu ya, orangtua Taehyung kecelakaan, gue juga belum tau rincinya." jelas Jimin. Yoora pun sangat terkejut mendengar hal itu, lalu segera mengangguk tanda setuju dengan apa yang dikatakan Jimin tadi. Pikirannya mulai melayang kemana-mana.

Dengan kepala tertunduk, dan jari-jari yang meremas kuat rambutnya sendiri, ia mencoba untuk berusaha tegar dengan kejadian yang baru saja menimpa kedua orangtuanya. Ia merasa sangat sesak ketika melihat kedua orangtuanya terbaring lemah penuh darah, rasanya Taehyung ingin sekali menggantikan posisi itu.

Sudah terhitung 1 jam Taehyung menangis, membuat kedua matanya menjadi bengkak dan merah. Ia benar-benar butuh sandaran saat ini, butuh orang yang tepat untuk bisa menenangkannya. Jungkook yang berada di sampingnya pun sudah berusaha untuk menenangkan Taehyung, berusaha mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Nyatanya Jungkook pun ikut menangis karena tak kuat melihat sahabatnya hancur seperti itu. "Gue harus gimana Jung?... " tanya Taehyung masih dengan isakannya. Ia benar-benar hancur saat ini.

"Bagaima-bagaimana jika mer-mereka tidak bisa diselamatkan?.. " lanjut Taehyung terbata-bata. Tangisnya pun kembali pecah.

Jujur Jungkook kebingungan harus melakukan apa untuk menguatkan Taehyung, alhasil ia terus mengelus pundak Taehyung berusaha menyalurkan sedikit kekuatan.

Tak lama kemudian, datanglah Jimin dan Yoora dengan tergesa-gesa. Keringat bercucuran dari dahi mereka, karena telah berlari dari parkiran yang jaraknya sangat jauh dari ruangan orangtua Taehyung dirawat.

"Gimana kondisinya?" tanya Jimin kepada Jungkook. Jungkook pun lantas berdiri dan menarik tangan Jimin untuk menjauh dari tempat itu. Ia mau menceritakan detail kejadian, oleh karena itu ia merasa harus mencari tempat lain, dari pada tambah membuat Taehyung hancur karena mendengarnya berkali-kali.

Melihat Jungkook dan Jimin menjauh, Yoora pun lantas memilih untuk mendekati Taehyung yang masih setia menangkup wajahnya sambil terus menangis. Jujur melihat pemandangan ini membuat hati Yoora sakit. Baru pertama kali ini ia melihat Taehyung sampai sehancur ini.

Yoora pun mengulurkan tangannya untuk mengelus pundak Taehyung. "Lo harus kuat." ujarnya halus. Taehyung yang terkejut pun langsung menoleh, segera ia hapus air matanya dengan cepat karena baru sadar jika yang ada di sampingnya adalah Yoora bukannya Jungkook.

Taehyung merasa malu, sangat malu. Ia yakin Yoora sudah tahu bahwa ia telah menangis selama berjam-jam. "Ehem, eh Yoor lo disini?, sejak kapan?" tanya Taehyung dengan suara yang serak.

"Barusan kok, lo gimana perasaannya sekarang?, udah mendingan?, jangan sok tegar ya di depan gue, kalo lo mau nangis ya nangis, jangan pura-pura. Gue juga udah tau kok, mata dan suara lo gabisa bohong." tanya Yoora disertai dengan omelannya. Ia merasa sedikit kesal karena Taehyung berusaha untuk terlihat baik-baik saja di depannya bahkan di saat sedang hancur sekalipun.

Taehyung menatap mata Yoora dalam, dapat ia rasakan ada kecemasan di dalam sana. Tiba-tiba saja Yoora mengelus telapak tangannya dengan lembut. "Lo harus kuat Taehyung, masih ada kesempatan, semuanya bakal baik-baik aja, percayalah." ujar Yoora sambil menatap mata Taehyung sendu.

Taehyung benar-benar tidak bisa menahannya lagi, ia tidak bisa berpura-pura, tangisnya pun kembali pecah, ditambah setelah mendengar apa yang dikatakan Yoora, ia benar-benar tidak kuat membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Melihat Taehyung kembali menangis dan menangkup wajahnya, Yoora pun segera mendekap Taehyung kuat, memberikan pelukan hangat mencoba menyalurkan ketenangan dan kekuatan. Ia tahu benar bagaimana hancurnya perasaan Taehyung saat ini. Tangan Yoora pun mengelus punggung Taehyung sambil sesekali menepuk pelan untuk membuat laki-laki itu tenang.

Awalnya Taehyung sedikit terkejut dengan perlakuan Yoora, tapi kesedihannya benar-benar mendominasi saat ini. Hangat, ia merasa hangat dalam pelukan Yoora. Perlakuan gadis itu sukses membuat Taehyung merasa lebih tenang. Perlahan getaran di tubuhnya pun mereda, isakannya pun semakin memelan.

"Tapi gue takut Yoor... Gue takut kehilangan mereka..." ujar Taehyung.

"Mereka ga bakal tinggalin lo, semuanya bakal baik-baik aja, lo harus kuat untuk bisa ngasih kekuatan itu ke orangtua lo, masih ada harapan, lo jangan nyerah gitu aja. Tetep berdoa dan yakin mereka bakal pulih secepatnya." nasihat Yoora.

Seakan terhipnotis, kata-kata Yoora itu berhasil memberi sedikit kekuatan pada Taehyung, ia lantas menghapus air matanya kasar. "Bener, gue harusnya kuat, bukannya malah nangis gajelas kek gini. Makasih ya Yoor, lo udah nyadarin gue." ujar Taehyung sambil menatap Yoora. Yoora pun tersenyum lega, setidaknya sekarang Taehyung merasa lebih baik. "Sama-sama, lo ga perlu takut, ada gue, ada Jimin, ada Jungkook, kita bakalan selalu ada di sisi lo." balas Yoora sambil tersenyum.

Taehyung benar-benar terharu mendengar itu, rasanya Yoora benar-benar menjadi obat penenang nya saat ini. Merasa tak cukup dengan hanya berterima kasih, Taehyung pun memeluk tubuh Yoora tiba-tiba. Ia bisa merasakan Yoora terkejut, tapi kemudian gadis itu membalas pelukannya. "Yang kuat ya, hwaiting!" ujar Yoora masih dalam pelukan Taehyung.

"Lo ngomong apa sama Taehyung tadi?" tanya Jimin memecahkan keheningan. Jimin memutuskan untuk mengantarkan Yoora pulang kerumahnya karena ini sudah sangat larut.

"Yaaa gitu deh, gue coba tenangin dia. Gue paling gabisa liat orang nangis gitu." jawab Yoora.

"Tenangin?, tenangin gimana?" tanya Jimin lagi, entah mengapa ia sedikit kesal ketika melihat Yoora dan Taehyung berpelukan beberapa menit yang lalu. "Itu mah emang sengaja pelukan, bukannya cuma mau nenangin." batinnya.

"Ish banyak tanya lo, fokus nyetir aja napa." jawab Yoora.

Jimin pun mendengus lalu kembali fokus menyetir. Jimin tau rasanya tidak pantas untuk merasa kesal di saat situasi sedang begini, tapi ia merasa Taehyung juga menyelipkan tujuan lain dengan pelukan itu. Memang tak pantas mencurigai Taehyung seperti itu, jujur Jimin pun ikut hancur melihat kondisi sahabatnya itu. Tapi Jimin tidak akan pernah terima jika nantinya Taehyung yang akan menang dalam taruhan mereka.

Apakah Jimin gila? Sempat-sempatnya ia masih memikirkan taruhan itu di saat sulit seperti ini. Tapi Jimin benar-benar berambisi untuk menang, ia benci kata "kalah".

Ia takut pelukan beberapa saat lalu, memberi kesempatan emas bagi Taehyung untuk mendapatkan hati Yoora. Dapat ia lihat pula raut kecemasan pada wajah Yoora. Bukannya cemburu, tapi karena Jimin tidak akan pernah mau kalah. Dia harus jadi pemenangnya, harus.

Wahh, Jimin ambisius sekali ya bund (ಥ_ಥ)

Taehyung saat menangis.

Aku ketika melihatnya.
"Plis pengen peluk 😭"


Eits! Sebelum lanjut, klik vote dulu dong (っ˘³˘)

See you in the next part!

Continue Reading

You'll Also Like

78.3K 2.5K 23
(ON GOING)"ayah rela menjadikan ku jaminan?!" ujar taeri menitihkan air mata Pada awalnya ia tersiksa tinggal bersama jimin tapi siapa sangka itu ber...
523K 37.4K 34
Kisah tentang seorang gadis yang hidup dinegara besar seoul, bekerja paruh waktu untuk membayar hutang hutang ayahnya yang menumpuk bagaikan gunung. ...
147K 12.6K 75
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
27.2K 1.7K 41
Cast : -Park jimin -Kim hyunri -Bambam "Cinta sejati adalah seseorang yang mampu mempertahankan rasa cintanya meskipun telah...