My Everything - Nomin

By taekieah

40.1K 3.6K 154

You're my everything dear - Lee Jeno Slow Up! #9 in nono 25/09/2021 Semua yang ada di dalam cerita adalah mur... More

0
1. Brother
2. First Meet
3. Mark's Friends
4. I'm Fine
5. Jung Jaehyun and Problem
6. Jeno's Angry
7. Punishment
8. Because I Love Him
10. Secret
11. Jaehyun's mate
12. Memory
13. Forest
14. Start
15. The Game 1
16. The Game 2
17. The Game 3
18. The Game 4
19. Final
20. Back
21. Home

9. Our Time

2K 205 8
By taekieah

Thanks buat yang udah baca
Semoga suka:)








Jaemin menyandarkan tubuhnya di dada bidang Jeno yang saat ini tengah memeluk dirinya dari belakang. Rasanya begitu nyaman hingga membuatnya betah dan tidak ingin membiarkan hal ini berakhir dengan cepat.

Dirinya ingin mengabiskan waktu bersama dengan matenya sepanjang hari ini, mengingat kemarin mereka tidak jadi menghabiskan waktu bersama karna keduanya yang tertidur hingga melewatkan jam makan malam.

Yeah, keduanya tertidur dan bangun di tengah malam karna merasa lapar, lalu tidur kembali setelah itu dengan Jeno yang tidur seranjang dengan Jaemin.

Tidak perlu berpikir Alpha itu akan berbuat macam-macam, karna pada dasarnya Jeno bukanlah Alpha mesum yang hanya memikirkan tubuh omega sebagai pelampiasan nafsu.

Dirinya begitu menghormati omega selama mereka pantas untuk di hormati. Jika tidak, jangan salahkan Jeno jika dirinya bertindak dengan tidak hormat pada omega itu.

Semua ada batasannya. Selama ia pantas untuk di hormati maka akan ada orang yang menghormatinya, tapi jika dia sudah tidak pantas untuk mendapatkan rasa hormat dari siapapun, jangan salahkan para Alpha yang akan memperlakukannya bak seorang jalang yang dapat di pakai sesuka hati tanpa harus repot-repot memikirkan tentang ikatan.

Jeno mengecupi puncak kepala Jaemin yang hendak memejamkan matanya lagi. Tentu saja Jeno tidak akan membiarkan hal itu terjadi, si manis itu baru saja selesai mandi beberapa menit yang lalu.

Alpha itu dapat mencium dengan jelas wangi sampo yang melekat di rambut halus nan lembut matenya itu. Tangannya membalik tubuh Jaemin menghadapnya. Memposisikan sang omega di atas pangkuannya.

Tangannya terulur, mengusap lembut pipi berisi Jaemin yang terasa begitu lembut di tangannya.

Sepasang mata tajam itu mengunci sepasang mata rusa Jaemin yang terlihat begitu indah terterpa cahaya. Semakin menambah pesona sang omega hingga membuat sang Alpha kembali jatuh dalam pesona matenya.

Perlahan namun pasti. Jeno mendekatkan wajahnya perlahan, sedikit memiringkan kepalanya ke samping hingga kedua belah bibir itu bertemu.

Saling menempel selama beberapa menit sebelum sang Alpha mulai menggerakkan bibirnya perlahan, memberi lumatan-lumatan lembut pada bibir plum matenya yang memejamkan mata menikmati ciuman mereka.

Kedua lengan Jaemin mengalung longgar di leher Jeno. Ikut menggerakkan bibirnya, membalas ciuman Alphanya.

Tubuh mereka semakin mendekat tanpa jarak dengan tangan Jeno yang sudah menyelusup masuk kedalam kaus oversize yang di pakai matenya. Mengelus sensual pinggang Jaemin yang mulai bergerak gelisah di atas pangkuan Alphanya.

Tangannya ia bawa meremat helaian rambut belakang Jeno, guna melampiaskan nikmat yang menderanya. Tidak peduli dengan kausnya yang tersibak menampilkan perut rata dan pinggang rampingnya.

Dirinya benar-benar buta akan kenikmatan yang di berikan Jeno padanya. Tidak merasa keberatan sedikit pun di kala tangan matenya memeta tubuh bagian atasnya di balik kaus.

Jeno mengabsen deretan gigi rapi Jaemin, membelai langit-langit mulut matenya hingga mengeluarkan leguhan-leguhan tertahan.

Ia memperdalam ciumannya dengan kedua tangan yang tengah meremas gemas dua bongkahan di bawah sana–setelah mengenyahkan segala macam halangan yang mengganggu.

Tangannya merambat turun, mengelus kerutan di bawah sana. Itu sedikit terasa licin, mungkin jika Jeno mendorong sedikit saja jarinya, itu akan—

"Mmhh" tubuh Jaemin berjengit kala merasakan sesuatu yang asing memasuki dirinya. Itu terasa seperti sesuatu yang panjang. Mungkin salah satu jari Jeno.

Apa Jeno benar-benar akan mengajaknya mating sekarang? Disini? Bukannya Jaemin tidak mau, hanya saja sekarang masih pagi dan ia sudah mandi. Bagaimana jika keluarganya mendengar suaranya? Mau di taruh di mana wajahnya nanti.

Perlahan namun pasti, Jeno membaringkan tubuh Jaemin di atas ranjang. Saling melumat bibir satu sama lain, hingga Jaemin terpaksa memukul dada Jeno pelan. Memberitahu pada sang Alpha jika dirinya membutuhkan pasokan udara bagi paru-parunya.

Tidak lucu jika ia pingsan di saat seperti ini kan.

Dengan tidak rela, Jeno melepaskan ciumannya, menciptakan untaian benang saliva di antara kedua bibir mereka. Ia menatap wajah cantik matenya yang tengah mengatur nafas, dengan jejak saliva yang berada di ujung bibir.

Mengusapnya dengan ibu jari sedang jarinya di bawah sana terus bergerak menyiapkan matenya. Sungguh, entah kenapa Jeno sangat ingin memiliki Jaemin saat ini. Menyatukan tubuh mereka dan mengejar kenikmatan bersama.

Melihat bagaimana Jaemin yang terbaring pasrah di bawahnya dengan desahan serta leguhan nikmat, yang mengalun indah dari belah bibir plum itu.

Ia ingin memberitahu pada dunia jika Park Jaemin adalah miliknya. Hak mutlak yang tidak bisa mereka ambil ataupun miliki.

Jeno benar-benar sudah tidak tahan dengan tatapan-tatapan para Alpha yang menatap lapar matenya kala Jaemin melangkah. Mereka seperti ingin menelanjangi Jaemin dan menelan matenya itu hidup-hidup.

Jika saja—jika saja Jeno tidak memiliki pengendalian diri yang bagus, mungkin dirinya sudah menghajar para Alpha yang dengan lancang menatap matenya seperti itu.

Jaemin mengcengkram seprai dengan erat, melampiaskan segala perasaan yang menderanya kala ketiga jari Jeno mengobrak-abrik dirinya tanpa ampun. Bergerak menggunting agar mempermudah jalan masuknya nanti.

Tubuhnya melengkung indah kala puncak kenikmatan mendatanginya. Padangannya memutih dengan dirinya yang keluar mengotori perutnya sendiri.

Jaemin mengatur nafasnya yang memburuh. Menatap sayu sang Alpha yang tersenyum di atas sana seraya mengeluarkan ketiga jarinya. Mulai melucuti satu persatu helaian kain yang membungkus tubuh kekar itu.

Ia menutup matanya sembari merasakan tatapan intens Jeno yang mulai kembali mengukung dirinya. Tidak berniat sama sekali untuk melepaskan kaus oversize yang di kenakan si manis.

Jeno merendahkan tubuhnya. Mengecup pelipis si manis di bawahnya. Turun ke pipi dan berakhir di bibir plum matenya. Mengecup lama bibir Jaemin yang tengah menatap dirinya.

Ia tersenyum tipis. Berbisik tepat di depan bibir matenya yang mendongak dengan mata yang terpejam erat.

'You're mine Park Jaemin'

▪︎ My Everything ▪︎

Mark menyandarkan tubuhnya di sofa ruang tamu bersama sang mommy yang menemani, dengan kedua telinga yang memerah sebab tidak sengaja melihat sesuatu yang seharusnya tidak ia lihat.

Dirinya benar-benar tidak sengaja oke, bukannya mengintip atau apapun. Matanya hanya tidak sengaja melihat dan merekam.

Sungguh! Mark ingin melupakannya. Tapi itu terasa sulit sebab apa yang dilihatnya terus terulang bak kaset rusak di pikirannya. Dan juga, kenapa Mark jadi ingin saat ini!

Ini semua salah Jeno. Alpha itu lupa mengunci pintu hingga Mark yang ingin menemui sang adik, membuka pintu kamar tanpa tau apa yang sedang terjadi di dalam.

Kedua makhluk itu terlalu fokus pada kegiatan mereka, hingga tidak menyadari kehadiran Mark yang hanya bisa berdiri diam di depan pintu, sampai Baekhyun datang dan menarik si sulung Park keluar kamar setelah menutup dan mengunci pintu kamar anak bungsunya.

Sedang Baekhyun sendiri, wajahnya sudah memerah sebab ikut melihat apa yang sedang di lakukan si bungsu Park dengan calon menantunya tadi.

Ia pikir, mereka akan melakukannya saat sirklus heat Jaemin tiba. Tapi ternyata tidak. Jeno sepertinya sudah tidak tahan akan tatapan para Alpha pada putra bungsunya itu.

Dirinya tau karna Mark sering kali bercerita, bagaimana para Alpha menatap si bungsu dengan tatapan lapar mereka. Seolah anaknya adalah hidangan lezat yang sayang untuk di lewatkan.

Sebagai seorang ibu, tentu Baekhyun tidak suka akan tatapan yang di lontarkan para Alpha pada anak bungsunya.

Mereka pikir pantas apa menatap mate orang lain seperti itu. Walau memang keduanya belum resmi, tapi sudah ada benang tak kasat mata yang membelenggu mereka.

Sudah sepantasnya seorang Alpha setia pada matenya, bukannya melirik mate orang lain dengan tatapan seperti itu.

Apa mereka tidak berpikir. Bagaimana nanti jika hal itu terjadi pada mate mereka? Apa mereka mau menerima hal itu?

Tentu tidak. Seorang Alpha tidak akan terima jika matenya di tatapan sedemikian rupa seperti itu.

Memang, ada beberapa omega yang akan dengan senang hati mengangkang lebar hanya untuk di puaskan dan memuaskan.

Tapi, ayolah. Ini Park Jaemin! Ia bukan omega murahan seperti itu. Tubuhnya hanya untuk matenya bukan untuk konsumsi umum.

Mark menghembuskan nafasnya perlahan. Mencoba menenangkan diri dan mengenyahkan bayang-bayang adegan panas yang ada di pikirannya.

Ia merilekskan tubuhnya dengan kedua telinga yang perlahan kembali ke warna semula. Mulai bisa melupakan apa yang telah ia lihat sebelumnya.

Kepalanya reflek menoleh kala mendengar suara seseorang yang turun dari lantai dua. Mendapati intensitas Jeno yang berjalan turun dengan bercak-bercak kemerahan yang menghiasi lehernya.

Tanda cinta dari si bungsu Park pada Alphanya.

Telinganya kembali memerah saat bayang-bayang adegan yang sempat dilihatnya, terputar kembali di pikirannya.

Bagaimana raut wajah sang adik yang terlihat begitu menggoda, dengan sepasang mata rusanya yang menatap sayu. Tubuh polos yang dihiasi bercak-bercak merah dengan kedua kaki yang mengang—OKE STOP! Atau ini akan berakhir dengan Haechan yang harus memuaskan nafsu besar matenya, dan itu bukanlah hal yang bagus bagi Haechan.

Ia memiliki kelas pagi besok, dan Haechan tidak ingin melewatkannya.

Jeno menaikkan sebelah alisnya, menatap bingung Mark yang menunduk dengan kedua telinga yang memerah.

Kenapa Alpha itu? Telinga sudah seperti tomat matang saja. Apa ia sakit? Tapi tidak mungkin jika orang sakit telingannya memerah.

Jika itu wajah, mungkin saja. Tapi ini telinga. Apa itu ada hubungannya dengan sesuatu yang mengembung di antara antara kedua pahanya?

Jeno terkekeh geli saat Mark berjalan cepat keluar rumah setelah mengacak rambutnya prustasi. Terlihat begitu terburuh-buruh tanpa mengucapkan satu kata pun.

Apa Mark yang tadi masuk ke dalam kamar saat dirinya dan Jaemin tengah bermain? Jika iya, Jeno akan dengan senang hati melakukan hal itu lagi nanti.

Tbc.

Keknya...

Sorry for typo

Salam manis T.

Continue Reading

You'll Also Like

41.6K 6K 21
Tentang Jennie Aruna, Si kakak kelas yang menyukai Alisa si adik kelas baru dengan brutal, ugal-ugalan, pokoknya trobos ajalah GXG
MEISHA By kolormaron

Teen Fiction

117K 11.7K 68
Kalian percaya seseorang bisa merubah hatinya saat ia mengalami jatuh cinta pada pandangan pertama? Seperti Meisie, gadis manis yang sedang dimabuk c...
240K 18.9K 33
[END] Follow Vi oke! Hari dimana Haechan yang seharusnya merasakan kebahagiaan, malah merasakan penderitaan. Dan sumber penderitaan itu adalah anak n...
1.5K 207 3