Her Real Value

By mrslaras

900K 102K 6.4K

warning! 21+ adult content. Shella : mau tahu rasanya jadi aku? nih aku kasih deh kamu kesempatan untuk menc... More

Percuma Kamu Dirumah?
Selingkuh Itu Apa?
Otak Kopong Katanya?
Banyak Berkahnya?
Cast
Ibu dimana - mana ya namanya tetap Ibu
Mas Bisa?
Baru Day-1 Loh
Ayah - Bunda = ....?
Allah Maha Melihat Loh Mas
Ketarik tapi Gak Ketarik?
Gak ada Bunda = Rumah Roboh
Eh Ada Tamu..
Ganteng - Ganteng - Galak
A untuk Apel.. A..A..A..
Enjoy It While It Last Ayah
You Had My Heart At Hello
Good Job Aditya!
I Remember Every Words You Said
Kemarin Bisa Gagah?
Jangan Gentar Bapak Aditya
Gak Rela
Satu Nama itu Tadinya Aditya
cuman survey
Yang Bikin Aku Pingin Pergi Siapa?
Menurut Mas?
Sama - Sama Tapi Gak Percaya, Buat Apa?
Memang Seharusnya Begitu
Pantes di Garong
Ngeselin
Pikirin Lagi Shel
Laki - Laki gak Bakal Paham Dona
Jangan Paksa Aku Percaya
Aku Baper Pak
Jangan Kemana - mana, please..
Lain di Mulut, Lain di Badan
Jadi? Aku Yang Jahat?
Biar Pak, Bisa Jadi Mas?
Kamu atau Aku, Yang Bermasalah?
Bukan Urusanku
Karena Aku Gak Yakin Lagi
Masa - Masa Indah Kita
Dosa Suami
Ayah Yang Setia
Si Air Jernih Yang Jadi Keruh
Kisah Kursi Malas
Jodoh Buram Marshella
Lancar Jodoh
Aku Harus Tegar
Aku Gak Mau Ada Mas
Awkward Moment
Istri... Istri..
You'll See The New Me
Senyap
Melas Bojomu Shel
Bangga?
Kamu Gak Tahu Rasanya
Hallo Dulu aaah (author)
Aku Bisa...?
As Long As You're Happy
Your Time Is Up!!
Obat Stressku Sayang
Semua Baik - Baik Aja?
Oh.. Ternyata
This Is Why I Love You
Setiap Perasaan itu Valid!
Nasta Melewatkan Satu Hal
Mengaku itu Susah
Siapa Yang Gagal?
Bingung
The World Is Ours, Tonight
Egois
Quit
Mami
Yang Aku Mau
Sweet Angel
Apa Itu Damai?
Kesempatan Kedua
Marriage Number One...End ( LAST PART )
AFTER THE STORM! (SHELLADITYA PART 2)
MUST BACK ON TRACK!
SUNGKEM
Tertangkap Basah
PERSAINGAN KETAT
Laki - Laki untuk Anakku
Seseorang dari Masa Lalu
a little background
Cintanya di Siram Lagi
Teori Sendal Jepit
Apa Salah Dan Dosaku, Sayang?
It Takes Two To Tango
The Key Of Staying In Love
Syuh.. Pil Kecil Pergilah!
Happy Birthday Mas Adit..
Shellanyaditya atau Adityanyashella?

Pillow Talk

8.1K 1K 63
By mrslaras

Sejak percintaan kami malam tadi, memang harus aku akuin suasana diantara aku dan mas Adit sedikit berbeda. Membawa kembali kenangan lama, ternyata memang cukup berpengaruh ya? kami sedikit mencair dan aku? mulai terbawa suasana.

Mendadak melewati starbucks lotus pond, gak semenyebalkan waktu pertama kali mas Adit mengungkitnya. Karena starbucks lotus pond ini adalah tempat kami sarapan selama bulan madu, karena kami selalu ketinggalan jam breakfast di villa.

Tahu kan sebabnya kenapa? dan kita selalu saling tertawa setiap sampai tempat itu, mengingat kelakuan kami waktu itu. bulan madu bersama mas Adit, adalah moment dimana aku melihat sisi asli mas Adit yang diluar dugaan.

Lembut, penyayang, manis, romantis dan penggoda. Iya, ternyata dia menyimpan semua itu hanya untuk istrinya.

Mas Adit juga sumringah terus dari tadi, dan semakin rajin merangkul, menggandeng bahkan memeluk waktu anak – anak lagi asik minta entah apa. Kami sendiri sekarang sedang dalam perjalanan menuju daerah berpantai untuk menginap di hotel yang punya akses private beach. Masih hotel bulan madu kami.

Aku melirik mas Adit dan dia tersenyum penuh arti sambil mengusap kepalaku "kita sudah sampaii..." sahutnya sambil membuka pintu dan bergegas turun dari mobil. Menyapa petugas yang langsung mendorong troli untuk mengangkut koper – koper kami.

"ayah sumringah banget pagi ini. ayah beneran jadi aneh deh sejak bunda pulang..." sahut Cika sambil merapihkan hp nya yang berserakan di jok mobil. Aku hanya tertawa sementara mas Adit sudah menggendong Aurel yang masih muka bantal.

Mas Adit mengurus di front desk sementara aku dan Cika menikmati welcome drink. Aurel tentu saja masih nempel kayak koala sama ayahnya. Jujur, aku paling suka lihat mas Adit gendong anak kayak gitu. Dari jamannya Cika. Rasanya auranya mas Adit memang meluber luar biasa kalau dia sedang menggendong anaknya dengan telaten gitu.

"bunda.." panggil Cika dan aku menoleh. Dia menyodorkan hpnya dan nyengir "kemarin pas di Campuhan ayah sama bunda kakak foto dong. Jiyeee... kayak drakor..." aku melihat layar hp Cika dan tertawa pelan.

Foto mas Adit memeluk pinggangku dan mencium keningku sambil memejamkan mata dan aku memeluk lengan mas Adit. "ayah benar, kakak bersyukur ayah sama bunda baik – baik aja. Kakak gak kebayang kalau harus kayak Nisa.." ucapnya menerawang dan membuat hatiku tercubit.

*****

"naaah ini kamar kita.." seru mas Adit ketika membuka kamar dan menampilkan view pantai yang indah. Anak – anak bersorak girang tapi begitu mereka hendak melompat keatas tempat tidur mereka dicegah ayahnya "eeeettsss... kamar kalian disebelah, ini kamar ayah sama bunda" mas Adit mendorong pundak Cika dan Aurel menuju kamar sebelah yang ternyata terkoneksi dengan connecting door.

Aku mengerutkan keningku sambil melihat mas Adit yang tersenyum sambil mengedipkan sebelah matanya. "ini sih kakak disuruh jadi baby sitternya Olel terus, ayah bunda bilang aja mau bulan madu.." selorohnya sambil melempar tubuhnya ke atas ranjang yang empuk.

Mas Adit menyibak tirai dan menoleh kearah Cika "protes gak jadi shopping nih ya.." ancamnya sambil bertolak pinggang, yang aku tahu gak beneran. Mana pernah mas Adit marah sama anak – anaknya yang benar – benar marah. Lagian anak – anak ini selalu jadi anak manis.

Cika mengacungkan dua jarinya tanda damai sambil nyengir lebar "peace ayah... jangan ditarik dong perjanjian kita" ucapnya dan aku hanya menggeleng sambil berjalan kembali kekamar yang menurut mas Adit adalah kamar kami.

Aku sedang melepas cardiganku ingin menikmati dinginnya AC kamar karena diluar gerah. Mas Adit langsung memelukku dari belakang dan mencium pipiku "ayah sama bunda disini aja, jadi kalau malam bisa.." ucapnya sambil mengendusi leherku yang jujur membuatku aku merinding juga dan otomatis mencengkeram lengannya.

Teringat permainan kami di kursi malas kolam renang semalam. Sampai.. "ayaah.. Olel mau susuuu" dan menyemburlah tawa kami berdua. Aku memutar badan menghadap mas Adit dan mengusap dadanya sekilas "iya bunda ambilin" sahutku sambil sayup – sayup terdengar suara TV dari kamar sebelah.

"maunya ayah yang ambilin.." sahutnya dan aku menoleh ke mas Adit. Dia berjalan mendekat dan mencuri kecupan di bibirku yang kusambut dengan pagutan kecil dan singkat. "iyaa ayah yang ambilin.." sahut mas Adit sambil membongkar tas yang isinya perlengkapan tempur Aurel.

Aku masih tertawa dan tersenyum sambil menatap punggung mas Adit. Sepertinya ini pertama kalinya kami akhirnya berbagi tawa dan senyuman yang tulus semenjak tragedi itu.

****

"castle Oleeeeelll..." teriaknya kesal karena castle yang dia bangun ambruk karena ketendang kakaknya yang masih aja heboh muter – muter berbagai pose. Padahal tadi sudah aku ancam, sekali lagi heboh sama IG bunda sita hpnya.

Cika melihat kebawah dan melihat castle adiknya dengan nyengir "yaah maaf Lel.." sahutnya gak merasa bersalah. Aku sendiri berdua mas Adit duduk bersantai di kursi malas memperhatikan anak – anak "Cika.. sekarang waktunya liburan keluarga. Udah dulu dong sosmednya" tegur mas Adit.

Cika cemberut dan hendak protes sampai aku yang sedang asik membaca buku bicara tanpa perlu menatap putri sulungku "bunda udah bilang ya.."

Langsung dia melangkah kesal tapi nurut untuk masukin hpnya kedalam tas slempangnya yang dia taro di meja kecil antara aku dan mas Adit. akhirnya dia duduk bersila diatas pasir sambil membantu adiknya membuat castle.

Aku merubah posisi dudukku menjadi lebih tegak dan mengamati dua gadis ini bikin castle sambil sibuk engkel – engkelan. Kakaknya juga doyan banget ngusilin adiknya. Akibat umur beda jauh, memang jadinya adiknya suka dijadiin mainan sama kakaknya.

Mas Adit tiba – tiba duduk dibelakangku dan memijat punggungku. Aku sampai kaget karena gak menyangka mas Adit bakalan begitu. Dia hanya terkekeh sambil mengecup punggungku "nanti gantian ya?" tanyanya dan aku hanya tertawa sambil menggeleng dan sedikit memundurkan punggungku, agak bersandar dengannya.

Mas Adit berhenti memijit dan malah memilih memelukku. Aku juga duduk bersandar di dadanya sambil kami sesekali tertawa karena ulah Cika yang mengubur kaki adiknya dengan pasir. "No...No... kotoorrr... aaaaa kaki akuuu" pekik adiknya lebay yang semakin membuat kakaknya semangat mengubur kaki adiknya.

"nanti mau kakak bentuk kaki mermaid Lel.. mau gak?" aku tahu kakaknya akal – akalan, padahal emang mau isengin adiknya aja. Nanti kalau kaki mermaidnya udah jadi pasti mau dia tinggal main air.

Aurel mengerjapkan mata bimbang, lalu dia mengangguk. Cika tersenyum penuh kemenangan lalu melancarkan aksinya.

Aku menoleh sedikit ke mas Adit "cika usil nurun ayahnya ya? penuh dengan modus operandi.." sahutku dan mas Adit mencium pipiku gemas "Olel suka ngomel kayak siapa?" tanyanya dan aku mencebik kesal. Mas Adit semakin merapatkan pelukan dan tertawa diceruk leherku.

Cika berhasil membuat kaki mermaid sesuai janjinya. Aurel memekik girang sambil bertepuk tangan. Cika juga ikutan bertepuk tangan dan benar dugaanku kan? "dadaaaah.. kakak mau main aiiirrr..." dia melambaikan tangan dan berlari meninggalkan adiknya yang bingung harus berbuat apa dengan kaki tertimbun pasir.

Padahal tinggal bangun aja juga beres, tapi Aurel kan miss rempong "kakaaaaaak..." panggilnya dan mulai membik – membik menatap ayahnya. "yaudah Olel main air yuk sama ayah?" tanyanya mas Adit dan Aurel memelas "kaki Olel gak bisa gerak" ucapnya memelas dan mas Adit ketawa melihat tingkah si miss rempong ini.

"Olel tinggal berdiri nanti lepas.." sahut mas Adit dan Aurel menggerakan satu kakinya "eh iya loooh..." katanya takjub. Hedeuuh..

Mas Adit berdiri dibelakang Aurel yang masih membebaskan diri dari timbunan pasir. Mas Adit tahu – tahu membuka kaos nya dan menampilkan bodynya yang walau gak six pack, tapi tetap terlalu aduhay untuk usia 40an. Berkat konsistensinya push up dan sit up setiap pagi walau hanya bisa didalam kamar. Jogging setiap weekend dan berenang dirumah.

Makanya aku juga rajin yoga dan zumba, karena aku waspada akan pesona suamiku. Tapi ternyata dia kegoda lewat jalur prestasi.

"eeehhmmm..." deham ku dan mas Adit memicingkan mata bingung kearahku. Aku menunjuk badannya "put on your shirt" perintahku dan mas Adit menunduk lalu menatapku lagi.

Dia berjalan mendekat dan membungkuk didepanku dengan jarak wajah kami yang sangat dekat. Menaikan sebelah alisnya dan tersenyum pongah "terlalu keren ya?" tanyanya.

Aku hanya menatapnya datar "karena satu perempuan penggoda dipernikahan kita, udah terlalu banyak buat aku mas. Kecuali buat mas masih kurang" ucapku kesal.

Gak tahu kenapa aku mendadak kesal melihat mas Adit yang aged like wine, ibarat Pierce Brosnan atau RDJ. Dan dia malah mau pamer ke awet mudaanya disaat wanita muda berbikini bertebaran disini?

Mas Adit mendadak merubah ekspresi wajahnya menjadi terkejut dan menunduk beberapa detik doang sambil tertawa mendengus. Dia menghela nafasnya dan mencium keningku lama "dan satu istri seumur hidup aku juga udah cukup banget. Orangnya itu cuman kamu" dia menegakan badannya lagi dan memakai kembali kaosnya.

Dan benar tebakanku. Perempuan – perempuan muda dengan baju renang dan bikini, yang kulitnya bahkan belum mengenal arti kata stretch mark itu langsung menoleh dan menatap terang – terangan. Gak perduli adanya gadis kecil digendongan pria itu dan seorang gadis ABG yang meneriakinya dengan sebutan ayah, karena kesal ayahnya usil menyiprati dengan air laut.

Kenapa perempuan penggoda sekarang menjamur dan semakin gak tahu diri?

*****

"cumii...cumiii..." Aurel menunjuk cumi – cumi dipiring dan mas Adit menyendokannya dengan nasi. Si tuan putri mangap lebar – lebar sambil menerima suapan dari mas Adit. Harus aku akui mas Adit memang lebih ekspresif kalau nyuapin anak. Hilang sudah mas Adit yang cool kalau nyuapin anak – anak, berganti mas Adit yang jenaka.

Akhirnya ada rasa bahagia dalam liburan ini dan sepertinya hatiku mulai melunak untuk membuka mataku menerima usaha mas Adit. Walau aku gak bohong, kalau pikiran negatif itu masih sering mampir dikepala. Setiap mas Adit berbuat manis aku selalu suudzon kalau ini hanya akal bulusnya untuk mendapatkan maaf, tapi nanti dibelakang main lagi.

Terlebih, masalah hantaran makan siang yang cukup rutin itu belum terpecahkan juga. Aku merasa enggan membahas, karena aku jujur saja mulai menikmati liburan ini.

Mungkin makan siang itu hanya salah paham aja? Mungkin Dona memaksa?

"bunda.." panggil mas Adit dan aku tersentak "bengong?" tanyanya sambil masih menyuapi Aurel yang ternyata sudah berisikan nasi baru di piringnya. "ini Olel aja udah nambah, bunda malah bengong?" tanyanya dan aku hanya tertawa melihat Aurel yang semangat makan dan disuapi ayahnya. Bukan aku yang minta, tapi Aurel yang minta disuapin ayahnya.

"Olel sama bunda ya? ayah belum makan tuh" aku melihat piring mas Adit yang belum tersentuh, tapi Aurel menggeleng "sama ayaah.." melasnya dan mas Adit hanya tersenyum sambil mencium kepala Aurel "yaudah sama ayah.." Aurel lansung tersenyum penuh kemenangan.

Cika berdecak sambil menyuap dan mas Adit tertawa melihat anak gadisnya, dia menyendokan nasi dan udang bakar lalu mengarahkan sendok ke mulut Cika "ayo suap.. iri aja yang satu ini.." mas Adit menyodorkan sendok dan Cika langsung sumringah dan menerima suapan ayahnya.

Aku hanya tertawa dan rasanya kejam sekali kalau aku gak memeriahkan keceriaan meja ini, walau aku merasa masih akan ada bom yang meledak nanti lagi. Entah apa itu. Tapi perasaanku gak enak.

Aku menarik piring mas Adit dan menyendok nasi dan lauk keatasnya "suap juga yah, ayah belum makan dari tadi.." mas Adit sempat kaget tapi dalam sekejap senyuman langsung terbit diwajahnya. Senyum yang terlalu lebar malah iya. Dia membuka mulutnya dan menerima suapan dengan semangat.

"seru ya? main suap – suapan" oceh Aurel dan membuat kami semua tertawa. Mas Adit gantian menyendokan nasi dan lauk dari piringnya dan menyodorkan ke mulutku, akupun menerima suapan itu dan disambut tepuk tangan riuh Aurel dan Cika.

Aku gak kuasa untuk gak memeluk lengan mas Adit dan bersandar manja dilengan yang selalu aku andalkan sebagai tempatku bersandar itu.

*****

"besok ke zoo kaan?" sayup – sayup aku mendengar celoteh Aurel dari kamar sebelah. Aku hanya tersenyum sambil menyisir rambutku. Dari dulu mas Adit paling suka kalau aku pergi tidur dengan rambut yang baru kusisir rapih, sexy katanya. Padahal habis itu dia juga yang ngacak – ngacak. Dan sudah seperti kebiasaan aku selalu menyisir rambut sebelum tidur demi memuaskan mata suamiku.

Cika langsung KO begitu mandi dan sholat Isya, sementara Aurel bersikukuh dikeloni ayah sampai tidur. Aku sendiri gak ngerti kenapa sejak sampai di Bali Aurel jadi serba ayahnya. "iya.. ke zoo, nanti disana kita bisa makan sambil lihat animals" jawab mas Adit dengan suara rendah yang selalu aku suka.

Walau tiba – tiba terbersit lagi kekesalan kalau Dona juga mendapatkan intonasi itu. Lalu aku segera menggelengkan kepala, bukankah aku sudah bertekad untuk mengibarkan bendera perdamaian dan mencoba bersatu kembali?

"naik gajah sama ayah gak?" tanya Aurel dan mas Adit terkekeh geli "iya naik gajah sama ayah. Tapi kalau Olel sekarang gak bobo, nanti kita gak bisa ke zoo jadinya. Keburu kesiangan, animalsnya nanti pusing kalau kepanasan. Mereka ngumpet deh" sahut mas Adit lalu hening sejenak sampai Aurel "kan memang animals gak dirumah? masa animals pusing kepanasan? Di TV animalsnya lari – lari siang – siang?"

Aku pun terkikik mendengar jawaban Aurel yang aku yakin mas Adit pasti langsung mencubit pipi Aurel dengan gemas "iya ya? pinter anak ayah. Ayah lupa animals suka lari – lari siang – siang. Kalau gitu, nanti Olel yang kesiangan, tempatnya keburu tutup terus kita cuma sebentar deh ke zoonya. Sekarang bobo yaaa.." bujuk mas Adit lagi.

Aku memilih naik keatas ranjang dan bersandar pada kepala tempat tidur. Sekitar lima belas menit aku mendengar langkah pelan yang teredam karpet, lalu mas Adit muncul dari connecting door. Dia menutup pelan pintu penghubung dan sempat melongok sebentar memastikan Aurel benar – benar tidur.

Dia tersenyum kearahku dan merangkak naik keatas tempat tidur dan langsung mengungkung badanku. Aku pun reflek memerosotkan badan menjadi sepenuhnya terlentang dan membiarkan pria ini memposisikan tubuhnya diatasku.

Mas Adit mengusap lembut wajahku dan tersenyum "cantik..." ucapnya sambil mencium keningku "sayang..." bisiknya lagi lalu memagut bibirku sangat lembut dan mesra. Tanganku otomatis langsung memeluk lehernya dan membuatnya menciumku semakin dalam dan penuh gairah.

Pagutan kami terlepas dan mas Adit memandangiku lagi "I love you.." bisiknya lirih dengan kami yang masih berhadapan dengan mas Adit yang masih diatasku. Aku mengusap lembut sepanjang pipi sampai ke rahangnya "then why?" tanyaku dan mas Adit mengerutkan keningnya "why? Kenapa?" tanyanya masih sambil tangannya membelai lembut sepanjang pinggangku.

"kenapa mas selingkuh?" tanyaku dan mas Adit sedikit memundurkan badannya sehingga tercipta jarak diantara kami. Aku tahu seharusnya aku gak angkat topik itu sekarang disaat kamu sudah akan bermesraan begini. tapi setiap dia bilang I love you, aku akan otomatis mempertanyakan perbuatannya.

"mas gak ada niat selingkuh, sayang.." mas Adit menarik pinggangku dan membawa badanku miring hingga kami saling berhadapan. Dia membelai pipiku "gak pernah kepikiran buat mas selingkuh. Kejadiannya itu, mas memang terhanyut sama pendapat – pendapat dia tentang ibu rumah tangga yang... yah memang itu dijuruskan ke kamu. Perlahan mas jadi merasa, dia bisa menjalankan hidupnya dengan baik sebagai wanita karir dan ibu. Dia bisa melontarkan pendapat yang cerdas tentang pekerjaannya, terihat mumpuni dan menonjol. Dan mas teringat kamu juga seharusnya bisa seperti dia, karena mas tahu gimana cerdasnya kamu waktu kita kerja sama - sama. Mas jadi ngerasa, kalau banyak hal dalam diri kamu yang kamu sia – siakan, karena mas berpatok sama Dona yang menjalankan peran sebagai ibu dan wanita karir. Mas jadi merasa..." mas Adit menghentikan kalimatnya dan menghela nafasnya "merasa kamu seharusnya bisa lebih lagi, dari sekedar hanya urusan rumah tangga.."

Aku menunduk dan mulai meneteskan air mata "tanpa mas sadar, kalau yang mas dapat dari kamu itu bahkan udah lebih dari cukup. Lebih dari apa yang seorang Aditya pantas dapatkan dari seorang istri. Pengabdian yang luar biasa, pengorbanan yang gak akan mungkin mampu dilakukan semua perempuan. Pengorbanan yang gak akan seorang Dona mampu lakukan.,

Mas lupa, kalau ini bukan masalah adu otak dan pamer prestasi. Tapi ini... soal keikhlasan dalam mengambil satu peran dalam rumah tangga. Ini soal dedikasi dan pengabdian seorang istri dalam rumah tangga. Dan untuk kamu, pengabdian kamu, kamu curahkan sebagai seorang ibu rumah tangga. Sesuai permintaanku. Suami kamu. Mas khilaf.. mas terbawa suasana, mas lupa sama Allah dan terkena bisikan setan..."

Aku menggeleng "itu berarti mas gak cinta sama aku.. kalau mas cinta mas akan terima aku apa adanya. Seperti aku juga nerima mas dengan segala kekurangan mas.." lirihku sambil terisak lagi.

Mas Adit mengeratkan pelukan kami "maafin mas sayang. Wallahi, gak ada cinta untuk dia. Gak ada sedikitpun. Mas hanya merasa kesal waktu itu karena merasa apa yang mas lihat seolah sejalan dengan omongan dia. Padahal itu gak pernah jadi masalah buat mas selama ini, karena memang mas selalu melihat kamu dengan mata mas sendiri dan pendapat mas sendiri. Gak perduli orang bilang sayang banget Shella dirumah aja. Karena mas memang mau Marshellanya mas dirumah aja.."

Mas Adit mengusap punggungku dan aku masih terisak "bohong kalau mas gak ada rasa sama dia. Pasti ada kan?" tanyaku dan mas Adit mencium kepalaku "gak ada sayang.. gak ada.. mas memang enjoy ngobrol sama dia karena merasa nyambung soal kerjaan. Hanya itu, dia hanya terlihat cerdas, itu aja. Gak ada cinta, gak ada sayang, apalagi pingin sama – sama. Selebihnya mas khilaf.. mas jadi kasar sama kamu karena kesal. Tapi demi Allah gak ada niat ninggalin, selingkuh apalagi bercerai.."

"sejauh apa.." pertanyaanku gak dijawab mas Adit. Aku mendongak dan mas Adit mengerutkan alisnya "sejauh apa kedekatan kalian.."

Mas Adit kembali memelukku erat "astaghfirullah sayang.. gak ada sejauh apa. Semua yang kamu lihat di hp mas itu, hanya itu sayang.. hanya itu. Kamu bisa lihat sendiri mas tetap pulang tepat waktu, mas tetap cari kamu, mas tetap cium dan peluk kamu, mas tetap hanya menginginkan kamu.. cuma mau disentuh kamu Shella.."

Bisiknya lirih dan aku kembali terisak "sakit mas..sakit banget rasanya.." mas Adit mengusap punggungku dan mencium kepalaku "maafin mas.. maafin mas sayang.. mas tahu gak akan gampang buat kamu dan mas gak akan bosan minta maaf.. tapi percaya sama mas please.. percaya sama mas kalau mas sama dia gak ada apa – apa.."

Aku hanya bisa mengetatkan pelukan kami, tanpa menjawab permintaannya karena aku sendiri gak tahu. Aku mungkin sanggup kembali, tapi percaya? Apa aku bisa percaya lagi sama mas Adit? seperti dulu?

Cermin yang retak, mungkin bisa direkatkan lagi. Tapi bentuknya? Gak akan lagi sama kan?

Rasanya berat sekali. Tapi jujur, untuk saat ini keinginanku untuk berpisah sudah berkurang, walau belum sepenuhnya karena aku masih menaruh curiga pada mas Adit.

Aku merenggangkan pelukan kami dan kami saling bertatapan, mas Adit ternyata juga menangis dan dia mengusap air mataku dengan ibu jarinya "I love you.. mas akan bilang terus ke kamu sampai kamu percaya.... lagi"

Aku pun bangun dari posisiku dan mas Adit otomatis terlentang dan aku menduduki pinggangnya. Membungkukkan badanku dan mencium bibirnya lembut "I love you mas... tolong jangan sakitin aku.."

"I wil.. baby I will.." dan aku membiarkannya melakukan apa saja padaku malam ini.

Continue Reading

You'll Also Like

9.1K 1.5K 21
Publish 10 April 2023 end 2 Des 2023 Blurb : Giandra Rahadhian, anak ketiga dari empat bersaudara dan satu-satunya yang berjenis laki-laki. Di umurny...
5.6K 346 11
Hanya menceritakan keseruan keluarga Kim dengan Si bungsu cast: jinxall member Brothership Family
1.8M 25.1K 25
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...
566K 85.4K 129
warning adult content!! 18+ only. some scenes and language are not suitable for underage. please choose wisely what you read. Jodoh itu di tangan sia...