A: CH
Haii bestiee, apa kabar??
jangan lupa tekan bintang dipojok kiri yaa =)
•
•
•
•
•
[05] Sebuah Kabar
[ H A P P Y R E A D I N G ]
***
Pagi ini dikedaiman Wijaya, keluarga itu sudah berkumpul dimeja makan untuk sarapan bersama.
"Gimana Ga, sekolah kamu?" tanya Clarissa Wijaya-Bunda Argara.
"Gak gimana-mana Bun, sama seperti biasanya," jawab Argara sambil menggigit rotinya.
"Udah ada pacar belum, Ga?" kepo Clarissa.
Pertanyaan Clarissa tadi mengundang perhatian dari seluruh keluarganya.
"Abang disekolah banyak yang suka, tapi Abang selalu cuek bebek Yah, Bun," adu Naresha Aura Wijaya-Adik Argara yang terpaut 1 tahun.
"Kamu masih normal kan, Bang?" tanya Bagas curiga. Clarissa dan Naresha langsung memandang Argara.
"Ya masih lah, Yah!" sewot Argara.
Bagas, Clarissa, dan Naresha bernafas lega secara bersamaan. Sedangkan Argara yang melihat itu hanya mendengus.
"Udahlah Arga mau berangkat," ucap Argara sambil berdiri.
"Bang tunggu! Gue mau nebeng sama lo aja," seru Naresha sambil menyalami kedua orang tua-nya.
"CEPETAN!" teriak Argara dari luar rumah.
***
Berbeda dengan pagi Anara. Anara sepertinya kesiangan sampai-sampai dia tidak sempat sarapan.
Saat hampir sampai disekolah, Anara melihat Pak Satpam yang sedang menutup pagar.
TINNNN!!!
Anara langsung men-klakson dengan keras.
Pak Satpam yang melihatnya langsung membuka gerbangnya kembali.
"Makasih Pak," ucap Anara saat berpapasan dengan Pak Satpam.
Setelah memarkirkan mobilnya, Anara langsung buru-buru ke kelasnya.
"Lama bener lo datangnya, gue tadi sama yang lain jajan dikantin, banyak banget!" ucap Ayna bersemangat.
"Jadi mana jajannya?" tanya Anara sambil menjulurkan telapak tangannya.
"Ya udah habislah! Lo datengnya kelamaan," cerca Ayna.
"Kebiasaan lo, pelit."
***
Bel pulang sekolah berbunyi, Argara dkk langsung keluar dari kelas dengan semangat yang membara.
Drtt...Drtt...
Argara melihat ponselnya yang berdering, ternyata itu dari bundanya.
'Assalamualaikum Bun, ada apa?'
'Kamu pulang langsung kerumah ya Bang,'
'Suara Bunda kok kayak habis nangis gitu,'
'Udah kamu pulang aja dulu, nanti Bunda kasih tau,'
'Iya Bun, otw.'
Argara langsung berlari keparkiran meninggalkan sahabat-sahabatnya yang kebingungan.
***
Diruang keluarga, Argara melihat keluarganya yang sedang ngumpul. Bunda nya yang sedang terisak dan ditenangkan oleh Naresha, dan Ayah nya yang sedang menundukkan kepalanya.
"Bun, Yah, kenapa?" tanya Argara kebingungan.
"Perusahaan Ayah ditipu, dan hampir 90% sudah habis dijual oleh penipu itu, dan Ayah sudah menandatangani kan bukti penjualannya," ucap Bagas sambil memijat keningnya.
"Kok bisa sih Yah?" Argara duduk disamping Ayah nya.
"Ayah gatau, saat menandatangani berkas itu, Ayah lagi banyak kerjaan yang masuk, jadi nggak Ayah baca isi berkas itu," Bagas menyenderkan kepalanya si kepala sofa.
"Jadi ini gimana, Yah?" tanya Naresha sambil menenangkan Bunda nya.
"Ayah juga bingung harus gimana lagi, ntar Ayah mau minta tolong ke teman Ayah kalau dia mau membantu," ucap Bagas setengah meyakinkan.
"Iya Yah, semoga dia mau bantu Ayah," ucap Argara yang di aminkan anggota keluarga.
"Arga ke kamar dulu," pamit Argara sambil bangkit dari sofa.
Argara berjalan ke kamarnya dan membanting kan tubuhnya dikasur. Argara pusing juga jadinya memikirkan perusahaan Ayahnya yang hampir bangkrut atau sudah bisa dibilang bangkrut?
Sangking peningnya memikirkan masalah tadi, Aragara sampai tertidur.
***
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam, ganti baju langsung ya, Ra, habis itu turun ini sudah Mama siapin makan," suruh Aliya.
Anara langsung bergegas kekamarnya dan langsung mengganti seragamnya.
Setelah mengganti seragamnya, Anara kembali kedapur.
"Itu Ra makanannya."
"Makasih Ma."
Setelah membaca do'a, Anara langsung menyantap makanannya, laper banget.
"Mama yang masak?" tanya Anara.
Aliya mengangguk, "Iya, kenapa? Gak enak ya?"
Anara menggeleng, "Enggak kok Ma, malah enak, Anara cuma bingung tumben Mama masak."
"Sekali-kali Ra, udah lama juga gak masak."
Anara mengangguk.
Selesai makan, Anara pergi ke ruang santai untuk menonton televisi.
"Gimana sekolah kamu?" tanya Aliya yang datang tiba-tiba.
Anara terkejut dan menoleh ke belakang, "Ish! Mama ngagetin."
"Maaf sayang," Aliya mendudukkan bokong nya disamping Anara.
"Sekolah aku baik-baik aja Ma," jawab Anara santai.
"Kalau Abang kamu ada pasti dia bakal selaku sama kamu, pergi sekolah, saat sekolah, dan pulang sekolah," ucap Aliya.
"Mama ngomong apa sih?"
"Mama hanya berharap dia ada disini, dirumah ini, ditengah-tengah kita," mata Aliya sudah mulai berkaca-kaca.
Anara langsung memeluk Mama-nya.
"Orang suruhan Papa bilang, bahwa Kana ada dikota yang sama dengan kita dari 1 tahun yang lalu, tetapi posisinya gak terlacak Ra," kata Aliya tiba-tiba.
Anara terkejut, dan langsung melepaskan pelukannya dan menatap Aliya dengan ekspresi terkejutnya.
"Serius Ma? Mama nggak bohong kan?" tanya Anara memastikan.
"Enggak sayang, Aaron masih hidup," ucap Aliya dengan senyumnya.
Anara juga ikutan tersenyum senang, "Alhamdulillah Ma, semoga kita dapat kabar tentang Aaron lagi ya Ma."
Aliya mengangguk.
To be continued.....
•
•
•
•
•
Ternyata kembaran Anara masih hidupp yeayy!!
Penasaran gak nih sama kembaran Anara?? hmm
___________________________________
•Jangan lupa tinggalin jejak vote dan komen sesudah bacaa ℘
•Komen 'next' disini ➛
•See you in the next chapter ᥫ᭡
•Jangan lupa untuk follow akun instagram aku ya @gitaaam_wp untuk melihat sekilas tentang Argara & Anara sekawan, yang mau follback-an bisa dm