MARK✓

De ManlyGirl24_

606K 59.3K 2.6K

[Kingdom AU] Markhyuck Warning: yaoi, mpreg, misgendering, mature! Started: 15-12-2020 End: 18-07-2021 Don't... Mai multe

MARK: 1
MARK: 2
MARK: 3
MARK: 4
MARK: 5
MARK: 6
MARK: 7
MARK: 8
MARK: 9
MARK: 10
MARK: 11
MARK: 12
MARK: 13
MARK: 14
MARK: 15🔞
MARK: 16
MARK: 17
MARK: 18
MARK: 19
MARK: 20
MARK: 21
MARK: 22
MARK: 23
MARK: 24
MARK: 25
MARK: 26
MARK: 27
MARK: 29
EPILOG
Bonus Chapter
Bonus Chapter 2
Bonus Chapter 3
CERITA MARKHYUCK BARU
SPESIAL POST

MARK: 28

15K 1.6K 39
De ManlyGirl24_

Kabar kemenangan Aludra tersebar ke seluruh wilayah. Beragam tanggapan juga terdengar dari mana-mana. Ada yang merasa bahagia ada juga yang merasa tidak rela bahkan mengutuk secara nyata kepada kerajaan Aludra.

Meski Aludra memenangkan pertempuran itu, tidak sedikit yang mereka korbankan. Bahkan kabarnya, hampir setengah dari pasukan tewas di sana, ada juga yang terluka.

Saat pertempuran terasa seperti akhir dunia. Setiap hari mereka melihat mayat-mayat tergeletak di mana-mana. Jika ada kesempatan mereka akan menyuburkan mayat pasukan, jika tidak maka dibiarkan begitu saja. Serangan dari segala arah. Aludra bahkan sempat dibuat ketar-ketir.

Namun pemimpin dan pasukan Aludra kuat. Meski kewalahan, mereka tetap bertahan. Kekuasaan Aludra diakui dan semakin meluas.

Di tengah-tengah itu tentu ada juga kesedihan. Keluarga yang di tinggalkan mencoba mengikhlaskan anggota keluarga yang tewas saat bertugas.

Haechan juga tengah berada di masa berduka. Raja Mark tidak kembali untuk menemuinya.

Saat kabar kemenangan Aludra didengar olehnya, ia langsung memasang wajah yang cerah. Bahkan tidak henti-hentinya membicarakan hal itu kepada semua orang. Mereka turut bahagia melihat Haechan yang kembali cerah, berdoa semoga wajah itu tidak akan pernah bersedih lagi.

Tapi rupanya tidak semudah itu doa mereka terkabul. Buktinya, kedatangan pasukan Aludra untuk menjemput Ratunya malah berakhir dengan tangisan.

Perdana menteri Lucas datang ke istana Altair dengan beberapa pasukan bersamanya. Kedatangan mereka untuk menjemput Ratu Jaemin, Renjun dan juga Jungwon. Hanya mereka. Perdana menteri tidak menyebutkan nama Haechan di dalam kalimatnya.

Haechan sudah bertanya, di mana Raja Mark? Tapi perdana menteri tidak menjawabnya. Ia hanya bisa mengucapkan kalimat permintaan maaf tanpa menjalankan apapun. Haechan muak, bukan itu yang ingin ia dengar. Bahkan pangeran Hendery hampir saja melayangkan pukulan ke wajah perdana menteri Aludra itu karena geram. Untunglah di sana ada banyak orang yang melerai.

Kecemasan menghantui Haechan. Ia tau bahwa Raja Mark masih hidup, Raja itu selamat. Hanya saja ia tidak tau apa yang membuat Raja itu memilih untuk menyembunyikan dirinya, memilih untuk menunda bertemu dengannya. Padahal ia sendiri yang bilang akan langsung menjemputnya. Lihat kan? Raja Mark pembual.

Meski tujuan perdana menteri Lucas kesana tidak untuk menjemput dirinya, Haechan tetap memaksa ikut. Ia abai dengan bujukan orangtua dan kakaknya untuk tetap tinggal di istana Altair. Mereka berpikir jika kandungan Haechan sudah semakin rawan, akan lebih baik jika tetap tinggal. Ratu Altair, ibu Haechan, ia lebih berpengalaman dengan hal seperti ini. Haechan tetap menolak, ia bahkan mengatakan jika Renjun juga sudah berpengalaman. Kalah dengan kekeras kepalaan Haechan, mereka akhirnya mengizinkan. Pangeran Hendery dan beberapa pasukan Altair bahkan ikut mengantar. Mereka belum sadar saja apa tujuan Haechan memaksa ikut kembali ke kerajaan Aludra.

"Haechan? Jangan melamun terus..."

"Renjun, apa perdana menteri Lucas tidak mengatakan apapun kepadamu? Atau mungkin memberi tau tentang kabarnya?"

Helaan nafas terdengar dari bibir Renjun. Ia menggeleng dengan raut sedih.

Tak tega sebenarnya melihat Haechan seperti ini. Tapi, ia juga sudah berkali-kali bertanya kepada suaminya namun kebungkaman yang ia dapatkan. Renjun tidak bisa lagi memaksa suaminya untuk menjawab meski ia juga sedih sekali karena tidak bisa membantu Haechan.

"Maafkan aku, aku sudah mencoba, Haechan."

"Tidak, tidak apa. Kalau begitu aku akan kembali ke ruanganku, ya?"

"Kau mau aku temani?"

"Tidak, Renjun. Kau tenang saja."

Senyum bahagia terpancar dari Haechan sebelum ratu itu berjalan pergi dari hadapannya. Tapi, Renjun mereka ada sesuatu dari senyum itu. Haechan selalu punya misteri dalam segala tingkahnya.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Bodoh!"

Seseorang yang tengah berbaring dengan berbantalkan lengannya tersentak dan dengan cepat menegakan tubuh saat mendengar suara yang sangat ia hapal. Kepalanya sedikit pening karena gerakannya yang tiba-tiba. Namun rahangnya mengeras melihat sosok itu nyata di hadapannya. Meski di selimuti kemarahan, tak bisa dipungkiri di balik mata tajamnya terselip kekhawatiran yang sangat jelas.

"Bagaimana bisa? Siapa yang mengantarmu?"

Haechan, sosok yang ditanya, ia memutar bola matanya mendengar pertanyaan itu.

"Sendirian, tentu saja. Memang siapa yang berani mengantar atau memberi tau kalau kau sendiri memerintahkan mereka untuk diam, Raja!"

Perlahan wajahnya melembut melihat kekesalan yang timbul dari wajah Ratunya. Raja Mark mengisyaratkan Haechan untuk mendekatkan kepadanya, tentu saja hal itu tidak ditiruti. Haechan masih saja berdiam di dekat pintu gubuk itu.

"Ratu Haechan, kemarilah."

"Tidak."

"Haechan..."

"Kau memaksa!"

Tidak ada nada memaksa sebetulnya dalam perkataan Raja Mark, biarlah Haechan menganggapnya seperti itu.

Kaki Haechan berjalan pelan menghampiri Raja Mark, melemparkan dirinya ke dalam rengkuhan hangat dari suaminya. Ia bahkan tidak sadar jika air mata sudah berlomba-lomba turun melewati pipinya.

"Ssttt, Ratu Haechan, tatap mataku sebentar."

Awalnya Ratu itu menolak. Ia menggeleng keras di ceruk leher Raja Mark. Namun dengan kelembutan Raja Mark, ia berhasil membujuk Ratunya itu.

"Kenapa menangis, hm?"

"Kau bodoh! Kenapa tidak pulang? Kenapa tidak datang menjemputku? Setidaknya berikan kabar! Kau membuatku khawatir, Raja..."

Tangisan Haechan semakin keras, ia bisa ikut merasakan sakit dari tangisan itu. Memang salahnya. Haechan benar, ia harusnya memberi kabar. Ratu dan rakyatnya pasti mengkhawatirkan dirinya.

Tapi ia juga mempunyai alasan. Ada sesuatu yang membuatnya tidak bisa langsung kembali ke istana.

Setelah pertempuran itu selesai ia dibuat tersadar. Pasukannya habis lebih banyak dari yang ia perkiraan, bahkan yang terluka pun sangat banyak. Ada titik di hatinya yang merasa bersalah. Sebelumnya ia tidak pernah merasakan yang seperti ini, ia selalu menganggap memang itulah tugas mereka, mereka dilatih untuk hal seperti ini. Rasa bersalah itulah yang membuatnya memilih untuk tinggal di sini, merenungi segalanya dan menenangkan hatinya. Ia memerintahkan perdana menteri Lucas untuk diam dan mengambil alih pekerjaannya untuk sementara waktu. Alasan lain ia tidak meminta perdana menteri Lucas untuk membawa Haechan kembali ke Aludra adalah karena ia yakin Haechan akan lebih aman di istana Altair selama ia tidak ada. Tapi ia tidak menyangka kalau Ratunya akan berada di sini sekarang.

"Maafkan aku, Ratu Haechan."

"Kau harusnya memberitahuku, aku bisa menemanimu!"

"Tidak, itu hanya akan membahayakan mu. Tempat ini tidak aman, lebih baik kau di istana. Dan Ratu Haechan, kau belum menjawab pertanyaan ku."

"Yang mana?"

Raja Mark menghela nafasnya, ia membawa Haechan untuk duduk di ranjang kayu tempatnya berbaring tadi.

"Bagaimana kau bisa kemari, Ratu Haechan?"

"Bagaimana? Karena aku pintar. Meski perdana menteri bungkam tapi tingkahnya mencurigakan. Ia selalu kembali petang atau bahkan malam, aku selalu memperhatikannya. Sepatu yang ia gunakan juga terkadang dipenuhi oleh tanah. Dari sana aku menebak, dia menemuimu di dalam hutan."

"Hanya itu? Jadi kau berkeliling ke dalam hutan?"

"Tidak, itu akan memakan waktu. Aku sengaja membaluri kaki kuda miliknya dengan cat agar aku tau kemana arah yang ia tempuh. Sepertinya dia tidak menyadari itu."

"Bagaimana dengan penjaga lain? Mereka tidak mungkin membiarkanmu pergi begitu saja."

Senyuman Haechan melebar mengingat bagaimana ia mengelabuhi para penjaga lainnya. Bahagia sekali bisa melakukan itu.

"Pasukan Aludra kuat, tapi tidak terlalu pintar. Tidak sulit melewati mereka, aku dan Bruce melewati mereka dengan mudah."

"Jangan lakukan itu lagi, Ratu. Kau bisa membahayakan dirimu dan juga bayi kita."

"Ya, aku tidak akan melakukannya lagi."

Raja Mark gemas sekali dengan Ratunya ini. Ia mengukung tubuh Haechan di bawahnya, menciumi bibir manis itu dengan lembut.

Raja Mark merindukan Ratunya, ia merindukan Haechan. Rindunya sangat-sangat banyak sampai ia sendiripun tidak mengetahui sebanyak apa rindunya itu.

"Aku mencintaimu, Ratu Haechan."


















***



Pengennya end disini tapi kayanya belum deh. Di part depan aja ya?😂

Continuă lectura

O să-ți placă și

616K 65.4K 36
[ non baku | mpreg ] ─── haechan jadi babysitter disebuah rumah mewah dari sang majikan yang sangat mirip dengan kekasihnya yang sudah tiada.
639K 91.3K 67
[Romance] [Fantasy] [M] Keluarga Jung adalah keluarga vampir terhormat dan keluarga paling berpengaruh di Neo Kingdom. Setiap aturan dalam keluarga i...
519K 5.6K 88
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
593K 48K 43
Haechan dengan segala penampilan nya yang aneh juga trauma yang ia alami dan Mark dengan segala kepedulian juga perlakuan manis nya untuk Haechan. De...