Wuuu wuuuu Cio datang~
Nathan menatap malu pantulan dirinya di cermin, terlihat tubuhnya yang cukup bagus dengan beberapa otot yang menghiasi tubuhnya.
Namun sayangnya, celana dalam yang kali ini Nathan pakai adalah celana dalam berwarna hitam dengan renda seperti celana dalam wanita.
Sialnya sepertinya itu memang celana dalam wanita.
Pemuda itu rasanya ingin sekali melepaskan celana dalam itu dan menggantinya dengan miliknya yang biasa dia pakai. Kalau saja bukan karena di paksa Edgar, Nathan juga tidak mau memakainya.
Pagi-pagi sekali Nathan ke datangan tamu, seorang kurir paket yang membawakannya sebuah paket untuknya.
"Dari pak Edgar Verlidean"
Bisa Nathan rasakan aura buruk menguar dari paket itu. Setelah menandatangani paket itu, Nathan kembali masuk ke dalam rumahnya, bersiap ingin membuka paket tersebut.
Dan benar saja saat paket itu di buka isinya ada sebuah celana dalam hitam dengan renda, sepucuk surat dan beberapa lembar foto.
Itu foto dirinya tengah melenguh dengan dildo yang berada di lubangnya, dan masih banyak lagi. Rasanya Nathan ingin tenggelam saja saat melihat wajah erotisnya yang seperti menikmati setiap permainan Edgar.
Kapan pria itu mengambil gambarnya.
Nathan kini menatap kearah surat yang Edgar berikan, "Kurasa itu akan sangat pas dengan ukuran mu, pakai saja untuk hari ini dan foto-foto itu yah anggap saja sebagai bonus^^"
Edgar sialan. Memang Edgar tidak memaksanya dengan mengancam akan menyebarkan foto-foto erotisnya, tapi itu tetap saja membuktikan bahwa Edgar bisa dengan mudahnya membagikan fotonya jika dia menolak.
Kembali lagi kepada pemuda sub kita yang kini sudah siap dengan pakaian sekolahnya, sebenarnya Nathan ingin izin saja karena malu tapi hari ini ada ulangan harian jadi Nathan tetap harus sekolah biar nilainya tetap bagus.
Nathan menghembuskan nafasnya dengan berat, sangat aneh dan tidak nyaman saat dia berjalan. Jadi dengan terpaksa Nathan memutuskan untuk naik taksi saja demi keselamatan dirinya.
~•°•~
~•°•~
Dua puluh menit kemudian, Nathan akhirnya sampai di sekolah. Setelah membayar taksi sesuai tarif, Nathan kembali melanjutkan perjalanannya menuju kelas.
Sekolah masih terlihat tidak terlalu ramai dengan siswa siswi yang berlalu lalang, dengan tanpa malunya seseorang menepuk kedua bongkahan pantat Nathan.
Nathan berjengit, lalu menatap tajam kearah kanannya yang terdapat seorang pelaku yang menepuk pantatnya.
”Maaf-maaf, pak ketos" Ujar Leon sembari mengacungkan jari telunjuk dan tengahnya membentuk huruf V.
Nathan hanya diam saja, untung bukan Edgar menepuk pantatnya. Jika saja pria itu yang melakukannya mungkin Edgar akan melakukan hal lebih seperti meremasnya dan melakukan hal-hal seperti kemarin.
Memikirkan saja membuat Nathan merinding. Nathan merutuki pemikirannya yang semakin liar, apakah pengaruh Edgar sangat besar.
"Heh, ketos sampai kapan Lo mau ngelamun hah? Kelas kita udah sampe nih" ujar Leon membuyarkan lamunan Nathan yang mulai liar.
Nathan yang sadar langsung berjalan mendahului Leon yang menatapnya bingungnya lalu pemuda itu menampilkan raut wajah kesal, sepertinya dia sedang mengumpati Nathan.
Beberapa menit, kelas Nathan sudah di penuhi dengan teman sekelasnya. Ada juga beberapa yang berasal dari kelas sebelah.
Tidak lama bel sekolah berbunyi, sisa yang tadinya asik bercanda ria kini terhenti dan memilih duduk di kursinya masing-masing menunggu guru yang tengah mengajar masuk.
Dapat Nathan dengar desahan kekecewaan teman-temannya yang teringat akan ulangan harian Fisika yang akan di adakan hari ini di jam pertama.
Nathan menggelengkan kepalanya pelan, tak lama seorang guru wanita masuk dengan membawa buku paket bertuliskan "Fisika".
"Selamat pagi"
~•°•~
~•°•~
Siswa dan siswi mulai berhamburan keluar kelas, pergi ke kantin untuk mengisi tenaga yang terkuras banyak saat belajar.
Begitu pula dengan Nathan, namun sebuah pesan singkat masuk ke dalam handphone nya. Nathan kemudian menyalakan benda itu dan membuka roomchat.
Sebuah pesan dari nomor asing yang tidak Nathan kenal.
+628------
Gue Edgar
gue tunggu Lo di toilet cowok sekarang juga.
Nathan mendengus, dirinya tidak jadi makan untuk mengisi tenaga. Tanpa banyak basa-basi Nathan segera berjalan kearah toilet cowok.
Di sana terlihat Edgar yang tengah menunggu Nathan dengan bersandar di pintu bilik toilet, Edgar yang melihat Nathan datang menyunggingkan senyumannya.
"Lo pakaikan Nath, yang gue kasih tadi pagi" ujar Edgar sambil berjalan mendekat ke arah Nathan yang hanya berdiri di dekat pintu masuk toilet.
Nathan mengangguk, lalu dengan cepat Edgar membawa Nathan ke bilik toilet yang berada di ujung. Nathan yang mendapat perlakuan seperti itu dia hanya pasrah toh dia sudah menduga hal ini akan terjadi.
Edgat mengunci pintu toilet tersebut, saat ini Edgar tengah duduk di toilet, sementara Nathan berdiri di depannya. Dengan tidak sabaran Edgar membuka baju seragam Nathan.
Edgar menatap jengkel kearah kaos hitam yang menjadi dalaman seragam Nathan, lalu menyingkapnya sebatas dada, Nathan terkejut saat melihat Edgar yang menatap dadanya lama.
"Cih, di sini pun Lo terlihat sangat menggoda" dengan cepat Edgar mengambil dasi milik Nathan lalu mengikatkan kedua tangan Nathan diatas kepalanya.
"A-apa yang–"
"–Anghh" pertanyaan Nathan kini berubah menjadi desahan tatkala Edgar mengigit dan mempelintir putingnya yang berwarna merah muda secara kasar.
.
.
.
TBC
Eum sorry kalo gak terlalu jelas,
Cio gak tau gimana yang gitu-gitu eum kan cio gak pernah nyobain (｡•́︿•̀｡)
Dan maacih dah nungguin Cio⁄(⁄ ⁄•⁄-⁄•⁄ ⁄)⁄