LI(E)AR | 00 Line ✓

By ALO-EVERA

478K 151K 101K

Bohong? Itu biasa terjadi. Tapi, kalau pembohongnya banyak? Wah, itu sih beda lagi. More

Prolog
1
2
3
4
5
6
7
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Epilog
Penjelasan

8

14.7K 4.3K 3.2K
By ALO-EVERA

Avangers : Endgame ternyata seseru itu ya... nyesel baru nonton :')






Soobin bersenandung di sepanjang jalan yang ia lalui. Selesai membantu ibunya membuat kue, dia segera pergi menuju rumah Sanha sesuai yang ditentukan sebelumnya. Karena rumahnya tidak terlalu jauh, dia memutuskan untuk berjalan kaki.

Ditemani sebungkus roti cokelat bertabur keju, ia menikmati perjalanannya sambil menghayati lagu yang ia senandungi.

Pingin roti, tapi abang rotinya gak lewat T_T

Omong-omong, kalian suka roti rasa apa nih?

"Kira-kira si Bomin bangun kapan, ya?" Tanya Soobin bergumam.

Rumah Sanha tinggal beberapa blok lagi, tinggal jalan lurus saja lalu belok kanan. Tapi namanya Soobin, dia gampang lelah karena jarang berolahraga.

Sama halnya seperti aku yang jarang olahraga :)

Tidak salah sih, tapi yang dimaksud sekarang adalah pemuda yang biasa disebut koala─ berjalan dibantu kedua tongkatnya. Dia tampak kesulitan.

"Kalau masih sakit jangan keluar rumah, istirahat," kata Soobin membantu pemuda itu berjalan.

Junkyu langsung manyun. "Bosen, pengen ke rumah Sanha juga. Katanya mamanya bikin kue, gue sebagai pecinta makan harus cobain dong."

Benar juga sih, Soobin sebagai pecinta makanan juga datang karena ingin mencoba kue buatan mama Sanha.

"Bin, gue kangen Bomin masa."

"Sama, Kyu. Itu orang betah banget koma, gak tau apa temen-temennya khawatir."

"Mau gimana lagi? Kecelakaan hari itu gak bisa dicegah, Bomin pasti bangun, gak lama lagi."

Semoga saja. Soobin berharap Bomin bangun dari koma secepatnya. Bomin harus menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya, dia bisa merubah keadaan.

"Oh ya, Kyu. Gue mau tanya." Soobin menoleh. "Kaki lo masih lama sembuhnya?"

"Kata dokter sih iya." Junkyu menunduk menatap kaki kanannya. "Emang kenapa, Bin? Lo mau beliin gue kaki robot?"

"Cuma mau tanya aja sih..."

"Gak yakin gue sama jawaban lo."

"Kalau gue jujur, kemungkinan lo bakal anggap gue curiga sama lo."

"Tanya aja, janji deh gak bakal begitu."

Sembari membuka gerbang rumah Sanha karena telah tiba, Soobin akhirnya bertanya. "Sebelum gue jalan kesini, gue liat lo jalan ke rumah Yoshi, tanpa tongkat."

"H-hah? Kaki gue aja masih sakit, masa iya gak pake tongkat? Salah liat kali lo," sangkal Junkyu.

"Mungkin, tapi-"

"Yuk masuk, keburu kuenya habis," potong Junkyu nyelonong masuk ke dalam.

Soobin diam, mungkin dia memang salah lihat. Lagipula, dia melihat dari jauh, tidak jelas apakah itu Junkyu atau bukan. Namun dalam hatinya, dia yakin sekali itu Junkyu. Perawakannya sama persis, bahkan dia sempat mendengar suaranya. Apa ada yang pemuda itu sembunyikan?



























































Jeno sengaja tidak datang ke rumah Sanha.

Alasannya? Dia ada urusan, dan urusannya sudah selesai. Hanya masalah keluarga, antara dirinya dengan sepupunya.

Setelah urusannya selesai, dia melamun di warung bakmi. Mangkok bakminya sih kosong alias sudah habis, tapi dia betah melamun disana. Mumpung sepi pembeli.

Bang Taeyong si penjual bakmi sekaligus pemilik warung tak memperdulikan Jeno, dia asyik bermain pabji.

Dari tadi dar dor dar dor tak berhenti.

"Ada laler di depan muka lo."

Lamunan Jeno buyar karena suara seseorang, dia tatap pemuda berekspresi datar yang berdiri di belakang Bang Taeyong─ habis pesan bakmi.

Jadi pengen bakmi...

"Dari tadi si Jeno ngelamun, entah mikirin apa. Mikirin pacar sih gak mungkin, pacar aja gak punya," ledek Bang Taeyong seraya menyiapkan pesanan pemuda itu.

"Ngaca, lo juga gak punya pacar." Jeno memutar bola matanya, lalu kembali menatap orang di belakang Bang Taeyong. "Omong-omong, lo orang baru di komplek sini? Gue belum pernah liat lo."

"Gue gak tinggal disini, pingin berkunjung ke rumah temen." Pemuda itu menunjukkan alamat di ponsel─ pesan dari temannya. "Lo tau alamat ini?"

Jalan Lalalala Nomor 2 Blok B.

"Tau, ini rumah temen gue," jawab Jeno, itu alamatnya Eric.

"Makasih." Pemuda itu menerima bakmi dari Bang Taeyong kemudian membayarkan. "Gue duluan."

"Sama-sama. By the way, gue Jeno. Lo?" Kata Jeno memperkenalkan diri, membuat lawan bicaranya menunjukkan smirk misterius.

"Yunseong, Hwang Yunseong."
































































Hyunjin tak mengerti, memang kenapa sih kalau masalah Bomin tidak dibahas lagi? Bikin pusing saja, memangnya itu bisa merubah keadaan?

Jisung juga kompor sekali, tak jauh beda dengan Jihoon.

Dia memilih pulang lebih dulu karena tak tahan mendengar tuduhan dan pertengkaran teman-temannya. Dia tidak mood berkelahi saat ini, dia butuh refreshing otak.

Rumah Felix mungkin solusinya, disana kan banyak makanan.

Pemuda tampan ini ada di depan rumah Felix, tapi rumahnya sepi. Ditelpon tidak diangkat, dichat tidak dibalas, padahal masuk.

Felix itu orang yang selalu memegang ponsel, dia tidak bisa lepas dari makhluk gepeng berbentuk panjang dengan logo durian di belakangnya. Felix kan orang gabut, ponsel menjadi barang wajib baginya.

Ya, aku juga sih...

Ponsel sedari tadi Hyunjin pandang, dia menunggu balasan dari Felix. Tapi yang masuk malah pesan dari nomor asing, tidak sengaja ditekan pula.




+123456789
| Hwang Hyunjin
| Gue bener kan?

? |

| Gue cuma pingin
   kasih tau, temen
   lo meninggal
| Felix temen lo
| Tadinya gue mau
   telpon lo pake hp
   dia, tapi batrenya
   habis

Gak usah bohong! |
Lo penipu yang |
butuh duit, kan?!  

| Gue gak bohong.
| Lo ke Taman Rollin
   sekarang, temen lo
   kecelakaan
| Gue gak tau awalnya
   gimana, intinya lo
   harus dateng sekarang



"Ini beneran atau enggak ya... kayaknya beneran," guman Hyunjin ragu-ragu.



Lo beneran bukan |
penipu?  
Kenapa gak kasih |
tau lewat telpon?  

| Hemat pulsa.

Thanks infonya, |
gue otw kesana  
Btw, ini dengan |
siapa?  




Tak ada balasan. Hyunjin tak memikirkan itu, mungkin si pengirim pesan sedang ditanyai ini itu oleh orang sekitar atau polisi.

Namun ternyata, pesannya dibalas.











































































Ting!

+123456789
| Ha Yoonbin

Continue Reading

You'll Also Like

331K 80.4K 25
perché series [4] : yoon sanha dibalik sikap ceria, tersirat sebuah rahasia. tentang petualangan sanha dan teriakannya yang super dahsyat. +lowercas...
Reveal | The Boyz ✓ By MAYA

Mystery / Thriller

290K 70.8K 16
❝Ayo mengungkap siapa pelaku yang sebenarnya.❞
225K 54.3K 17
eksistensi lee jeno dikalangannya seringkali diragukan, padahal pemuda itu memiliki kekuatan yang langka. pertengahan agustus tahun ini, sekembaliny...
375K 103K 24
❝ Pembunuhan yang sebenarnya telah dimulai. ❞