I'm The Queen of Demon Kingdo...

By aristaptr

928K 83.1K 1K

Crystal Valleriyn Ainsley, seorang gadis yang sangat cantik dan ceria. Crystal tidak mengetahui siapa orang t... More

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Extra Part - I
Extra Part - II
Thanks!
Squel!

Part 43

16.6K 1.2K 9
By aristaptr

Happy Reading Guys🖤
Don't forget for vote and comment this story!
*****

Crystal duduk di salah satu kursi di dekat danau dengan tatapan sendu. Sesekali terdengar helaan nafas dari wanita itu. Sebentar lagi hari akan berganti, bulan akan muncul menggantikan sang mentari untuk menyinari bumi. Namun ia belum juga mendengar kabar tentang suami dan kedua anaknya.

Wanita itu mengambil beberapa kerikil lalu melemparnya ke dalam danau. Beberapa maid yang berada di belakang wanita itu hanya bisa berdiam diri tanpa berniat untuk menenangkan wanita itu.

Tak lama kemudian, seorang maid berlari menghampiri Crystal dengan nafas terengah-engah.

"Yang Mulia ada kabar baik." ujar maid tersebut dengan nafas tak teratur membuat Crystal mendongakkan kepalanya.

"Ada apa?" Tanya Crystal dengan raut wajah datar.

"Pangeran telah memenangkan peperangan ini Yang Mulia dan mereka sebentar lagi akan tiba di istana." Crystal yang mendengar itu langsung membulatkan matanya terkejut dan langsung beranjak dari tempat duduknya.

Tanpa pikir panjang wanita itu langsung berlari menuju pintu gerbang istana. Para maid yang melihat itu membulatkan matanya dan ikut berlari menyusul Ratu mereka.

"Yang Mulia anda tidak boleh berlari seperti itu." ujar salah satu maid berusaha memperingati Crystal, namun wanita itu sama sekali tidak menghiraukannya. Yang ada dalam pikiran wanita itu hanya segera menemui suami dan kedua anaknya.

Baru saja maid tersebut memperingati Crystal untuk berhati-hati, namun tak lama kemudian mereka melihat Crystal tersandung batu yang ada dihadapannya.

"Akh!"

Tubuh wanita itu langsung kehilangan keseimbangannya dan hampir terjatuh jika seseorang tidak cepat menangkap tubuhnya.

"Kau harusnya lebih berhati-hati Queen."

Crystal mendongakkan kepalanya. Saat itu juga manik mata wanita itu berkaca setelah melihat seseorang yang ada di hadapannya.

"Lord." lirih Crystal.

Crystal langsung memeluk Xavier dengan sangat erat untuk menghilangkan seluruh kekhawatirannya. Akhirnya ia bisa melihat suaminya yang sangat ia cintai kembali dengan selamat.

Xavier tersenyum sambil mengusap lembut surai panjang milik Crystal dan sesekali mengecup puncak kepala istrinya. Ia sangat tahu bagaimana khawatirnya Crystal saat ini. Jadi ia membiarkan Crystal berada di pelukannya untuk beberapa saat.

"Akhirnya kau kembali Lord, kau tidak tahu bagaimana khawatirnya aku berada di sini." ujar Crystal yang masih dalam pelukan suaminya.

"Tentu Queen. Kau tidak perlu khawatir lagi, bukankah kita semua telah kembali dengan selamat?"

Crystal melepas pelukannya dan menatap lekat pada Xavier. Tak lama kemudian ia tersenyum dan mengusap lembut wajah suaminya.

Cup..

Xavier mengecup singkat bibir Crystal membuat wanita itu sedikit terkejut namun segera ia hilangkan dan tersenyum menatap ke arah suaminya.

"Lalu di mana kedua anak kita?" Tanya Crystal sambil mengedarkan pandangannya.

"Mommy!" Teriak Cellina dari kejauhan. Gadis itu langsung berlari menghampiri ibunya.

"Ohh god, bagaimana keadaanmu sayang? Apa kau terluka? Apa mereka melukaimu?" Tanya Crystal dengan berbagai pertanyaan pada putrinya. Cellina yang mendengar itu menggelengkan kepalanya dan berhambur ke dalam pelukan ibunya.

"Aku sangat merindukanmu mom. Tidak, aku baik-baik saja karena daddy dan yang lainnya telah menyelamatkanku." ujar Cellina membuat Crystal menghela nafas lega dan mengusap lembut puncak kepala putrinya.

"Syukurlah, mommy sangat khawatir padamu." ujar Crystal.

"Lalu di mana saudaramu sayang?" Tanya Crystal sambil melepas pelukannya dan mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Evan.

Mereka semua yang ada di sana mengerutkan keningnya saat tidak melihat keberadaan Evan. Padahal pria itu tadi berada tepat di belakang Cellina.

"Pangeran langsung pergi ke kamarnya Yang Mulia." ujar salah satu maid datang menghampiri Crystal.

Crystal yang mendengar itu langsung berdecak sebal. "Anak itu! Kenapa dia tidak menemui ibunya dulu. Dia tidak tahu bagaimana khawatir ibunya saat ini." ujar Crystal kesal.

Xavier yang melihat itu menghampiri istrinya dan mengusap lembut bahu wanita itu.

"Tenanglah, mungkin dia sangat lelah setelah mengeluarkan banyak tenaga untuk peperangan ini." ujar Xavier membuat Crystal menghela nafas pelan.

"Baiklah, aku akan melihat keadaannya dan membawakan beberapa makanan." ujar Crystal dan dijawab anggukkan oleh Xavier.

Crystal tersenyum ke arah Xavier dan mencium pipi suaminya sebelum akhirnya meninggalkan tempat itu menuju ke dalam istana. Xavier tersenyum saat melihat punggung Crystal yang mulai menjauh. Saat itu juga pandangannya teralihkan pada Cellina yang masih berdiri di dekatnya.

"Istirahatlah, kau pasti sangat lelah." ujar Xavier pada putrinya. Cellina yang mendengar itu langsung melangkah pergi menuju kamarnya diikuti oleh beberapa maid.

Tinggallah di sana hanya ada Xavier dan Derix. Mereka berdua masih terdiam dengan pikiran masing-masing sebelum akhirnya salah satu dari mereka membuka suara.

"Apakah ini benar-benar telah berakhir?" Tanya Derix sambil melipat kedua tangannya dan menatap ke arah jendela kamar milik Cellina. Ia ingin memastikan jika matenya telah aman berada di kamarnya.

"Aku harap seperti itu, tapi kita tidak tahu apa yang akan terjadi dikemudian hari. Kita hanya perlu tetap waspada." ujar Xavier dan dijawab anggukkan oleh Derix.

"Aku ingin segera menikahi Cellina dan membawanya ke packku." sontak ucapan Derix membuat Xavier menatap ke arah pria itu. Namun Xavier kembali memalingkan wajahnya ke tempat lain.

Lagipula ia tidak bisa melarang mate putrinya untuk menikahi putrinya. Apalagi saat ini putrinya telah menginjak usia dua puluh tahun. Biasanya setelah kaum immortal telah menemukan mate mereka, maka mereka bisa langsung membawa mate mereka ke tempat tinggal mereka. Namun tidak dengan Xavier, ia melarang hal itu sebelum Derix menikahi putrinya.

"Aku pasti akan menyutujui keputusan kalian. Aku hanya ingin kau menjaga putriku agar tetap aman." ujar Xavier.

"Tentu saja."

Akhirnya Derix memutuskan untuk kembali ke packnya karena hari mulai malam. Ia sudah merasa sangat lelah karena harus ikut berperang melawan klan iblis. Xavier yang melihat kepergian Derix memutuskan untuk masuk ke dalam istana.

Di sisi lain Crystal bersama beberapa maid yang membawa berbagai makanan di belakangnya menuju ke kamar milik Evan. Setelah sampai di depan kamar putranya, tak lupa Crystal mengetuk pintu kamar sebelum akhirnya melangkah masuk ke dalam kamar tersebut.

Evan yang melihat kedatangan seseorang langsung membalikkan tubuhnya. Saat itu juga ia tersenyum saat melihat kedatangan ibunya.

"Mom."

Crystal tersenyum saat melihat Evan yang tengah berdiri di balkon kamarnya. Saat itu juga ia melangkahkan kakinya menghampiri pria itu.

"Bagaimana keadaanmu? Apa kau terluka?" tanya Crystal sambil memegang tubuh pria itu memastikan jika putranya tidak terluka sedikit pun. Evan yang mendengar itu mengambil tangan ibunya dan menggenggamnya dengan erat.

"Aku baik-baik saja mom, kau tidak perlu khawatir." Crystal yang mendengar itu tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

"Baiklah, makanlah dulu. Mommy sudah membawakan makanan untukmu, setelah itu kau bisa beristirahat." ujar Crystal dan langsung dijawab anggukkan oleh Evan. "Habiskan makananmu, mommy akan menemui ayahmu dulu." lanjutnya.

Saat itu juga Crystal berbalik meninggalkan tempat itu menuju kamarnya. Namun setelah kepergian Crystal, Evan terjatuh sambil memegang dadanya.

"Akh!" ringis Evan saat merasakan dadanya yang terasa sangat sakit.

'Sial! Kenapa ini sangat sakit?!' batin Evan.

Evan dapat merasakan jika dadanya seperti dicabik-cabik dan itu terasa sangat sakit. Bahkan wajah pria itu memerah karena harus menahan sakit di depan ibunya. Ia tidak ingin ibunya merasa khawatir dengan keadaannya saat ini. Ia tahu jika ini pasti efek saat ia memaksa untuk mengeluarkan seluruh kekuatannya. Saat itu juga ia langsung melesat menuju tempat para Healer berada.

Brakk...

Evan mendobrak pintu ruangan milik William dengan kasar. William yang berada di dalam sana langsung berdiri saat melihat kedatangan Evan.

"Pangeran."

"Bisakah kau menghilangkan rasa sakit ini. Ini benar-benar menyiksaku!" ujar Evan menatap tajam pada William dan duduk di salah satu ranjang yang ada di sana. William yang melihat itu langsung menghampiri Evan dan duduk di belakang pria itu.

"Ijinkan saya mengobati anda Pangeran." ujar William dan langsung dijawab anggukkan oleh Evan.

Saat itu juga William mengeluarkan kekuatannya untuk menghilangkan rasa sakit yang dirasakan oleh Evan. Evan memejamkan matanya dan mengernyitkan keningnya saat merasakan kekuatan William yang berusaha mengobatinya. Namun tak lama kemudian ia dapat merasakan sakit itu berangsur membaik.

"Sebaiknya untuk sementara waktu anda jangan menggunakan kekuatan yang berlebihan Pangeran, karena tubuh anda belum bisa merespon kekuatan itu dengan baik." ujar William setelah selesai mengobati Evan.

Evan yang mendengar itu beranjak dari tempat duduknya dan merapikan sedikit pakaiannya.

"Aku ingin kau menyembunyikan hal ini pada ayah dan ibuku." ujar Evan menatap tajam ke arah William dan langsung melesat meninggalkan tempat itu. William yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya heran.

"Ayah dan anak sama saja." gumam William heran. Akhirnya ia kembali melanjutkan pekerjaannya yang tertunda.

Sedangkan di sisi lain Evan kembali ke kamarnya dengan cepat sebelum ada orang lain yang melihatnya.

*****

Crystal melangkahkan kakinya menuju kamar miliknya. Saat membuka pintu kamar, ia dapat melihat Xavier yang tengah duduk bersandar di kepala ranjang.

"Kau ingin tidur?" tanya Xavier saat melihat kedatangan istrinya. Crystal yang mendengar itu hanya menggelengkan kepalanya.

Crystal berjalan menghampiri Xavier lalu naik ke atas ranjang dan berbaring di samping pria itu.

"Apa kau tidak lelah Lord?" tanya Crystal saat melihat Xavier masih sibuk dengan buku yang ada di hadapannya.

"Lelahku langsung hilang saat melihatmu Queen." Crystal yang mendengar itu hanya memutar bola matanya malas.

Xavier terkekeh pelan saat melihat ekspresi wajah istrinya. Pria itu langsung menaruh buku yang ia bawa di atas nakas lalu berbaring di sebelah istrinya. Xavier menarik Crystal ke dalam pelukannya dan mengusap puncak kepala istrinya dengan lembut.

"Derix mengatakan sesuatu padaku." ujar Xavier membuat Crystal mengerutkan keningnya bingung.

"Apa yang dia katakan?" tanya Crystal.

"Dia ingin menikahi putri kita." Crystal yang mendengar itu seketika membulatkan matanya dan melepas pelukannya dari Xavier.

"Lalu apa jawabanmu?" tanya Crystal.

Xavier yang mendengar itu kembali menarik Crystal ke dalam pelukannya dan berkata "Aku akan menyetujui keputusan mereka. Jika memang benar Derix akan menikahi putri kita, maka aku tidak punya pilihan lain selain menyetujuinya. Derix adalah mate dari Cellina, aku tidak mungkin memisahkan mereka selamanya." ujar Xavier.

Crystal yang mendengar penjelasan dari suaminya hanya mampu menghela nafas pelan. Tentu ia sangat menyetujui ucapan Xavier, tidak ada mate yang bisa berjauhan dengan pasangannya dengan waktu yang cukup lama. Bahkan baru sehari ia berpisah dengan Xavier wanita itu sudah sangat merindukannya.

"Aku akan menyetujui keputusanmu Lord. Aku pasti akan melakukan apapun untuk kebahagiaan putriku."

"Putri kita." ujar Xavier dengan cepat mengoreksi ucapan istrinya. Crystal yang mendengar itu terkekeh pelan dan mendongakkan kepalanya menatap ke arah suaminya.

"Ya putri kita Lord." Xavier tersenyum saat mendengar ucapan Crystal. Saat itu juga ia menundukkan kepalanya dan mengecup singkat bibir wanita itu.

Cup...

"Bagaimana kalau kita membuat adik untuk mereka Queen?" bisik Xavier membuat Crystal langsung membulatkan matanya.

"Jangan berpikir macam-macam Lord, sadarlah dengan usiamu." ujar Crytsal membuat Xavier memicingkan matanya.

"Jadi maksudmu aku sudah tua?"

"Tentu saja." jawab Crystal sambil terkekeh pelan.

"Ah begitu..."

Saat itu Xavier langsung naik ke atas tubuh istrinya dan itu membuat Crystal membulatkan matanya terkejut. Saat itu juga jantung Crystal berdegup kencang membuat wanita itu salah tingkah.

"Lord, apa yang kau lakukan?" ujar Crystal dengan sedikit gugup.

"Aku ingin..." bisik Xavier tepat di telinga wanita itu membuat Crystal bergidik ngeri. "Menggelitikmu." lanjutnya.

Saat itu juga Crystal membulatkan matanya saat Xavier dengan cepat menggelitiknya membuat wanita itu merasa sangat geli.

"Akh! Lord hentikan! Haha.. ah berhenti aku hanya bercanda!" pekik Crystal sambil tertawa geli.

"Hahaha." Tawa Xavier saat melihat istrinya. Tak lama kemudian Xavier menghentikan aksinya dan memegang perutnya yang terasa sakit karena puas tertawa.

Crystal beranjak dari tidurnya dan menatap tajam ke arah Xavier. Wanita itu mengambil bantal yang ada di sampingnya dan melemparnya ke arah pria itu.

"Kau sangat curang!" ujar Crystal mendengus sebal. Xavier yang mendengar itu terkekeh pelan dan menarik tangan istrinya dengan kuat.

Crystal yang tidak siap menerima tarikan dari Xavier langsung menabrak dada bidang suaminya. Saat itu juga Xavier memeluk Crystal dengan erat agar wanita itu tidak bisa menjauh darinya.

Cup...

Xavier langsung mendekatkan bibirnya pada bibir Crystal dan melumat lembut bibir wanita itu. Crystal yang semula kesal dengan Xavier langsung terbuai dengan ciuman pria itu. Saat itu juga Crystal melingkarkan tangannya pada Xavier dan memejamkan matanya menikmati ciuman mereka.

"Aku sangat mencintaimu Lord." bisik Crystal setelah melepas pagutan mereka. Xavier yang mendengar itu tersenyum dan menyatukan kening mereka.

"Aku lebih mencintaimu Queen."

Crystal tersenyum dan kembali mencium Xavier terlebih dahulu. Xavier sedikit terkejut namun ia langsung tersenyum di sela ciuman mereka. Pasangan itu memutuskan untuk melanjutkan aktivitas mereka dan membuat malam itu menjadi malam yang penuh dengan kenikmatan.

*****

Continue Reading

You'll Also Like

16.5K 790 24
BANYAK KAPAL JEKETI DI SINI!!
2.3M 137K 49
•Airis Ferdinand. Aktris cantik dengan puluhan mantan pacar, baru saja mendapatkan penghargaan Aktris terbaik di acara Awards international. Belum se...
116K 8.2K 23
Jessica Jung Sooyeon seorang CEO dan model terkenal yang ternyata memiliki suami seorang anak SMA Kwon Yu-Ri, namja kekanakan beruntung yang menikahi...
1.1M 82.8K 35
Apa yang kamu lakukan jika mengulang waktu kembali? Tabitha Veronika Miller sosok gadis yang diberi kesempatan untuk mengulang waktu kembali, kematia...