p. r. o. m. p. t

By justcallmegege_

1.6K 209 66

Di sini aku bakal jelasin secara kilat apa itu prompt. Prompt secara harfiah berarti 'cepat' atau 'mendesak'... More

p.r.o.m.p.t I
p.r.o.m.p.t. II
p.r.o.m.p.t III
p.r.o.p.m.t IV
p.r.o.m.p.t V
p.r.o.m.p.t VI
p.r.o.m.p.t VII
p.r.o.m.p.t IX
p.r.o.m.p.t X
p.r.o.m.p.t XI
p.r.o.m.p.t XII
p.r.o.m.p.t XIII
p.r.o.m.p.t XIV
p.r.o.m.p.t XV
p.r.o.m.p.t XVI

p.r.o.m.p.t VIII

124 17 4
By justcallmegege_

Tao merasakan kepalanya berdentum keras hanya beberapa menit setelah dirinya masuk ke sebuah restauran yang dikatakan Baekhyun untuk bertemu dengan seseorang yang cocok untuk dirinya. Kata Baekhyun juga, dirinya terlihat sedikit kacau dengan aroma depresi yang sangat kuat setelah perceraiannya dengan sang suami, dan itu sekitar 2 bulan yang lalu. Sahabatnya itu sudah merencanakan sesuatu agar dirinya dapat menemukan seseorang yang pas, cocok, atau apapun itu dan memulai sebuah hubungan lagi.

Terlalu cepat? Oh, he's know about that. He's fucking know it. Tapi Baekhyun sangat berisik sekali dan berkata "Kau tidak boleh kalah dengan Wu fucking Yifan! Dia pasti sudah mencari orang lain saat ini dan kau tahu apa yang akan terjadi padamu? Dia akan menganggap kau depresi karena berpisah dengannya sampai tidak ingin mencari penggantinya! Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi!"

Dan Tao selalu mengatakan hal yang sama, "Aku tidak peduli, Baek. Dan kupikir aku masih tidak ingin mencari pengganti apapun atau berhubungan dengan orang lain untuk sementara waktu"

Hasilnya? Baekhyun bahkan lebih mengerikan dari ibunya dan bersikeras bahwa dirinya membutukan hal ini. Sahabatnya pula yang mengatur semua untuknya, dengan siapa dia akan bertemu, seperti apa orangnya, dimana mereka akan bertemu dan lain-lain. Baekhyun melakukan semua ini karena peduli padanya dan mungkin, mungkin saja, siapapun orang itu bisa menjadi teman barunya karena dia tidak berencana untuk mencari pacar apalagi suami baru.

Seorang pria tinggi dengan rambut berwarna hitam dan dia mengenakkan setelan berwarna biru gelap, Tao seharusnya menemukan orang itu disana sesuai dengan apa yang dikatakan Baekhyun. Tentu saja sahabatnya itu tidak pernah mengecewakan, Tao memang melihat pria dengan kriteria yang sesuai seperti yang Baekhyun katakan, tapi dirinya tidak mengira jika tempat dimana orang itu duduk, sosok mantan suaminya duduk memunggungi orang itu dan kini mata mereka bertemu.

"Apa yang kau lakukan disini?" suara Yifan terdengar terkejut, seperti dia sedang meludahkan racun dari mulutnya. Disorot matanya penuh kecurigaan saat memperhatikan Tao dari atas kepala hingga kaki.

"Kenapa kau bertanya? Apa aku tidak boleh berada disini? Kau sendiri apa yang kau lakukan?" tidak ada kilatan permusuhan di suaranya, Tao hanya menatap Yifan dengan satu alis terangkat. Untuk sepersekian detik dia bisa melihat seorang wanita berambut panjang di meja yang Yifan tempati sebelumnya.

"I'm asking you first, should you answer me?" satu alis tebal Yifan terangkat tinggi, menunjukkan dominasinya. Bahwa ia harus didengarkan dan mendapat jawaban yang diinginkannya, bahwa seharusnya Tao menghormatinya sebelum melontarkan pertanyaan untuknya.

"Why should i?" Tao tidak berniat untuk menantang mantan suaminya, tapi tidak ada cara lain untuk meresponnya. "Kenapa aku harus mejelaskan padamu? Kau bukan suamiku lagi, Yifan" masih terasa pahit, tapi itu adalah faktanya.

Yifan membuka mulutnya lagi hendak mengatakan sesuatu, tapi dia urung melakukannya, bibirnya kembali terkatup dan tangannya terkepal meremas udara. Sebaliknya, Yifan membalikkan tubuhnya untuk memeriksa pria asing yang seharusnya menjadi 'teman kencan' Tao, dengan satu alis terangkat dia meneliti penampilan pria itu.

"Kau berkencan dengan laki-laki ini?" kentara sekali di nada suaranya jika Yifan meremehkan pria itu. Dahi Tao mengernyit, tidak setuju dengan cara Yifan mengatakannya dan tuduhan yang diberikan mantan suaminya.

"Excusme? Siapa yang kau tuduh berkencan?" Tao mengatakannya dengan rahang mengetat. "Dan tidak seharusnya kau berkata dengan nada seperti itu padanya. Kau juga sedang berkencan, bukan?"

"Aku tidak mengatakan apa-pun, aku hanya bertanya. Itu semakin membuatmu terlihat jika hal itu benar. Dan tidak, aku berada disini bukan untuk berkencan" YIfan menyahut tak kalah keras kepala. Mereka tampak bisa membakar satu sama lain hanya melalui tatapan mata.

"Oh, apakah kau datang ke fine dinning restauran untuk mengobrol dengan temanmu?"

"Bagaimana denganmu?" Yifan membalas.

"A--" apa yang hendak Tao katakan terhenti di ujung lidahnya saat kepalanya berdentum keras tiba-tiba. Diikuti dengan rasa tak nyaman di perut, Tao merasa ingin muntah, tapi dia tidak bisa melakukan itu disini. Menutup mulutnya dengan satu tangan, ia berusaha menjaga keseimbangan dengan berpegangan pada kursi terdekat dengan kepala tertunduk.

Dunianya seperti berputar, Tao tidak bisa membuka kedua matanya lebih lama, tidak menyadari jika nafasnya mulai terdengar tidak stabil. Yifan menyaksikan semua itu dibuat kebingungan, rawa khawatir pun datang ketika Tao tidak merespon apa yang dia katakan, sebaliknya, dirinya dapat mendengar suara erangan kesakitan dari bibir mantan suaminya.

"Tao? Apa yang terjadi?" panik, namun Yifan berusaha mempertahankan posturnya. Ia refleks memegangi Tao saat melihatnya terhuyung, berusaha melihat wajahnya dan Yifan dibuat terkejut saat menyadari sepucat apa Tao saat ini.

Tao hanya menggelengkan kepala samar, dia tidak memiliki tenaga meski sekedar untuk membuka mulutnya. Namun dirinya dapat merasakan tangan besar Yifan yang memegangi pinggangnya, menjaganya agar tetap berdiri, tapi Tao tidak bisa menahan hal itu terlalu lama. Dentuman di kepalanya terasa semakin menyakitkan dan dia benar-benar kehilangan tenaga untuk tetap sadar.

"Tao!" Yifan menangkap tubuh mantan suaminya dengan cepat dengan satu tangan menyangga kepalanya. Wajah Tao benar-benar pucat dan Yifan merasakan rasa takut merayapi.

"What the heck, YIfan!? Cepat bawa dia ke Rumah Sakit!" Baekhyun yang entah muncul darimana berteriak pada Yifan. Sama paniknya dengan Yifan, Baekhyun tergesa-tergesa memacu kakinya, melewati pengunjung restauran lain yang melihat drama tersebut dengan berbagai tatapan.

"Fuck!" Yifan memaki dirinya sendiri. Dia bergegas mengangkat tubuh Tao dan membawanya keluar restauran, sementara Baekhyun mengikuti dibelakang. Beruntung pria mungil Byun sangat sigap dengan keadaan mereka, Baekhyun membuka mobilnya untuk Yifan dan segera melarikan Tao menuju Rumah Sakit terdekat.






Yifan tahu seharusnya dirinya menerima dengan lapang dada percerainnya dengan Tao, tapi melihat sosok Tao berada di restauran itu untuk menemui pria lain membuatnya kesal, dan saat ia sadar dirinya sudah membuat 'keributan' kecil. Yifan menyesali perbuatannya, tidak seharusnya dia memulai hal itu hingga membuat Tao tumbang hingga harus dilarikan ke Rumah Sakit. Dokter yang memeriksa Tao juga belum mengatakan apapun dan hal itu membuat kegelisahannya semakin besar yang membentuk sebuah ketakutan.

Penuh keraguan, Yifan meletakkan telapak tangannya di atas tangan Tao yang terkulai, tangan yang dihiasi selang infus. Dia hanya ingin Tao segera bangun dan melihatnya baik-baik saja, bukan seperti ini.

Yifan menghela nafas panjang, kemudian merendahkan tubuhnya hingga kepalanya bertumpu di atas paha Tao, dia hanya diam dengan posisi seperti itu tanpa mengalihkan pandangannya dari wajah pucat Tao. Mungkin jika ia tertidur dirinya bisa melihat Tao baik-baik saja ketika ia bangun nanti.

Hanya berjarak beberapa detik setelah kedua mata Yifan terpejam, Tao terbangun dari tidur singkatnya dengan dentuman ringan yang masih tersisa di kepalanya. Merasakan tubuhnya tidak bisa banyak bergerak, ia hanya mengerang kecil sambil memegangi kepalanya. Tao menyadari jika dirinya tak lagi berada di restauran, ia terbaring di atas tempat tidur dengan nuansa ruangan yang khas, bau obat dan aroma khas membantunya mengidentifikasi jika dirinya berada di Rumah Sakit.

Tao menyadari sesuatu dengan cepat meski kondisinya yang tidak baik, ia merasakan sesuatu berada di atas pahanya dan menyentuh tangan kanannya dan dia cukup terkejut saat melihat jika Yifan lah yang duduk di samping tempat tidurnya dengan kepala berada di atas pahanya dan mata terpejam. Pemandangan itu terasa tidak asing, meski kenyataannya sudah 2 bulan dirinya tinggal seorang diri tanpa eksistensi Yifan di sampingnya.

Kegiatan Tao memandangi wajah tidur Yifan tidak berlangsung lama saat pintu kamar tersebut dibuka perlahan dan ketika Tao menggulirkan mata ke arah pintu, ia melihat sosok Baekhyun di ambang pintu. Sahabatnya yang bertubuh mungil masuk setelah menutup pintu, berjalan mendekat dengan senyum lemah di bibirnya.

"How do you feel?" Baekhyun mengusap kepala Tao singkat.

"Terible" dia menghela nafas panjang.

"Kenapa kau tidak bilang kalau kau tidak enak badan? Aku bisa menjadwal ulang pertemuannya" kata Baekhyun dengan nada menyesal, begitu pula kilatan di matanya. Tao mengangkat bahu samar.

"Percayalah aku baik-baik saja, aku juga tidak tahu kenapa aku bisa berakhir seperti ini"

"You feel any pain?"

Kepala Tao bergerak ke kiri-kanan pelan. "I'm good now, thanks Baek" ia tersenyum lemah. Setelah itu tidak ada kata-kata yang keluar dari mulut Tao dan Baekhyun, membiarkan kamar rawat itu diliput sunyi, sementara Tao tidak bisa menahan diri untuk tidak melirik ke arah Yifan yang masih tertidur.

Keheningan itu tidak berlangsung lama ketika seorang dokter wanita masuk ke dalam kamar rawat itu dengan sebuah kertas di tangannya. Dokter itu tersenyum ramah dan berdiri di depan tempat tidur, Tao pun berusaha bangkit untuk duduk bersandar dengan bantuan Baekhyun.

"Selamat malam, Tuan Huang. Apa yang anda rasakan sekarang?" dokter itu bertanya ramah.

"Baik, dok. Tapi kepalaku masih terasa sedikit sakit" Tao menjawab lemah.

"Masih terasa mual?"

"Tidak" Tao menggelengkan kepala.

"Sudah berapa lama anda mengalami hal ini, Tuan Huang?"

Pertanyaan itu membuat Baekhyun sedikit bingung, dia memperhatikan Tao yang kini terlihat ragu menjawab pertanyaan tersebut.

"...entahlah, kurasa dua atau tiga minggu ini" Tao menjawab pelan.

"Anda pusing dan mulai setiap hari?"

"Tidak, tidak setiap hari. Terkadang aku merasa tidak sanggup untuk bangun dan terkadang aku sehat-sehat saja untuk beberapa hari"

"Apa anda pernah memeriksakan diri sebelumnya?"

"Tidak, apa sesuatu terjadi padaku, dok?" kini suaranya diliputi rasa takut. Tao cemas jika dirinya terkena suatu penyakit karena gaya hidupnya yang sedikit tidak teratur. Dia sadar betul jika sejak perceraiannya dengan Yifan, dia jadi bekerja lebih keras untuk menyibukkan diri. Diam-diam Tao melirik ke arah Yifan, memastikan jika pria itu masih tertidur dan tidak mendengar pembicaraan itu dengan sang dokter.

"Anda juga kehilangan nafsu makan akhir-akhir ini?" Tao hanya mengangguk. "Berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan yang sudah dilakukan" dokter itu membawa kertas yang dibawa ke depan wajahnya, tersenyum kecil dan mengatakan sesuatu yang sukses membuat Tao juga Baekhyun membulatkan mata.

"Selamat anda sedang hamil diusia kandungan dua bulan"

Tao membuka mulutnya tidak percaya, apakah itu berita baik atau berita buruk? Dia tidak bisa mencerna informasi yang baru saja dikatakan dokter itu dengan baik.

"Anda tidak menyadarinya?" dokter itu menatap pasiennya bingung. "Pusing, mual dan kehilangan nafsu makan adalah gejala morning sickness. Apakah anda datang bersama suami anda, Tuang Huang?"

Tao hanya bisa menggelengkan kepalanya lemah, dia tidak bisa berkata-kata untuk saat ini.

"Sebenarnya--" kalimat Baekhyun terpotong saat tiba-tiba suara Yifan yang berat terdengar. Saat semua orang yang ada di kamar rawat itu berpaling ke asal suara dan Yifan sudah duduk dengan tegak dan sorot mata yang menakutkan.

Tao tidak tahu harus merasakan apalagi saat memikirkan sejak kapan Yifan terbangun dan mendengar pembicaraan mereka. Dadanya terasa seperti terhimpit melihat tatapan Yifan padanya, begitu marah hingga dirinya tidak bisa memikirkan apapun lagi.

"Jadi kau berhubungan dengan orang lain sebelum kita bercerai?" suaranya penuh dengan racun yang berbisa. Yifan kini  benar-benar terlihat sangat marah. Tao mengernyit, membuka mulutnya tidak percaya. Tuduhan itu benar-benar terasa menyakitkan.

"Kau menuduhku berselingkuh?" Tao membalas tidak kalah sengitnya.

"Kalau begitu jelaskan bagaimana kau bisa hamil usia dua bulan sementara kita bercerai diwaktu yang sama!"

"Kau pikir aku serendah itu sampai aku berselingkuh di belakangmu!?"

Dokter yang melihat adegan saling teriak itu hendak mengentikan mereka namun Baekhyun menghentikannya tepat sebelum dokter itu mengatakan sesuatu.

"Bukankah karena itu kau menyetujui perceraian itu, Tao? Kau memiliki orang lain yang tidak posesif padamu dan kau memilih dia!" Yifan bangkit berdiri dengan gerakan tiba-tiba hingga membuat kursi yang ditempatinya terdorong dan menciptakan bunyi gesekan yang cukup keras.

"What?" Tao menyipitkan mata. "Apa yang kau bicarakan, Yifan? Hal ini tidak ada hubungannya dengan sikap posesifmu dan tidak, aku tidak berselingkuh! Aku tidak memiliki orang lain selain dirimu!"

"Lalu apa Zitao!?"

Tao tidak tahu sekeras apa dirinya berteriak hingga membuat nafasnya berantakan seperti ini. Rasanya seperti dia baru saja berlari sangat cepat dan sekarang ia tidak tahu bagaimana mengatasi rasa sesak di dadanya, menyakitkan, cara Yifan menatapnya memberikan efek buruk untuknya.

Kedua matanya terasa pedih, Tao pun memejamkan matanya dan berusaha untuk tetap tenang.

"Kau...bukankah kau mengatkan sangat ingin memiliki anak?" Tao mengatakannya dengan suara yang lebih pelan. Kedua alis Yifan terangkat mendengar itu. "Dan saat kita tahu kalau aku adalah infected omega, kau menganggapku menjijikkan" mengangkat wajahnya kembali, Tao tidak tahu semerah apa kedua matanya saat ini.

Yifan mengernyit. "Apa maksutmu? Sejak kapan aku menganggapmu menjijikkan?"

"You are" Tao menyahut cepat. "Kau bersikap berbeda setelah hari itu! Kau menjauhiku dan  menolakku untuk berhubungan! Kau kecewa padaku, bukan?"

"Apa yang kau katakan tidak benar, Zitao. Godamit! Apa yang sebenarnya ada di kepalamu hingga berpikir seperti itu? Sedikitpun aku tidak berpikir seperti itu! Kau yang mengatakan jika aku terlalu posesif!"

"Sudah kukatakan hal ini tidak ada hubungannya dengan sikap posesifmu, Yifan! Jika sikap posesifmu beban untukku, aku tidak akan pernah menyetujui untuk menikah denganmu!" untuk sejenak mereka hanya berpandangan dengan tatapan yang sulit diartikan, hingga Tao kembali membuka mulutnya. "Kau kecewa padaku karena aku tidak bisa hamil, 'kan?" suaranya terdengar lemah.

Yifan menggelengkan kepalanya, berusaha mencerna dengan baik percakapan mereka. "Lalu apa yang kau lakukan di restauran itu? Apa dia laki-laki dari bayi yang ada di perutmu?"

Tao menghela nafas lelah, dia lelah mengatakan berulang kali jika dirinya tidak berselingkuh. "Sudah berapa kali kukatakan aku tidak berselingkuh, Wu. Aku tidak mengenal laki-laki itu, Baekhyun yang memintaku untuk bertemu dengannya di restauran itu dan aku datang karena kupikir dia bisa menjadi temanku, karena aku tidak berniat berhubungan dengan siapapun" memijat pelipisnya pelan, Tao melirik ke arah Yifan. "Bagaimana denganmu? Apa yang kau lakukan dengan omega itu? Aku tahu wanita itu adalah omega"

Dengan kerutan di dahinya Yifan membuka mulutnya. "Sama sepertimu, aku tidak mengenal wanita itu dan Baekhyun yang menyuruhku untuk datang karena dia pikir aku butuh bertemu dengan orang-orang baru"

Keduanya kompak menoleh ke arah Baekhyun berdiri, tapi sosok yang dicari tidak berada disana lagi begitu pula sosok dokter berjas putih. Tao dan Yifan saling berpandangan, kebingungan kemana mereka pergi dan sejak kapan meninggalkan kamar rawat itu.

Suasana diantara mereka menjadi hening. Yifan membiarkan tubuhnya jatuh karena gravitasi dan mendarat di atas kursi, banyak hal berada di kepalanya saat ini dan ia berusaha untuk mengingat kembali kapan dirinya dan Tao berbicara tentang apa yang mereka pikirkan sebelum keputusan cerai itu dibuat. Sayangnya Yifan tidak mengingatnya, tidak ada di memorinya. Mereka tidak pernah membicarakan hal itu.

"Aku tidak berselingkuh darimu, sampai sekarang pun aku tidak pernah bertemu dengan orang lain. Terakhir kali aku berhubungan adalah denganmu, satu minggu sebelum persidangan perceraian, kau pulang dalam keadaan mabuk. Kurasa kau tidak ingat" Tao mengatakannya dengan pelan, sementara matanya jatuh pada kedua tangannya yang berada di pangkuan. "I'm infected. Bahkan dimalam saat kau pulang dalam keadaan mabuk, aku tidak pernah berpikir akan berakhir seperti ini" mengusap matanya cepat, dia tidak ingin air matanya jatuh dan membuatnya terlihat semakin lemah, Yifan akan menganggap jika dirinya--

Tao merasakan tubuhnya dilingkupi oleh tubuh yang lebih besar dan hangat, mendekapnya sangat erat dan merasakan nafas di lehernya yang berderu. Butuh beberapa detik baginya menyadari jika Yifan memeluknya, membuat sesuatu dalam dirinya bergemuruh hingga membuatnya ingin memuntahkan emosi yang sudah lama terpendam. Tao tidak bisa mencegah air matanya lagi, tubuhnya bergetar, tangannya berlabuh di tubuh Yifan dan mencengkram pakaiannya.

"I'm sorry" Yifan menangis, bergetar di dalam pelukan Tao. "I'm sorry for hurting you, my dear"

Hanya bisa menggelengkan kepalanya, Tao tidak mampu berkata-kata karena air mata yang berderai dan mengambil alih tubuhnya. Dia mengangguk di bahu Yifan, Tao memeluk mantan suaminya lebih erat saat tangisnya mulai terisak dan tubuhnya berguncang.

"I'm a idiot, dumb, selfish and i'm not deserve someone like you, Taozi" suaranya penuh dengan penyesalan, Yifan menyesali semua yang terjadi pada mereka. Tao menggelengkan kepalanya kuat, susah payah ia mengendalikan suaranya diantara isakan tangis.

"No, you not, Yifan. I'm sorry for thinking that way,i'm sorry for doubting you" Tao menangis lebih keras. Yifan mendorong kepala Tao lebih kuat hingga kepalanya menempel semakin erat, jika bisa ia ingin menyembunyikan Tao di dalam pelukannya dari Dunia.

"Oh, Taozi my dear" Yifan memanggilnya seperti puji-pujian suci. "You don't know how scary my love for you" menghirup dalam aroma manis Tao di leher omega itu, Yifan seperti menemukan rumahnya kembali. Rumah tempat dimana seharusnya ia tinggal dan hidup.

Tao menolak untuk melepaskan pelukannya saat Yifan hendak menarik tubuhnya, Yifan harus memegangi wajahnya, membuatnya mau tak mau mengikuti mantan suaminya itu dan membuka matanya. Sorot itu tak lagi penuh amarah dan penyesalan, warnanya sedikit merah karena air mata dan Tao tidak bisa menahan diri untuk tidak mengusap sisa air mata di pipi tirus Yifan.

"Are you still want to be with me?" suaranya terdengar putus asa. "Can we start over?"

Tao berusaha tersenyum, ingin menyingkirkan keputus asaan yang terpancar di sorot mata Yifan. "You idiot, of course i want to be with you. From the start it's you, alpha"

Yifan menggenggam tangan Tao yang berada di pipinya, mencium telapak tangannya cukup lama. "From now just be honest from each other, okay? I don't want to separated from you anymore"

"Yes. I love you" Tao tersenyum, menyadari jika Yifan yang saat ini di hadapannya sama sekali tidak berubah dari Yifan yang pertama kali dikenalnya.

Bahkan kata-kata aku mencintaimu saja tidak cukup untuk menunjukkan perasaanku padamu, my dear, Yifan berkata di telinganya dengan sebuah kecupan kecil di lehernya menyusul kemudian. Tao tersenyum lebih lebar, kembali tenggelam dalam pelukan hangat Yifan.

Sementara itu di luar kamar rawat, Baekhyun duduk di kursi tunggu dengan senyum kecil di wajahnya. Saat ini dia sedang berbangga diri, karena berkat jerih payahnya, kedua sahabatnya berhasil dipersatukan kembali. Meski sampai saat ini ia tidak habis piki bagaimana bisa Yifan dan Tao benar-benar sebodoh itu.

Niatnya awalnya, dirinya hanya menguntit Tao dan Yifan di restauran itu dengan harapan mereka akan bertemu dan saling cemburu untuk mengakui jika mereka masih saling mencintai. Tapi hal itu tidak sesuai rencananya dan jujur saja membuatnya panik di tempat ia memperhatikan mereka, terlebih saat melihat Tao yang pingsan, Baekhyun memaki dirinya sendiri karena merencanakan hal itu.

Tapi semuanya berjalan diluar dugaan. Yifan dan Tao memang bertengkar hebat, tapi mereka berakhir dengan mencurahkan isi hati masing-masing. Sungguh melelahkan menjadi sahabat yang pengertian.

Continue Reading

You'll Also Like

374K 39K 35
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. Β° hanya karangan semata, jangan melibatkan...
943K 41.1K 97
Highrank πŸ₯‡ #1 Literasi (24 November 2023) #1 Literasi (30 Januari 2024) #3 Artis (31 Januari 2024) #1 Literasi (14 Februari 2024) #3 Artis (14 Fe...
103K 8.7K 84
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
310K 18.9K 29
17+ ps. anak kecil harap menjauh ‼️‼️ WARNING βš οΈβš οΈβš οΈβ—οΈβ—οΈβ€ΌοΈ MENGANDUNG UNSUR LGBT!! YANG TIDAK SUKA HARAP MENJAUH!!!! YANG SUKA HARAP MENDEKAT! 𝓹𝓼𝓼...