RAFFATTA (On Going)

By jkael_nuna13

1.8K 262 411

Judul Awal : Raffatta Love Story *** "APA???! Jadi Asdos Pak Esgal? Gk, gk... More

Prolog
1.
2.
3.
4.
5.
6.
8
9
10
11
12
13

7

78 12 5
By jkael_nuna13

Assalamualaikum.
Apa kabar readers semua.

Sebelum membaca cerita saya yang garing atau gaje ini, alangkah baiknya kita baca basmallah.

Bismillahirrahmanirrahim...

Happy reading!

🍁🍁🍁

"Kita lanjut Minggu depan. Saya tutup sampai disini. Selamat siang, Assalamu'alaikum." Kata Raffa yang sedang bergegas untuk keluar

"Wa'alaikumsalam" seluruh mahasiswi kelas tersebut telah keluar dan hanya tinggal beberapa dari mereka termasuk Ara dan Kila.

"Akhirnya selesai juga." kata Ara sambil meregangkan otot-ototnya yang begitu lelah. Aneh. Padahal dia hanya duduk diam sembari mendengarkan materi hukum pidana yang dijelaskan oleh Pak Raffa. Tetapi dia seperti melakukan pekerjaan rumah yang begitu banyak. Melelahkan...

Tiba-tiba seseorang menepuk pundak Ara pelan. Ternyata itu Kila.

"Ara, gw duluan ya. Udah dijemput nih," kata Kila

"Oh ok, Lo hati-hati ya. Daaah ..." kata Ara sambil tersenyum dan melambaikan tangannya yang dibalas senyuman oleh Kila.
Saat hendak keluar, Ara teringat sesuatu sehingga ia harus berhenti di pintu kelas tersebut.

"Oh iya, aku kan mau nelfon Rena. Renanya lagi sibuk gk ya?" Katanya sambil mencari kontak Rena dan menelfonnya.

Tut..Tut...
"Assalamu'alaikum Rena," ucap Ara

"Wa'alaikumsalam Ra, ada apa?"

"Gw mau nanya kabar Tante Sari. Gimana keadaan Tante Sari? Apa ada penyakit yang serius?"kata Ara serius.

"Alhamdulillah Ra, mamaku cuma demam biasa. Gk ada yang serius, lo tenang aja."

"Alhamdulillah kalau begitu. Maaf ya Ren, gw gk bisa kerumah Lo buat liat keadaan Tante Sari," ucap Ara yang lega dengan penyakit Tante Sari yang tidak serius dan merasa bersalah karena tidak sempat melihat keadaannya.

"Gk papa Ra, gw tau Lo sekarang itu lagi sibuk semenjak jadi Asdosnya pak Raffa, hehe ..." terdengar kekehan geli dari seberang sana.

"Iya, sangking sibuknya gw harus melewatkan baksonya mang Ujang di gerbang kampus setiap hari," ujar Ara yang mulai kesal dengan pembicaraan mereka.

"Sabar Ra, toh itu juga salah Lo. Lo nya aja duluan yang cari masalah ama tu dosen. Ya udah Ara, gw tutup dulu ya, belum mandi nih gw, hehe ..."

"Dasar... Ya udah kalau begitu, gw titip salam buat Tante Sari ya."

"Oke Ra. Makasih ya Ra, udah sempatin nanya keadaan mama. Gw tutup dulu ya, Assalamu'alaikum," kata Rena mengakhiri percakapan mereka.

"Wa'alaikumsalam."

Hufft...
"Ada-ada saja," kata Ara sambil tersenyum kemudian melangkah pergi keluar kelas.

🍃🍃🍃

Tring

0823xxxxxxxx
Raffa, aku ada dikampus kamu lho sekarang.

Ruangan kamu dimana?

Kalau gitu aku cari sendiri deh, tunggu aku ya beb😘

Hufft.....

Helaan nafas telah keluar dari mulut Raffa ketika ia baru saja melihat notifikasi di hpnya. Disaat dirinya sudah mulai tenang dan bergaul dengan keadaan, kenapa dia kembali lagi di kehidupannya. Entah apa yang akan terjadi setelah dia datang saat ini, hari ini, esok atau suatu hari nanti.

"Raffa." Tiba-tiba seseorang memanggil datang dan berdiri tepat didepan Raffa. Dia adalah Adi. Kalian masih ingatkan Pak Adi, dosen dengan julukan dosen tertampan dan dan termuda sebelum Raffa menjadi dosen dikampus itu.

"Ya?" kata Raffa

"Gw lihat-lihat muka Lo kok tegang gitu, ada masalah?" tanya Adi yang berusaha untuk membantu Raffa.

Mendengar pertanyaan Adi, Raffa pun memperlihatkan pesan-pesan yang baru saja datang di hpnya kepada Adi.
Adi terkejut karena dia tau siapa yang mengirim pesan tersebut kepada Raffa. Ekspresi Raffa terlihat sekali ingin meminta bantuan kepada Adi, meskipun Raffa masih dengan muka dinginnya tetapi Adi tau bagaimana dan mengenal bagaimana ekspresi sahabatnya ini.

"Mampus lho, nenek lampir datang lagi kan. Gw gk bisa bantu Lo ya, bini gw lagi pengen rujak jadi gw harus pergi dulu ..."katanya berusaha menolak untuk membantunya dan pergi dengan terburu-buru. Bukan karena dia tidak mau, tetapi sekarang bukan saatnya membantu sobat lamanya ini karena bisa-bisa dia kena amukan oleh istrinya yang lagi hamil karena tidak membelikan rujak untuk istrinya.

"Dasar ..."

"Siang, Pak," kata Ara yang kebetulan lewat.

Saat melihat Ara, tiba-tiba Raffa punya rencana.

"Tunggu ..."

"Ada apa, pak?" kata Ara sambil berbalik menghadap Raffa.

"Ikut saya!" kata Raffa tegas. Mereka berdua masuk kedalam ruangan Raffa.

"Kamu harus bantu saya hari ini," kata Raffa yang sedang duduk santai di kursi kebesarannya.

"Bukannya itu tugas saya pak, lagian gk biasanya bapak bilang dulu sama saya," kata Ara bingung yang ditatap tajam oleh pak Raffa.

"Hehe ... bercanda pak. Bantuin apa pak? Ngoreksi tugas? Masukin nilai atau bersihin ruangan ini," lanjut Ara.

"Bantu saya untuk ngusir dia kalau dia datang kesini," kata Raffa sambil memperlihatkan foto seorang perempuan yang ada di hpnya kepada Ara.

"Kok saya pak, kenapa gk bapak aja . Lagian dia cantik lho pak, masa iya bapak tega ngusir perempuan secantik ini," kata Ara sambil mengamati foto perempuan tersebut.

"Mau nilai kamu D!" ancam Raffa.

"Eh janganlah pak, masa hal beginian disangkut pautkan sama nilai saya sih," kata Ara sambil memalingkan wajahnya dari Raffa karena kesal.

Heran deh. Bisa-bisanya dia disuruh mengusir perempuan yang tidak ia kenal. Malah disangkut pautkan sama nilai lagi, mana berani Ara menolak permintaan dosen es galaknya ini.

"Akan saya belikan apa yang kamu mau."

Seketika Ara langsung melihat kearah Raffa. Yang benar saja. Paling juga dosennya itu cuma bercanda doang.
Tapi tidak salah juga kan kalau Ara memastikannya terlebih dahulu.

"Beneran, pak?"kata Ara yang dibalas deheman oleh Raffa.

"Hm ...."

"Kalau saya minta dibeliin mobil, gimana Pak?"

"Terserah."

Ya kali, hal beginian malah minta dibeliin mobil. Kayak cewek matre aja gw, kikikik...-batin Ara sambil cekikikan.

"Bercanda Pak. Hm...kalau gitu beliin saya Silverqueen satu buah ya, Pak." Mumpung gratis,,,

"Hm. Jadi gimana?"kata Raffa yang masih dengan wajah sok coolnya.

"Ya udah pak,"

"Ya udah apa?"

"Ya udah iya, saya bantuin." Final Ara.

"Hm ... kalau begitu ... Lima detik lagi mungkin dia sudah sampai kesini. Jadi kamu harus siap-siap," kata Raffa sambil melihat kearah jam tangan mahalnya itu. Wajar saja...anak sultan.

"Kayak disidang aja pak, harus siap-siap segala,"

"1," kata Pak Raffa yang sudah mulai menghitung maju. Gk hitung mundur aja Pak

"Bapak hitung?"

"2,"

Yah malah dikacangin....

"Yakin pak 5 detik,"

"3,"

Tau gak pak, kacang itu mahal lho

"Pak,"

"4,"

Bener-bener nih Pak Raffa...

"Kalau salah ..." kata Ara yang terputus karena...

"5,"

Dubrak....

Terdengar suara pintu yang dibuka secara paksa dari luar yang membuat Ara dan Pak Raffa terkejut. Sebenarnya cuma Ara saja yang terkejut, Pak Raffa mah biasa saja. Sangking terkejutnya, Ara sampai tertantuk kepalanya dengan buku yang ada diatas meja Pak Raffa. Gimana ceritanya tuh.

"Hai, beb."

"Astaghfirullahal'aziim...Untung gk copot nih jantung," kata Ara sambil melihat kearah pintu ruangan Raffa.

Seorang perempuan berdiri di pintu ruangan Pak Raffa dengan pakaiannya yang ketat dan pendek dan seksi yang melihatkan lekuk tubuhnya membuat para lelaki mana saja akan seperti singa yang sedang kelaparan.

"Ngapain Lo kesini?" kata Raffa sambil menatap sinis ke perempuan tersebut.

Sudah berulang kali Ara melihat foto yang dihp Raffa untuk memastikan wajah foto itu dengan perempuan yang baru datang ini. Ternyata sama. Dialah orangnya.

"Aku kan pengen ketemu kamu beb, lagian beberapa hari ini kamu gk pernah jawab telfon aku, chat aku juga gk dibalas. Temenin aku ke mall yuk!"

"Gak!"

"Yah...kamu mah gitu. Kamu mah gak tau perjuangan aku untuk ampai keruangan kamu. Dijalan tadi banyak mahasiswa kamu yang menghadang aku lho beb, mungkin aku terlalu cantik," kata perempuan itu sambil memuji dirinya sendiri. Tetapi Raffa malah menggubrisnya.

Bukan terlalu cantik mbaknya tapi badan mbak itu terlalu mencolok. Lelaki mana coba yang tahan sama mbak, bahkan anak cupu aja tergoda sama pakaian yang mbak kenakan itu-kata Ara geram dalam hati.

"Oh iya, dia siapa? Pacar baru kamu?" tanya perempuan itu.

"Kalau iya kenapa?" jawab Raffa santai.

"HAH?!!" kata Ara dengan perempuan itu bersamaan.

"Bukan Tante, saya mahasiswinya pak Raffa," kata Ara yang membela dirinya. Dia tidak mau mendapat masalah.

"Apa? Tante? KAMU PANGGIL AKU TANTE?"

Ampun dah gw. Bisa budeg ni kuping lama-lama ----kata Ara dalam hati sambil mengusap kedua telinganya.

"Iya. Eh..bukan gitu tan maksudku kak, hehe ...."

"Terus ngapain kamu disini," kata perempuan itu sambil melayangkan mata tajamnya. Menusuk banget itu tatapannya mah...

"Saya mau minta pertanggung jawaban sama Pak Raffa soalnya ..." kata Ara terputus karena teriakan perempuan itu

"APA?!!"

Kayaknya sebelum pulang, gw harus ke rumah sakit deh,,, aduh kuping gw....-batin Ara

"Beb, kamu menghamili dia," kata perempuan itu sambil menunjuk Ara

"Jangan dipotong dulu atuh kak ...."

"Maksud saya, saya mau minta pertanggungjawaban sama pak Raffa tentang nilai saya yang rendah, gitu..." kata Ara sambil menjelaskan.

"Saya kira apa, kalau gitu nanti aja. Raffa sibuk, dia mau temenin saya ke mall,"

Kalau gitu, nilai gw gimana maemunah....

"Gak bisa gitu donk kak, saya kan udah buat janji dulu sama Pak Raffa, jadi Pak Raffa gak boleh pergi sebelum nilai saya diperbaiki," kata Ara yang mulai adu mulut dengan perempuan itu.

"Tapi Raffa harus pergi sama saya!"

"Gk boleh, Pak Raffa harus disini sama saya!"

"Saya ini pacarnya. Emangnya kamu siapanya Raffa, Hah?!!"

"Saya Mahasiswinya sekaligus Asisten Dosennya Pak Raffa."

"ASISTEN DOSEN?"

Pengen gw sumpel deh tuh mulut. Dari tadi teriak mulu perasaan.

"Pak. Dia ini pacarnya bapak?" tanya Ara kepada Raffa

"Bukan," kata Raffa santai.

"Nah, kan. Pak Raffa aja tidak mengakui kalau kakak itu pacarnya. Jadi, kakak jangan ganggu saya perbaiki nilai deh,"

"Kamu!" Perempuan itu hendak melangkah maju tetapi berhenti ketika mendengar suara bentakan dari Raffa

"Nadia!! Sebaiknya kamu pergi dari sini!"

Oalah ternyata namanya Nadia, dari tadi gak tau Mulu deh gw namanya siapa.-kata Ara dalam hati

"Tapi kan beb ...." lucu deh kk wajahnya, kikikik...

Ara terkekeh sendiri melihatnya

"Pergi atau saya panggilkan satpam!"

Mampus,,, Pak Raffa marah banget tuh. Makanya....

"Iya aku pergi. Urusan kita belum selesai anak kecil ..." kata Nadia sambil menunjuk kearah Ara dengan mata tajamnya.

"Terserah, saya gk takut," kata Ara santai.

Setelah perempuan itu alias Nadia pergi, Ara pun langsung menghadap ke Raffa.

"Saya berhasil, Pak," kata Ara dengan pedenya.

"Itu karena bantuan saya,"

"Kalau gitu, kenapa gak bapak sendiri aja," kata Ara kesal.

"Buat jaga-jaga. Biasanya dia gak mau kalau saya yang ngusir sendiri," kata Raffa menjelaskan. Ara hanya ber'oh' saja.

"Kalau begitu saya pulang dulu, Pak," kata Ara sambil berpamitan ke Raffa Karen menurutnya tugasnya sudah selesai.

"Terima kasih dan maaf, coklatnya belum saya beli."

"Lain kali aja, Pak. Lagian saya ikhlas kok bantuin bapak. Cuma hal segini doang mah, hehe ...."

"Saya pamit pulang dulu ya, Pak. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam."

"Lucu," kata Raffa sambil tersenyum tipis, tipis-setipisnya. Bahkan orang lain tidak akan tau kalau Raffa saat ini sedang tersenyum.

🍂🍂🍂


Gimana guys sama part ini?

Jangan lupa vote, comment and share ya, readers semua....

Typo bertebaran!!!

Continue Reading

You'll Also Like

471K 5.1K 6
JANGAN DISIMPAN, BACA AJA LANGSUNG. KARENA TAKUT NGILANG🤭 Transmigrasi ke buku ber-genre Thriller-harem. Lantas bagaimana cara Alin menghadapi kegi...
675K 53.9K 30
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...
4.4M 259K 61
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...
5.5M 373K 68
#FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️ Kisah Arthur Renaldi Agatha sang malaikat berkedok iblis, Raja legendaris dalam mitologi Britania Raya. Berawal dari t...