CROWN πŸ‘‘ [TAEKOOK]

By taejukis_official

8.1K 530 26

TAE : SEME JK : UKE BXB YAOI πŸ”ž More

Cast
Episode 2 [berbohong]
Episode 3 [Dibalik topeng]
Episode 4 [Merelakan]
Episode 5 [topeng]
Episode 6 [That Night] 17+

Episode 1 [That morning]

2.2K 100 2
By taejukis_official

fiksi, pembaca diharap bijak.
Saran baca antara umur 17-21 tahun.

VOTE AND COMMENT!⚠️
-
-
-
-
-

Aku memulai kisah dari beragam hal yang menyenangkan, aku tidak begitu menyukai sesuatu yang teramat berlebihan, ahhh kau tahu? Aku seorang siswa di london Hill house school. Aku tau ini sekolah expensiv, masuk ketempat ini adalah hal yang mustahil bagiku. Semua nampak luar biasa, dari bangunannya, taman, makanan, dan siswa siswinya, ini luar biasa aku bahkan selalu berpikir ini hanya mimpi. Aku tinggal dilondon sudah lebih dari 3 tahun, dan ini tahun ke 3 -ku sebelum kami lulus dari tempat ini. Untuk masa depan? Aku masih memikirkan jenjang pendidikan selanjutnya, apakah aku masih bisa menemukan beasiswa yang kosong? Jika tidak, mungkin menganggur 1 tahun dan kembali ke korea tidak apa.

Aku bukanlah orang yang berada, hidup sederhana dan melakukan kerja paruh waktu di hari selanjutnya adalah kegiatanku setiap harinya, selain belajar di sekolah. Jika kau bertanya apa aku siswa satu-satunya yang berasal dari korea? Tentu saja tidak, aku masih memiliki seorang teman, dia dari busan. tetapi orang tuanya teramat kaya dan mereka menyekolahkan anaknya jauh dari rumah untuk menjadikannya lebih mandiri lagi. Namanya jimin, dia kerap di panggil christian oleh teman teman, dia digemari karna pandai menari, dan juga suaranya sangat indah jika bernyanyi, boleh ku katakan kalau dia memiliki segalanya, uang, harta bakat bahkan orang disekitarnya. Tapi bagaimana bisa aku berkata begitu dengan lancang, saat dia adalah sahabat baikku yang selalu membuatku merasa nyaman dan aman. Tidak banyak yang ingin ku ceritakan, sebab seperti kata jimin kehidupan kita terlalu konstan.

"Jungkook ayolah! Bergabung dengan anak-anak di club, itu sangat menyenangkan, bahkan kau bisa hangout bersama dengan mereka. Selama ini kehidupan kita terlalu monoton, jadi aku ingin kita berdua bergabung dan menjadi bagian dari mereka" kami tengah bernegoisasi untuk bergabung di sebuah club paling favorit di sekolah, jimin memaksaku untuk bergabung dengan mereka, bukannya aku tidak pandai bergaul tetapi Club itu bukanlah tempat untukku sebab disana anak-anak kolongmerat akan berkumpul dan saling berdiskusi tentang perusahaan keluarga mereka masing-masing dan aku bukan bagian dari mereka Lalu kenapa aku harus ikut?

" Apa yang membuatmu tidak mau? Mereka tidak seburuk apa yang kamu bayangkan. Ayolah Jungkook Aku harap tahun terakhir kita di sekolah ini tidak terus monoton seperti sebelumnya" Ia memasang wajah Memelas Dan aku hanya bisa terdiam sambil menatap anak-anak yang tengah bermain basket. Bagaimana bisa aku bergabung di sana? Karena nanti Saat wawancara mereka pasti akan menanyai asal-usulku.

"Jika hyung ingin bergabung, bergabung saja. Aku tidak bisa" aku tahu dengan jelas kalau Jimin bergabung bukan karena dia ingin mendiskusikan tentang perusahaan orang tuanya yang akan dia pegang di masa depan tetapi dia ingin satu club dengan orang yang dia sukai selama 1 periode ini. Aku mengerti setiap kehidupan SMA pasti bakal diwarnai dengan kisah cinta, Jimin menyukai sesama jenisnya Bagaimana jika orang-orang tidak menyukainya dan malah membully jimin meski disini itu sudah tidak tabu lagi, anak itu terlalu populer bahkan para gadis akan membuka paha mereka lebar-lebar demi laki-laki itu. Keinginannya sangat membludak Bahkan aku tidak bisa membayangkannya sendiri, Ia terus memaksa hingga Aku akhirnya memilih untuk mengikuti saran Jimin untuk bergabung bersamanya di club itu.

Kami segera menuju ruang wawancara yang sudah di sediakan untuk merekrut anggota baru, ramai  seperti biasanya. Mereka nampak sangat antusias dalam mengantri giliran, jimin juga dia tidak bisa diam bahkan untuk tenang dalam mengatur pernafasannya.

"Christian chim chim "

Jimin masuk terlebih dahulu dan aku akan memberikannya semangat selayaknya sahabat yang pengertian. mengintip melalui jendela kaca, dia sangat antusias bahkan dia terlihat menjawab dengan santai, jimin memang patut dikatai sebagai anak yang serba ada dan serba bisa. Maka tak beberapa lama kemudian, dia keluar dari ruang tes dengan wajah sumringah.

"Kau tau, didalam ada seseorang yang membuatku terkejut"
"Siapa?"
"Tuan Kim--------

"Jungkook"
"Ne!" Terlambat, namaku di panggil sebelum jimin memberitahuku semuanya, Aku segera masuk.

Pandangan pertama yang membuatku terpaku di depan pintu, seorang pria berjas hitam berprawakan tinggi dengan kacamata baca yang bertengger di hidung bangirnya. Dia tidak terlihat seperti seorang guru yang bekerja disini, dia juga tidak terlihat seperti siswa senior yang akan mengujinya dalam wawancara. Tatapan mata itu terlihat seperti nyata, menyirihir siapa saja yang bertemu pandang dengannya, aku bahkan tidak bisa berhenti memutuskan pandangan. Sejujurnya; dia terlalu tinggi dan dingin, aku juga menemukan dia natural, terlalu percaya diri, matanya memiliki sorot kedewasaan, sedikit sedih saja dia terlihat berkilat akan mencemooh, dan wajahnya yang tampan nampak seperti tokoh anime versi dunia nyata.

Tidak merasa cukup aku terus memperhatikannya, lagi dan lagi, untuk memutuskan apakah aku benar benar melihat ada manusia sepertinya di dunia ini? Seketika dia menatapku dan langsung berbicara dengan sarkas, dengan takut aku menundukan pandanganku.

"Ada sesuatu di wajahku?" Ujarnya berbahasa korea.
"N-nothing sir" ia tidak tersenyum, dia hanya menunjukan tatapan tajamnya seakan tidak perduli pada keadaan. Mendadak aku menjadi begitu gugup, bahkan nafasku tersendat untuk sesaat. Dengan pelan aku duduk di korsi itu lalu memandang para senior dengan wajah tegang,mereka semua duduk dibelakang lelaki berjas itu. Apakah dia ketuanya?

"Namamu adalah jeon jungkook asal busan korea selatan, so apa yang membuatmu ingin bergabung diclub ini?" Aku mencoba mic dengan suara berdehem, ini karna aku gugup dan gerakan reflek.

"Aku ingin tahu lebih banyak tentang dunia bisnis dan perusahaan" pria itu mengangguk seperti menyetujui pendapatku.
"Tetapi kamu masih sangat muda untuk bergabung, bukankah ini diperuntukkan untuk para senior kelas akhir?" Aku meneguk ludahku kasar.
"Di usia muda, adalah masa emas. Jadi selagi masih muda kita harus memanfaatkannya dengan menggali ilmu" jawabku lantang, para senior menatapku semangat, mereka berharap banyak aku berhasil.

"Are you gay?"

Pertanyaan macam apa itu, aku mati-matian menahan wajahku agar tidak memerah sepenuhnya. Ia masih dengan tatapan yang sama, sial aku tidak bisa berkutik.
"E-excusme sir, is not the questions" dia tidak menggubris, bibirku pelan terangkat akan menjawab namun dia segera menutup bukunya lalu bangkit dari tempat duduk.
Apa tesnya sudah selesai?

"Kau tidak lolos" aku membulatkan mataku.
"B-benarkah? Kurasa aku menjawab dengan benar"
"Pertanyaan terakhir kau nampak begitu ragu, dalam bisnis kau harus tangkas dalam mengambil keputusan. Jadi kurasa kau lemah dalam hal itu" ia bangkit dari tempat duduknya lalu saat dia keluar dari ruangan, para senior merundukkan kepalanya hormat.

"jungkook, you almost got away just like jimin. But it seems that Mr. Kim didn't give that opportunity, I was very disappointed."
(Jungkook, kamu hampir saja berhasil seperti jimin. Tapi tuan kim sepertinya tidak memberikanmu kesempatan itu, aku sangat kecewa)

Ujar senior yang bernama elle. Jimin segera masuk kedalam ruangan dan menghampiri jungkook, ia datang tergopoh-gopoh sesaat setelah tuan kim itu keluar dari ruangan.
"Eeyyy jungkook! Kau lolos?"
"Tidak"
"WHATT! APA-APAAN!" Sudah kuduga dia akan marah marah seperti ini, jimin  memang luar biasa. Tapi ngomong-ngomong siapakah pria itu?

👑 CROWN 👑


Sepulang sekolah, aku dan jimin berpisah tepat di gerbang sekolah, dia menaiki mobilnya dan aku berjalan kearah tengah kota menuju apartemenku yang tidak jauh dari sekolah. Sengaja aku memperlambat langkah, dalam khayalan yang hampir tenggelam dalam kenangan aku menjadikannya teman dalam diam. Awan kembali mendung menutupi segenap langit indah kota london disore hari, aku rindu korea jujur saja. Tapi untuk kembali kesana aku butuh biaya yang banyak, sejenak pikiranku kembali melayang memikirkan lelaki yang mengujinya dalam tatapan dingin sedingin salju. Remaja seumuranku seharusnya tidak memikirkan hal lain selain pelajaran, tetapi matanya mampu menyirihku untuk tidak lupa pada setiap lekukan wajahnya.

Saat dilampu merah menyala, semua orang berlalu lalang di jalan dengan kesibukan masing-masing. Ditengah kerumunan itu, disebrang sana, dengan tatapan yang sama, dingin dan dewasa, berdiri seorang lelaki dengan membawa payung hitam di genggamannya.

Aku mematung dalam langkahku hingga tidak sadar berdiri di tengah jalan. Aroma parfum itu menyengat hidungku dengan kuat, aku mabuk sekali lagi. Dia begitu saja melewatiku tanpa menyadari aku yang mati terkagum-kagum padanya.

"Hei? Kau menjatuhkan pulpenmu" aku menyadari seseorang mengajakku berbicara, maka aku berbalik dan menghadapnya.
"E-eohhh?"
"Kau menjatuhkan pulpenmu" tuan kim itu menunjuk pulpen yang terjatuh dari kantung depanku, dengan cepat aku mengambilnya dan tak lupa berterima kasih.
"T-terima kasih" ia berbalik begitu saja dan menghilang di balik kerumunan.

Ketika hujan semakin deras mengguyur london aku semakin malas untuk bergerak sekedar melakukan kegiatan sehari-hari sewaktu dirumah. Menggulung diriku didalam selimut, dengan suara hujan yang jatuh pada jendela apartemen, dan pikiran yang melayang entah kemana. Aku benar-bebar menikmati suasana ini, jelas sekali kalau aku sedang bosan. Aku melirik jam yang menunjukan pukul 8 malam, dengan malas aku berjalan menuju meja belajar lalu mengerjakan tugas yang diberikan guru.

Diam-diam aku berkhayal menembus apapun yang menghadang, lagi pikiranku terfokuskan pada laki-laki si penguji wawancara, aku terpesona meski hanya mencoba mengingatnya saja. Aku mencoba menelfon jimin, apakah dia masih terbangun?

"Hallo?"
"Hai jungkook ada apa?"
"Kau sibuk?"
"Tidak"
"Ada apa jungkook? Apa yang bisa kubantu?"

Sejenak aku berpikir, kenapa aku menelfon jimin untuk bertanya tentang tuan kim itu?

"Hyung, apakah penguji wawancara kita tadi adalah seorang guru baru?" Terdengar suara kekehan dari sebrang sana, jimin menganggap pertanyaan jungkook cukup lucu.

"Apa? Guru? Yang benar saja, bagaimana bisa seorang presiden director  berkeliling untuk menjadi seorang guru?" Apa katanya tadi? Presiden director?

"Dia bukanlah orang sembarangan, kita sangat beruntung di uji oleh orang yang sangat berpengalaman secara langsung. Tapi aku cukup kecewa dia tidak menerimamu dalam club, omong omong, pertanyaan apa yang dia pertanyakan padamu?" Aku sedikit berdehem.

"Dia menanyakan sesuatu yang tidak sesuai dengan soal ujian"
"Benarkah? Lalu apa?" Aku ragu untuk memberitahunya, tapi tidak ada guna untuk menyembunyikannya dari jimin, sebab dia akan segera tau semuanya.

"Dia bertanya apa aku seorang gay." Gema suara jimin tertawa mengundang senyum manyun jungkook.
"Hyung apa apaan!" Jimin perlahan menarik nafasnya kemudian berdehem.
"Dia memang seperti itu, tapi sejujurnya dia adalah orang yang paling kesepian, tidak semua orang kaya hidupnya bahagia. Termasuk tuan Kim. Oh yaa jungkook? Kenapa kau begitu penasaran?" Di sebrang sana, jungkook hanya terdiam membisu.

"Aku hanya iseng" hening dari sebrang, jimin pada akhirnya berbicara dengan sarkas.

"Jangan suka padanya atau kau akan terluka"




TBC👀

kalo suka di vote dan comment biar tak lanjutin ehehehe...
Selamat siang semuaaaaaaaa🤩🤩🤩🤩

Continue Reading

You'll Also Like

433K 44.3K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
286K 22.2K 102
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
67.6K 14K 156
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...
71.8K 6.5K 40
Β° WELLCOME TO OUR NEW STORYBOOK! Β° β€’ Brothership β€’ Friendship β€’ Family Life β€’ Warning! Sorry for typo & H...