KANAYA

By r_whyki

6.1K 4.1K 2.2K

Bella Kanaya putri , pindah ke kota baru membawanya bertemu dengan orang-orang yang merubah hidupnya . Di kot... More

1+perkenalan
2+perkenalan
3
4
5
6
7
8
9
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

10

221 163 102
By r_whyki

Bugghhhhkk... Bugghhhhkk... bugghhhhkk...

Tiga pukulan dengan sekuat tenaga berhasil lolos ke rahang kokoh milik Rangga . Sudut bibir yang mulai bercucuran darah tak serta-merta menghentikan aksi tonjok menonjok itu .

Rangga menyeka darahnya yang bercucur di sudut bibirnya , ia melihat ke arah lawannya yang mulai menurun kan tangannya dan mengatur nafasnya . Ia tak membuang waktu , ia langsung mengambil kerah lawan dengan kasar dan menonjok rahang lawan dengan seimbang seperti yang di terimanya .

Bugghhhhkk... bugghhhhkk... bugghhhhkk ....

"Sepertinya itu sudah cukup" ucap Rangga lalu mengambil tasnya yang sempat terjatuh ke lantai , tapi saat hendak kembali ke kamarnya ia di cegah oleh omongan seseorang .

"Jangan pernah nyakitin Bella." ucap Rendi .

Yah laki-laki yang menghajar Rangga adalah Rendi . Rahasia publik yaitu Rangga dan Rendi adalah kedua adik kakak yang hanya berbeda setahun , Rangga lebih tua setahun .

Permusuhan antara Rangga dan Rendi memang terjadi saat usia mereka 9 dan 10 tahun karna satu kejadian yang sangat fatal , dan merubah seluruh kisah mereka berdua .

Balik ke cerita , Rangga tersenyum remeh pada Rendi , ia berbalik badan dan menatap Rendi .
" Kenapa ?" Tanya Rangga .

" Lo masih bisa bertanya kenapa , gue ga masalah Lo nyakitin siapapun tapi jangan bella ." ucap Rendi .

Rangga tersenyum sini ke arah Rendi , ia membenarkan jaket nya dan kembali menatap Rendi .

" Apa Lo suka sama Kanaya ?" Tanya Rangga .

Rendi hanya menatap dan tak menjawab pertanyaan Rangga . Rendi masih bingung dengan perasaannya , ia bukan tipe orang yang mudah jatuh cinta dengan kecantikan seseorang . Tapi sejak pertemuannya dengan Bella di mall , entah kenapa Rendi jadi sering memikirkan Bella meskipun ia ragu dengan perasaannya .

Rangga yang mendapati Rendi hanya menatapnya tak menjawab , ia langsung pergi dari hadapan Rendi . Tapi tak jauh dari itu , rangga kembali ke Rendi dan mengatakan sesuatu .
"Oh iya satu lagi,"
" Apa Kanaya tau kau pembunuh ibumu sendiri , oh maksutku ibu kita " ucap Rangga di telinga Rendi .

" RANGGAAAA!! "

Rendi berteriak dan langsung menarik kerah baju Rangga dengan kuat , sampai-sampai urat dileher Rendi terlihat jelas karna ia terlalu emosi dengan ucapan Rendi .

" Kenapa masih mau menyangkal haah !! " Ucap Rangga .

Bugghhhhkk...

Rendi memukul rahang kokoh Rangga , kali ini ia benar-benar marah hingga membuat sudut bibir Rangga kembali mengeluarkan darah lagi serta hidung Rangga pun ikut mengeluarkan darah .

" Gue bukan pembunuh " ucap Rendi .

Bugghhhhkk ...

Rangga membalas menonjok rahang Rangga , hingga Rendi tersungkur ke lantai .
"Lo pembunuh selamanya lo jadi pembunuh mama !!" Ucap Rangga pada Rendi dan kembali berjalan ke luar .

Rangga menaiki motornya dengan kecepatan yang sangat tinggi , hingga membuat beberapa pemotor berteriak ke arahnya . Ia berhenti di taman kota karna darah yang mengalir dari hidungnya membuat dirinya pusing .

Setelah memarkir kan sepeda motor nya ia berjalan tertatih-tatih mencari tempat duduk , ia membersihkan darahnya dengan tangannya tapi darahnya tak kunjung berhenti mengalir hingga suara anak kecil memberhentikan dirinya .

" Kak langgaaaa..."

Seorang anak kecil yang sangat menggemaskan yang cadelnya menjadi ciri khasnya , iya Dino. Ia menghampiri Rangga , dan menatap darah yang ada di hidungnya . Dino mengambil tisu dari tas kecil yang di bawanya , tangan kecil itu mengelap darah yang ada di hidung Rangga .

" Udah Dino , Kaka ga papa kok " ucap Rangga . Dino menggeleng dengan tegas , tangan kecil nya masih terus membersihkan darah Rangga .

" Dino kamu ngapain di...sini ... Rangga hidung Lo " ucap Bella saat melihat Rangga dengan hidung berdarah .

" Kak Bella ayo cepat tolong kak Langga akit..." Ucap Dino .

Bella langsung berlari ke mini market yang tak jauh dari taman , ia membeli antiseptik , kapas dan beberapa plaster . Ia keluar dari mini market tersebut tapi tak jauh dari itu ia kembali ke dalam mini market untuk membeli air putih .

Ia berlari dan langsung duduk di samping Rangga berduduk . Ia menuangkan antiseptik di kapas tersebut dan mengoleskan ke hidung , dan sudut bibir Rangga serta beberapa luka di rahangnya .

Selama mengobati Bella tak banyak bicara begitupun dengan Rangga , ia hanya mengamati wajah Bella yang Nampak lebih dekat dengan nya .

" Tawuran di mana lagi Lo " tanya Bella melepas keheningan di antara mereka berdua .

Bukannya menjawab Rangga malah tersenyum ke arah Bella . Ia terus mengamati wajah Bella , tapi tiba-tiba dia meng aduh kesakitan karna luka di sudut bibirnya di tekan oleh Bella .

" Aduhh kok Lo tekan sihh sakit tau " ucap Rangga .

" Ya makanya kalau di tanya itu di jawab bukan senyum-senyum gajelas gitu "

" Hahahaha Lo salting ya " ucap Rangga .
" Apaan sih , gue plaster ya mulut Lo "
" Males banget salting sama Lo , mending salting sama kodok ngegombal." lanjut Bella .

Setelah selesai mengobati Rangga ia membuang bungkus obat-obatan ke tempat sampah dan mengajak Dino untuk kembali ke rumah karna jam sudah menunjukkan kalau ini sudah malam .

" Ayo Dino kita pulang "
" Ciap " ucap Dino dengan berusaha turun dari tempat duduk .

" Tunggu Kanaya "
" Lo udah maafin gue "

Bella yang belum berbalik ia pun membalikkan badannya . Ia menatap Rangga , " enggak !" Ucap Bella dengan tegas .

" Tunggu , terus kenapa Lo terima coklat gue "

Bella terlihat sedang memikirkan alsannya , " ya emang Lo nggak ikhlas ngasih gue coklat ?" Ucap Bella .

"Ya ... Ya ikhlas lah tapi kalau Lo ga maafin gue kan sama aja boong gue curahkan semua usaha gue " ucap Rangga .

"Apaan sih lebay banget dehh , dahlah ayo Dino kita pulang pak Supri nungguin "

⚫⚫⚫

Di lain tempat , tepatnya di rumah megah yang baru saja menjadi tepat pertengkaran kakak beradik tersebut , Rendi merebahkan dirinya di sofa panjang . Disana terdapat beberapa pembantu yang tengah membersihkan kerusakan akibat pertengkarannya tadi .

Ia menutup matanya menikmati rasa nyeri dari rahangnya yang mulai membiru . Rendi mendengar langkah kaki seseorang yang sangat ia kenal . Langkah kakinya berhenti ia melihat kekacauan di depannya , matanya juga beralih melihat ke arah anak laki-laki nya yang tengah merebahkan dirinya .

"Ada apa ini Rendi ?" Tanya papa Rendi yang juga papa Rangga .

Rendi tak menjawab ia masih memejamkan matanya , ia tak tidur ia mendengarkan ucapan papa nya tapi untuk menanggapi Rendi tak mempunyai keinginan tersebut .

" Apa kau bertengkar lagi dengan kakakmu Rendi ?" Tanya papa Rendi .

"Apa yang papa harapkan , aku akan bermain bersama dengan Rangga tanpa harus ada pukulan ." Ucap Rendi pada papa nya .

" Rendi papa kasih kau fasilitas lebih dari Rangga karna papa mau kau menjadi yang terbaik bukan seperti ini , kau sama saja dengan Rangga ." Ucap papa Rendi .

" Kalau begitu cabut saja " ucap Rendi sembari berdiri dan berjalan ke arah kamarnya . Tapi saat ia melewati papanya ia berhenti sejenak dan melirik seseorang di belakang papanya .

" Aku harap jalang kali ini tidak membuat berisik " ucap Rendi dengan kata-katanya yang sangat tajam .

Rendi memasuki kamarnya lalu mengunci pintu kamarnya . Ia langsung membuka kaos yang ia kenakan dan membiarkan air dingin mengguyur tubuhnya . Ucapan Rangga kembali terngiang-ngiang di kepalanya , ia sangat berusaha menghilangkan pikirannya tapi tak berhasil hingga tangannya mengepal kuat . Rendi melampiaskan kemarahannya pada tembok kamar mandinya hingga membuat tangannya bercucuran darah .

" Aaakhhhhh....." Siapa pun jika mendengar jeritan Rendi akan merasakan yang ia rasakan selama ini .

Tumbuh besar di keluarga dengan penuh toxic membuat dirinya tak mengenal kasih sayang keluarga . Berawal dari papa nya yang selalu main tangan dengan mamanya saat dia berusia 9 tahun hingga kematian mamanya yang membuat dirinya sangat terpuruk .

Belum lagi tuduhan Rangga yang benar-benar membuat sakit di kepalanya setiap mengingat ucapan Rangga. 

" Aku bukan pembunuh mama " ucap Rendi pilu dengan air mata yang keluar tapi tersamarkan oleh guyuran air .

" Rendi...hikss...ingin ikut mama ..."
" Rendi tak kuat disini ma...hiks..."

Rendi mulai meringkuk dirinya dengan melipat tangannya lalu ia menyembunyikan wajahnya di tangannya dengan berharap itu dapat meredam suara tangisan dirinya .

Siapa bilang semua cowok kuat , mungkin 2 dari 10 cowok memasang topeng pelindung agar terlihat kuat bukan ? Semua orang mengira Rendi sosok laki-laki yang kuat tapi di sisi lain ia hanya seorang anak laki-laki yang lemah , ia sangat merindukan usapan kasih sayang dari ibunya .

_____________________________________

" Rendi kemari sayang jangan nyebur "

Byurrrr...

" Tenang ma ada rangga kok , aku bakal jaga Rendi ma "

Seorang wanita dengan dress bunga-bunga tersenyum sesekali tertawa melihat kedua anaknya sangat menikmati bermain dengan air di kolam renang . Ia membawa pelampung yang harusnya ia kenakan di putranya tapi lihatlah putranya memilih memeluk kakaknya dari pada memakai pelampungnya .

Suara gedoran dari pintu depan membuat dirinya menolehkan kepalanya , ia segera berlari ke depan dan membukakan pintu rumahnya . Laki-laki yang tak lain suaminya yang baru saja pulang setelah 4 hari tak pulang karna urusan kantor .

Tapi laki-laki tak seperti pulang dari kantor melainkan pulang dari club malam dengan aroma alkohol yang sangat mengganggu penciuman wanita tersebut .

" Lama sekali membukakan pintu hah!!" Ucap suaminya tersebut dengan tangan yang mencekik leher wanita tersebut .

" Sa...sakit mas...s " ucap wanita tersebut dengan terbata-bata .

Laki-laki tersebut melepaskan tangannya dari leher istrinya tersebut , ia melemparkan tas kerja pada istrinya dan berjalan sempoyongan ke kamarnya . Wanita tersebut hanya bisa mengikuti nya dari belakang , beberapa kali ia mencoba membantu sang suami berjalan tapi yang di terimanya hanya tubuhnya yang di dorong hingga membentur meja .

Wanita tersebut melihat ke arah pintu belakang di sana ia melihat putra pertamanya yang berdiri mematung dengan hanya mengenakan baju renang saja . Wanita tersebut tersenyum ke arah putranya dengan menganggukkan kepalanya dan memberi jempol mengisyaratkan dirinya tak apa-apa .

Sejak saat itu putra pertamanya yaitu Rangga sangat membenci papa nya sendiri , Rangga selalu mengobati seluruh luka yang ada di tubuh mamanya , ia juga selalu mencegah adik kesayangannya untuk melihat perlakuan kasar papanya pada sang mama .

Rangga kecil berpikir hanya ia yang boleh membenci papanya , karna mamanya melarang dirinya memberi tahukan pada sang adik , Rendi .

_______________________________________________

To be continue gaiss
💜💜💜
.

Di balik senyuman pasti ada tangisan kan ?

Jangan lupa vote lohhh ...
Janji loh...

Continue Reading

You'll Also Like

219K 20.9K 59
Kehidupan tenang Alana perlahan terganggu oleh kehadiran seorang stalker. Membayangi kehidupannya siang dan malam. Menjajah mimpi-mimpinya. Menanamka...
488K 23.5K 42
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!!] Cerita sebagian diprivate🚫 -Tak mungkin untuk bersama. Namun, terlalu indah jika bersama. *** Ravin Saga Samudera, ber...
838K 6.2K 12
SEBELUM MEMBACA CERITA INI FOLLOW DULU KARENA SEBAGIAN CHAPTER AKAN DI PRIVATE :) Alana tidak menyangka kalau kehidupan di kampusnya akan menjadi sem...
197K 24K 22
⚠️ BL Gimana sih rasanya pacaran tapi harus sembunyi-sembunyi? Tanya aja sama Ega Effendito yang harus pacaran sama kebanggaan sekolah, yang prestas...