Anak kecil ini, Rio sudah tertidur lelap melepas semua lelah dan deritanya. Sedangkan Tanaka dan Sora berjaga di sampingnya.
Tanaka yang sempat terpaku memandang Rio lalu menengok ke arah Sora.
"Hey Sora, bisa aku serahkan berjaganya sebentar kepadamu?"
"Tentu saja, memang kau mau apa?"
Tanaka menyeringai kecil. "Aku ada sedikit urusan"
"Begitu."
"Oh iya, sekalian kau bisa tutup pintu gubuknya?" pinta Tanaka.
Sora mengangguk, dia berdiri dari duduknya kemudian menggapai pintu gubuk dan menutupnya rapat-rapat. Kini pencahayaan menjadi redup hanya dari sela-sela lubang udara dan atap.
Sora kembali menoleh kepadanya. "Apa begini su...dah?"
Meskipun kurang terlihat jelas Sora dapat melihat Tanaka yang samar-samar menutupkan matanya sambil bersandar di dinding.
Sora sedikit memiringkan kepalanya.
"Hm? urusannya... tidur?" gumamnya.
Mungkin itulah yang terlihat di dunia nyatanya, tapi yang sebenarnya dilakukan Tanaka adalah ingin memastikan sebuah kebenaran. Sebenarnya dia sudah terpikirkan ini sejak dari terakhir kali bertemu dengan Eve.
Dalam kegelapan, dia sudah melepas kesadarannya.
(System, atau apapun itu. masukan aku ke saluran alam mitos!)
Tidak adanya respon yang berarti, apakah dia salah memprediksi?
—Tidak, Dia tidak salah.
《Code "Hak Istimewa" dikonfirmasi! Menghubungkan kesadaran Player ke Channel #1745!》
(Hoh~ berhasil 'kah?)
Sebuah titik cahaya nampak di hadapannya, lalu dengan cepat menjalar menelan seluruh kegelapan yang ada. Tanaka sedikit terguncang, tapi itu ditahannya sampai akhir. Hingga semua tempat kembali menjadi area putih tanpa batas, ruang yang sama sekali tidak asing dengannya.
► Alam Mitos
Saat membuka kedua matanya lebar-lebar, Tanaka melihat seseorang yang tidak asing. Benar, di depannya Eve sedang minum teh dengan mulut yang terperangah. Eve tak percaya dengan kejadian di depan matanya, Tanaka kembali lagi ke Alam Mitos.
Dia meletakan kembali cangkir tehnya di meja lalu memejamkan mata dan menggelengkan kepalanya sebagai penyangkalan.
Perlahan dia membuka matanya untuk melihat apa yang ada di depannya sekali lagi. Tiba-tiba Tanaka sudah berdiri di hadapannya.
"Kenapa denganmu?"
"Wa-wa-wah! Ta-tanaka?! ini benar-benar kamu? bagaimana...? eh??" Eve terperenjat dengan muka kaget.
Tanaka membentangkan kedua tangannya dan tersenyum. "Aku berhasil kembali lagi kesini!"
Bukannya sambutan suka cita yang didapat, Eve dengan cepat menempelkan sesuatu di wajah Tanaka agar tidak dapat dikenali. Itu sebuah topeng berwarna putih dengan ekspresi wajah datar.
*PUK!*
"Ap—!? apa ini??"
"Pakai itu bodoh! jika kamu berkeliaran disini yang lain pasti akan membunuhmu, terakhir kali kau kesini masih aman karena mereka sedang berkumpul di aula pusat. tapi berbeda lagi sekarang!" tegas Eve marah.
"Eh? memangnya di area kosong seperti ini ada pembagian tempatnya ya?"
"Ada."
Eve dibuat pusing olehnya, bagaimana Tanaka yang bukan seorang mitos bisa masuk sesuka hati ke Alam Mitos?
Dalam benak Eve yang dipenuhi pertanyaan yang sama dengan jawaban yang tidak kunjung terlintas. Dia tidak mengetahui apapun, bahkan dia baru menyadari bahwa dirinya adalah mitos baru-baru ini.
《Harap untuk meregistrasikan nama Player ke dalam channel #1745》
Jeda sekejap. Suara wanita mekanik itu nampak mengintruksikan agar Eve meregistrasikan nama Tanaka di Alam Mitos. Hal yang tidak masuk akal lainnya, Tanaka adalah 100% manusia tulen dan seorang Player. Apakah dia bisa terdaftar di Alam Mitos?
Jendela notifikasi melayang di depan matanya.
+
[Hak Meregistrasi]
Tolong masukan nama untuk Player yang membuat kontrak dengan anda:
. . . . . .
[ENTER]
+
Eve menundukkan wajahnya.
"Uh... ini terlalu banyak untukku, aku baru saja mengetahui ini semua dan sudah disuruh melakukan sesuatu yang aneh lagi?"
"Hm? apa masalahnya?"
". . . ." Eve memandang jendela registrasi itu dengan gugup.
"Kenapa sangat sulit bagimu? daftarkan saja sebagai Mr. Shooter atau semacamnya" desak Tanaka.
"Iya... sabar" Eve pun mulai mengetik. Kemudian dia tiba-tiba tertahanan. "Ah!"
"Kenapa? ada masalah?"
"A-a-aku... salah ketik nama!" Ekspresi wajah Eve merosot, keringat mulai bermunculan.
"Tidak apalah, apa namanya?"
"I-itu...." Suaranya ragu untuk menjawab.
Seseorang tiba-tiba datang memotong percakapan keduanya.
"Oh! apa ini? ada mitos baru 'kah?"
"Hm?" Tanaka terdistraksi.
"Kenalanmu Eve?"
"I-iya begitulah... ahahahaha" Eve tertawa kikuk dan memalingkan pandangannya.
'Kenapa dengannya?' pikir Tanaka heran.
"Siapa namamu kawan?"
"Tunggu sebentar, ini namaku" Tanaka tampak memunculkan sebuah jendela.
*Ping!*
Sebuah nama terpampang jelas di atas kepala Tanaka. Membuat debut barunya.
<Mr.Cumshot>
"Pffftt—! Apa itu?! ahahahaha. kau... kau ini mitos dari legenda doujin atau apa?! ahahahaha!" Dia seketika tertawa terbahak-bahak melihat nama konyol tersebut.
"Huh?"
"Ya sudah, Pfftt—! sampai jumpa Mr.Cumshot!" Orang itu pergi meninggalkan mereka berdua dalam keadaan tertawa lepas.
"....Eh?"
Tanaka berbalik ke arah Eve penuh amarah diikuti suara gemeretak lehernya. Urat marah tampak muncul ditopengnya.
"Eve.... kau ya...."
Ekspresi ceria Eve sekarang bertukar menjadi ketakutan.
"Hiiihh... a-aku tidak sengaja! kamu tahu, aku ini kurang pandai berbahasa inggris!" pekiknya.
Tanaka tertawa gelap sambil menggertakan jari-jemarinya.
"Ahahaha... ada yang ingin kau katakan lagi?"
"Aku minta maaf" Eve menundukan wajahnya menyesal. Dengan cepat sebuah sentilan keras meluncur ke arahnya.
*Ctak!*
"Aww...!!"
Setelah tenang Tanaka mengabaikan keteledoran Eve dan bertanya, "Eve, bisa aku pinjam jendela monitormu sebentar?"
Eve masih memegangi keningnya yang merah. "Heh? untuk apa?"
"Aku ingin mengobservasi beberapa tempat" ujar Tanaka serius.
Eve mengangguk setuju. "En, boleh kok. tapi jarak jangkau monitorku masih terbatas sekitaran jakarta saja"
"Tidak, tidak masalah"
Sebuah jendela monitor muncul di depan mata mereka, Tanaka mengintruksikan untuk mencari desa tempat dia berada sekarang. Gambaran mapnya sudah muncul di layar, Kini Tanaka menyadari fakta bahwa para mitos selalu mengawasi para Player seperti ini.
'Mereka kira ini tontonan atau semacamnya?' pikir Tanaka kesal.
"Eve, bisa kau scroll mapnya ke arah barat?" pinta Tanaka.
"Tentu saja tunggu sebentar"
Eve sedang menggulir layar peta dengan jemarinya yang gesit. Lalu setelah terpintas sesuatu di peta, Tanaka dengan cepat menghentikan tangannya. "Stop, disitu!"
"Eh? ini? aku masih bisa lebih jauh, lho"
"Tidak, ini lokasi yang ingin ku ketahui. hmm... jaraknya sekitar 45 kilometer lagi ya...."
Jendela notifikasi tiba-tiba muncul di depan matanya.
「Player memenuhi syarat, skill "Mapping" di dapatkan!」
'I-ini....!?' Ekspresi terkejut Tanaka berganti dengan cepat menjadi seringaian. 'Aku tidak menyangka akan mendapatkan skill lagi disini, terutama yang sangat berguna!'
'Heh, jika kau memberikan sebuah peta pada penembak jitu maka game over bukan?'
Eve yang merasakan keanehan di belakang pundaknya pun menengok heran lalu bertanya, "Kenapa denganmu senyum-senyum sendiri?"
Selaan Eve mengembalikan kewarasan Tanaka. "Ah! tidak. tidak ada, aku hanya terpikirkan sesuatu yang menarik...,"
Eve memandanginya dengan curiga. "Hmm... Apa itu?"
"Sudahlah, aku kembali dulu" Dengan sigap Tanaka mencoba menghindari pembicaraan.
"Eh? tunggu! Tanaka jangan pergi—"
Seperti biasa sinar terang itu menjemputnya. Tanaka menatap Eve dari balik bahunya. "Nanti aku akan kembali lagi!"
*Sriiinngg....!!*
"...Dulu...."
". . . ." Hening sekejap.
"Moo... Tanaka kebiasaan selalu saja acuh begitu!" gerutu Eve merengut.
◈◈◈
Jangan lupa selalu tinggalin jejak dengan berkomentar💬 dan vote🌟 ya~ Biar yang punya cerita makin semangat updatenya hehehe😁
See ya next chapter!