RAYAN ✔️ [TERBIT]

By kaffelatteee

4.4M 429K 42.1K

[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] SEBAGIAN PART TELAH DI HAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN😈 Argos, geng legenda... More

Prolog
RAYAN PART 1
ABOUT ARGOS🔥
RAYAN PART 2
RAYAN PART 3
RAYAN PART 4
RAYAN PART 5
RAYAN PART 6
RAYAN PART 7
RAYAN PART 8
RAYAN PART 9
RAYAN PART 10
RAYAN PART 11
RAYAN PART 12
RAYAN PART 13
RAYAN PART 14
RAYAN PART 15
RAYAN PART 16
RAYAN PART 17
RAYAN PART 19
RAYAN PART 20
RAYAN PART 21
RAYAN PART 22
RAYAN PART 23
RAYAN PART 24
RAYAN PART 25
RAYAN PART 26
RAYAN PART 27
RAYAN PART 28
RAYAN PART 29
RAYAN PART 30
RAYAN PART 31
RAYAN PART 32
RAYAN PART 33
RAYAN PART 34 (WAR)
RAYAN PART 35
RAYAN PART 36
RAYAN PART 37
RAYAN PART 38
RAYAN PART 39
RAYAN PART 40
RAYAN PART 41
RAYAN PART 42
EPILOG
VOTE COVER
MAU?
JADWAL PRE-ORDER
SPILL HARGA + PAKET NOVEL👀
WAR INVITATION
REAL PO
OPEN MEMBER GC
OPEN PO KE-2!

RAYAN PART 18

91.7K 9.1K 431
By kaffelatteee

Haii! Ketemu lagi kita❤️

Jangan lupa vote sebelum membaca dan ramein tiap paragraf yaaa❤️

Kalian libur sampai tanggal berapa?👉🏻

Bacanya pelan pelan yaa<3

Happy reading❤️

•••
Anin saat ini sedang duduk di salah satu bangku yang terletak di bawah pohon rindang dengan sebuah novel di pangkuannya. Berhubung Vano tidak mengijinkan Anin mengikuti mata pelajaran olahraga, ia lebih memilih memperhatikan teman temannya disini sembari menikmati angin sepoi sepoi yang menerpa wajahnya daripada berdiam diri sendiri di kelas.

Tentang kejadian di kantin tadi, Anin yakin Vano pasti sudah mengetahuinya. Dari siapa? tentu dari para bodyguards yang menjaganya. Mungkin Vano tidak akan bertindak sekarang karena Anin sudah bisa mengatasinya. Tapi yang pasti, keluarga Luna sudah masuk ke dalam daftar hitam milik Vano.

Vano sudah mengetahui seluk beluk keluarga mereka. Orang tua Luna, terutama papanya bekerja di salah satu perusahaan property terkenal milik Arion. Menjabat sebagai seorang CFO (Chief Financial Officer) yang sudah pasti tugasnya berkaitan dengan dana atau uang. Sedangkan mamanya hanya seorang ibu rumah tangga yang hobi berbelanja.

Anin menghela nafas mengingat kejadian yang terjadi di kantin tadi. Ia bisa saja membuat Luna dan antek anteknya babak belur dan berakhir di rumah sakit jika dia tidak pandai mengendalikan emosinya.

"Anin, minuman gue dong." Aura datang dengan ngos ngosan disertai peluh yang membanjiri wajahnya.

Anin memberi botol minum Aura yang berada di sebelahnya dan langsung diterima cepat oleh Aura.

"Pelan pelan Ra. Keselek baru tau rasa lo." ucap Abel baru sampai dan langsung duduk meluruskan kedua kakinya. Materi hari ini adalah bola basket. Berlarian sana sini untuk memperebutkan bola, tak heran kedua sahabatnya menjadi kelelahan.

"Gila lengket banget badan gue." keluh Aura.

"Bentar lagi pulang, sabar." ucap Anin sembari membaca novelnya.

Baru sebentar ia membaca novelnya, Anin merasakan Abel menyikut pelan lengannya. Anin menoleh, "Kenapa?" tanya Anin.

"Rayland tuh." tunjuk Abel. Anin mengikuti arah jari telunjuk Abel, matanya menyipit saat melihat Rayland dan keempat sahabatnya berjalan ke arah mereka bertiga.

Anin memberikan tatapan bertanya saat Rayland sudah sampai dihadapannya dan sibuk mengotak atik ponselnya. Alex sudah sibuk merecoki Aura yang sedang mengibas ngibaskan tangannya ke arah wajahnya, kepanasan. Naden sudah ngapel dengan Abel. Athan sedang berusaha menyedot susu stroberinya yang tinggal sedikit. Leo yang masih setia berdiri di samping Rayland sembari memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana.

"Lo pulang sama gue, bokap lo sendiri yang minta." ucap Rayland dengan nada datarnya dan menunjukkan layar hp yang berisi chat antara Ray dan Vano.

Anin mendumel pelan, apakah daddy nya menjadi miskin sehingga tidak bisa membayar sopir sampai meminta Rayland yang mengantarnya?

"Gue naik taxi aja Ray." tolak Anin halus.

"Ga ada bantahan." tegas Rayland dengan tatapan tajamnya.

"Gue tunggu di parkiran." lanjut Rayland.

"Kan belum bel pulang sekolah-" ucapan Anin terpotong oleh Athan.

"Jam terakhir di kelas kita free class. Jadi ya terobos aja deh pulang sekarang." jawab Athan dengan bibir yang masih mengemut sedotan yang tertancap di susu kotaknya.

Anin menganggukkan kepalanya mengerti, tatapan Anin beralih ke arah lapangan yang murid murid kelasnya sudah dibubarkan. Yang berarti jam pelajaran olahraga di kelasnya sudah selesai.

Anin berdiri dari duduknya dan menepuk nepukkan rok nya yang sedikit kotor.

"Gue ke kelas dulu, lo tunggu aja di parkiran sekarang." ucap Anin kepada Rayland. Ray menganggukkan kepalanya dan berjalan menuju parkiran sekolah dengan keempat sahabatnya.

"BYE BYE MANIEZ!" perkataan Alex sukses membuat wajah Aura memerah menahan malu dan kesal.

Gila, gumam Aura.

"Yuk kita ke kelas!" ucap Abel sembari menggandeng kedua sahabatnya.

•••
Anin melihat keadaan parkiran sekolah yang sangat ramai. Kedua sahabatnya sudah berpamitan lebih dulu. Anin menyipitkan kedua matanya mencari mobil mahal berwarna hitam milik Rayland.

Gotcha! pekin Anin dalam hati.

Anin berjalan ke arah mobil Rayland yang terletak di ujung parkiran. Anin membuka pintu mobil dan terlihat Rayland yang sedang memejamkan matanya dengan kursi kemudi yang diturunkan sedikit. Tak lupa kacamata hitam yang bertengger membingkai kedua matanya.

Anin masuk dengan pelan pelan agar tidak menimbulkan suara. Ia sekarang terlihat seperti seorang maling karena memasuki mobil Rayland dengan diam diam seperti ini. Setelah sudah duduk nyaman di tempatnya, Anin menaruh tas di punggungnya menjadi di pangkuannya.

"Sudah?" Anin terlonjak kaget mendengar suara berat Rayland. Ia menarik nafasnya nya lalu menghembuskan pelan.

Anin menganggukkan kepalanya, "Udah."

Rayland membenarkan tempat duduknya lalu menancap gas meninggalkan area sekolah.

"Makan?" tanya Rayland singkat. Anin kebingungan.

Makan? dia minta makanan? gue gabawa makanan atau cemilan anjir, ucap Anin dalam hati.

Rayland yang melihat raut kebingungan Anin, menghela nafas pelan. Ia melepaskan kaca mata hitam yang membingkai kedua matanya.

"Mau makan dulu?" tanya Rayland sekali lagi dengan nada datarnya.

"A-ah, boleh boleh." sahut Anin dengan tawa canggung. Anin menolehkan tatapannya ke arah jalanan di sampingnya.

"Tinggal bilang gitu aja apa susahnya?!" dumel Anin pelan.

"Gue denger Anin." ucap Rayland sembari memutar stir mobil dengan tangan kanannya.

"Ya,ya terserah lo." Anin memutarkan bola matanya malas.

Setelah 10 menit perjalanan, mereka berdua sampai di restoran sushi yang berada dekat dengan sekolahnya.

"Tas lo biarin aja." Anin menganggukkan kepalanya lalu mengambil dompet serta ponselnya saja.

Rayland memanggil salah satu pelayan untuk menanyakan tempat yang kosong untuk dua orang. Pelayan itu pun mengantarkan mereka berdua ke salah satu tempat duduk yang masih tersedia.

Mereka duduk bersebelahan, "Mau pesen apa?" tanya Ray dengan nada datar dan mata yang sibuk membaca buku menu.

Anin bingung ingin memilih apa, ia pun ikut membaca menu yang berada di tangan Ray. "Gue yang ini aja sama air mineral." Anin menunjuk salah satu menu yaitu satu paket yang berisi beberapa macam sushi.

Rayland pun memanggil salah satu pelayan yang kebetulan berdiri dekat dengan meja mereka berdua. Setelah menyebutkan makanan yang ingin mereka pesan, pelayan itu mengatakan makanan akan siap dalam waktu 10 menit.

Setelah pelayan perempuan itu pergi, Rayland memainkan ponselnya. Anin hanya sibuk menatap sekeliling restoran sushi ini. Ia baru pertama kali kesini, karena biasanya Vano mengajaknya ke salah satu restoran yang memang sudah menjadi langganan Vano.

Rayland meletakkan ponselnya di atas meja dan menatap Anin yang berada di sampingnya dengan lekat.

Anin yang merasa dengan diawasi, mengalihkan matanya menatap Rayland.

"Apa?" tanya Anin lembut. Rayland bergeming sebentar.

Tanpa sepatah kata, ia mengambil tangan kiri Anin yang terbalut perban. Kedua alis Rayland menukik tajam melihat perban yang meliliti telapak tangan Anin.

Anin tersentak saat Rayland mengelus pelan tangannya yang terbalut perban. "Masih sakit?" tanya Rayland pelan dengan suaranya yang berat dan tatapan yang masih mengarah ke arah telapak tangan kiri Anin.

Anin menggelengkan kepalanya, "Udah enggak." jawab Anin pelan.

Telapak tangan Anin terasa mungil di dalam genggamannya. Rayland menggeram rendah dan rasanya ingin mematahkan jari jari Anin karena gemas. Bagaimana bisa jari jari gadis disampingnya semungil ini?

Anin membiarkan pemuda di sebelahnya ini sibuk dengan jari jari tangannya. Anin lebih memilih bermain game yang ada di ponselnya. Tak lama kemudian, datang pelayan perempuan membawa pesanan mereka.

"Permisi, ini pesanannya ya. Sudah semua ya kak, selamat menikmati."

Rayland memberhentikan kegiatan meneliti jari Anin, begitu juga Anin yang sudah meletakkan ponselnya.

Mereka berdua makan diselingi dengan sedikit obrolan. Walaupun Rayland terlihat seperti orang yang kaku dalam memulai obrolan, Anin bisa mengimbanginya.

Anin mencomot salah satu sushi dipiringnya dengan sumpit. Anin mengunyah sushinya dan seketika mengerutkan keningnya. Rayland menperhatikan Anin dari samping, "Kenapa?"

Wasabi kampret! pekik Anin dalam hati. Ia tidak memperhatikan kalau sushi yang barusan ia makan berisi wasabi yang lumayan banyak.

Anin tidak menjawab, ia hanya mengibas ngibaskan tangannya yang masih memegang sumpit ke arah bibirnya yang masih mengunyah. Rayland paham, ia segera mengambil air mineral milik Anin lalu membukanya dan meletakkan sedotan didalamnya.

"Kunyah dulu, pelan-pelan." Anin mengunyah sushi di mulutnya sampai tidak tersisa. Rayland langsung menyodorkan air mineral dan mengarah sedotannya ke arah bibir Anin. Rayland memperhatikan Anin yang sedang meminum air mineral ditangannya dengan rakus.

Setelah dirasa cukup, "Udah." ucap Anin masih dengan sensasi pedas di lidahnya. Rayland menutup air mineral tadi dan mengipaskan wajah Anin yang memerah dengan tangan kanannya. Anin mengambil tissue untuk membersihkan hidungnya yang terasa berair.

"Masih pedas?" Anin mengangguk.

"Mau pesan susu hangat?" lanjut Rayland. Anin menganggukkan kepalanya lagi.

Rayland mengangkat salah satu tangannya, lalu datang salah satu pelayan laki laki.

"Susu hangatnya satu." ucap Rayland singkat yang langsung diiyakan oleh pelayan tadi. Tak sampai 5 menit pelayan itu datang dengan membawa segelas susu hangat untuk Anin.

"Pelan-pelan minumnya." Anin menaruh gelas tersebut setelah menghabiskan susunya.

"Better?"  tanya Rayland sembari menbersihkan sisa susu diujung bibir Anin dengan jempolnya.

"Feel better now, makasih Ray." Rayland menganggukkan kepalanya.

"Kita pulang sekarang." Anin bersiap mengambil uang di dompetnya tapi Rayland menahannya.

"Gausah, gue yang bayar."

"Tapi Ray-" omongannya terhenti karena Rayland sudah jalan lebih dulu menuju kasir. Anin mendengus pelan melihat kelakuan Ray.

Setelah selesai transaksi, mereka berdua berjalan menuju mobil. Lalu Rayland tancap gas menuju rumah Anin. Sebelumnya Rayland sudah memberitahu Vano kalau ia akan mengajak Anin makan terlebih dahulu.

"Makasih udah nganterin dan traktiran nya Ray." ucap Anin setelah mereka sampai di gerbang tinggi rumah Anin.

"Ya, gue duluan." ucap Rayland lalu tancap gas meninggalkan pekarangan rumah Anin.

"Dingin banget ish!" dumel Anin.

"Apanya yang dingin?" Anin membalikkan tubuhnya, sejak kapan daddy nya berada disana?

"DADDYYYYY!"

•••
Disisi lain, Athan sedang sibuk di kamarnya mengulang ngulang rekaman cctv parkiran cafe yang berada di layar ipadnya. Ia berulang kali mem-pause rekaman itu agar bisa melihat plat mobil hitam bermerk BMW itu.

Walaupun sudah gagal berulang kali, ia tidak menyerah. Setidaknya sudah ada beberapa chiki yang menemaninya. Sembari mengunyah chiki di dalan mulutnya, Athan berkomat kamit supaya kali ini bisa tepat mem-pause video cctv itu.

"ANJIM YES!" Athan berdiri dari duduknya lalu mengepalkan kedua tangannya ke atas. Akhirnya ia berhasil melihat plat mobil itu. Athan kembali ke tempat duduknya dan menatap lekat layar ipadnya.

"B 4124 AZ" gumam Athan pelan.

•••
TBC!!
Haiii, gimana? suka ga sama part ini? semoga suka yaaaa❤️❤️❤️

Mungkin kedepannya bakal ada beberapa tokoh baru, mungkin yaaa. Jadi kalian stay tuned aja ya❤️

Sedikit lagi kita ketemu abangnya Anin, siapa yang excited? ah kayaknya ga ada🤓

Semoga kalian ga bosen sama ceritaku huhu:(

Jangan lupa buat share cerita ini ke teman atau sosial media kalian. Biar banyak yang kenal Anin dan Rayland hihi.

Anin cantik banget😭

Jangan lupa buat follow ig author @/gekdindaa._

See u next part❤️

Continue Reading

You'll Also Like

ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

4.6M 272K 33
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
6.2M 267K 58
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
6.2M 639K 62
"Gengsi dan cinta di waktu yang sama." Bagaimana rasa nya di posisi seorang Alena Darendra, menjadi satu-satu nya perempuan yang dapat berdekatan de...
275K 15.5K 50
Cerita perjodohan freen dan Becky